Anda di halaman 1dari 2

Menurut R.

Sommers, Proposisi adalah tanda atau ekspresi daripada putusan dan dapat diberi
definisi; Ungkapan luaran dari predikat tetang subjek. Ungkapan ialah kompleks term term
atau kata-kata yang memiliki arti tertentu. Luaran ialah aksi pikiran dengan mana kita
membenarkan atau menyangkal sesuatu dengan predikat atau objek.\

Suatu Proposisi mempunyai tiga unsur:


1. Subjek
2. Predikat
3. Kopula (Penghubung antara subjek dan predikat)
Contoh:
Semua manusia adalah makhluk hidup
Semua manusia sebagai subjek, makhluk hidup sebagai predikat, dan adalah sebagai kopula.

Perbedaan antara gramatika dan logika; dalam gramatika setiap ungkapan merupakan
proposisi (kalimat dengan kata-kata) dan terdapat kalimat untuk bertanya, untuk memberi
perintah, untuk memohon; ramatika memperhatikan terutama term-term atau kata-kata,
sehingga setiap kompleks kata-kata mempunyai arti tertentu disebut proposisi; dalam logika
dipandang pertama-tama arti yang benar atau palsu dari proposisi, yang dinyatakan dalam
enusiasi atau ungkapan.

Dalam Logika, dikenal adanya dua macam proposisi menurut sumbernya, yaitu proposisi analisis dan
proposisi sintesis.
1. Proposisi Analisis
Predikat proposisi analisis hanya menyatakan konotasi atau bagian dari konotasu subjek. Dengan kata
lain, predikat dalam hubungannya kepada subjek merupakan genus atau diferensia. Predikat proposisi
yang seperti ini menyatakan secara eksplisit apa yang secara implisit terkandung dalam subjeknya.
Bila kita katakan misalnya semua manusia adalah rasional, term rasional sudah terkandung
seluruhnya dalam term manusia yang menjadi subjek dalam proposisi itu. Karena itu proposisi
analisis hanya mengemukakan apa yang terkandung dalam term subjeknya dan tidak menyatakan
seusatu keterangan baru tentang subjek itu.
2. Proposisi Sintetis
Proposisi Sintetis adalah proposisi yang predikatnya mengemukakan keterangan-keterangan tambahan
berupa uraian tentang konotasi subjek yang belum dikemukakan. Proposisi sintetis memberikan
keterangan bau tentang subjek, sebab predikat dalam hubungannya dengan subjek adalah propium
atau accident, misalnya: manusia adalah makhluk yang berbudi atau
Manusia adalah makhluk yang pandai tertawa
Sumber:

Sommers, M. 1982. Logika. Bandung. Alumni


Ranjabar, Jacobus. 2015. Dasar-Dasar Logika. Bandung. Penerbit Alfabeta
Susanto, Dedi. 2013. Makalah Logika. Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Anda mungkin juga menyukai