Anda di halaman 1dari 2

Alasan digunakan asam kuat pada proses esterifikasi adalah agar kesetimbangan

akan tercapai dalam waktu yang cepat, karena reaksi esterifikasi merupakan reaksi
reversibel yg sgt lmbat.
Sesuai dengan hukum aksi massa, untuk memperoleh rendemen ester yang tinggi
maka kesetimbangan harus bergeser ke arah pembentukkan ester.
Reaksi hidrolisis ester dalam suasana asam menghasilkan asam karboksilat dan
alkohol, namun bila reaksi hidrolisis dilangsungkan dalam suasana basa diperoleh
garam karboksilat dan alkohol. Hidrolisis ester dengan basa disebut reaksi
Penyabunan (Saponifikasi).
Ester yang memiliki 3 sampai 5 atom karbon dapat larut dalam air dan selebihnya
tidak larut dalam air. Ester merupakan kelompok senyawa organik yang memiliki
aroma yang wangi seperti bunga dan buah sehingga banyak digunakan sebagai
pengharum (essence), sarirasa dalam industri makanan dan minuman. Ester yang
digunakan biasanya yang berwujud cair pada suhu dan kamar.

Titik leleh dan titik didih ester lebih rendah dibanding asam karboksilat
dan alkohol asamnya. Hal ini disebabkan dalam ester tidak terbentuk ikatan
hidrogen antarmolekulnya sedangkan pada alkohol dan asam karboksilat terjadi
ikatan hidrogen antarmolekulnya. Adanya ikatan hidrogen inilah yang
menyebabkan titik leleh dan titik didih alkohol asalnya lebih tinggi.

Pemilihan penggunaan asam sulfat (H2SO4) sebagai katalisator dalam


reaksi esterifikasi dikarenakan beberapa faktor, diantaranya :
Menurut Anonim (2007)
1. Asam sulfat selain bersifat asam juga merupakan agen pengoksidasi yang kuat
Menurut Hendyana (1986)
2. Asam sulfat dapat larut dalam air pada semua kepekatan
3. Reaksi antara asam sulfat dengan air adalah reaksi eksoterm yang kuat
4. Jika air ditambahkan asam sulfat pekat maka ia mampu mendidih
5. Karena afinitasnya terhadap air, maka asam sulfat dapat menghilangkan bagian
terbesar uap air dan gas yang basah, seperti udara lembab
Menurut Sukardjo, drs (1984)
6. Konsentrasi ion H+ berpengaruh terhadap kecepatan reaksi
Dari http://tech.dir.groups.yahoo.com
7. Asam sulfat pekat mampu mengikat air (higroskopis), jadi untuk reaksi
setimbang yang menghasilkan air dapat menggeser arah reaksi ke kanan (ke arah
produk)
Ester dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau basa. Hidrolisis
ester disebut juga reaksi penyabunan. Hidrolisis ester yaitu mengubah ester
menjadi alkohol dan garam yang berasal dari turunannya. Misalnya, hidrolisis etil
asetat. Proses hidrolisis berlangsung sempurna jika dididihkan dengan pelarut
basa, seperti NaOH. Reaksi penyabunan bukan merupakan reaksi kesetimbangan
sebagaimana pada esterifikasi sebab pada akhir reaksi, ion alkoksida mengikat
proton dari asam karboksilat dan terbentuk alkohol yang tidak membentuk
kesetimbangan. C2H5COOC2H5 + H2OH2SO4 C2H5COOH + C2H5OH
C2H5COOC2H5 + NaOH C2H5COONa + C2H5OH
Deprotonasi adalah istilah kimia yang merujuk pada pelepasan sebuah proton
(kation hidrogen H+) dari sebuah molekul, membentuk konjugat basa. Protonasi adalah
penambahan proton (ion hidrogen) ke atom, molekul atau ion, biasanya untuk
menghasilkan kation

Anda mungkin juga menyukai