Anda di halaman 1dari 25

METODOLOGI PENELITIAN

RESUME BUKU RESEARCH DESIGN KARYA JOHN. W. CRESWELL

(BAB I. MEMILIH RANCANGAN PENELITIAN)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu:
Dr. H. Danny Meirawan, M. Pd.
Dr. Sururi, M.Pd.

Penyusun:
Ferta Nurfadyaningsih NIM. 1602848
Jeannie S. F. NIM. 1604745
Yulan Tiarni Legistia NIM. 1602799

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT Tuhan Maha Segalanya, atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNya kepada kami tim penyusun. Karena hanya dengan rahmatNya
jualah kami mampu menyelesaikan bedah buku John. W. Creswell yang berjudul
Research Design pada Bab I. Bedah buku ini disusun guna memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Metodologi Penelitian. Salawat dan salam selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, seorang revolusioner dunia yang telah mengubah
sejarah dari masa kegelapan menuju masa yang terang dan sentosa dengan syariat yang
dibawanya, yakni Agama Islam.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam bedah buku ini. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaannya. Cukup sekian dan terima kasih.

Bandung, September 2017

Penyusun

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................................I


BAB I PEMBAHASAN BUKU .................................................................................1

A. MEMILIH RANCANGAN PENELITIAN .........................................................1


I. Jenis Rancangan .............................................................................................1
II. Tiga Komponen Penting dalam Rancangan Penelitian ..............................2
III. Rancangan Penelitian .....................................................................................7
IV. Metode Penelitian ...........................................................................................12
B. PENDEKATAN PENELITIAN SEBAGAI PANDANGAN-DUNIA,
STRATEGI, DAN METODE ...............................................................................14
C. KRITERIA DALAM MEMILIH RANCANGAN PENELITIAN ....................17
1. Masalah penelitian ..........................................................................................17
2. Pengalaman pribadi .......................................................................................18
3. Pembaca ...........................................................................................................19

KESIMPULAN ..........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................22

II
BAB I
PEMBAHASAN BUKU

A. MEMILIH RANCANGAN PENELITIAN

Pendekatan penelitian (research approach) adalah suatu rencana dan prosedur


penelitian hingga langkah-langkah penelitian. Dalam hal ini berisi tentang asumsi-
asumsi, metode-metode dalam pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi data.

I. Jenis Rancangan
a. Penelitian Kualitatif

Penelitian Kualitatif adalah metode-metode untuk mengeksplorasi dan


memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap
berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini
melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan,
menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema
yang umum, serta menafsirkan makna data.

Dalam penelitian jenis ini, bentuk laporan akhir yang disuguhkan memiliki
struktur atau kerangka yang fleksibel. Semua yang terlibat dalam penelitian ini
harus menerapkan cara pandang yang induktif, berfokus pada makna individual,
dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan.

b. Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu


dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel dalam hal ini diukur, dan
biasanya dengan instrumen-instrumen penelitian. Sehingga data yang terdiri dari
angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik.

Dalam penelitian jenis ini, bentuk laporan akhir yang disuguhkan pada
umumnya memiliki struktur yang ketat dan konsisten. Dimulai dari pendahuluan,
tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan
pembahasan. Sama halnya dengan penelitian kualitatif, pada penelitian ini juga

1
perlu memiliki asumsi-asumsi untuk menguji teori secara deduktif, mencegah
munculnya bias-bias, mengontrol penjelasan-penjelasan alternatif, dan mampu
mengeneralisasi serta menerapkan kembali penemuan-penemuannya.

c. Metode Campuran

Penelitian mixed method adalah penelitian yang melibatkan pengumpulan data


kuantitatif dan kualitatif, penggabungan dua bentuk data, dan penggunaan
rancangan yang berbeda, yang dapat melibatkan asumsi-asumsi filosofis dan
kerangka kerja teoritis. Asumsi inti dari metode campuran ini adalah kombinasi
pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang memberikan pemahaman lebih lengkap
daripada hanya satu pendekatan saja dalam perumusan masalah penelitian.

II. Tiga Komponen Penting dalam Rancangan Penelitian


a. Beberapa Pandangan Dunia Filosofis

Gambar 1
Kerangka Kerja Rancangan Penelitian-Relasi antara Pendangan Dunia,
Rancangan-Rancangan Penelitian, dan Metode-Metode Penelitian
Pandangan-pandangan filosofis yang dijelaskan oleh peneliti hendaknya
menyertakan dalam proposalnya, satu bagian khusus yang membahas sejumlah sebagai
berikut:

2
Pandangan dunia filosofis yang diusulkan dalam penelitian.
Definisi gagasan-gagasan dasar tentang pandangan dunia tersebut.
Bagaimana pandangan dunia itu membentuk pendekatan penelitian.

Tabel 1
Empat Pandangan Dunia

Post Positivisme Konstruktivisme

Determinisme Pemahaman
Reduksionisme Makna yang beragam dari partisipan
Pengamatan dan pengukuran mepiris Konstruksi sosial dan historis
Verifikasi teori Penciptaan teori

Transformatif Pragmatisme

Politis Akibat-akibat tindakan


Berorientasi kekuasaan dan keadilan Berpusat pada masalah
Kolaboratif Pluralistik
Berorientasi perubahan Berorientasi pada praktik dunia
nyata

1. Pandangan Dunia Post Positivisme


Philllips dan Burbules (2000) mengemukakan asumsi-asumsi dasar yang
menjadi inti dalam paradigma penelitian post-positivis, antara lain:
a) Pengetahuan bersifat konjetural/ terkaan (dan antifondasional/ tidak
berlandaskan apa pun). Artinya, bahwa kita tidak akan pernah mendapatkan
kebenaran yang absolut. Oleh karena itu, bukti yang dibangun dalam
penelitian sering kali lemah dan tidak sempurna. Oleh karena alasan ini pula,
banyak peneliti yang berpendapat bahwa mereka tidak dapat membuktikan
hipotesisnya. Bahkan, tidak jarang mereka juga gagal untuk menyangkal
hipotesisnya.

3
b) Penelitian merupakan proses membuat klaim-klaim, kemudian menyaring
sebagian klaim tersebut menjadi klaim-klaim lain yang kebenarannya jauh
lebih kuat. Sebagian besar, penelitian kuantitatif selalu diawali dengan
pengujian atas suatu teori.
c) Pengetahuan dibentuk oleh data, bukti, dan pertimbangan-pertimbangan
yang logis. Dalam praktiknya, peneliti mengumpulkan informasi dengan
menggunakan instrumen-instrumen pengukuran tertentu yang diisi oleh
para partisipan atau dengan melakukan observasi mendalam di lokasi
penelitian.
d) Penelitian harus mampu mengembangkan stetemen-stetemen yang dapat
menjelaskan situasi yang sebenarnya atau dapat mendeskripsikan relasi
kausalitas dari suatu persoalan. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti
membuat relasi antarvariabel dan mengemukakannya dalam bentuk
pertanyaan dan hipotesis.
e) Aspek penting dalam penelitian adalah sikap objektif. Para peneliti harus
menguji kembali metode-metode dan kesimpulan-kesimpulan yang
sekiranya mengandung bias. Untuk itulah, dalam penelitian kuantitatif,
standar validitas dan realibilitas menjadi dua aspek penting yang wajib
dipertimbangkan oleh peneliti.

2. Pandangan Dunia Konstruktivis


Crotty (1998) mengemukakan sejumlah asumsi-asumsi dasar yang menjadi inti
dalam paradigma penelitian kontruktivis, antara lain:
a) Makna-makna dikonstruksi oleh manusia agar mereka bisa terlibat dengan
dunia yang tengah mereka tafsirkan. Para peneliti kualitatif cenderung
menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka agar partisipan dapat
mengungkapkan pandangan-pandangannya.
b) Manusia senantiasa terlibat dengan dunia mereka dan berusaha
memahaminya berdasarkan perspektif historis dan sosial mereka sendiri.
Kita semua dilahirkan ke dunia, yang dianugerahkan oleh kebudayaan di
sekeliling kita. Oleh karena itu, peneliti kualitatif harus memahami konteks

4
atau latar belakang partisipan mereka dengan cara mengunjungi konteks
tersebut dan mengumpulkan sendiri informasi yang dibutuhkan. Mereka
juga harus menafsirkan apa yang mereka cari, yakni sebuah penafsiran yang
dibentuk oleh pengalaman dan latar belakang mereka sendiri.
c) Pada dasarnya lingkungan sosial inilah yang menciptakan makna, yang
muncul di dalam dan di luar interaksi dengan komunitas manusia. Proses
penelitian kualitatif bersifat induktif di mana di dalamnya peneliti
menciptakan makna dari data lapangan yang dikumpulkan.

3. Pandangan Dunia Transformatif

Mertens (2010) mengemukakan tentang karakteristik-karakteristik inti


dari pandangan-dunia atau paradigma transformatif, antara lain:

a) Pandangan dunia transformatif menempatkan kepentingan sentral pada


penelitian kehidupan dan pengalaman-pengalaman berbagai kelompok yang
secara tradisional telah termarginalkan. Kepentingan khusus dari berbagai
kelompok ini adalah bagaimana kehidupan mereka dibatasi oleh para
penindas dan strategi-strategi yang mereka gunakan untuk melawan,
menantang, dan melanggar pembatas-pembatas ini.
b) Dalam meneliti beragam kelompok ini, penelitian fokus pada ketidak-adilan
berdasarkan gender, ras, etnisitas, disabilitas, orientasi seksual, dan kelas
sosial ekonomi yang menghasilkan hubungan kekuasaan asimetris.
c) Penelitian dalam pandangan dunia transformatif menghubungkan tindakan
politis dan sosial dengan ketidakadilan ini.
d) Penelitian transformatif menggunakan teori program keyakinan tentang
bagaimana program bekerja dan mengapa masalah penindasan, dominasi,
dan relasi kekuasaan dapat terjadi.

5
4. Pandangan Dunia Pragmatis
Cherryholmes (1992), Morgan (2007), dan Creswell (2016) mengemukakan
dasar-dasarr filosofis tentang pragmatisme, antara lain:
a) Pragmatisme tidak hanya diterapkan untuk satu sistem filsafat atau realitas
saja. Pragmatisme juga dapat digunakan untuk penelitian metode campuran
yang di dalamnya para peneliti bisa dengan bebas melibatkan asumsi-
asumsi kuantitatif dan kualitatif ketika mereka terlibat dalam penelitiannya.
b) Setiap peneliti memiliki kebebasan untuk memilih. Artinya mereka bebas
untuk memilih metode, teknik, dan prosedur penelitian yang dianggap
terbaik untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan mereka.
c) Kaum pragmatis tidak memandang dunia sebagai kesatuan yang mutlak.
Artinya, para peneliti metode campuran dapat menerapkan berbagai
pendekatan dalam mengumpulkan dan menganalisis data ketimbang hanya
menggunakan satu pendekatan saja.
d) Kebenaran adalah apa yang terjadi pada saat itu. Kebenaran tidak didasarkan
pada dualitas antara kenyataan yang berada di luar pikiran dan kenyataan
yang ada dalam pikiran. Oleh karena itu, dalam penelitian metode
campuran, para peneliti menggunakan data kuantitatif dan kualitatif, karena
mereka meneliti untuk memberikan pemahaman yang baik terhadap
masalah penelitian.
e) Para peneliti pragmatis selalu melihat apa dan bagaimana meneliti
berdasarkan akibat-akibat yang akan mereka terima di mana mereka akan
menjalankan penelitian tersebut. Para peneliti metode campuran pada
umumnya selalu memiliki tujuan atas pencampuran ini.
f) Kaum pragmatis setuju bahwa penelitian selalu muncul dalam konteks
sosial, historis, politis, dan lain sebagainya. Artinya, penelitian metode
campuran bisa saja beralih pada paradigma post modern, suatu pandangan
teoritis yang reflektif terhadap keadilan sosial dan tujuan-tujuan politis.
g) Kaum pragmatis percaya akan dunia eksternal yang berada di luar pikiran
sebagaimana yang berada di dalam pikiran manusia. Mereka juga percaya

6
bahwa kita harus berhenti bertanya tentang realitas dan hukum-hukum alam.
Bahkan, mereka sepertinya ingin mengubah subjek (Rorty, 1983: 14).
h) Untuk itulah, bagi para peneliti metode campuran, pragmatisme dapat
membuka pintu untuk menerapkan metode yang beragam, pandangan dunia
yang berbeda-beda, dan asumsi yang bervariasi, serta bentuk yang berbeda
dalam pengumpulan dan analisis data.

III. Rancangan Penelitian


Tabel 2

Rancangan-rancangan Penelitian Alternatif

Kuantitatif Kualitatif Metode Campuran

Rancangan-rancangan Penelitian naratif Konvergen


eksperimental. Fenomenologi Sekuensial eksplanatori
Rancangan-rancangan Grounded theory Sekuensial eksploratori
non-eksperimental, Etnografi Transformatif, embedded,
seperti survei. Studi kasus atau multifase

a. Rancangan Penelitian Kuantitatif


1) Penelitian survey (survey research) berusaha memaparkan deskripsi
kuantitatif atau deskripsi numerik kecenderungan, sikap, atau opini dari
suatu populasi tertentu dengan meneliti satu sampel dari populasi tersebut.
Penelitian ini meliputi studi-studi cross-sectional dan longitudinal yang
menggunakan kuesioner atau wawancara terstruktur untuk pengumpulan
data, yang bertujuan untuk mengeneralisasi dari sampel menjadi populasi
(Fowler, 2008).
2) Penelitian eksperimen (experimental research) berusaha menentukan
apakah suatu treatment mempengaruhi hasil dari sebuah penelitian.
Pengaruh ini dinilai dengan cara menerapkan treatment tertentu pada suatu
kelompok (sering disebut kelompok treatment) dan tidak menerapkannya

7
pada kelompok yang lain (sering disebut kelompok kontrol), lalu
menentukan bagaimana dua kelompok tersebut menentukan hasil akhir.
Penelitian ini mencakup eksperimen-aktual dengan penugasan acak
(random assignment) atas subjek-subjek yang di-treatment dalam kondisi
tertentu, dan kuasi-eksperimen dengan prosedur non-acak (Keppel, 1991).
Termasuk dalam kuasi-eksperimen adalah rancangan single-subject.

b. Rancangan Penelitian Kualitatif


1) Penelitian naratif (narrative research) merupakan rancangan penelitian
tentang kemanusiaan di mana peneliti mempelajari kehidupan individu-
individu dan meminta seorang atau sekelompok individu untuk
menceritakan kehidupan mereka (Reissman, 2008). Informasi ini kemudian
diceritakan kembali oleh peneliti dalam kronologi naratif. Di akhir tahap
penelitian, peneliti harus menggabungkan dengan gaya naratif pandangan-
pandangannya tentang kehidupan partisipan dengan pandangan-
pandangannya tentang kehidupan peneliti sendiri (Clandinin&Connelly,
2000).
2) Riset fenomenologi (phenomenological research) merupakan rancangan
penelitian yang berasal dari filsafat dan psikologi di mana peneliti
mendeskripsikan pengalaman kehidupan manusia tentang suatu fenomena
tertentu seperti yang dijelaskan oleh para partisipan. Deskripsi ini berujung
pada inti sari pengalaman beberapa individu yang telah mengalami semua
fenomena tersebut. Rancangan ini memiliki landasan filosofis yang kuat dan
melibatkan pelaksanaan wawancara (Giorgi, 2009; Moustakas, 1994).
3) Grounded theory merupakan rancangan penelitian dari sosiologi yang di
dalamnya peneliti memperoleh teori umum dan abstrak dari suatu proses,
aksi, atau interaksi tertentu yang berasal dari pandangan-pandangan
partisipan. Rancangan ini menggunakan berbagai tahap pengumpulan data
dan penyaringan serta antar-hubungan kategori-kategori informasi yang
diperoleh (Charmaz, 2006; Corbin dan Stauss, 2007).

8
4) Etnografi adalah rancangan penelitian yang berasal dari antropologi dan
sosiologi yang di dalamnya peneliti menyelidiki pola perilaku, bahasa, dan
tindakan dari suatu kelompok kebudayaan di lingkungan yang alamiah
dalam periode waktu yang cukup lama. Pengumpulan data sering
melibatkan observasi dan wawancara.
5) Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang ditemukan di banyak
bidang, khususnya evaluasi, di mana peneliti mengembangkan analisis
mendalam atas suatu kasus, sering kali program, peristiwa, aktivitas, proses
atau satu individu atau lebih. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas,
dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan
berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah
ditentukan (Stake, 1995; Yin, 2009, 2012).

c. Rancangan Penelitian Metode Campuran

Metode campuran melibatkan penggabungan atau penyatuan dan data kualitatif


serta kuantitatif dalam penelitian. Data kualitatif cenderung bersifat open ended
tanpa respon yang telah ditentukan sedangkan data kuantitatif biasanya
mencangkup respon close ended seperti yang ditemukan pada kuesioner atau
instrumen-instrumen psikologi.

Pemikiran awal tentang nilai metode campuran terletak dalam gagasan bahwa
semua metode memiliki bias serta kelemahan dan pengumpulan data kualitatif
dan kuantitatif menetralkan kelemahan dari masing-masing bentuk data.
Triangulasi sumber-sumber data suatu cara dalam mencari konvergensi pada
metode kualitatif dan metode kuantitatif pun muncul (Jick, 1979). Pada awal
1990-an metode penelitian campuran beralih ke konvergensi sistematik database
kuantitatif dan kualitatif, serta gagasan penyatuan jenis rancangan penelitian yang
berbeda ini muncul. Jenis-jenis rancangan ini dibahas secara ekstensif dalam
berbagai handbook utama yang membicarakan bidang ini pada 2003 (Tashakkori
& Teddlie, 2010). Prosedur-prosedur untuk memperluas metode campuran
berkembang sebagai berikut:

9
Cara-cara untuk mengintegrasikan data kualitatif dan data kuantitatif,
seperti satu database, dapat digunakan untuk mengecek keakuratan
(validitas) database yang lain.
Satu database dapat membantu menerangkan database lainnya, dan satu
database dapat mengeksplorasi jenis pertanyaan-pertanyaan berbeda
daripada database lainnya.
Satu database dapat mengarahkan ke instrument yang lebih baik ketika
instrument-instrumen tidak cocok untuk suatu sampel atau populasi
Satu database dapat didasarkan pada database-database lainnya dan satu
database dapat saling bergantian dengan database lain selama penelitian
longitudinal.

Rancangan dikembangkan dan gagasan ditambahkan untuk pembaca memahami


rancangan, tantangan untuk bekerja dengan rancangan yang muncul (Creswell &
Plano Clark, 2011). Dewasa ini, masalah-masalah praktis sedang banyak dibahas
menyangkut contoh-contoh penelitian metode campuran dan kriteria evaluatif yang
bagus, penggunaaan sebuah tim untuk elaksanakan model penelitian ini serta
perluasan metode campuran ke negara-negara lain dan bidang ilmu lainnya. Ada tiga
model utama dalam metode campuran ini yakni:

Metode penelitian paralel konvergen (convergent parallel mixed method)


adalah bentuk rancangan metode campuran dimana peneliti mengumpulkan
atau menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif agar dapat memberikan
analisis masalah penelitian secara komprehensif. Dalam rancangan ini,
peneliti mengumpulkan kedua bentuk data pada waktu yang hampir
bersamaan dan kemudian menggabungkan informasi-informasi dalam
interpretasi hasil secara keseluruhan. Kontradiksi atau ketidakkongruenan
temuan-temuan diterangkan atau lebih lanjut digali dalam rancangan ini.
Metode campuran sekuensial eksplanatori (explanatory sequential mixed
methods) adalah dimana peneliti terlebih dahulu melakukan penelitian
kuantitatif, menganalisis hasil dan kemudian menyusun hasil untuk
menerangkannya secara lebih terperinci dengan penelitian kualitatif.

10
Penelitian kualitatif dianggap eksplanatori karena hasil data kuantitatif awal
diterangkan lebih lanjut dengan data kualitatif. Ia dianggap sekuensial
karena fase kuantitatif awal diikuti oleh fase kualitatif. Jenis rancangan ini
popular dalam bidang-bidang dengan orientasi kuantitatif ynag kuat (oleh
karena itu proyek dimulai dengna penelitian kuantitatif), tetapi ia
menampilkan tantangan untuk mengidentifikasi hasil-hasil kuantitatif agar
dapat lebih lanjut dieksplorasi dan untuk mengidentifikasi ukuran-ukuran
sampel yang tidak sama bagi masing-masing fase penelitian.
Metode campuran sekuensial eksploratori (exploratory sequential mixed
methods) adalah kebalikan dari rancangan sekuensial eksplanatori. Dalam
pendekatan sekuensial eksploratori peneliti terlebih dahulu memulai dengan
fase penelitian kualitatif dan mengeksplorasi pandangan para partisipan.
Data yang didapat kemudian dianalisis, dan informasi yang digunakan untuk
membangun instrumen yang paling cocok dengan sampel penelitian
digunakan untuk mengidentifikasi instrumen-instrumen yang tepat dalam
fase kuantitatif follow-up, atau untuk menentukan variable-variabel yang
perlu dilanjutkan ke penelitian kuantitatif follow-up. Tantangan-tantangan
tertentu untuk rancangan ini terletak pada fokusnya dalam temuan-temuan
kualitatif yang tepat untuk digunakan dan pemilihan sampel untuk kedua
fase penelitian.
Model-model dasar ini kemudian dapat digunakan pada strategi-strategi
metode campuran yang lebih maju. Metode campuran transformative
(transformative mixed methods) adalah rancangan yang menggunakan
pandangan teoritis yang diambil dari keadilan atau kekuasaan social sebagai
perspektif menyeluruh dalam rancangan yang berisi data kuantitatif dan
kualitatif. Data dalam bentuk penelitian ini dapat digabungkan atau dapat
diurutkan. Rancangan metode campuran embedded (embedded mixed
methods) menggunakan data konvergen dan data sekuensial, tetapi gagasan
pokoknya adalah data kualitatif dan kuantitatif dimasukan dalam rancangan
yang lebih besar (misalnya suatu eksperimen) dan sumber data berperan
mendukung rancangan secara keseluruhan. Rancangan metode campuran

11
multiphase (multiphase mixed methods) umum digunakan dalam bidang
evaluasi dan intervensi program. Dalam rancangan yang sudah maju ini,
strategi-strategi konkruen atau sekuensial digunakan bersamaan agar dapat
dengan baik memahami yujuan program dalam jangka panjang.

IV. Metode Penelitian

Komponen ketiga dalam kerangka kerja penelitian adalah metode-metode


penelitian spesifik yang berkaitan dengan strategi pengumpulan, analisis, dan
interpretasi data. Peneliti perlu mempertimbangkan sejumlah metode pengumpulan
data dan mengaturnyna secara sistematis, misalnya berdasarkan level metode atas sifat
objek penelitian, fungsi metode saat peneliti menggunakan pertanyaan tertutup dan
terbuka, dan focus metode tersebut pada analisis data yang numeric atau non-numerik.

Tabel 3

Metode Kuantitatif, Metode Campuran, dan Metode Kualitatif

Metode Kuantitatif Metode Campuran Metode Kualitatif


Bersifat Pre- Bersifat Pre-determined Metode yang
determined (sudah dan metode yang berkembang
ditentukan berkembang
sebelumnya)
Pertanyaan-Pertanyaan Pertanyaan-pertanyaan Pertanyaan-pertanyaan
Yang didasarkan Pada terbuka dan tertutup terbuka
instrumen penelitian
Berbagai bentuk data Data wawancara, data
Data Performa, data
yang menggambarkan observasi, data
sikap, data
semua kemungkinan dokumen, dan data
audio-visual
Analisis statistik Analisis statistik dan Analisis tekstual dan
analisis tekstual gambar

12
Interpretasi seluruh Interpretasi tema dan
Interpretasi statistik
database pola

Peneliti mengumpulkan data dengan bantuan instrumen atau tes (seperti,


pertanyaan-pertanyaan tentang harga diri) atau mengumpulan informasi dengan bantuan
checklist perilaku (seperti, observasi atas seorang pekerja yang terlibat dalam
keterampilan yang kompleks). Di sisi lain, pengumpulan data juga bisa melibatkan
peneliti untuk mengunjungi secara langsung tempat penelitian dan mengobservasi
perilaku individu-individu di dalamnya tanpa ada pertanyaan yang disediakan
sebelumnya atau melakukan wawan cara secara aktif atas individu-individu tersebut agar
dapat mengungkapkan gagasannya tentang topik penelitian, tanpa harus menyediakan
pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

Pemilihan metode ini pada akhirnya haruslah disesuaikan dengan maksud


peneliti; apakah peneliti bermaksud untuk menggali informasi yang diinginkan atau
membiarkannya muncul begitu saja dari para partisipan. Atau, apakah peneliti ingin
menganalisis jenis data berupa informasi numerik yang dikumpulkan dari instrumen
penelitian atau informasi teks yang dikumpulkan dari rekaman hasil pembicaraan dengan
partisipan. Atau, apakah peneliti ingin menafsirkan, hasil-hasil statistik atau mereka ingin
menafsirkan kecenderungan-kecenderungan atau pola-pola umum yang muncul dari data
penelitian.

Dalam sejumlah penelitian, data kuantitatif dan kualitatif bisa saja dikumpulkan,
dianalisis, dan ditafsirkan secara bersama-sama. Data instrumen dapat dilengkapi dengan
observasi-terbuka, atau data sensus dapat diikuti dengan wawancara mendalam. Akan
tetapi, dalam kasus metode campuran, peneliti membuat inferensi atau kesimpulan antara
data kuantitatif dan data kualitatif.

13
B. PENDEKATAN PENELITIAN SEBAGAI PANDANGAN-DUNIA,
STRATEGI, DAN METODE

Pandangan-dunia, rancangan, dan metode, semuanya turut menentukan apakah suatu


rancangan penelitian akan cenderung kuantitatif, kualitatif, atau campuran.

Berikut ini, akan digambarkan bagaimana ketiga elemen ini (pandangan-dunia, strategi,
dan metode) berkombinasi dalam satu skenario penelitian:

Penelitian kuantitatif pandangan-dunia post-positivis, strategi penelitian


eksperimen, dan metode pre- dan post-test perilaku
Dalam skenario ini, peneliti kuantitatif menguji suatu teori dengan cara memerinci
hipotesis-hipotesis yang spesifik, lalu mengumpulkan data untuk mendukung atau
membantah hipotesis-hipotesis tersebut. Strategi eksperimen diterapkan untuk
menilai perilaku-perilaku, baik sebelum maupun sesudah proses eksperimen. Data-
data dikumpulkan dengan bantuan instrumen khusus yang dirancang untuk rnenilai
perilaku-perilaku, sedangkan informasi-informasi dianalisis dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik dan penguiian hipotesis.
Penelitian kualitatif pandangan-dunia konstruktivis, strategi etnografis, dan metode
observasi perilaku
Dalam hal ini, peneliti kuatitatif berusaha membangun makna tentang suatu fenomena
berdasarkan pandangan-pandangan dari para partisipan. Misalnya, peneliti
menerapkan strategi etnografis dengan berusaha mengidentifikasi suatu komunitas
culture-sharing, lalu meneliti bagaimana komunitas tersebut mengembangkan pola-
pola perilaku yang berbeda dalam satu waktu. Salah satu metode pengumpulan data
untuk strategi semacam ini adalah dengan mengobservasi perilaku para partisipan
dengan cara terlibat langsung dalarn aktivitas-aktivitas mereka.
Penelitian kualitatif pandangan-dunia transformatif, strategi naratif, dan metode
wawancara terbuka
Untuk penelitian yang satu ini, peneliti berusaha menyelidiki suatu isu yang
berhubungan dengan penindasan individu-individu tertentu. Untuk meneliti isu ini,
cerita-cerita dikumpulkan dari individu-individu tersebut dengan menggunakan

14
pendekatan naratif. Individu-individu ini kemudian diwawancarai untuk mengetahui
bagaimana mereka secara pribadi mengalami penindasan.
Penelitian metode campuran pandangan-dunia pragmatis, strategi/ metode
pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif secara sekuensial
Peneliti dengan metode campuran ini melakukan suatu penelitian dengan asumsi
bahwa mengumpulkan berbagai jenis data yang dianggap terbaik dapat memberikan
pemahaman yang menyeluruh tentang masalah yang diteliti. Penelitian ini dapat
dimulai dengan survei secara luas agar dapat dilakukan generalisasi terhadap hasil
penelitian dari populasi yang telah ditentukan. Kemudian, pada tahap selanjutnya,
dilakukan wawancara kualitatif secara terbuka agar dapat mengumpulkan pandangan-
pandangan dari partisipan.

Tabel 4
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode Campuran

Pendekatan Pendekatan Pendekatan


Kecenderungan
Kualitatif Kuantitatif Metode Campuran
Menggunakan Klaim Klaim-klaim Klaim-klaim
asumsi-asumsi pengetahuan pengetahuan pengetahuan
filosofis ini konstruktivis/ Post-positivis pragmatis
advokasi/
transformative.
Menerapkan Fenomenologi, Survei dan Sekuensial,
strategi- grounded theory, eksprimen- konkuren, dan
strategi etnografi, studi eksperimen. transformatif
penelitian ini kasus, dan naratif
Menerapkan Pertanyaan- Pertanyaan- Pertanyaan-
metode- pertanyaan Pertanyaan pertanyaan
metode ini terbuka, tertutup, terbuka dan
pendekatan- pendekatan- tertutup,
pendekatan yang pendekatan yang pendekatan-
berkembang ditentukan

15
dinamis sebelumnya, data pendekatan yang
(fleksibel/ numeric. berkembang
emerging), data dinamis/ sedang
tekstual dan muncul
gambar (emerging) dan
sudah ditentukan
sebelumnya
(predetermined),
serta data dan
analisis data
kuantitatif dan
kualitatif
Menerapkan Posisinya sendiri Menguji atau Mengumpulkan
praktik-praktik memverifikasi data kuantitatif
penelitian ini teori atau dan data
Mengumpulkan penjelasan kualitatif
makna dari para Mengidentifikasi Mengembangkan
partisipan variabel-variabel landasan
Fokus pada yang akan diteliti pemikiran untuk
konsep atau Menghubungkan pencampuran.
fenomena tunggal variabel-variabel Menggabungkan
Membawa nilai- dalam rumusan data pada tahap-
nilai pribadi ke masalah dan tahap penelitian
dalam penelitian hipotesis yang berbeda
Meneliti konteks penelitian Menyajikan
atau setting Menggunakan gambaran visual
partisipan standar-standar tentang prosedur-
Menvalidasi validitas dan prosedur dalam
akurasi temuan- reliabilitas penelitian
temuan

16
Menginterpretasi Mengobservasi Menerapkan
data dan mengukur praktik-praktik
Membuat agenda informasi secara penelitian
untuk perubahan numerik (angka- kuantitatif dan
atau reformasi angka) kualitatif
Berkolaborasi Menerapkan
dengan partisipan pendekatan-
pendekatan yang
bebas-bias
Menerapkan
prosedur-
prosedur statistik

C. KRITERIA DALAM MEMILIH RANCANGAN PENELITIAN

Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran memiliki kemungkinan


yang sama untuk diterapkan. Lalu, faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi
seseorang untuk lebih memilih satu pendekatan tertentu ketimbang pendekaian lain untuk
proposal penelitiannya? Selain ketiga komponen di atas (pandangan-dunia, strategi, dan
metode), masalah penelitian, pengalaman-pengalaman pribadi, dan target pembaca juga
perlu dipertimbangkan oleh peneliti dalam memilih rancangan penelitian yang tepat.

1. Masalah penelitian

Masalah penelitian, yang akan dijelaskan lebih rinci haruslah masalah yang benar-
benar perlu dibahas (seperti, masalah diskriminasi ras). Masalah itu berasal dari
kekosongan literature, dan konflik pada hasil penelitian dalam literatur, topik-topik yang
telah diabaikan dalam literature, kebutuhan untuk mengangkat suara partisipan yang
termarjinalisasi dan masalah kehidupan nyata yang dijumpai di tempat kerja, rumah,
masyarakat dan sebagainya.

Masalah-masalah sosial tertentu terkadang turut menentukan pendekatan


penelitian yang digunakan. Misalnya, jika masalah ini mengharuskan (a) identifikasi

17
faktor-faktor yang memengaruhi hasil, (b) fungsi keterlibatan, atau (c) pemahaman
prediksi hasil, pendekatan kuantitatif menjadi pilihan terbaik. Pendekatanini juga layak
diterapkan untuk menguji suatu teori atau pernyataan. Di sisi lain, jika ada suatu konsep
atau fenomena yang perlu dipahami misalnya, karena sedikitnya penelitian yang
membahas fenomena atau konsep tersebut berarti pendekatan kualitatif dapat dipilih
sebagai jalan terbaik. Pendekatan kualitatif bersifat eksploratif,dan berguna bagi peneliti-
peneliti yang tidak mengetahui bagaimana menguji variabel-variabel. Jenis pendekatan
ini juga bisa berguna, misalnya, karena ada topik yang baru, dan topik baru ini tidak
pernah dibahas dengan sampel atau sekelompok individu tertentu; atau karena teori-teori
yang ada selama ini belum diterapkan sebagai landasan untuk meneliti sampel atau
sekelompok individu yang diteliti (Morse, 1991).

Pendekatan metode campuran sangatlah berguna, terutama ketika pendekatan


kuantitatif atau pendekatan kualitatif dirasa tidak memadai untuk memahami masalah
yang diteliti. Alhasil, keduanya pun harus digabung agar mampu memahami masalah
yang tengah diteliti. Misalnya, seorang peneliti mungkin saja ingin melakukan
generalisasi terhadap penemuan-penemuannya atas populasi yang ada; atau ingin
mengembangkan pandangan yang detail mengenai makna suatu fenomena atau konsep
tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti tersebut terlebih dahulu harus mempelaiari
variabel-variabel apa yang akan diteliti, kemudian menguji variabel-variabel ini
berdasarkan sampel individu yang luas. Jika tidak, peneliti bisa melakukan survey
terlebih dahulu pada sebagian besar individu, kemudian menindaklanjuti dengan
sejumlah partisipan saja untuk memperoleh pandangan mereka tentang topik penelitian.
Dalam kondisi seperti inilah, pengumpulan data kuantitatif yang tertutup dan data
kualitatif yang terbuka, benar-benar diperlukan.

2. Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi juga turut memengaruhi para peneliti dalam memilih


pendekatan yang akan mereka terapkan. Seseorang yang terbiasa dilatih dalam program-
program teknik, penulisan saintifik, statistik, dan komputer, serta terbiasa membaca
jumal-jurnal kuantitatif di perpustakaan, ia cenderung akan memilih rancangan
kuantitatif. Di sisi lain, seseorang yang sudah nyaman menulis buku atau melakukan

18
wawancara pribadi dan observasi, mungkin akan lebih tergerak untuk menggunakan
pendekatan kualitatif. Namun, seseorang yang terbiasa dengan penelitian kuantitatif dan
kualitatif sangat mungkin akan memilih metode campuran. Biasanya, dia memiliki waktu
dan sumber yang memadai untuk mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif, serta
memiliki outlet untuk menerapkan metode campuran yang jangkauannya cenderung luas.

Oleh karena penelitian kuantitatif menjadi gaya penelitian tradisional, banyak


prosedur, dan aturan yang dibuat untuk penelitian tersebut. Sebagian orang mungkin saja
lebih nyaman dengan prosedur-prosedur penelitian kuantitatif yang sangat sistematis ini.
Namun, bagi sebagian yang lain, hal ini justru kurang nyaman karena tidak dapat
beradaptasi dengan keinginan sejumlah fakultas yang memang memiliki basis pendekatan
kualitatif dan transformative dalam penelitian-penelitiannya. Apalagi, pendekatan-
pendekatan kualitatif diyakini menyediakan ruang inovasi yang lebih besar bagi kerangka
kerja penelitian. Penelitian semacam ini juga memungkinkan munculnya tulisan-tulisan
yang lebih kreatif dan bergaya sastrawi: suatu gaya yang sebagian orang lebih
menyukainya. Untuk para penulis transformatif, tidak dapat disangkal ada dorongan yang
kuat untuk mengejar topik yang memang sesuai dengan minat pribadi isu-isu yang
berhubungan dengan orang-orang marginal misalnya, atau keinginan untuk menciptakan
kelompok masyarakat yang lebih baik bagi mereka dan yang lainnya.

Bagi para peneliti dengan metode campuran, proyek ini bisa saja menyita banyak
waktu karena mereka dituntut untuk mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif
dan kualitatif sekaligus.Artinya, penelitian dengan metode campuran ini hanya sesuai
bagi seorang peneliti yang merasa nyaman dengan struktur penelitian kuantitatif yang
cenderung rigid dan fleksibilitas penelitian kualitatif yang cenderung adaptif.

3. Pembaca

Pada akhirnya, peneliti menulis laporan penelitian yang benar-benar bisa diterima
oleh para pembaca. Pembaca-pernbaca ini bisajadi editor jurnal, pembaca jumal, dewan
perguruan tinggi, peserta seminar, atau rekan-rekan satu bidang ilmu pengetahuan.
Mahasiswa seharusnya mempertimbangkan pendekatan-pendekatan yang sudah biasa
direstui dan digunakan oleh para pembimbing mereka. Pembaca yang telah

19
berpengalaman dengan penelitian kuantitatif, kualitatif, atau metode campuran ini dapat
membantu mahasiswa untuk menentukan pilihan mereka.

20
BAB II

KESIMPULAN

Dalam merencanakan suatu proyek penelitian, peneliti perlu menentukan apakah


mereka akan menggunakan rancangan kualitatif, kuantitatif, atau metode campuran.
Rancangan ini dipilih berdasarkan pandangan-dunia atau asumsi-asumsi filosofis tentang
suatu penelitian,strategi-strategi penelitian,dan metode-metode penelitian.Pilihan atas
suatu rancangan penelitian biasanya dipengaruhi oleh masalah penelitian yang akan
diteliti, pengalaman-pengalaman pribadi dari si peneliti, dan target pembaca yang
diharapkan akan membaca hasil penelitian tersebut.

21
DAFTAR PUSTAKA

Creswell, J.W. (2016). Research Design (Pendekatan metode kualitatif, kuantitatif, dan
campuran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

22

Anda mungkin juga menyukai