DEFINISI SYUKUR
Memuji, berterima kasih dan merasa berhutang budi kepada Allah (s.w.t) atas kurniaan-Nya, bahagia
atas kurniaan tersebut dan mencintai-Nya dengan melaksanakan ketaatan kepada-Nya.
Bersyukur (berterima kasih), kepada sesama manusia lebih cenderung kepada menunjukkan perasaan
senang menghargai. Adapun bersyukur kepada Allah (s.w.t) lebih cenderung kepada pengakuan bahawa
semua kenikmatan adalah pemberian dari Allah (s.w.t) . Inilah yang disebut sebagai syukur. Lawan kata
dari syukur nikmat adalah kufur nikmat, iaitu mengingkari bahawa kenikmatan bukan diberikan oleh
Allah (s.w.t) . Kufur nikmat berpotensi merosak keimanan.
KEWAJIPAN BERSYUKUR
Allah S.W.T berfirman ; Maksudnya : "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang
baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya
kamu menyembah." (Surah al-Baqarah 2:172)
Ayat di atas menerangkan kewajipan ke atas umat Islam supaya bersyukur kepada Allah (s.w.t) sekiranya
kita betul-betul menyembah Allah (s.w.t) .
Maksudnya : "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (Surah
al-Nahl 16:78)
CARA BERSYUKUR
2. Mendirikan Solat
Allah S.W.T berfirman;
Maksudnya : "Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka Dirikanlah
shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah." (Surah al-Kauthar 108:1-2)
Ketika Rasulullah (s.a.w) beribadah sampai beliau bengkak-bengkak, Sayidah Aisyah isterinya berkata,
Wahai Rasulullah, mengapa engkau beribadah sampai seperti itu, bukankah Allah telah mengampuni
segala dosamu? Rasulullah menjawab, Tidakkah engkau suka aku menjadi hamba Allah yang
bersyukur?
Hadis yang diriwayatkan daripada Ibn cUmar Nabi (s.a.w) bersabda :
Maksudnya :
Bahawasanya salah seorang hamba di antara hamba-hamba Allah mengucapkan, Ya Tuhanku,
kepunyaan-Mulah segala puji sebagaimana yang layak bagi keluruhan-Mulah dan keagungan-Mu]`.
Maka, ucapan ini menjadikan kedua malaikat bingung sehingga mereka tidak tahu bagaimana yang
harus mereka tulis. Maka naiklah keduanya kepada Allah, lalu berkata, `Ya Tuhan kami, sesungguhnya
seorang hamba telah mengucapkan suatu perkataan yang kami tidak tahu bagaimana kami harus
menulisnya.` Allah bertanya padahal Dia Maha Mengetahui apa yang diucapkan oleh hamba-Nya, `Apa
yang diucapkan oleh hamba-Ku?` Mereka menjawab,`Ya Tuhan kami, sesungguhnya dia mengucapkan,
Lakal hamdu kamaa yanbaghii li jalaali wajhika wa azhiimi sulthaanika.` Kemudian Allah berfirman
kepada mereka, `Tulislah sebagaimana yang diucapkan hamba-Ku itu hingga dia bertemu Aku, maka Aku
yang akan membalasnya. (HR Ibn Majah, Sunan Ibn Majah hadis no.3791)