Anda di halaman 1dari 4

Unbalance

Keadaan tak seimbang terjadi apabila pusat massa sistem berputar tidak berimpit dengan
titik pusat perputaran, hal ini dapat terjadi karena beberapa sebab misalnya bahan
yangtidak homogen dan perubahan posisi ketidakseimbangan dapat terjadi pada suatu
bidang(disebut static unbalance)atau pada beberapa bidang (couple unbalance).
Gabungan keduanya disebut dinamic unbalance. Dalam keadaan unbalance sebuah vektor
gaya yang berputar dengan poros menimbulkan getaran dengan frekuensi satu per
putaran.

Karakteristik ini sangat penting untuk membedakan unbalance dengan cacat atau
kerusakan yang menghasilkan getaran serupa dengan getaran satu per putaran. Kerusakan
akibat cacat yang sering disangka dari rotor biasanya mempunyai harmonik tingkat
tinggi, tetapi perlu diingat bahwa bila gaya balansnya tak besar, harmonik tingkat tinggi
dapat terjadi. Halyang sama terjadi pula bila kekakuan bantalan dalam arah vertikal dan
horizontal jauh berbeda, karena gaya unbalance merupakan vektor berputar maka fasa
getarannya relatif terhadap keyphasior tergantung pada lokasi transducernya. Amplitudo
dalam hal ini berubah sedikit.

Kerusakan yang sering disangka unbalance

Kerusakan dibawah ini sering disangka unbalance karena amplitudonya naik bila
kecepatan putar meningkat, namun demikian, masing-masing mempunyai karakteristik
berbeda yang dapat digunakan untuk identifikasi:

Variasi beban, beban besar pada mesin dapat mempertinggi tingkat getaran. Untuk
menafsirkan dengan baik gejala ini maka karakteristik pengoperasian mesin
harus dipahami. Dalam mengukur getaran dasar (baseline vibration)sangat
penting untuk diperhatikan variasi getaran terhadap beban, tekanan, dan suhu.

Bagian-bagian yang kendor, spektrum getaran yang dihasilkan oleh bagian-bagian


mesin yang kendor hampir selalu mengandung harmonik tingkat tinggi. Namun
pada mesin tertentu, harmonik tingkat tinggi ini terendam, karena getaran
tersebut tersebar dalam arah tertentu, maka letak transducer akan mempengaruhi
intensitas gataran yang terukur, gejala ini dipakai untuk mengidentifikasi adanya
elemen mesin yang kendor.

Resonansi, pada kecepatan putar menghasilkan level getaran yang tinggi dengan
frekuensi sama dengan kecepatan putar (dalam hal ini sering dipakai notasi 1x
untuk menyatakan frekuensi sama dengan kecepatan putaran) resonansi pada
kecepatan putar akan teridentifikasi dengan mudah karena adanya penambahan
atau pengurangan rpm akan menurunkan intensitas getaran, resonansi biasanya
dihubungkan dengan kesalahan pemasangan.

Kelonggaran (over clereance)yang berlebih pada bantalan luncur.

Misalignment

Misalignment terjadi karena adanya pergeseran atau penyimpangan salah satu bagian
mesin dari garis pusatnya. Misalignment sendiri mengakibatkan getaran dalam arah axial.
Misalignment merupakan penyebab kedua terjadinya vibrasi meskipun telah digunakan
flexible couplings dan self aligning bearing.

Ciri misalignment:

o Mempunyai komponen getaran pada frekuensi 2x putaran poros

o Menyebabkan getaran dalam arah aksial

Misalignment berasal dari:

o Preload dari poros bengkok atau bantalan yang tidak mapan

o Sumbu poros pada kopling tidak segaris


Mechanical Looseness (kekendoran)

Komponen-komponen mesin yang dapat kendor antara lain bantalan (mount) atau tutup
bantalan (bearing cap). Kekendoran ini hampir selalu menghasilkan sejumlah besar
harmonik dalam spektrum frekuensinya, baik harmonik ganjil maupun tunggal.
Komponen getaran yang dengan frekuensi lebih kecil dari kecepatan putar juga dapat
terjadi. Teknik untuk mendeteksi kekendoran adalah dengan mengukur getaran pada
beberapa titik (transducer kecepatan dapat berfungsi baik). Sinyal yang terukur akan
mencapai maksimumnya pada arah getaran (biasanya arah vertikalmemberikan
getaranyang lebih besar dari arah horizontal), atau disekitar lokasi kekendoran.

Ben Shaft

Terjadinya bent shaft juga dapat menimbulkan vibrasi. Phase ketika diukur secara axial
disekeliling poros akan berubah kira-kira 180o, terlebih ketika pembengkokan yang
terjadi dekat dengan bearing.

Eccentric Journal/Rotor

Gejala ini menunjukkan bahwa garis pusat dari poros mesin, journal, rotor atau stator
tidak konsentris. Vibrasinya terjadi pada sekali shaft rotational frequency. Pada roda gigi,
amplitude terbesar terjadi searah dengan garis pusat. Phase menunjukkan single reference
merk

Defective Antifriction Bearing

Vibrasi ditunjukkan dengan adanya frekuensi yang tinggi pada puncak vibrasi, ditambah
dengan frekuensi dari daerah yang berfluktuasi. Frekuensinya bukan multiple shaft
rotation frequency. Phase bersifat unsteady.

Bantalan gelinding(anti friction bearing), pada saat awal kerusakan, getaran yang
ditimbulkantidak dapat dideteksi. Frekuensi khusus yang ditimbulkan oleh bantalan cacat
tergantung pada sifat cacatnya, geometri bantalan, dan kecepatan putar. Parameter
bantalan(ukuran dan geometri)yang menentukan frekuensi tersebut adalah, diameter bola,
jumlah bola, diameter pitch, dan sudut kontak. Perlu diperhatikan adalah bantalan dengan
nomor seri sama dari suatu pabrik belum tentu mempunyai ukuran dan geometri yang
sama. Pabrik akan melakukan perubahan parameter bantalan dari waktu ke waktu untuk
memperbaiki mutunya.

Oil Whirl

Rotor yang ditumpu diatas bantalan luncur dapat mengalami ketidakstabilan, yang tidak
dijumpai pada bantalan gelinding. Bila ketidakstabilan ini terjadi pada rotorfleksible pada
kecepatan kritisnya, akibatnya sangatlah fatal. Ada beberapa hal yang menyebabkan
ketidakstabilan ini, antara lain histeristis, fluida terjebak, dan lapisan pelumas yang tidak
stabil.

Ketakstabilan bantalan luncur, terjadi karena penyimpangan terhadap operasi normal,


fluida diantara poros dan bantalan bergerak dengan kecepatan setengah kali kecepatan
poros. Karena efek viskositas fluida, maka tekanan fluida didepan celah, tersempit lebih
besar dari belakangnya. Perbandingan ini disamping menimbulkangaya angkat sehingga
poros mengambang, juga menimbulkan gaya yang dapat menyebabkan whirl atau gerak
asing dalam arah putaran poros dengan kecepatan0,43-0,48 kecepata putar poros. Whirl
mengakibatkan gaya sentrifugal meningkat sehingga gaya penyebab whirl pun
bertambah. Ketastabilan terjadi bila fluida pelumas tidak mampumendukung poros, atau
bila frekuensi whirl sama dengan putaran kritis poros. Kemampuan fluida pelumas untuk
mendukung poros berkurang karenaperubahan viskositas, tekanan, atau beban luar.

Anda mungkin juga menyukai