Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FISIKA KEBUMIAN LANJUT

Summary Sistem Magnet Bumi dan Eksplorasi dengan Metode


Magnetik

O
L
E
H

Nama : Anisa Putri Rinjani


Nim : 1405118751 (Fis B)
Dosen Pembimbing : Dr. Nur Islami, S.Si. MT
Mata Kuliah : Fisika Kebumian Lanjut

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2017
SISTEM MAGNET BUMI

Magnet merupakan sebuah benda yang tidak asing lagi bagi mereka yang telah
berkutat dalam bidang fisika. Kemapuannya yang dapat menarik benda yang berada
disekitarnya seperti paku, peniti dan potongan benda yang terbuat dari besi merupakan
suatu keistimewaan tersendiri yang dimiliki benda yang di sebut magnet. Berdasarkan
sejarahnya magnet pertama kali di temukan di daerah Asia kecil tepatnya di Magnesia yang
dahulunya dianggap sebagai batuan berwarna gelap yang dapat menarik benda yang terbuat
dari besi dan bahan lainnya. Kemudian benda tersebut dinamakan dengan magnet sesuai
dengan nama tempat ditemukannya.
Berbicara tentang magnet tentu kita akan berfikir mengapa benda yang ada
disekitarnya dapat tertarik oleh magnet, sesuai teori benda tersebut dapat ditarik oleh
magnet karena berada di daerah yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet yang di sebut
dengan medan magnet. Jadi dapat di simpulkan magnet adalah sebuah benda yang
memiliki medan magnet dan dapat menarik benda-benda yang ada disekitarnya. Selain itu,
magnet juga memiliki garis gaya magnet yang pergerakannya dari kutub utara menuju
kutub selatan magnet, garis gaya magnet dapat digambarkan dengan penyebaran serbuk
besi diatas kertas yang mana semakin kuat pemusatan serbuk besi tersebut maka
menujukkan semakin kuat daya magnetnya yang dimilikinya.

Gambar 1 Garis Gaya Magnet


Sebenarnya tanpa kita sadari di alam semesta tepatnya bumi merupakan salah satu
bentuk benda yang dapat bertindak sebagai sebuah magnet raksasa yang medan magnetnya
dapat dirasakan pada seluruh alam semesta. Sama halnya dengan magnet pada suatu benda,
magnet bumi juga memiliki dua kutub magnet yaitu kutub utara dan kutub selatan yang
sifat garis gaya magnetnya bergerak dari kutub utara ke kutub selatan magnet bumi.
Dalam menentukan letak kutub magnet bumi kita dapat menggunakan kompas
sebagai alat bantu, dan seperti yang kita ketahui kompas yang digunakan sebagai penunjuk
arah ini pasti selalu menunjuk ke arah utara dan selatan. Keadaaan ini terjadi karena adanya
gaya tarikan oleh kutub utara dan kutub selatan magnet bumi. Kutub utara dari jarum
kompas akan tertarik oleh kutub selatan magnet bumi yang berada disekitar kutub utara
bumi. Sedangkan kutub selatan kompas tertarik oleh kutub utara magnet bumi yang
terdapat disekitar kutub selatan bumi.

Gambar 2 Medan magnet bumi dan hubungannya dengan jarum kompas


Dari gambar dapat terlihat bahwa kutub utara dan kutub selatan magnet bumi tidak
berimpit dengan kutub utara dan kutub selatan bumi. Hal ini menyebabkan kutub utara dan
kutub selatan magnet jarum kompas tidak menunjukkan arah utara dan selatan geografis,
sehingga akan membentuk sebuah sudut yang dinamakan sudut deklinasi. Sudut deklinasi
merupakan sudut yang dibentuk oleh kutub utara-selatan jarum kompas terhadap arah
utara-selatan geografis. Berbeda di daerah yang tepat diatas garis khatulistiwa, posisi jarum
kompas menunjukkan dalam keadaan seimbang. Namun pada posisi ini jarum kompas akan
condong bergerak keatas atau kebawah saat dibawa mendekati kutub bumi. Ketika dibawa
mendekati kutub utara bumi, kutub utara jarum kompas condong kebawah karena tertarik
oleh kutub selatan magnet bumi dan ketika dibawa mendekati kutub selatan bumi, kutub
selatan jarum kompas menunjukkan arah yang condong ke bawah karena tertarik oleh
kutub utara magnet bumi. Kemiringan jarum kompas tersebut akan membentuk sudut
inklinasi yang merupakan sudut yang dibentuk oleh jarum kompas terhadap permukaan
bumi.
EKSPLORASI DENGAN METODE MAGNETIK

Salah satu bentuk metode geofisika yang banyak digunakan dalam kegiatan
eksplorasi adalah metode magnetik yang memanfaatkan sifat kemagnetan bumi. Tujuan
dari kegiatan eksplorasi menggunakan metode geofisika adalah untuk mendeteksi
perbedaan tentang sifat fisis di dalam bumi maupun diatas permukaan bumi. Dalam metode
ini, bumi dapat di anggap sebagai sebuah magnet batang raksasa yang menghasilkan medan
utama dibumi, sedangkan kerak bumi hanya menghasilkan medan magnet yang jauh lebih
kecil dari medan magnet secara keseluruhan.
Prinsip dasar dari metode magnetik ini adalah besar derajat dari kemagnetan batuan
yang terinduksi dengan medan magnet bumi yang disebabkan oleh perbedaan sifat
kemagnetan suatu mineral. Kemampuan suatu mineral menjadi magnet tergantung dari
susceptibilitas magnetik tiap mineral, karena setiap mineral memiliki keunikan atau
perbedaan nilai susceptibilitas tertentu sehingga memudahkan dalam pembentukan anomali
magnetik. Selain itu, nilai ini akan bertambah seiring dengan bertambahnya kandungan
mineral magnetik (unsur Fe) didalamnya.

Gambar 3 Nilai kisaran susceptibilitas beberapa batuan dan mineral


Pada dasarnya eksplorasi menggunakan metode magnetik terdiri atas tiga tahap
yaitu akuisisi data lapangan, processing dan interpretasi data dengan penggunaan alat yang
disebut magnetometer. Untuk tahap akuisisi, penentuan titik pengamatan dan pengukuran
dilakukan dengan satu atau dua alat, kemudian untuk koreksi data pengukuran dilakukan
pada tahap processing. Selanjutnya untuk interpretasi dari hasil pengolahan diperoleh dari
peta anomali magnetik dengan bantuan software.
Sebuah anomali magnetik dapat terbentuk ketika medan magnet bumi terganggu
oleh sebuah objek yang dapat termagnetisasi dibawah permukaan seperti batuan beku, basa
dan bodi magnetik. Berikut contoh ilustrasi dari grafik anomali magnetik.

Gambar 4 Grafik anomali magnetik dengan noise yang terjadi


Kemudian untuk akuisisi data magnetik, dapat dilakukan dengan cara membaca
intensitas magnetik pada suatu titik disepanjang lintasan yang telah direncanakan
sebelumnya. Pengambilan data umumnya akan membentuk grid sejajar yang disesuaikan
dengan target yang akan dicari. Spasi pengambilan data juga disesuaikan dengan perkiraan
lebar benda pada anomali yang dijadikan target.

Gambar 5 Ilustrasi grafik real


Dari gambar diatas menunjukkan bahwa grafik bagian atas merupakan ilustrasi dari
grafik real sedangkan yang bagian bawah merupakan ilustrasi dari 2 macam spasi atau
jarak pengambilan data, simbol titik memiliki spasi data yang lebih rapat dibandingkan
dengan simbol x, ini berarti pengambilan data dengan smmbol x akan lebih mendekati
profil magnetik yang sebenarnya.
Langkah terakhir adalah interpretasi dari hasil pengolahan data yang dapat
diperoleh dari peta anomali magnetik seperti yang terlihat pada gambar.

Gambar 6 Peta anomali magnetik

Anda mungkin juga menyukai