PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
memakan daun-daun tumbuhan tempat dia berada. Selain ulat, masih banyak
hewan lain yang makanan utamanya adalah daun.
Misalnya, kambing, jerapah, kijang, zebra, sapi, dan kelinci.
Batang
Di desa, banyak petani yang memelihara sapi atau kerbau. Selain bisa
diambil tenaganya, hewan tersebut juga bisa dijadikan penghasilan tambahan
bagi para petani. Salah satu jenis makanan sapi adalah batang
tumbuhan padi dan jagung. Tumbuhan lain yang biasa dimakan batangnya
adalah pohon bambu. Panda sangat menyukai batang bambu muda. [2]
Buah
Ada beberapa jenis ulat yang makanan utamanya adalah buah. Jenis ulat ini
biasanya dianggap hama bagi para petani buah karena merugikan.
Biji
Biji merupakan bagian tumbuhan yang disukai oleh berbagai jenis hewan,
terutama jenis burung. Biji padi dan jagung merupakan makanan lezat
bagi burung pipit. Selain itu biji kenari banyak diincar tupai.
2. Makanan berupa Hewan
Banyak bagian hewan yang bisa dimakan oleh hewan karnivora misalnya
dagingnya, tulangnya, juga telurnya. Hewan-hewan kecil banyak yang menjadi
mangsa bagi hewan yang lebih besar. Hewan yang bertubuh besar juga dapat
menjadi makanan hewan lain. Tikus menjadi mangsa kucing. Kelinci menjadi
makanan elang. Bahkan di hutan, hewan besar seperti jerapah, kijang, dan kerbau
dijadikan mangsa oleh harimau dan singa.
Berdasarkan macam makanan yang dimakan, dikenal empat kategori, yaitu:
Herbivor, makanan utamanya tumbuhan atau bagian-bagian tumbuhan.
Karnivor (predator, pemangsa), makanan utama berupa jenis hewan lain.
Omnivor, makanan berupa tumbuhan dan jenis hewan lain dalam proporsi
yang lebih kurang sebanding.
Saprovor (saprofag), makanan berupa tumbuhan mati dan bangkai hewan
atau feses yang mengalami pembusukan.
3
C. Makanan dan Hubungan Makanan Hewan
1. Hewan Organisme Heterotrof
Semua hewan adalah makhluk yang bersifat heterotrop (kebalikan dari
autotrof), artinya untuk memperoleh nutrien organik untuk keperluan tubuhnya,
hewan harus memakan organisme lain baik makhluk yang masih hidup atau
makhluk yang sudah mati. Sebagian besar umur hewan digunakan untuk
memperoleh makanan. Dengan demikian, ketersediaan sumber daya bagi hewan
tergantung pada ruang dan waktu. Satu hal yang sangat penting untuk
diperhatikan adalah sifat dari sumberdaya terssebut apakah mudah atau tidaknya
diperoleh atau dicerena.
Beberapa jenis hewan yang bersifat generalistis dalam memakan makanan
(euryphagous); hewan-hewan jenis ini memakan makanan berbagai jenis hampir
tidak terbatas. Anjing hutan, oposum (sejenis hewan berkantung), dan manusia
adalah contoh kelompok jenis ini. Sedangkan hewan jenis lainnya memakan
makanan hanya beberapa jenis hewan saja (stenophagous).
Ahli ekologi hewan yang mempelajari startegi makanan sering memperhatikan
model-model pencarian makanan yang optimal yang dilakukan oleh hewan. Hal
ini sangat dipertimbangkan bahwa binatang harus memasukkan energi yang lebih
banyak dibangdingkan yang dikeluarkannya. Selain dari energi, hewan juga harus
memperoleh nutrien (zat-zat gizi) yang spesifik yang betul-betul dibutuhkan oleh
tubuh. Dengan demikian pencarian makanan oleh hewan akan sangat
memperhatikan pertimbangan pemilihan makanan, penggantian, mangsa yang
harus dimakan, dan lain sebagainya.
2. Aspek makanan hewan
Semua organisme membutuhkan sumber energi dan nutrisi untuk tumbuh,
perawatan, aktifitas, reproduksi dan kelangsungan hidup. Organisme harus makan
agar tetap bertahan. Makanan yang potensial dapat dijumpai dimana-mana,
namun apa yang dieksploitasi oleh jenis tertentu tergantung dari jenis organisme
tersebut. Struktur dan ukuran membatasi apa yang bisa digunakan sebagai
makanan. Makanan dari hewan juga tergantung dari dan dimana tempat
tinggalnya. Walaupun kelompok makanan yang potensial sangat banyak, tetapi
kadang-kadang tidak dieksploitasi oleh hewan tersebut.
Hubungan organisme dengan mangsa hampir tidak bisa disamaratakan hewan
satu dengan yang lain. Masing-masing hewan memiliki hubungan yang khas.
4
Faktor utama dalam kebutuhan energi pada konsumen khususnya predator, adalah
energi yang dikeluarkan untuk mendapatkan makanan. Banyak predator mengejar
dan menerkam mangsanya terlebih dahulu sebelum mendapatkan makanan.
Semua proses mencari makan membutuhkan energi. Hal inilah yang mungkin
dapat menjelaskan bagaimana pemilihan makanan suatu hewan dalam memenuhi
kebutuhan energinya. Ada yang memilih untuk mendapatkan banyak makanan
dengan sedikit usaha, ada juga yang memilih makanan yang menghasilkan energi
dan nutrisi yang lebih banyak. Beberapa aspek makanan hewan sebagai berikut :
Palatabilitas (Tingkat Kelezatan)
5
Daya Cerna
6
2.2 Mekanisme Pertahanan Diri
Semua jenis hewan sebenarnya memiliki peluang untuk dimangsa. Bahkan
serigala dan singa sering menjadi mangsa ketika mereka masih sangat muda.
Beberapa hewan seperti pada kebanyakan ulat dan kadal meleburkan warna dirinya
dengan latar belakang di mana mereka berada sehingga seringkali sulit untuk dilihat.
Perilaku ini sering disebut dengan perilaku cryptic. Beberapa jenis hewan lain
memiliki kemampuan perilaku untuk melepaskan diri dari pemangsaan, seperti berlari
sangat cepat pada antelope dan berenang dengan cepat pada ikan. Perilaku lain,
melakukan serangan balik dengan perilaku menggunakan tanduk atau dengan gigitan.
Beberapa hewan melakukan perilaku dengan menakut - nakuti, sehingga predator
berpikir bahwa dengan memakannya akan berisiko terkena gigitan atau yang lainnya.
Racoon misalnya, akan memperlihatkan gigi - giginya yang tajam ketika didekati
predator. Serta ada beberapa jenis hewan yang melakukan kamuflase (penyamaran)
untuk melindungi diri dari predator. Seperti Burung Ptarmigan pada musim dingin
berbulu putih, dan pada musim panas bulunya berbintik membuat tidak menarik
perhatian.
Perilaku mempertahankan diri pada hewan yaitu pola Perilaku yang di lakukan
oleh hewan guna keberlangsungan hidupnya. Baik itu berkisar pada melarikan diri
dari pemangsa potensialnya maupun bertahan dari kondisi lingkungannya.
Berdasarkan pengertiannya, Pola perilaku pertahanan diri pada hewan terbagi atas 2
yaitu:
1. Pola perilaku mempertahankan diri
pola perilaku yang berkisar mulai pada melarikan diri dari pemangsa potensial
sampai dengan menggunakan senjata bertahan dan penggunaan kamuflase dan
mimikri (meniru).
2. Pola perilaku Bertahan hidup dalam lingkungan fisik
Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu, salinitas,
kelembaban tertentu, dan sebagainya. Kisaran ini relatif luas bagi hewan, seperti
mamalia dan burung, yang banyak mempunyai mekanisme yang efisien untuk
mempertahankan kendali homeostatis terhadap lingkungannya.
Beberapa mekanisme pertahanan diri pada hewan yaitu :
7
1. Semut yang Meletus
Salah satu jenis semut di Malaysia jika merasa ada bahaya yang
mengancam akan menyebabkan tubuhnya meletus (mereka akan menunggu
hingga musuhnya cukup dekat untuk dibunuh sebelum meledakkan diri).
Tentara semut dari jenis camponotus saundersi ini memiliki kelenjar-kelenjar
yang penuh dengan racun didalam tubuhnya. Ketika merasa ada bahaya
mengancam, tubuhnya akan berkonstraksi, menyebabkan kelenjar-kelenjar itu
meletus dan menyemburkan racun.
2. Ketimun Laut
8
menyerap lebih banyak cairan yanbg secara efektif merubah dirinya dari
keadaan cair menjadi padat. Mereka mampu merubah tubuhnya menjadi
seperti bubur, kemudian menjadi potongan-potongan kecil dan menjadi
gumpalan padat sehingga tidak bisa diurai. Lebih ajaibnya dari sekedar
membelah diri menjadi potongan-potongan yang merupakan bagian dari
tubuhnya ; binatang ini juga merubah bagian dalam tubuhnya menjadi keluar
sehingga cairan dari sistem pencernaanya dapat menjadi racun bagi musuhnya.
3. Hagfish
9
4. Kadal Bertanduk
5. Tupai
Tupai kecil yang lucu punya banyak trik untuk mekanisme pertahanan
dirinya. Dia dapat berpura-pura mati! Dia bisa mengeluarkan busa di mulutnya
sehingga predatornya akan mengaggapnya seperti keracunan, atau sakit.
Hewan ini juga mengeluarkan cairan anus berwarna hijau yang baunya mirip
aroma kuskus yang menyengat. Tupai berpura-pura mati yang sebenarnya
seperti pingsan sesaat, sehingga membuat predator yang memang ingin
membunuhnya enggan mendekatinya.
10
6. Kuskus
Kuskus atau Skunk sebenarnya adalah mamalia kecil yang menarik dan
beberapa orang juga menjadikannya binatang peliharaan. Kuskus adalah
pemakan segala (omnivora) tapi akan mati jika tidak ada serangga atau lebah,
makanan favorit mereka. Meski aroma mereka yang luar biasa bisa tercium
hingga sangat jauh, penglihatan mereka sangat lemah, dan kebanyakan kuskus
hanya mampu melihat hingga jarak 10 kaki saja. Akibatnya banyak yang
tertangkap separuhnya mati, karena diburu manusia. Seluruh anggota
keluarga Mustelidae dapat menyemburkan bau, tapi kuskuslah yang paling
dikenal. Parfum anus kuskus sangat powerful yang jika disemburkan
langsung, korbannya akan mengalami kebutaan sesaat.
11
2.3 Preferensi Makanan
Preferensi terhadap makanan didefinisikan sebagai derajat kesukaan atau
ketidaksuakaan terhadap makanan dan preferensi ini akan berpengaruh terhadap
konsumsi pangan.
Setiap organisme untuk melangsungkan kehidupannya memerlukan makanan
dan setiap makanan yang dimakan oleh hewan dapat ditinjau dari dua aspek yaitu
aspek kulaitatif dan aspek kuantitatif. Preferensi terhadap jenis makanan tertentu
diduga dipengaruhi oleh warna, berat dan besar ukuran makanan, produktivitas
jenis makanan dan kandungan nutrisi makanan tersebut. Demikian pula bagi
hewan, berat dan ukuran tubuh serta sistem pencernaannya merupakan faktor-
faktor yang berperan dalam menentukan pola hidup dan jenis makanannya. Hewan
juga akan memilih makanan yang bernilai gizi tinggi. Kelimpahan yang tinggi dari
jenis makanan yang kurang disukai hewan tidak akan berpengaruh, kecuali apabila
kelimpahan jenis makanan yang disukai sangat rendah. Hubungan antara jenis-
jenis makanan yang dikonsumsi berbagai jenis hewan dengan ketersediaannya di
lingkungan di lingkungan dapat memperlihatkan fenomena beralih preferensi.
Misalnya apabila ketersediaan suatu jenis makanan di lingkungan rendah, maka
penggunaan jenis makanan itu juga relaitf rendah (tidak menampakan preferensi ),
tetapi apabila ketersediaannya meningkat, maka hewan akan memperlihatkan
preferensi yang tinggi terhadap jenis makanan tersebut.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang
dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan tenaga dan nutrisi. Sumber
makanan hewan dikelompokkan ke dalam dua macam,yaitu makanan yang berasal
dari tumbuhan seperti daun, batang, buah biji dan makanan berupa hewan seperti
herbivor, karnivor, omnivor dan saprovor.
Pola perilaku pertahanan diri pada hewan terbagi atas 2 yaitu:
1. Pola perilaku mempertahankan diri
2. Pola perilaku Bertahan hidup dalam lingkungan fisik
Preferensi terhadap makanan didefinisikan sebagai derajat kesukaan atau
ketidaksuakaan terhadap makanan dan preferensi ini akan berpengaruh terhadap
konsumsi pangan.
3.2 Saran
Dari pemaparan materi diatas perlu kita perkaya lagi karena masih banyak hal-hal
yang belum dibahas secara secara spesifik. Saran- saran yang bersifat membangun
sangat diperlukan agar pada penulisan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15