IMPULS
I. Tujuan Percobaan
1. Menganalisis grafik hubungan antara gaya (F) dan waktu(t)
2. Menentukan perubahan momentum ( p )
Impuls adalah hasil kali antara besaran vektor gaya F dengan besaran skalar
selang waktu t, sehingga impuls termasuk besaran vektor. Arah impuls I searah
dengan arah gaya impulsif F.
Jika gaya impulsif F, yang berubah terhadap selang waktu t, dapat anda
gambarkan grafik F-t nya, maka luas arsir dalam selang waktu t, dimana t= t2 t1,
sama dengan luas arsir di bawah grafik F-t, dengan batas nilai dari t1 sampai dengan
t2 .
Bila anda berada di dalam sebuah bus yang sedang bergerak cepat, kemudian
direm mendadak, anda merasakan bahwa badan anda terlempar ke depan. Hal ini
akibat adanya sifat kelembamam, yaitu sifat untuk mempertahankan keadaan semula
yaitu dalam keadaan bergerak. Hal yang sama juga dirasakan oleh si sopir yang
berusaha mengerem bus tersebut. Apabila penumpang busnya lebih banyak, pada
saat sopir bus memberhentikan/mengerem bus secara mendadak, harus memberikan
gaya yang lebih besar. Dalam bab ini akan dibicarakan mengenai momentum, yang
merupakan salah satu besaran yang dimiliki oleh setiap benda yang bergerak.
Di dalam fisika, dikenal dua macam momentum, yaitu momentum linear (p)
dan momentum angular (L). Pada materi ini hanya akan dibahas momentum linear.
Selain momentum linear akan dibahas juga besaran Impuls gaya (I) dan hukum
kekekalan momentum linear, serta tumbukan.
Istilah momentum yang akan dipelajari pada bab ini adalah momentum linear
(p), yang didefinisikan sebagai berikut : Momentum suatu benda yang bergerak
adalah hasil perkalian antara massa benda dan kecepatannya. Oleh karena itu, setiap
benda yang bergerak memiliki momentum. Secara matematis, momentum linear
ditulis sebagai berikut:
p=m.v
p adalah momentum (besaran vektor), m massa (besaran skalar) dan v
kecepatan (besaran vektor). Bila dilihat persaman tersebut, arah dari momentum
selalu searah dengan arah kecepatannya.
Menurut Sistem Internasional (SI) Satuan momentum p = satuan massa x
satuan kecepatan = kg x m/s = kg . m/s. Jadi, satuan momentum dalam SI adalah :
kg.m/s
Momentum adalah besaran vektor, oleh karena itu jika ada beberapa vektor
momentum dijumlahkan, harus dijumlahkan secara vektor. Misalkan ada dua buah
vektor momentum p1 dan p2 membentuk sudut , maka jumlah momentum kedua
vektor harus dijumlahkan secara vektor, seperti yang terlihat dari gambar vektor
tersebut.
Energi kinetik suatu benda yang bermassa m dan bergerak dengan kecepatan
v adalah Besarnya ini dapat dinyatakan dengan besarnya momentum linear p, dengan
mengalikan persamaan energi kinetik dengan : m/m
Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dan lamanya gaya tersebut
bekerja. Secara matematis dapat ditulis:
I = F . t
Besar gaya disini konstan. Bila besar gaya tidak konstan maka penulisannya
akan berbeda (akan dipelajari nanti). Oleh karena itu dapat menggambarkan kurva
yang menyatakan hubungan antara F dengan t. Bila pada benda bekerja gaya konstan
F dari selang waktu t1 ke t2 maka kurva antara F dan t adalahSatuan Impuls I =
satuan gaya x satuan waktu. Satuan I = newton x sekon = N . s = kg . m/s2 . s =kg .
m/s
Sebuah benda bermassa m mula-mula bergerak dengan kecepatan v1 dan
kemudian pada benda bekerja gaya sebesar F searah kecepatan awal selama t, dan
kecepatan benda menjadi v2 .
P = mAvA + mBvB
dan momentum sesudah tumbukan
P' = mAv'A + mBv'B
Sesuai dengan hukum kekelan energi maka pada momentum juga berlaku
hukum kekekalan dimana momentum benda sebelum dan sesudah tumbukan sama.
Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa Pada peristiwa tumbukan,
jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan tetap asalkan tidak
ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda tersebut.
Pernyataan ini yang dikenal sebagai Hukum Kekekalan Momentum Linier.
Secara matematis untuk dua benda yang bertumbukan dapat dituliskan
PA + PB = P'A + P'B atau mAvA + mBvB = mAv'A + mBv'B
Jika ada dua benda yang bertumbukan dan tidak ada gaya luar yang bekerja pada
benda-benda, maka berlaku hukum kekekalan momentum. Akan tetapi energi kinetik
totalnya biasanya berubah. Hal ini akibat adanya perubahan energi kinetik menjadi
bentuk kalor dan atau bunyi pada saat tumbukan. Jenis tumbukan ini disebut
tumbukan tidak lenting sebagian. Bila setelah tumbukan kedua benda bergabung,
disebut tumbukan tidak lenting sempurna. Ada juga tumbukan dengan energi kinetik
total tetap. Tumbukan jenis ini disebut tumbukan lenting (sempurna). Jadi secara
garis besar jenis- jenis tumbukan dapat diklasifikasikan ke dalam: Tumbukan lenting
(sempurna), Tumbukan tidak lenting sebagian dan Tumbukan tidak lenting sempurna
IV. Prosedur Kerja
1. Merangkai alat seperti pada gambar di bawah ini :
J
c. Dengan tambahan massa 0,500 Kg
D. Grafik untuk bumper light speed
a. Tanpa tambahan massa
Pada pecobaan kali ini,kami menggunakan alat pasco yang terhubung dengan
komputer sehingga memudahkan kami pada saat melakukan praktikum.Adapun alat
yang kami pergunakan berhubungan erat dengan teknologi dan tidak terlepas dari
energi listri AC(PLN).Komponen alat yang kami gunakan antara lain yaitu :PAScar
System (1.2 meter) ,.Force Accessory Bracket,.Photogate Bracket,Smart Timer
Picket Fence,Photogate Head ,Force Sensor,Mass Balance,850 Universal
Interface,PASCO Capstone Software,Bumper tipe ( tipe light spring dan tipe heavy
spring).
Pada hasil perhitungan kami mendapatkan hasil momentum sudut yang negatif,
ini menandakan arah kecepatan dari pascar itu, karena kecepatan akhirnya
berlawanan arah dengan kecepatan awalnya. Adapun faktor-faktor yang
menyebabkan kesalahan pada saat praktikum yaitu faktor kesalahan kami sebagai
praktikan atau pengaman dalam melakukan percobaan ini,dan faktor kesalahan alat
ukur dalam hal ini alat sensor yang bekerja pada pascar.Selain itu,semua praktikum
yang berhubungan dengan listrik pasti mempunyai faktor kesalahan yang sama
dalam besarnya kuat arus yang mengalir dan besarnya tegangan listrik AC tersebut.
VIII. Kesimpulan
1. Impuls merupakan suatu besaran yang erat hubungannya dengan tumbukan.
Momentum merupakan ukuran kesukaran untuk menggerakkan suatu benda
dan didefinisikan sebagai hasil kali massa (m) dengan kecepatan(v).
2. Nilai implus yang kami dapatkan pada percobaan ini adalah pada heavy
spring yaitu 0,372 N.s, 0,023 N.s, 0,372 N.s. sedangkan untuk light spring
nilai impulsnya yaitu 1,050 N.s, 1,246 N.s, dan 1,776 N.s.
3. Nilai perubahan momentum yang kami dapatkan pada heavy spring adalah -
0,049 kg.m/s, -0,328 kg.m/s, dan -0,372 kg.m/s. Sedangkan pada light spring
adalah adalah -0,011 kg.m/s, -0,313 kg.m/s, dan -0,037 kg.m/s.
Daftar Pustaka