Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa, dilihat dari
ukurannya alga terdapat dua jenis yaitu makro alga dan mikro alga. Makro alga adalah alga
yang ukurannya dapat dilihat dengan mata langsung tanpa menggunakan alat bantu,
sedangkan mikroalga adalah alga yang ukurannya hanya dapat dilihat jika dengan bantuan alat
seperti mikroskop.

Pada praktikum kali ini kelompok kami melakukan sampling di perairan laut dan
perairan tawar. Hasil sampling yang dilakukan di perairan laut didapatkan satu mikroalga dan
beberapa makroalga. Mikroalga yang didapat tidak teridentifikasi klasifikasinya karena
bentuknya yang tidak begitu jelas. sedangkan beberapa makroalga yang didapat, dilihat dari
ciri-cirinya alga tersebut memiliki nama spesies diantaranya Padina sp., Ulva lactuca,
Halimeda micronesica, Caulerpa racemosa, Sagrassum sp., Gelidium sp., Glacilaria sp.

Sargassum polycystum dan Padina sp. merupakan spesies dari makroalga Kelas
Phaeophyta atau biasa disebut alga coklat. Warna coklat pada alga ini menurut Bold, 1978
disebabkan campuran dari pigmen fotosintetik klorofil a dan c, xantofil, fukoxantin, dan
diatosantin. Pada pengamatan yang telah dilakukan kedua alga tersebut terlihat berwarna
agak sedikit kehijauan, hal ini diduga alga tersebut terkontaminasi dengan alga chlorophyta.
Sargassum polycystum memiliki ukuran 9 cm (apabila diluruskan). panjang holdfastnya
(tempat melekat) 1 cm, panjang stipe 2,5 cm, panjang blade 1,5 cm dan panjang air blde 1,5
cm. Thalus silindris berduri-duri kecil merapat, holdfast membentuk cakram kecil dengan
diatasnya secara karakteristik terdapat perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala
arah. Batang pendek dengan percabangan utama tumbuh rimbun. Padina sp. merupakan alga
coklat yang berbentuk lembaran atau berfilamen, Menyerupai kipas, Tealusnya terdapat
garis-garis horizontal dan Permukaan licin.

Ulva lactuca, Halimeda micronesica, dan Caulerpa racemosa merupakan spesies dari
makroalga Kelas Chlorophyta atau biasa disebut alga hijau karena warna dominan yang
terlihat hijau. Warna hijau pada alga tersebut menurut Gembong, 1989 disebabkan pigmen
klorofil a, klorofil b dan karotenoid. Pada pengamatan Halimeda micronesica alga terlihat
pucat dan warna hijau menghilang, hal ini dimungkinkan karena alga tersebut mulai kering
sehingga pigmen hijau pada alga tersebut menguap. Halimeda micronesica memiliki
struktur talus gepeng Blade berwarna hijau, Holdfast berwarna coklat muda dan Stipe
berwarna hijau muda/coklat muda. Ulva lactuca Tubuhnya berbentuk talus, Bentuk talus yang
dimiliki oleh Ulva lactuca ini yaitu lembaran atau helaian, dikarenakan memiliki bentuk talus seperti
lembaran atau helaian, talusnya mempunyai stuktur yang tipis seperti kertas serta licin, tepian dari talusnya
halus dan agak bergelombang. Caulerpa racemosa memiliki bentuk tubuh senositik,
menyerupai segerombolan buah anggur yang tumbuh pada tangkainya. Alga ini mempunyai
cabang utama yang berupa axis/stolon sehingga dimasukkan sebagai bangsa siphonales
(stolon berbentuk seperti pipa). Holdfast yang terdapat menyebar di seluruh axis berfungsi
untuk melekat pada substrat.

Gelidium sp. dan Glacilaria sp merupakan spesies dari makroalga Kelas Rhodophyta atau
biasa disebut alga merah karena warna dominan yang terlihat merah. Warna merah pada alga
tersebut menurut Gembong, 1989 disebabkan oleh zat warna merah yang mengadakan
fluoresensi yaitu fikoeritrin, pigmen ini menutupi klorofil a dan karotenoid sehingga yang
hanya terlihat warna merahnya saja. Pada pengamatan Gelidium sp. alga terlihat pucat dan
warna merah menghilang, hal ini dimungkinkan karena alga tersebut terkontaminasi dengan
pigmen lain dari lingkunga sekitarnya. Gracilaria Salicornia berbentuk thalus, holdfast
terlihat dengan jelas dan berbentuk kaku sedangkan blade dan stipe tidak dapat dibedakan,
berbentuk kenyal.Thalus secara keseluruhan berbentuk silindris berbuku-buku,
percabangannya bersifat dichotomous (bercabang dua-dua), panjang 5 cm dan lebar 0,3 cm,
panjang holdfast 0,2 cm. Gelidium sp. memiliki bentuk tubuh seperti rumput atau semak,
batang utama tegak dan mempunyai cabang-cabang yang terdiri dari axis (cabang utama),
primary branch dan secondary branch. Sepanjang tubuhnya ditumbuhi bagian yang seperti
duri. Di ujung cabang terdapat spical pit yang berbentuk bulat yang merupakan titik tumbuh.
Alga ini juga memiliki holdfast sebagai tempat melekat pada terumbu karang.

Sampling di perairan air tawar dilakukan dibeberapa tempat seperti yang yang kami
cantumkan di kolom hasil pengamatan. mikroalga yang didapat diantaranya ada yang
termasuk kedalam divisi Euglenophyta yaitu Lepocinclis fusiformis, alga ini merupakan alga
uniseluler dengan bintik mata yang berwarna merah, tidak berdinding sel, memiliki flagel
sehingga dapat bergerak aktif. Divisi Miozoa yaitu Peridium sp. sel pada alga ini memiliki
teka (meliputi luar yang keras) yang terbagi menjadi dua bagian, sebuah epitheca dan
hypotheca sebuah, yang kira-kira sama dalam ukuran dan dipisahkan oleh alur dikenal
sebagai cingulum (atau korset); cingulum sering diimbangi, membentuk sebuah band
bergerigi di sel. Memanjang dari cingulum melalui hypotheca adalah alur besar kedua, sulkus
(yang kadang-kadang memproyeksikan jarak pendek ke epitheca yang). Divisi Chrysophyta
yaitu Cyclotella sp dan Tribonema sp., Tribonema tidak berflagel,bentuknya tidak beraturan
dan transparan, diameter 5-20 um, dengan beberapa kloroplas parietal. Cyclotella sp. adalah
silinder diatom, 5-50 m diameter. terjadi secara tunggal atau berpasangan tapi tidak di rantai
panjang. Sering memiliki mahkota yang sangat halus berupa bulu panjang yang memancar.
Divisi Chlorophyta yaitu Tetraedron sp. dan Ankistrodesmus sp. Ankistrodesmus sp. Kedua
alga ini berwarna hijau karena memiliki kandungan pigmen klorofil a, b dan karotenoid,
kedua alga ini tidak motil.
Selama proses praktikum ini berlangsung terdapat beberapa kendala yang kami alami,
baik saat pengambilan sampel maupun saat melakukan pengamatan dari sampel tersebut.
Sampel diambil dari Situ Gintung, proses ini membutuhkan keuletan, kecermatan, dan cukup
bahaya apabila tidak hati-hati karena keadaan lingkungan sekitar situ yang agak sulit
sehingga mengalami sedikit kesulitan. Hambatan yang dirasa selanjutnya yaitu saat
pengamatan, agak sulit untuk menemukan objek yang dimaksud, terlebih lagi ketidaktahuan
kami untuk mengidentifikasi apakah objek yang kami temui merupakan alga atau tidak.
Maka saat tahap ini sangat diperlukan pedoman atau acuan untuk menuntun jalannya
pengamatan agar tidak salah dalam mengamati objek yang dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai