Anda di halaman 1dari 17

ASURANSI LAUT

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Ekonomi

DIAN DAMAYANTI

NPM : 103341013

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

LA TANSA MASHIRO

2011 M / 1432 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT dan atas berkat
rahmat-Nya, maka tugas ini dapat diselesaikan. Tugas ini disusun seagai salah
satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester, yang diselenggarakan oleh
Perguruan Tinggi STIE La Tansa Mashiro. Tugas ini dibuat dengan judul
Asuransi Laut

Penulis merasakan banyak dari tugas ini. Dari pemilihan judul sampai
akhir pembuatan tugas ini. Penulis mendapatkan pengalaman-pengalaman yang
bermanfaat untuk masa depan. Untuk itu penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua

Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini, antara lain :

1. Bapak Bambang Pujo Purwoko, selaku Dosen Mata Kuliah Aspek Hukum
Dalam Ekonomi;
2. Kedua Orangtua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil;
3. Dan pihak-pihak lainnya yang telah membantu dalam penyelesaian tugas
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi penyempurnaan tugas ini. Akhir kata semoga tugas ini
bermanfaat bagi kita semua.

Rangkasbitung, Januari 2011

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1


B. Perumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1
D. Kegunaan.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Asuransi .................................................................................. 3


B. Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak dalam Asuransi Laut ....................... 3
C. Manfaat Asuransi ................................................................................. 4
D. Prinsip-prinsip Dasar Asuransi ............................................................ 4
E. Objek Asuransi Laut ............................................................................ 5
F. Premi Asuransi Laut ............................................................................. 6
G. Kontrak Asuransi Laut ......................................................................... 7
H. Klaim Asuransi Laut ............................................................................ 10
I. Resiko-resiko Dalam Asuransi Laut .................................................... 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................... 123

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada era globalisasi ini, asuransi sangat memegang peranan
penting dalam kegiatan ekonomi. Asuransi merupakan suatu sistem
proteksi terhadap kerugian yang bersifat finansial atau materil dengan cara
mengadakan pengalihan resiko dari suatu pihak kepada pihak lain.
Bisnis asuransi masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda.
Perkembangan asuransi di Indonesia pun semakin pesat dan banyak
jenisnya setelah kemerdekaan. Mulai dari asuransi jiwa, asuransi
pendidikan, asuransi kebakaran, asuransi laut, dan lain-lain.
Asuransi laut merupakan pelopor dari segala jenis asuransi.
Asuransi laut di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang diatur
secara jelas, terperinci dan luas hinggal lebih dari 25 pasal.

B. Perumusan Masalah
1. Apa pengertian asuransi laut?
2. Apa hak dan kewajiban pihak-pihak dalam asuransi laut?
3. Apa fungsi asuransi laut?
4. Apa saja bagian dari kontrak laut?
5. Bagaimana cara mengajukan klaim asuransi laut?

C. Tujuan
Asuransi laut diadakan karena adanya keadaan gawat di laut, hal
ini berarti bahwa sangat perlu untuk setiap perusahaan pengangkutan laut
untuk mengasuransikan usahanya tersebut. Pihak-pihak yang terkait dalam
asuransi laut juga perlu diketahui. Dalam penyelesaian klaim, juga terdapat
kemungkinan adanya keterkaitan dengan pihak lain baik sebagai penyebab
maupun sebagai korban kejadian yang menyebabkan kerugian.

1
D. Kegunaan
Pengetahuan mengenai asuransi laut atau marine insurance
sangatlah penting bagi orang-orang yang bekerja pada perusahaan dan jasa
kepelabuhanan, dimana jika terjadi kasus-kasus, maka ia dapat berperan
sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dibidang tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Asuransi
1. Pengertian Asuransi
Berdasarkan pasal 246 KUH Dagang : Asuransi atau
pertanggungan merupakan suatu perjanjian dimana seorang
penanggung dengan merupakan suatu perjanjian dimana seorang
penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya
kepada tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian, karena
kehilangan, kerusakan, atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan,
dan yang akan dideritanya karena kejadian yang tidak pasti.1
2. Pengertian Asuransi Laut
Asuransi pengangkutan laut merupakan suatu perjanjian
pertanggungan antara penanggung dan tertanggung atas kepentingan
yang berhubungan dengan kapal sebagai alat pengangkut dan barang
sebagai muatan kapal dari kemungkinan resiko kerusakan/kerugian
yang di akibatkan oleh bahaya-bahaya laut atau bahaya lain yang
berhubungan dengan bahaya laut.2

B. Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak dalam Asuransi Laut


1. Penanggung
Penanggung (Insurer), yaitu pihak yang menerima pengalihan
resiko yang mungkin dihadapi oleh Tertanggung. Hak utama dari
seorang Penanggung adalah mendapatkan premi dalam jumlah yang
telah ditentukan, dan kewajibannya adalah memberikan penggantian
kepada Tertanggung karena sesuatu kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan diderita.

1
Prof. R. Subekti SH., et al,. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang
Kepailitan (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1997), hal. 73.
2
Hakim, Asuransi Laut, (Mei 6, 2008).

3
2. Tertanggung
Tertanggung (insured), yaitu pihak yang mengalihkan risiko yang
mungkin dihadapinya. Kewajiban dan hak yang paling utama dari
tertanggung adalah membayar sejumlah tertentu, serta mengajukan
klaim kepada Penanggung apabila resiko yang dipertanggungkannya
benar-benar terjadi.

C. Manfaat Asuransi
1. Bagi Penanggung
Kesediaan penanggung untuk memberikan proteksi atas resiko
yang dialihkan oleh Tertanggung dikarenakan premi yang diperoleh
dari Tertanggung sendiri, sebagai balas jasa proteksi asuransi selama
periode pertanggungan. Premi disini mencerminkan besarnya biaya-
biaya dan keuntungan yang diharapkan oleh Penanggung dalam
produksi jasa-jasa asuransinya.
2. Bagi Tertanggung
Manfaat asuransi bagi tertanggung (khususnya bagi pengusaha)
adalah menambah efisiensi atau menguntungkan. Sebab apabila
kepentingan yang di asuransikan terkena resiko dan mengakibatkan
kerugian yang paling besar, maka pemiliknya akan mendapatkan ganti
rugi hanya dengan membayar premi yang jumlahnya sedikit, dan juga
para pengusaha tidak perlu ragu-ragu untuk melakukan kegiatan
usahanya, karena telah terhindar dari resiko kerugian dan kemacetan
perkembangan usahanya dikemudian hari.3

D. Prinsip-prinsip Dasar Asuransi


Prinsip-prinsip dasar penutupan asuransi merupakan dasar persetujuan
asuransi yang harus diperhatikan dan dipenuhi oleh Tertanggung dan
Penanggung serta merupakan prinsip yang mengikat kedua belah pihak,

3
John Sinyal, Shipping, hal. 42

4
meskipun tidak dinyatakan secara tertulis dalam polis (Implied
Conditions), yakni sebagai berikut :
1. Kepentingan Yang Di Asuransikan (Principles of Insurable Interest)
Menurut prinsip Insurable Interest dalam asuransi laut, tertanggung
hanya boleh melakukan penutupan asuransi atau objek pertanggungan
apabila ia mempunyai kepentingan (Interest) yang dapat di
asuransikan.
2. Itikad Baik (Principles of Utmost Good Faith)
Menurut prinsip ini penutupan asuransi baru di anggap sah secara
hukum apabila dilakukan atas dasar itikad baik dari kedua belah pihak,
yakni Tertanggung dan Penanggung.
3. Indemnitas (Principles of Indemnity)
Menurut Principle of Indemnity, perusahaan asuransi menjamin pihak
tertanggung mendapat ganti rugi jika terjadi resiko atas kepentingan
yang diasuransikan.
4. Subrogasi (Principles of Subrogation)
Berdasarkan Principle of Subrogation ini, apabila tertanggung
mendapat penggantian dari satu pihak atas dasar indemnity, maka ia
tidak lagi berhak memperoleh dari pihak lain.
5. Proxima Causa (Principles of Proximate Cause)
Dalam prinsip ini, Penanggung hanya menerima pengajuan klaim atau
tertanggung hanya berhak mendapat ganti rugi apabila terbukti bahwa
kerugian tersebut terjadi dari resiko yang dijamin dalam polis.4

E. Objek Asuransi Laut


Objek pertanggungan atau kepentingan-kepentingan yang dapat
dipertanggungkan serta yang merupakan jenis asuransi laut (Marine
Insurance), meliputi :
1. Barang dan kepentingan yang melekat didalamnya (Marine Cargo
Insurance)

4
Ibid, hal. 44-46.

5
Barang dan kepentingan yang ada didalamnya, meliputi :
a. Cargo, harga beli barang itu sendiri;
b. Freight, biaya pengiriman atau ongkos kapal;
c. Forwarding Expenses, ongkos pembongkaran dan pengurusan
barang;
d. Premi Asuransi;
e. Imaginary Profit, keuntungan yang diharapkan;
f. Cash in Transit.
2. Kapal dan segala kepentingan yang melekat didalamnya (Marine Hull
and Machinary Insurance)
Kepentingan yang berhubungan dengan kapal secara garis besarnya
dapat dikategorikan atas 2 (dua) kelompok kepentingan yang melekat
didalamnya sebagai berikut :
a. Kepentingan dari pemilik kapal akibat rusaknya kapal serta
kerugian-kerugian lainnya yang langsung diderita pemiliknya.
b. Kerugian pemilik kapal akibat tanggungjawabnya kepada pihak
lain yang terjadi selama ia mengoperasikan kapalnya.5

F. Premi Asuransi Laut


Premi asuransi (Insurance Premium) adalah sejumlah uang yang
dibayarkan oleh Tertanggung kepada Penanggung sebagai imbalan dari
kesediaan Penanggung mengambil alih resiko yang mungkin akan
dihadapi oleh Tertanggung.
Perbedaan pokok antara golongan asuransi jumlah (misalnya
asuransi jiwa) dengan golongan asuransi kerugian (misalnya asuransi
pengangkutan laut) terletak pada fungsi premi. Pada asuransi jiwa, premi
berfungsi sebagai tabungan dan sebagai harga jasa proteksi asuransi.
Sedangkan pada asuransi laut, fungsi premi asuransi hanya sebagai harga

5
Ibid, hal. 42.

6
dari jasa proteksi asuransi yang diberikan oleh pihak Penanggung selama
jangka waktu kontrak (masa berlakunya jaminan polis).6

G. Kontrak Asuransi Laut


Menurut pasal 255 KUH Dagang, perjanjian asuransi akan berlaku/sah
jika sudah dinyatakan dalam suatu perjanjian tertulis yang disebut Polis
(Policy) dan dibubuhi Bea Materai secukupnya.
1. Macam-macam Polis
Macam-macam polis yang biasanya dipergunakan diantaranya :
a. Polis Berjangka (Time Policy)
Polis Berjangka (Time Policy) adalah polis yang menutup
pertanggungan untuk suatu jangka waktu tertentu (biasanya selama
6 bulan, dan seterusnya).
b. Polis Perjalanan (Voyage Policy)
Polis Perjalanan (Voyage Policy) adalah polis yang menutup
pertanggungan selama perjalanan tertentu dari satu tempat ke
tempat lain tanpa menghiraukan lama waktunya.
c. Polis Campuran (Mixed Policy)
Polis Campuran (Mixed Policy) adalah campuran antara Polis
Berjangka dan Polis Perjalanan.
d. Open Policy atau Floating Policy
Open Policy adalah polis yang menutup pertanggungan sejumlah
barang yang pengapalannya akan ditentukan kemudian.
e. Open Cover
Open cover adalah suatu polis yang menutup sejumlah barang
dalam jangka waktu tertentu sedangkan pelaksanaannya akan
ditentukan sesudah pengapalannya.

6
Ibid, hal. 47-48.

7
2. Isi Polis
Polis adalah suatu kontrak dan harus di isi secara lengkap
mengenai pokok persetujuan kedua belah pihak mengenai hak dan
kewajibannya.
Sesuai dengan pasal 256 KUH Dagang, yang harus dicantumkan
dalam polis asuransi adalah :
a. Nama penanggung atau nama orang-orang yang menanggung;
b. Nama tertanggung;
c. Keterangan lengkap mengenai objek yang ditutup;
d. Jumlah uang pertanggungan (uang asuransi);
e. Bahaya atau resiko yang ditutup (resiko-resiko yang dijamin);
f. Jangka waktu pertanggungan (mulai dan berakhirnya)
g. Premi pertanggungan;
h. Semua hal dan keadaan penting bagi suatu pertanggungan serta
persetujuan lain yang telah dicapai antara pihak-pihak yang
bersangkutan.7
3. Masa Berlakunya Pertanggungan
Tentang kapan berlakunya pertanggungan dan saat tidak
berlakunya ini ditentukan oleh Pasal-pasal 624 sampai dengan Pasal
634 KUHD.

Pasal 624, dalam hal pertanggungan atas sebuah kapal maka


bahaya mulai berjalan bagi si yang menanggung semenjak saat
nahkoda mulai dengan pemuatan barang-barang dagangan; atau
apabila ia diwajibkan berangkat hanya dengan membawa bahan
pemberat, pada saat dimulainya memuat bahan tersebut.
Pasal 625, dalam pertangungan yang disebutkan yang lalu bahaya
bagi pihak yang menanggung berakhir dalam jangka waktu 21 hari
setelah barang-barangnya dipertanggungkan sampai di tempat
tujuan, atau sekian hari lebih cepat setelah barang-barang sebuah
muatan tersebut dibongkar.

7
Ibid, hal. 57 et seq.

8
Pasal 626, dalam halnya sebuah kapal dipetanggungkan untuk
sebuah perjalanan pergi-pulang, atau untuk lebih dari suatu
perjalanan, maka pihak yang menanggung, selamam itu
menanggung bahaya sampai dengan 21 hari semenjak
diselesaikannya perjalanan teakhir, atau beberapa hari lebih cepat
setelah barang-barang muatan terakhir setelah dibongkar.

Pasal 627, apabila yang diasuransikan itu adalah barang-barang


dagangan atau barng-barang lainnya, maka bahaya mulai berjalan
atas tanggungan pihak yang menanggung segera setelah barang-
barang itu di bawanya ke tepi laut, untuk selanjutnya tempat itu
dimuat atau dinaikkan ke dalam kapal-kapal yang akan
mengangkutnya.

Pasal 628, jika yang diauransikan itu adalah barang-barang


dagangan atau barang-barang lainnya, maka bahaya itu
berlangsung terus tanpa henti, meskipun nakhoda telah dengan
terpaksa melakukan pelabuhan darurat, membongkar muatan dan
memperbaiki kapalnya di situ, hingga perjalanannya dihentikan
secara sah oleh pihak yang ditanggung diberikan perintah untuk
tidak lagi memuat barang-barangnya ke kapal, ataupun pelayaran
itu diselesaikan sama sekali.

Pasal 629, jika nakhoda atau pihak yang ditanggung atas barang-
barang, karena alasan-alasan yang sah tidak dapat membongkar
muatan dalam jangka waktu seperti ditetapkan Pasal 627,
sedangkan mereka tidak bersalah atas keterlambatan itu, bahaya
bagi pihak yang menanggung tetap berlangsung sampai saat
selesainya dibongkar barang-barang tersebut. 8

Dalam pasal-pasal berikutnya lihat pada KUH Dagang.


4. Berakhirnya Polis
Berakhirnya polis asuransi dapat terjadi karena hal berikut :
a. Batal/berakhir sebelum waktunya :
1) Tertanggung memberikan keterangan-keterangan yang salah
(tidak ada itikad baik/utmost good faith).

8
Prof. R. Subekti SH., et al,. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang
Kepailitan (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1997), hal. 192-193.

9
2) Tertanggung tidak mempunyai kepentingan yang di
asuransikan (Insurable Interest).
3) Terjadinya penyimpangan dari ketentuan polis, seperti
penyimpangan dalam hal dan percobaan perjalanan yang tidak
sesuai dengan ketentuan polis.
4) Perjalanan dihentikan sebelum waktunya (berlaku untuk Polis
Perjalanan).
5) Apabila salah satu pihak membatalkan sebelum waktunya.
b. Berakhir secara wajar :
1) Jika perjalanan telah selesai (berlaku untuk Polis Perjalanan).
2) Jika tanggal jatuh tempo telah sampai (berlaku untuk Polis
Berjangka).
3) Setelah penanggung membayar total kerugian klaim.
4) Jika pembatalan dilakukan oleh kedua belah pihak.9

H. Klaim Asuransi Laut


Klaim dalam asuransi ialah tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh
Tertanggung kepada Penanggung karena kepentingan yang di suransikan
mengalami kerugian atau kerusakan atas barang yang
dipertanggungkannya akibat dari suatu peristiwa selama barang dalam
proses pengangkutan.
1. Prosedur Pengajuan Penyelesaian Klaim
a. Pemberitahuan kerugian.
b. Survey kerusakan dan kerugian.
c. Mengusahakan kelengkapan dokumen pendukung klaim.
2. Dokumen-dokumen Pendukung Klaim Asuransi
a. Polis asuransi atau sertifikat asuransi.
b. Faktur dan daftar perincian barang, meliputi jenis pengepakkannya,
dan sebagainya.
c. Laporan survey.

9
John Sinyal, Shipping, hal. 59.

10
d. Surat-menyurat dengan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan
penyebab kerugian.
e. Dokumen klaim asuransi lainnya.

I. Resiko-resiko dalam Asuransi Laut


1. Kebakaran
Ada banyak hal yang menimbulkan kecelakaan, antara lain:
a. Akibat kecelakaan;
b. Akibat kesalahan awak kapal;
c. Akibat salah satu barang terbakar sendiri;
d. Akibat halilintar;
e. Akibat lain yang tidak dapat diketahui penyebabnya.

Sering pula ada pihak penanggung menolak atas klaim yang timbul,
maka penanggunglah yang harus membuktikannya, untuk mengindari
pertengkaran-pertengkaran yang mungkin akan terjadi.

2. Barraty
Kecurangan nahkoda dan/atau kru kapal untuk mengambil alih
kapal dari pemiliknya dan kemudian menguasainya dan
menggunakan/membawa kapal tersebut ketempat yang tidak disetujui
pemiliknya.
3. Thieves
Yang ditutup, atau di berikan ganti ruginya oleh asuransi hanyalah
pencurian yang dilakukan secara diam-diam. Resiko pencurian tidak
termasuk kecurian biasa.
4. Jettison
Jettison adalah membuang barang ke laut guna penyelamatan
kepentingan umum kapal dan barang-barang lainnya.10

10
Ibid, hal. 55.

11
Mengenai resiko-resiko tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa :
a. Resiko yang di alami sebagai suatu bencana yang di akibatkan oleh
alat pengangkutnya, seperti kandas, kebocoran, tenggelam,
tabrakan, terbalik, dan lain-lain.
b. Perlakuan dalam menangani secara tidak
bertanggungjawab/sembrono (Rough Handling), seperti perlakuan
disaat muat/bongkar oleh buruh di pelabuhan atau di gudang.
c. Pencurian serta bencana di kapal, tempat penimbunan, atau disaat
muat/bongkar.
d. Kesalahan pada saat muat/bongkar.
e. Kemasan yang tidak memenuhi persyaratan standar.
f. Tempat penimbunan yang tidak memenuhi syarat.
g. Bahaya perang, huru-hara, kerusuhan dan pemogokan di pelabuhan.
h. Karena watak pada barang itu sendiri.
i. Akibat perbaruan barang dari berbagai jenis sehingga dapat
menimbulkan kontaminasi.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sehubungan dengan perkembangan asuransi di Indonesia, asuransi
laut sangat memegang peranan penting di Negara Indonesia yang secara
geografis adalah sebuah Negara Kepulauan. Indonesia memiliki lebih
17.000 pulau, khususnya pulau-pulau yang telah memiliki penduduk yang
besar jumlahnya seperti yang kita ketahui yaitu, pulau Kalimantan,
Sumatera, Sulawesi, dan yang sedang kita jejaki saat ini pulau Jawa.
Dengan berkembangnya penduduk Indonesia yang sangat pesat,
perkembangan Ekonomi dan Kebutuhan Masyarakat pun mengalami
kemajuan, dengan bentuk wilayah Negara ini, maka sangat jelas
transportasi laut akan sangat diperlukan dalam melakukan kegiatan
ekonomi. Maka pemahaman tentang asuransi laut sangat dibutuhkan pula,
untuk menghindari kerugian karena kecelakaan di laut yang mungkin akan
terjadi.
B. Saran
Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kita semua, sebagai
sumber referensi dan tolak ukur dalam pembuatan makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi oleh penulis lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hakim. (2008). "Asuransi Laut".

Sari, E. K., & Simangunsong, A. (2007). Hukum Dalam Ekonomi. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana.

Sinyal, J. (n.d.). "Shipping".

Subekti, R., & Tjitrosudibio, R. (1997). Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai