Anda di halaman 1dari 8

1.

Transformator
1.1.Prinsip Kerja
Saat kumparan primer dihubungkan ke sumber listrik AC, pada kumparan primer timbul
gaya gerak magnet bersama yang bolak-balik juga. Dengan adanya gaya gerak magnet ini,
disekitar kumparan primer timbul fluk magnet bersama yang juga bolak-balik. Adanya fluk
magnet bersama ini, pada ujung-ujung kumparan sekunder timbul gaya gerak listrik induksi
sekunder yang mungkin sama, lebih tinggi, atau lebih rendah dari gaya gerak listrik primer.
Hal ini tergantung pada perbandingan transformasi kumparan trafo tersebut. Jika kumparan
sekunder dihubungkan ke beban, maka pada kumparan sekunder timbul arus listrik bolak-
balik sekunder akibat adanya gaya gerak listrik induksi sekunder.

1.2.Rangkaian Ekivalen

V1 = E1 I1 R1 I1 X 1 ............................................................................... (6)

E2 = V2 I1 R 1 I 2 X 2 .............................................................................. (7)

E1 N1
a atau E1 = a E2 .................................................................. (8)
E2 N 2
I1 = arus supply

I0= arus yang menuju inti dan besarnya cenderung tetap

I2= arus yang menuju ke beban

E1= a 2 I ' 2 Z 2 a 2 I ' 2 R2 a 2 I 2 X 2 ............................................... (11)

V1 = a 2 I 2 ' Z 2 a 2 I 2 ' R2 a 2 I ' 2 X 2 I1 ' R1 I1 X 1 ......................... (12)

Apabila parameter rangkaian sekunder dinyatakan dalam harga rangkaian primer


harganya perlu dikalikan dengan faktor a 2.
2. Generator Sinkron
2.1. Prinsip Kerja
Prinsip kerja generator sinkron adalah berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Setelah rotor diputar oleh penggerak mula (primeover) dengan demikian kutub-kutub pada
rotor akan berputar. Jika kumparan kutub diberi arus searah maka permukaan kutub akan
timbul medan magnet (garis-garis gaya magnet) yang berputar. Kecepatannya sama dengan
putaran kutub. Garis-garis gaya flux yang berputar tersebut akan memotong kumparan
jangkar yang ada distator sehingga pada Jangkar tersebut timbul GGL induksi atau E.

2.2.Rangkaian Ekivalen
Ia

If jXs
Rf Ra

VDC Lf EA VAC

Rangkaian ekivalen generator


1. Resistor merepresentasi rugi tembaga dan baja
2. Induktor merepresentasi induktansi kebocoran magnetic.
3. Motor Sinkron
3.1.Prinsip Kerja
Konstruksi motor sinkron terdiri dari kumparan jangkar dan kumparan medan. Kumparan
jangkar terletak di stator dan kumparan medan terletak di rotor. Berbeda dengan motor
induksi motor singkon memilki 2 sumber, yaitu sumber tegangan AC 3 untuk kumparan
jangkar dan sumber DC untuk kumparan medan.
U

U
q S
Bs

Br U

Apabila kumparan jangkar dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa akan menimbulkan
medan putar pada stator. Sedangkan pada kumparan medan di beri penguatan dengan sumber
dc. Medan rotor yang diberi penguat arus searah mendapat tarikan dari kutub medan putar
stator hingga turut berputar dengan kecepatan yang sama (sinkron) sehingga terbenruk Ns=Nr.

3.2.Rangkaian Ekivalen
Motor sinkron pada dasarnya adalah sama dengan generator sinkron, kecuali arah aliran daya
pada motor sinkron merupakan kebalikan dari generator sinkron. Oleh karena arah aliran daya
pada motor sinkron dibalik, maka arah aliran arus pada stator motor sinkron juga dapat dianggap
dibalik.

Ia

If jXs
Rf Ra

VDC Lf EA VAC
4. Motor Asinkron
4.1.Prinsip Kerja
Jika stator pada motor asinkron dicatu dengan sumber tegangan 3 phasa, yang berbeda fasa
120, maka secara langsung pada stator akan menghasilkan medan putar dengan kecepatan:
120 f
Ns
P
Medan magnet putar ini akan memotong batang konduktor pada rotor dan mengakibatkan
timbulnya induksi pada kumparan rotor, karena rotor adalah suatu rangkaian yang tertutup
maka pada rotor tersebut akan timbul arus, adanya arus didalam medan magnet akan
menghasilkan daya yang cukup besar untuk memikul kopel beban pada rotor dan rotor akan
berputar searah dengan medan stator.

Agar tegangan dapat terinduksi maka diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan
medan putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr). Perbedaan kecepatan antara nr
dan ns disebut Slip (S) yang dinyatakan dengan:
ns n r
S x 100%
ns
Jadi besarnya harga slip pada motor induksi adalah di antara 0% sampai dengan 100%.
Frekuensi putaran motor (rotor) dipengaruhi oleh besarnya slip motor tersebut. Pada saat
start artinya harga slip 100% frekuensi rotor dan stator sama, namun pada saat rotor berputar
berlaku
fr S . fs di mana fs = frekuensi stator dan fr = frekuensi rotor
4.2.Rangkaian Ekivalen

Pada umumnya proses induksi yang terjadi pada motor induksi hampir sama dengan
transformator yang berbeban resistif, sehingga penggambaran rangkaian ekivalen motor
induksi berdasarkan rangkaian ekivalen transformator. Stator identik dengan primer
transformator, sedangkan rotor identik dengan sekunder pada transformator. Perbedaannya
adalah jika transformator merupakan mesin listrik statis sedangkan motor induksi merupakan
mesin listrik dinamis.

R1 jX1 R2 sjX2
I1 I2
I0

Rc
V Es jXm V2 Rb
Er

V1 Es I 1 ( R1 Jx1 )
Er I 2 ( R2 Jsx 2 )
5. Saluran Transmisi
Dalam hal saluran transmisi pendek, kapasitansi dan resistansi bocor terhadap tanah
biasanya diabaikan, oleh karena itu saluran transmisi ini dapat diperlakukan sederhana, dimana
impedans tetapnya menggumpal pada suatu tempat (lumped) dan dapat dinyatakan oleh :

Z = R + jXL
Dimana :
Z = Impedansi seri dari suatu penghantar dalam Ohm
R = Resistansi total dari suatu penghantar dalam Ohm
XL = Reaktansi induktif total dari suatu penghantar dalamOhm
L = Panjang dari saluran

IS Z=R+jXL IS
a a

N N
L
Gambar 2: Rangkaian ekivalen saluran tranmisi pendek

Gambar 3: Rangkaian ekivalen saluran tranmisi menengah

Gambar 3: Rangkaian ekivalen saluran tranmisi panjang

Anda mungkin juga menyukai