Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS

DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA


DI DESA TUTUNG KECAMATAN WALEA KEPULAUAN

I. DASAR PELAKSANAAN
Surat Perintah Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tojo Una-Una
Nomor : 094/ /BPBD/2014 Tanggal 26 Juni 2014.
Surat Perintah Perjalanan Dinas
Nomor : 090/ /BPBD/2014 Tanggal 26 Juni 2014.
Atas nama :
1. SARJAN TK. LAKO, S.Sos
Nip. 19600612 198310 1 003
2. SUWARNO, S.Sos
Nip. 19670706 199101 1 004
3. SUDARTO PALAKANA, SE
Nip. 19770522 200701 1 017

II. DASAR PEMIKIRAN


Masyarakat yang ada di desa adalah penerima dampak langsung bencana dan sekaligus sebagai
pelaku langsung yang akan merespon bencana disekitarnya. Oleh karena itu, dengan
memanfaatkan semua potensi sumber daya yang dimiliki, masyarakat desa dapat menjadi
tangguh terhadap dampak bencana sehingga resiko korban jiwa, kerugian harta benda dan lain-
lain bisa diminimalisir bahkan dihindari.
Desa tangguh bencana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan
menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana
yang merugikan. Berdasarkan definisi tersebut tidak mudah bagi pemerintah dan masyarakat
desa untuk mencapai ketangguhan yang berpengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat.
Salah satu upaya membangun masyarakat tangguh bencana memiliki program pengembangan
desa tangguh bencana. Pelaksana program ini tidak berdiri sendiri melainkan merupakan
penguatan dan pengembangan dari program-program pemberdayaan di desa yang sudah
dilaksanakan oleh dinas/badan lain. Program ini adalah bagian dari pegembangan kapasitas
masyarakat di desa.

III. ISI LAPORAN


Pembentukan desa tangguh bencana dilaksanakan selama 3 (tiga) hari bertempat di Balai Desa
Tutung Kecamatan Walea Kepulauan dan diikuti 20 orang peserta, dibuka oleh Kepala Seksi
PMD Kantor Camat Walea Kepulauan (YUSKAR ASWADI).
Adapun materi yang diberikan oleh narasumber kepada peserta adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Tojo Una-Una.
2. Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat.
3. Kaji Cepat dan Evakuasi Mandiri.
4. Kebijakan Bidang Rehabilitasi & Rekonstruksi BPBD Kabupaten Tojo Una-Una.
IV. KESIMPULAN
Pembentukan desa tangguh bencana di Desa Tutung Kecamatan Walea Kepulauan bertujuan
antara lain :
1. Mendorong terwujudnya masyarakat desa tangguh dalam menghadapi bencana yang lebih
terarah, terencana, terpadu dan terkoordinasi.
2. Mendorong sinergitas dan integritas seluruh program yang ada di desa dilaksanakan oleh
dinas atau badan lainnya termasuk sektor swasta.

V. PENUTUP
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai wujud pertanggung jawaban atas
tugas yang diberikan kepada kami.

Ampana, 30 Juni 2014


Mengetahui :

KEPALA PELAKSANA BPBD YANG MEMBUAT LAPORAN


KABUPATEN TOJO UNA-UNA

1. SARJAN TK. LAKO, S.Sos .............


Nip. 19600612 198310 1 003
Drs. HAMBIAH SOETEDJO
Pembina Utama Muda
Nip. 19610927 198903 1 005 2. SUWARNO, S.Sos .............
Nip. 19670706 199101 1 004

3. SUDARTO PALAKANA, SE .............


Nip. 19770522 200701 1 017
LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS
DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA
DI DESA TUTUNG KECAMATAN WALEA KEPULAUAN

I. DASAR PELAKSANAAN
Surat Perintah Tugas
Nomor : 094/2.125/Perlum Tanggal 26 Juni 2014.
Surat Perintah Perjalanan Dinas
Nomor : 090/2.126/2014 Tanggal 26 Juni 2014.
Atas nama : Drs. HAMBIAH SOETEDJO
Nip. 19610927 198903 1 005

II. DASAR PEMIKIRAN


Masyarakat yang ada di desa adalah penerima dampak langsung bencana dan sekaligus sebagai
pelaku langsung yang akan merespon bencana disekitarnya. Oleh karena itu, dengan
memanfaatkan semua potensi sumber daya yang dimiliki, masyarakat desa dapat menjadi
tangguh terhadap dampak bencana sehingga resiko korban jiwa, kerugian harta benda dan lain-
lain bisa diminimalisir bahkan dihindari.
Desa tangguh bencana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan
menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana
yang merugikan. Berdasarkan definisi tersebut tidak mudah bagi pemerintah dan masyarakat
desa untuk mencapai ketangguhan yang berpengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat.
Salah satu upaya membangun masyarakat tangguh bencana memiliki program pengembangan
desa tangguh bencana. Pelaksana program ini tidak berdiri sendiri melainkan merupakan
penguatan dan pengembangan dari program-program pemberdayaan di desa yang sudah
dilaksanakan oleh dinas/badan lain. Program ini adalah bagian dari pegembangan kapasitas
masyarakat di desa.

III. ISI LAPORAN


Pembentukan desa tangguh bencana dilaksanakan selama 3 (tiga) hari bertempat di Balai Desa
Tutung Kecamatan Walea Kepulauan dan diikuti 20 orang peserta, dibuka oleh Kepala Seksi
PMD Kantor Camat Walea Kepulauan (YUSKAR ASWADI).
Adapun materi yang diberikan oleh narasumber kepada peserta adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Tojo Una-Una.
2. Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat.
3. Kaji Cepat dan Evakuasi Mandiri.
4. Kebijakan Bidang Rehabilitasi & Rekonstruksi BPBD Kabupaten Tojo Una-Una.

IV. KESIMPULAN
Pembentukan desa tangguh bencana di Desa Tutung Kecamatan Walea Kepulauan bertujuan
antara lain :
1. Mendorong terwujudnya masyarakat desa tangguh dalam menghadapi bencana yang lebih
terarah, terencana, terpadu dan terkoordinasi.
2. Mendorong sinergitas dan integritas seluruh program yang ada di desa dilaksanakan oleh
dinas atau badan lainnya termasuk sektor swasta.
V. PENUTUP
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai wujud pertanggung jawaban atas
tugas yang diberikan kepada kami.

Ampana, 30 Juni 2014


Mengetahui :

an. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN


ASISTEN BID. ADUM & KESRA YANG MEMBUAT LAPORAN

Ir. MUNAWAR MAPU, M.Si Drs. HAMBIAH SOETEDJO


Pembina Utama Muda Pembina Utama Muda
Nip. 19591211 198903 1 007 Nip. 19610927 198903 1 005
LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS
DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA
DI DESA TUTUNG KECAMATAN WALEA KEPULAUAN

I. DASAR PELAKSANAAN
Surat Perintah Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tojo Una-Una
Nomor : 094/ /BPBD/2014 Tanggal 26 Juni 2014.
Surat Perintah Perjalanan Dinas
Nomor : 090/ /BPBD/2014 Tanggal 26 Juni 2014.
Atas nama :
1. AHSAN A.R. DG. MASESE, A.Md.Kep
Nip. 19690917 198901 1 001
2. IRWAN ANDI K, A.Md.Kep
Nip. 19661028 199103 1 013
3. MOH. RIFAI, S.Sos
Nip. 19791231 200502 1 008
4. TALHA LAHAY, SE
Nip. 19770918 200604 2 021
5. FADLI MUHAIMIN
Nip. 19861218 200701 1 007

II. DASAR PEMIKIRAN


Masyarakat yang ada di desa adalah penerima dampak langsung bencana dan sekaligus sebagai
pelaku langsung yang akan merespon bencana disekitarnya. Oleh karena itu, dengan
memanfaatkan semua potensi sumber daya yang dimiliki, masyarakat desa dapat menjadi
tangguh terhadap dampak bencana sehingga resiko korban jiwa, kerugian harta benda dan lain-
lain bisa diminimalisir bahkan dihindari.
Desa tangguh bencana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan
menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana
yang merugikan. Berdasarkan definisi tersebut tidak mudah bagi pemerintah dan masyarakat
desa untuk mencapai ketangguhan yang berpengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat.
Salah satu upaya membangun masyarakat tangguh bencana memiliki program pengembangan
desa tangguh bencana. Pelaksana program ini tidak berdiri sendiri melainkan merupakan
penguatan dan pengembangan dari program-program pemberdayaan di desa yang sudah
dilaksanakan oleh dinas/badan lain. Program ini adalah bagian dari pegembangan kapasitas
masyarakat di desa.

III. ISI LAPORAN


Pembentukan desa tangguh bencana dilaksanakan selama 3 (tiga) hari bertempat di Balai Desa
Tutung Kecamatan Walea Kepulauan dan diikuti 20 orang peserta, dibuka oleh Kepala Seksi
PMD Kantor Camat Walea Kepulauan (YUSKAR ASWADI).
Adapun materi yang diberikan oleh narasumber kepada peserta adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Tojo Una-Una.
2. Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat.
3. Kaji Cepat dan Evakuasi Mandiri.
4. Kebijakan Bidang Rehabilitasi & Rekonstruksi BPBD Kabupaten Tojo Una-Una.
IV. KESIMPULAN
Pembentukan desa tangguh bencana di Desa Tutung Kecamatan Walea Kepulauan bertujuan
antara lain :
3. Mendorong terwujudnya masyarakat desa tangguh dalam menghadapi bencana yang lebih
terarah, terencana, terpadu dan terkoordinasi.
4. Mendorong sinergitas dan integritas seluruh program yang ada di desa dilaksanakan oleh
dinas atau badan lainnya termasuk sektor swasta.

V. PENUTUP
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai wujud pertanggung jawaban atas
tugas yang diberikan kepada kami.

Ampana, 30 Juni 2014


Mengetahui :

KEPALA PELAKSANA BPBD YANG MEMBUAT LAPORAN


KABUPATEN TOJO UNA-UNA

1. AHSAN A.R. DG. MASESE, A.Md.Kep ............


Nip. 19690917 198901 1 001

Drs. HAMBIAH SOETEDJO 2. IRWAN ANDI K, A.Md.Kep ............


Pembina Utama Muda Nip. 19661028 199103 1 013
Nip. 19610927 198903 1 005
3. MOH. RIFAI, S.Sos ............
Nip. 19791231 200502 1 008

4. TALHA LAHAY, SE ............


Nip. 19770918 200604 2 021

5. FADLI MUHAIMIN ............


Nip. 19861218 200701
LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS
DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PEMBENTUKAN KMPB KEGIATAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA DI KECAMATAN WALEA BESAR

I. DASAR PELAKSANAAN
Surat Perintah Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tojo Una-Una
Nomor : 094/ /BPBD/2013 Tanggal September 2013.
Surat Perintah Perjalanan Dinas
Nomor : 090/ /BPBD/2013 Tanggal September 2013
Atas nama :
1. KISMAN DG. MATIKKE, SKM, M.Kes
Nip. 19581201 198310 1 003
2. SARJAN TK. LAKO, S.Sos
Nip. 19600612 198310 1 003

II. DASAR PEMIKIRAN


KMPB adalah organisasi yang terdiri dari anggota masyarakat manapun, baik laki-laki
maupun perempuan, yang peduli pada penanggulangan bencana dalam bentuk dan nama
apapun sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dan dibentuk atas hasil keputusan
bersama. Masyarakat sendiri berhak untuk melakukan segala usaha untuk mengurangi
risiko dan dampak bencana. Banyak contoh berhasil yang telah diterapkan oleh
kelompok-kelompok masyarakat di negara-negara lain.
KMPB muncul sebagai upaya penyatuan sumber-sumber yang dimiliki oleh masyarakat
untuk menanggulangi bencana yang dihadapi bersama. Pembentukannya dapat
merupakan bentukan perorangan atau kelompok yang sudah ada dalam masyarakat yang
bersama-sama sesuai kemampuan masing-masing menyumbang agar dapat
menanggulangi bencana secara tepat guna dan tepat waktu.
KMPB dapat menjadi bagian pemerintahan Desa yang dibentuk oleh Pemerintah Desa
atau Kepala Desa. Di tempat lain, KMPB dapat juga merupakan organisasi swadaya
masyarakat di luar jalur pemerintahan Desa atau merupakan gabungan beberapa
organisasi masyarakat yang sudah ada di Desa.

III. ISI LAPORAN


Pembentukan Kelompok Masyarakat Peduli Bencana (KMPB) kegiatan pemberdayaan
masyarakat dalam menghadapi bencana di Kecamatan Walea Besar dilaksanakan
di Desa Pasokan tepatnya di Kantor Camat Walea Besar dan dibuka oleh Camat Walea
Besar (Irawan Mardani, S.Sos).
Adapun nama-nama Kelompok Masyarakat Peduli Bencana (KMPB) yang dibentuk di
Kecamatan Walea Besar yaitu :

NO. NAMA ALAMAT KETERANGAN


1. ABDUL RAZAK SAHI Desa Malapo
2. TASLIM MANGGARAI Desa Pasokan
3. MASLAN S. BOLONG Desa Tingki
4. HARUSI TOY Desa Biga
5. DJUMAIL KANDUSU Desa Pasokan
6. MASNA KULISANG Desa Kondongan
7. ASRIANI MADANG Desa Pasokan
8. JUMUN AMBOYO Desa Salinggoha
9. ABD. TARSIK Desa Kotogop
10. DARLAN AJIMAIRA Desa Tongidon
IV. KESIMPULAN
1) KMPB adalah organisasi yang terdiri dari anggota masyarakat manapun baik laki-laki
maupun perempuan yang peduli pada penanggulangan bencana.
2) Terbentuk atas hasil keputusan bersama.
3) KMPB muncul untuk menyatukan sumber-sumber yang dimiliki masyarakat untuk
menanggulangi bencana.
4) Bentukannya dapat merupakan bentukan perorangan atau kelompok yang sudah ada
dalam masyarakat.
5) KMPB dapat menjadi bagian Pemerintah Kecamatan maupun pemerintah Desa yang
dibentuk Pemerintah Kecamatan atau Kepala Desa, bisa juga merupakan organisasi
swadaya masyarakat.
6) Besarnya jumlah anggota KMPB tergantung pada besarnya wilayah, cakupan
kemungkinan potensi resiko bencana dan sumber daya manusia.
7) KMPB dapat dibagi menjadi beberapa regu sesuai dangan kebutuhan masing-masing
dan memiliki tugas khusus.

V. PENUTUP
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai wujud pertanggung jawaban
atas tugas yang diberikan kepada kami.

Ampana, September 2013


Mengetahui :

KEPALA PELAKSANA BPBD


KABUPATEN TOJO UNA-UNA YANG MEMBUAT LAPORAN

Drs. HAMBIAH SOETEDJO KISMAN DG. MATIKKE, SKM, M.Kes


Pembina Utama Muda Nip. 19581201 198310 1 003
Nip. 19610927 198903 1 005

SARJAN TK. LAKO, S.Sos


Nip. 19600612 198310 1 003
LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS
DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PEMBENTUKAN KMPB KEGIATAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA DI KECAMATAN WALEA BESAR

I. DASAR PELAKSANAAN
Surat Perintah Tugas Sekretaris Daerah Kabupaten Tojo Una-Una
Nomor : 094/ /BPBD/2013 Tanggal September 2013.
Surat Perintah Perjalanan Dinas
Nomor : 090/ /BPBD/2013 Tanggal September 2013
Atas nama : Drs. HAMBIAH SOETEDJO Nip. 19610927 198903 1 005

II. DASAR PEMIKIRAN


KMPB adalah organisasi yang terdiri dari anggota masyarakat manapun, baik laki-laki
maupun perempuan, yang peduli pada penanggulangan bencana dalam bentuk dan nama
apapun sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dan dibentuk atas hasil keputusan
bersama. Masyarakat sendiri berhak untuk melakukan segala usaha untuk mengurangi
risiko dan dampak bencana. Banyak contoh berhasil yang telah diterapkan oleh
kelompok-kelompok masyarakat di negara-negara lain.
KMPB muncul sebagai upaya penyatuan sumber-sumber yang dimiliki oleh masyarakat
untuk menanggulangi bencana yang dihadapi bersama. Pembentukannya dapat
merupakan bentukan perorangan atau kelompok yang sudah ada dalam masyarakat yang
bersama-sama sesuai kemampuan masing-masing menyumbang agar dapat
menanggulangi bencana secara tepat guna dan tepat waktu.
KMPB dapat menjadi bagian pemerintahan Desa yang dibentuk oleh Pemerintah Desa
atau Kepala Desa. Di tempat lain, KMPB dapat juga merupakan organisasi swadaya
masyarakat di luar jalur pemerintahan Desa atau merupakan gabungan beberapa
organisasi masyarakat yang sudah ada di Desa.

III. ISI LAPORAN


Pembentukan Kelompok Masyarakat Peduli Bencana (KMPB) kegiatan pemberdayaan
masyarakat dalam menghadapi bencana di Kecamatan Walea Besar dilaksanakan
di Desa Pasokan tepatnya di Kantor Camat Walea Besar dan dibuka oleh Camat Walea
Besar (Irawan Mardani, S.Sos).
Adapun nama-nama Kelompok Masyarakat Peduli Bencana (KMPB) yang dibentuk di
Kecamatan Walea Besar yaitu :

NO. NAMA ALAMAT KETERANGAN


1. ABDUL RAZAK SAHI Desa Malapo
2. TASLIM MANGGARAI Desa Pasokan
3. MASLAN S. BOLONG Desa Tingki
4. HARUSI TOY Desa Biga
5. DJUMAIL KANDUSU Desa Pasokan
6. MASNA KULISANG Desa Kondongan
7. ASRIANI MADANG Desa Pasokan
8. JUMUN AMBOYO Desa Salinggoha
9. ABD. TARSIK Desa Kotogop
10. DARLAN AJIMAIRA Desa Tongidon
IV. KESIMPULAN
1) KMPB adalah organisasi yang terdiri dari anggota masyarakat manapun baik laki-laki
maupun perempuan yang peduli pada penanggulangan bencana.
2) Terbentuk atas hasil keputusan bersama.
3) KMPB muncul untuk menyatukan sumber-sumber yang dimiliki masyarakat untuk
menanggulangi bencana.
4) Bentukannya dapat merupakan bentukan perorangan atau kelompok yang sudah ada
dalam masyarakat.
5) KMPB dapat menjadi bagian Pemerintah Kecamatan maupun pemerintah Desa yang
dibentuk Pemerintah Kecamatan atau Kepala Desa, bisa juga merupakan organisasi
swadaya masyarakat.
6) Besarnya jumlah anggota KMPB tergantung pada besarnya wilayah, cakupan
kemungkinan potensi resiko bencana dan sumber daya manusia.
7) KMPB dapat dibagi menjadi beberapa regu sesuai dangan kebutuhan masing-masing
dan memiliki tugas khusus.

V. PENUTUP
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai wujud pertanggung jawaban
atas tugas yang diberikan kepada kami.

Ampana, September 2013


Mengetahui :

an. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN


ASISTEN BID. ADUM & KESRA YANG MEMBUAT LAPORAN

Ir. MUNAWAR MAPU, M.Si Drs. HAMBIAH SOETEDJO


Pembina Utama Muda Pembina Utama Muda
Nip. 19591211 198903 1 007 Nip. 19610927 198903 1 005
LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS
DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN PADA DAERAH
RAWAN BENCANA DI KECAMATAN TOGEAN.

I. DASAR PELAKSANAAN
Surat Perintah Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tojo Una-Una
Nomor : 094/ /BPBD/2012 Tanggal Juli 2012.
Surat Perintah Perjalanan Dinas
Nomor : 090/ /BPBD/2012 Tanggal Juli 2012.
Atas nama :
1. Aripin B. L, SKM
Nip. 19681218 198902 1 002
2. Ancerudin, SKM
Nip. 19730515 199402 1 003

II. DASAR PEMIKIRAN


Pemerintah berkewajiban melindungi dan meningkatkan kemampuan dan ketahanan
untuk menghadapi berbagai bentuk ancaman bencana. Keterlibatan masyarakat sebagai
mitra partisipatif sangat diharapkan dalam penanggulangan pengurangan resiko bencana
baik sebelum (Pra), terjadi (Tanggap darurat) maupun sesudah terjadi (Pasca). Untuk
menghimpun keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana
dibutuhkan pembentukan kelembagaan kelompok yang dapat menangani kegiatan
kebencanaan.
Peran serta kelompok masyarakat penanggulangan bencana akan dikoordinir oleh Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai mitra parsipatif yang berperan penting
dalam perencanaan Bottom-Up dan Top-Down.
Sehubungan peran yang sangat penting dari kelembagaan kelompok masyarakat tersebut
perlu disahkan dengan surat keputusan sehingga langkah-langkah yang diambil ditingkat
grees root dapat dipertanggugjawabkan.

III. ISI LAPORAN


Pembentukan dan pelatihan pada daerah rawan bencana di Kecamatan Togean
dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dari tanggal 12 s/d 14 Juli 2012 bertempat di Aula
Kantor Camat Togean, pembentukan yang dilaksanakan tersebut di bentuk sebanyak 1
(satu) kelompok terdiri dari 10 (sepuluh) orang dan diberi nama Kelompok Masyarakat
Penanggulangan Bencana (KMPB).
Adapun kriteria anggota Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) :
Sehat
Mewakili salah satu kelompok masyarakat
Punya kemauan dan waktu untuk terlibat dalam kebencanaan.
Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) yang baru dibentuk
mempunyai tugas antara lain :
1. Memantau perkembangan suatu bencana dan terus mengawasi kemungkinan bencana
susulan dan melaporkan perkembangan situasi kepada BPBD.
2. Menilai dampak bencana yang terjadi. Tugas ini bisa merupakan kerjasama dengan
instansi peringatan dini.
3. Membuat peta dampak bencana, peta wilayah yang masih perlu bantuan, peta daerah
kosentrasi pengungsian dan menempatkan peta-peta tersebut di tempat yang mudah
dijangkau warga.
4. Menjamin kelancaran jalur keluar masuk dari lokasi bencana dan membantu
persiapan tempat penampungan pengungsi.
5. memperbaiki jalan atau membuka jalan baru untuk pengungsi dan bantuan.
6. Menolong, menyelamatkan, mencari korban yang masih hidup.
7. Melakukan pemisahan korban bencana menurut kondisinya.
8. Mencari orang yang belum ditemukan.
9. Mengevakuasi, mendata dan membuat laporan mengenai korban meninggal.
10. Menyediakan laporan orang yang belum ditemukan dan kondisi korban ke Posko
KMPB.
11. Mengamankan jalur, menutup daerah bencana dari orang yang tidak berkepentingan
dan menjamin keamanan.
12. Melarang orang yang tidak berwenang dan tidak berkepentingan untuk masuk ke
daerah bencana.
13. Menjaga keamanan lokasi bencana agar regu lainnya bisa melakukan tugas tanpa
gangguan.

IV. KESIMPULAN
1) KMPB adalah organisasi yang terdiri dari anggota masyarakat manapun baik laki-laki
maupun perempuan yang peduli pada penanggulangan bencana.
2) Terbentuk atas hasil keputusan bersama.
3) KMPB muncul untuk menyatukan sumber-sumber yang dimiliki masyarakat untuk
menanggulangi bencana.
4) Bentukannya dapat merupakan bentukan perorangan atau kelompok yang sudah ada
dalam masyarakat.
5) KMPB dapat menjadi bagian Pemerintah Kecamatan maupun pemerintah Desa yang
dibentuk Pemerintah Kecamatan atau Kepala Desa, bisa juga merupakan organisasi
swadaya masyarakat.
6) Besarnya jumlah anggota KMPB tergantung pada besarnya wilayah, cakupan
kemungkinan potensi resiko bencana dan sumber daya manusia.
7) KMPB dapat dibagi menjadi beberapa regu sesuai dangan kebutuhan masing-masing
dan memiliki tugas khusus.

V. PENUTUP
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai wujud pertanggung jawaban
atas tugas yang diberikan kepada kami.

Ampana, Juli 2012

Mengetahui :

KEPALA PELAKSANA BPBD


KABUPATEN TOJO UNA-UNA YANG MEMBUAT LAPORAN

1. Aripin B. L, SKM .........................


Drs. HAMBIAH SOETEDJO Nip. 19681218 198902 1 002
Pembina Utama Muda
Nip. 19610927 198903 1 005
2. Ancerudin, SKM .........................
Nip. 19730515 199402 1 003

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN PADA DAERAH
RAWAN BENCANA DI KECAMATAN TOJO BARAT.

I. DASAR PELAKSANAAN
Surat Perintah Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tojo Una-Una
Nomor : 094/ /BPBD/2012 Tanggal Juli 2012.
Surat Perintah Perjalanan Dinas
Nomor : 090/ /BPBD/2012 Tanggal Juli 2012.
Atas nama :
1. Supriana, S.Pt
Nip. 19620725 198703 1 008
2. Aripin B. L, SKM
Nip. 19681218 198902 1 002
3. Ancerudin, SKM
Nip. 19730515 199402 1 003

II. DASAR PEMIKIRAN


Pemerintah berkewajiban melindungi dan meningkatkan kemampuan dan ketahanan
untuk menghadapi berbagai bentuk ancaman bencana. Keterlibatan masyarakat sebagai
mitra partisipatif sangat diharapkan dalam penanggulangan pengurangan resiko bencana
baik sebelum (Pra), terjadi (Tanggap darurat) maupun sesudah terjadi (Pasca). Untuk
menghimpun keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana
dibutuhkan pembentukan kelembagaan kelompok yang dapat menangani kegiatan
kebencanaan.
Peran serta kelompok masyarakat penanggulangan bencana akan dikoordinir oleh Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai mitra parsipatif yang berperan penting
dalam perencanaan Bottom-Up dan Top-Down.
Sehubungan peran yang sangat penting dari kelembagaan kelompok masyarakat tersebut
perlu disahkan dengan surat keputusan sehingga langkah-langkah yang diambil ditingkat
grees root dapat dipertanggugjawabkan.

III. ISI LAPORAN


Pembentukan dan pelatihan pada daerah rawan bencana di Kecamatan Tojo Barat
dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dari tanggal 9 s/d 10 Juli 2012 bertempat di Gedung
Pertemuan Kantor Camat Tojo Barat, pembentukan yang dilaksanakan tersebut di bentuk
sebanyak 1 (satu) kelompok terdiri dari 10 (sepuluh) orang dan diberi nama Kelompok
Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB).
Adapun kriteria anggota Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) :
Sehat
Mewakili salah satu kelompok masyarakat
Punya kemauan dan waktu untuk terlibat dalam kebencanaan.
Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) yang baru dibentuk
mempunyai tugas antara lain :
1. Memantau perkembangan suatu bencana dan terus mengawasi kemungkinan bencana
susulan dan melaporkan perkembangan situasi kepada BPBD.
2. Menilai dampak bencana yang terjadi. Tugas ini bisa merupakan kerjasama dengan
instansi peringatan dini.
3. Membuat peta dampak bencana, peta wilayah yang masih perlu bantuan, peta daerah
kosentrasi pengungsian dan menempatkan peta-peta tersebut di tempat yang mudah
dijangkau warga.

4. Menjamin kelancaran jalur keluar masuk dari lokasi bencana dan membantu
persiapan tempat penampungan pengungsi.
5. memperbaiki jalan atau membuka jalan baru untuk pengungsi dan bantuan.
6. Menolong, menyelamatkan, mencari korban yang masih hidup.
7. Melakukan pemisahan korban bencana menurut kondisinya.
8. Mencari orang yang belum ditemukan.
9. Mengevakuasi, mendata dan membuat laporan mengenai korban meninggal.
10. Menyediakan laporan orang yang belum ditemukan dan kondisi korban ke Posko
KMPB.
11. Mengamankan jalur, menutup daerah bencana dari orang yang tidak berkepentingan
dan menjamin keamanan.
12. Melarang orang yang tidak berwenang dan tidak berkepentingan untuk masuk ke
daerah bencana.
13. Menjaga keamanan lokasi bencana agar regu lainnya bisa melakukan tugas tanpa
gangguan.

IV. KESIMPULAN
1) KMPB adalah organisasi yang terdiri dari anggota masyarakat manapun baik laki-laki
maupun perempuan yang peduli pada penanggulangan bencana.
2) Terbentuk atas hasil keputusan bersama.
3) KMPB muncul untuk menyatukan sumber-sumber yang dimiliki masyarakat untuk
menanggulangi bencana.
4) Bentukannya dapat merupakan bentukan perorangan atau kelompok yang sudah ada
dalam masyarakat.
5) KMPB dapat menjadi bagian Pemerintah Kecamatan maupun pemerintah Desa yang
dibentuk Pemerintah Kecamatan atau Kepala Desa, bisa juga merupakan organisasi
swadaya masyarakat.
6) Besarnya jumlah anggota KMPB tergantung pada besarnya wilayah, cakupan
kemungkinan potensi resiko bencana dan sumber daya manusia.
7) KMPB dapat dibagi menjadi beberapa regu sesuai dangan kebutuhan masing-masing
dan memiliki tugas khusus.

V. PENUTUP
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai wujud pertanggung jawaban
atas tugas yang diberikan kepada kami.

Ampana, Juli 2012

Mengetahui :

KEPALA PELAKSANA BPBD


KABUPATEN TOJO UNA-UNA YANG MEMBUAT LAPORAN

1. Supriana, S.Pt .....................


Drs. HAMBIAH SOETEDJO Nip. 19620725 198703 1 008
Pembina Utama Muda
Nip. 19610927 198903 1 005
2. Aripin B. L, SKM .....................
Nip. 19681218 198902 1 002

3. Ancerudin, SKM .....................


Nip. 19730515 199402 1 003

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN PADA DAERAH
RAWAN BENCANA DI KECAMATAN UNA-UNA.

I. DASAR PELAKSANAAN
Surat Perintah Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tojo Una-Una
Nomor : 094/ /BPBD/2012 Tanggal Juli 2012.
Surat Perintah Perjalanan Dinas
Nomor : 090/ /BPBD/2012 Tanggal Juli 2012.
Atas nama :
1. Supriana, S.Pt
Nip. 19620725 198703 1 008
2. Aripin B. L, SKM
Nip. 19681218 198902 1 002
3. Ancerudin, SKM
Nip. 19730515 199402 1 003

II. DASAR PEMIKIRAN


Pemerintah berkewajiban melindungi dan meningkatkan kemampuan dan ketahanan
untuk menghadapi berbagai bentuk ancaman bencana. Keterlibatan masyarakat sebagai
mitra partisipatif sangat diharapkan dalam penanggulangan pengurangan resiko bencana
baik sebelum (Pra), terjadi (Tanggap darurat) maupun sesudah terjadi (Pasca). Untuk
menghimpun keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana
dibutuhkan pembentukan kelembagaan kelompok yang dapat menangani kegiatan
kebencanaan.
Peran serta kelompok masyarakat penanggulangan bencana akan dikoordinir oleh Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai mitra parsipatif yang berperan penting
dalam perencanaan Bottom-Up dan Top-Down.
Sehubungan peran yang sangat penting dari kelembagaan kelompok masyarakat tersebut
perlu disahkan dengan surat keputusan sehingga langkah-langkah yang diambil ditingkat
grees root dapat dipertanggugjawabkan.

III. ISI LAPORAN


Pembentukan dan pelatihan pada daerah rawan bencana di Kecamatan Una-Una
dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dari tanggal 18 s/d 20 Juli 2012 bertempat di Kantor
Camat Una-Una, pembentukan yang dilaksanakan tersebut di bentuk sebanyak 1 (satu)
kelompok terdiri dari 10 (sepuluh) orang dan diberi nama Kelompok Masyarakat
Penanggulangan Bencana (KMPB).
Adapun kriteria anggota Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) :
Sehat
Mewakili salah satu kelompok masyarakat
Punya kemauan dan waktu untuk terlibat dalam kebencanaan.
Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) yang baru dibentuk
mempunyai tugas antara lain :
1. Memantau perkembangan suatu bencana dan terus mengawasi kemungkinan bencana
susulan dan melaporkan perkembangan situasi kepada BPBD.
2. Menilai dampak bencana yang terjadi. Tugas ini bisa merupakan kerjasama dengan
instansi peringatan dini.
3. Membuat peta dampak bencana, peta wilayah yang masih perlu bantuan, peta daerah
kosentrasi pengungsian dan menempatkan peta-peta tersebut di tempat yang mudah
dijangkau warga.

4. Menjamin kelancaran jalur keluar masuk dari lokasi bencana dan membantu
persiapan tempat penampungan pengungsi.
5. memperbaiki jalan atau membuka jalan baru untuk pengungsi dan bantuan.
6. Menolong, menyelamatkan, mencari korban yang masih hidup.
7. Melakukan pemisahan korban bencana menurut kondisinya.
8. Mencari orang yang belum ditemukan.
9. Mengevakuasi, mendata dan membuat laporan mengenai korban meninggal.
10. Menyediakan laporan orang yang belum ditemukan dan kondisi korban ke Posko
KMPB.
11. Mengamankan jalur, menutup daerah bencana dari orang yang tidak berkepentingan
dan menjamin keamanan.
12. Melarang orang yang tidak berwenang dan tidak berkepentingan untuk masuk ke
daerah bencana.
13. Menjaga keamanan lokasi bencana agar regu lainnya bisa melakukan tugas tanpa
gangguan.

IV. KESIMPULAN
1) KMPB adalah organisasi yang terdiri dari anggota masyarakat manapun baik laki-laki
maupun perempuan yang peduli pada penanggulangan bencana.
2) Terbentuk atas hasil keputusan bersama.
3) KMPB muncul untuk menyatukan sumber-sumber yang dimiliki masyarakat untuk
menanggulangi bencana.
4) Bentukannya dapat merupakan bentukan perorangan atau kelompok yang sudah ada
dalam masyarakat.
5) KMPB dapat menjadi bagian Pemerintah Kecamatan maupun pemerintah Desa yang
dibentuk Pemerintah Kecamatan atau Kepala Desa, bisa juga merupakan organisasi
swadaya masyarakat.
6) Besarnya jumlah anggota KMPB tergantung pada besarnya wilayah, cakupan
kemungkinan potensi resiko bencana dan sumber daya manusia.
7) KMPB dapat dibagi menjadi beberapa regu sesuai dangan kebutuhan masing-masing
dan memiliki tugas khusus.

V. PENUTUP
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai wujud pertanggung jawaban
atas tugas yang diberikan kepada kami.

Ampana, Juli 2012

Mengetahui :

KEPALA PELAKSANA BPBD


KABUPATEN TOJO UNA-UNA YANG MEMBUAT LAPORAN

1. Supriana, S.Pt .....................


Drs. HAMBIAH SOETEDJO Nip. 19620725 198703 1 008
Pembina Utama Muda
Nip. 19610927 198903 1 005
2. Aripin B. L, SKM .....................
Nip. 19681218 198902 1 002

3. Ancerudin, SKM .....................


Nip. 19730515 199402 1 003

LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS


DALAM RANGKA MELAKSANAKAN PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN PADA DAERAH
RAWAN BENCANA DI KECAMATAN ULUBONGKA.

I. DASAR PELAKSANAAN
Surat Perintah Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tojo Una-Una
Nomor : 094/ /BPBD/2012 Tanggal Juli 2012.
Surat Perintah Perjalanan Dinas
Nomor : 090/ /BPBD/2012 Tanggal Juli 2012.
Atas nama :
1. Supriana, S.Pt
Nip. 19620725 198703 1 008
2. Aripin B. L, SKM
Nip. 19681218 198902 1 002
3. Ancerudin, SKM
Nip. 19730515 199402 1 003

II. DASAR PEMIKIRAN


Pemerintah berkewajiban melindungi dan meningkatkan kemampuan dan ketahanan
untuk menghadapi berbagai bentuk ancaman bencana. Keterlibatan masyarakat sebagai
mitra partisipatif sangat diharapkan dalam penanggulangan pengurangan resiko bencana
baik sebelum (Pra), terjadi (Tanggap darurat) maupun sesudah terjadi (Pasca). Untuk
menghimpun keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana
dibutuhkan pembentukan kelembagaan kelompok yang dapat menangani kegiatan
kebencanaan.
Peran serta kelompok masyarakat penanggulangan bencana akan dikoordinir oleh Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai mitra parsipatif yang berperan penting
dalam perencanaan Bottom-Up dan Top-Down.
Sehubungan peran yang sangat penting dari kelembagaan kelompok masyarakat tersebut
perlu disahkan dengan surat keputusan sehingga langkah-langkah yang diambil ditingkat
grees root dapat dipertanggugjawabkan.

III. ISI LAPORAN


Pembentukan dan pelatihan pada daerah rawan bencana di Kecamatan Ulubongka
dilaksanakan selama 2 (dua) hari dari tanggal 16 s/d 17 Juli 2012 bertempat di Kantor
Camat Ulubongka, pembentukan yang dilaksanakan tersebut di bentuk sebanyak 1 (satu)
kelompok terdiri dari 10 (sepuluh) orang dan diberi nama Kelompok Masyarakat
Penanggulangan Bencana (KMPB).
Adapun kriteria anggota Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) :
Sehat
Mewakili salah satu kelompok masyarakat
Punya kemauan dan waktu untuk terlibat dalam kebencanaan.
Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) yang baru dibentuk
mempunyai tugas antara lain :
1. Memantau perkembangan suatu bencana dan terus mengawasi kemungkinan bencana
susulan dan melaporkan perkembangan situasi kepada BPBD.
2. Menilai dampak bencana yang terjadi. Tugas ini bisa merupakan kerjasama dengan
instansi peringatan dini.

3. Membuat peta dampak bencana, peta wilayah yang masih perlu bantuan, peta daerah
kosentrasi pengungsian dan menempatkan peta-peta tersebut di tempat yang mudah
dijangkau warga.
4. Menjamin kelancaran jalur keluar masuk dari lokasi bencana dan membantu
persiapan tempat penampungan pengungsi.
5. memperbaiki jalan atau membuka jalan baru untuk pengungsi dan bantuan.
6. Menolong, menyelamatkan, mencari korban yang masih hidup.
7. Melakukan pemisahan korban bencana menurut kondisinya.
8. Mencari orang yang belum ditemukan.
9. Mengevakuasi, mendata dan membuat laporan mengenai korban meninggal.
10. Menyediakan laporan orang yang belum ditemukan dan kondisi korban ke Posko
KMPB.
11. Mengamankan jalur, menutup daerah bencana dari orang yang tidak berkepentingan
dan menjamin keamanan.
12. Melarang orang yang tidak berwenang dan tidak berkepentingan untuk masuk ke
daerah bencana.
13. Menjaga keamanan lokasi bencana agar regu lainnya bisa melakukan tugas tanpa
gangguan.

IV. KESIMPULAN
1) KMPB adalah organisasi yang terdiri dari anggota masyarakat manapun baik laki-laki
maupun perempuan yang peduli pada penanggulangan bencana.
2) Terbentuk atas hasil keputusan bersama.
3) KMPB muncul untuk menyatukan sumber-sumber yang dimiliki masyarakat untuk
menanggulangi bencana.
4) Bentukannya dapat merupakan bentukan perorangan atau kelompok yang sudah ada
dalam masyarakat.
5) KMPB dapat menjadi bagian Pemerintah Kecamatan maupun pemerintah Desa yang
dibentuk Pemerintah Kecamatan atau Kepala Desa, bisa juga merupakan organisasi
swadaya masyarakat.
6) Besarnya jumlah anggota KMPB tergantung pada besarnya wilayah, cakupan
kemungkinan potensi resiko bencana dan sumber daya manusia.
7) KMPB dapat dibagi menjadi beberapa regu sesuai dangan kebutuhan masing-masing
dan memiliki tugas khusus.

V. PENUTUP
Demikian laporan hasil perjalanan dinas ini dibuat sebagai wujud pertanggung jawaban
atas tugas yang diberikan kepada kami.

Ampana, Juli 2012

Mengetahui :

KEPALA PELAKSANA BPBD


KABUPATEN TOJO UNA-UNA YANG MEMBUAT LAPORAN

1. Supriana, S.Pt .....................


Drs. HAMBIAH SOETEDJO Nip. 19620725 198703 1 008
Pembina Utama Muda
Nip. 19610927 198903 1 005 2. Aripin B. L, SKM .....................
Nip. 19681218 198902 1 002

3. Ancerudin, SKM .....................


Nip. 19730515 199402 1 003
KEPALA DESA TUTUNG

SUDIRHAM S. MOKOLALANG

Anda mungkin juga menyukai