PENDAHULUAN
Rangkaian listrik yang kita jumpai sehari-hari biasanya tidak hanya terdiri
dari satu sumber tegangan dan satu hambatan saja, tetapi meliputi beberapa
sumber, hambatan atau unsur-unsur lain yang dihubungkan satu dengan yang lain.
Istilah yang umm dipakai untuk rangkaian semacam ini adalah jaringan.
Bila arus listrik mengalir dalam suatu rangkaian yang hanya terdiri dari suatu
sumber tegangan dan satu hambatan, menurut hukum ohm yang berlaku :
V=I. R
Rangkaian listrik tertutup adalah rangkaian listrik yang saling berhubungan yang di
dalamnya terdapat hambatan (R) dan sumber arus listrik (elemen, E atau ) sehingga pada
rangkaian tersebut mengalir arus listrik. Pada dasarnya ada dua jenis rangkaian listrik,
yaitu : rangkaian seri dan paralel.
Rangkaian seri adalah rangkaian dimana satu atau banyak beban listrik
dihubungkan ke catu daya lewat satu rangkaian.
Jadi hambatan pengganti dari hambatan listrik yang disusun seri dapat dinyatakan
dalam persamaan berikut:
RS = R1 + R2 + R3 + . + Rn
Jadi, hambatan pengganti dari n hambatan listrik yang disusun secara paralel
dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Alur Percobaan
A. Hukum Ohm
Amperemeter Voltmeter
- Dihubungkan ke-
Tahanan geser
- Digeser 5 kali,
menghasilkan - Dihasilkan
Berbanding lurus
B. Hukum Ohm dalam Rangkaian
- Didapatkan
- Didapatkan
V1, V2, dan Vtot
Rangkaian Seri
Rangkaian Paralel
Rangkaian Ohm
Rangkaian Seri
Pada percobaan pertama diperoleh harga I sebesar 0,18 A, dengan V1=1,2
V, V2=1,2 V dan Vtot=2,4 V sehingga diperoleh harga R1 sebesar 13,3 . Pada
percobaan kedua harga I=0,16 A dengan V1=1,1 V , V2=1,0 V dan Vtot=2,0 V
sehingga diperoleh harga R2 sebesar 12,5 . Sedangkan pada percobaan ketiga
I=0,14 A dengan V1=0,8 V , V2=0,8 dan Vtot = 1,6 V sehingga diperoleh harga
R3 sebesar 11,4 . Kemudian percobaan keempat I=0,12 A dengan V1=0,6 V,
V2= 0,4 V dan Vtot= 1,2 V sehingga diperoleh harga R4 sebesar 10,0 .
Terakhir percobaan kelima I=0,10 A dengan V1=0,6 V , V2=0,2 V dan
Vtot=0,9 V sehingga diperoleh R5 sebesar 9,0 .
Rangkaian Paralel
Pada percobaan pertama diperoleh harga V= 1,4 V dengan I1=0,22 A,
I2=0,20 A dan Itot=0,42 A sehingga diperoleh R1 sebesar 3,3 . Percobaan
kedua diperoleh V=0,6 V dengan I1=0,18 A dan I2=0,18 A dan Itot=0,32 A
sehingga diperoleh R2 sebesar 1,9 . Lalu pada percobaan ketiga diperoleh
harga V= 0,6 V, I1=0,16 A, I2=0,14 A dan Itot=0,28 A sehingga diperoleh harga
R4 sebesar 2,1 . Selanjutnya percobaan keempat peroleh harga V=0,4 V,
I1=0,10 A, I2=0,12 A dan Itot=0,26 A sehingga diperoleh harga R4 1,5 . Dan
terakhir percobaan kelima harga V=0,2 V, I1=0,12 A, I2=O,12 dan Itot=0,24 A
sehingga diperoleh harga R5 sebesar 0,8 .
Rangkaian Ohm
Percobaan pertama diperoleh harga V=1,4 V dan I=0,20 A sehingga
diperoleh harga R1 sebesar 7,0 . Kemudian pada percobaan kedua V=1,2V
dan I=0,18 A sehingga diperoleh harga R2 sebesar 6,7 . Selanjutnya
percobaan ketiga diperoleh harga V= 1,0 V dan I=0,16 A sehingga diperoleh
harga R3 sebesar 6,2 . Kemudian percobaan keempat V=0,6 V dan I=0,14 A
sehingga diperoleh harga R4 sebesar 4,3 , dan terakhir percobaan kelima
V=0,4 V dan I= 0,12 A sehingga diperoleh harga R5 sebesar 3,3 .
BAB V
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
5.1 DISKUSI
3. Apakah nyala lampu sama-sama terang ketika dirangkai seri dan ketika
dirangkai paralel? Uraikan dengan ringkas penjelasan anda!
Tidak,
5.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kami mengukur besarnya tegangan dan arus listrik
pada rangkaian seri dan rangkaian paralel sehingga didapat nilai hambatan.
Berdasarkan hukum ohm pada rangkaian seri, besarnya arus yang mengalir
pada setiap hambatan adalah sama. sedangkan besar tegangannya adalah Vtot =
V1+V2. Namun pada praktikum yang kami lakukan terdapat beberapa selisih
angka pada saat pengukuran tegangan yaitu pada percobaan kedua, keempat
dan kelima. Pada percobaan kedua harga I =0,16 A dengan V1=1,1 V , V2=1,0
V dan Vtot=2,0 V sehingga diperoleh harga R2 sebesar 12,5 hasil tersebut
tidak sesuai dengan teori yang seharusnya besarnya Vtot = V1+V2 yaitu sebesar
2,1 V terdapat selisih 0,1 V. Kemudian percobaan keempat I=0,12 A dengan
V1=0,6 V, V2= 0,4 V dan Vtot= 1,2 V sehingga diperoleh harga R4 sebesar 10,0
hasil tersebut juga tidak sesuai dengan teori yang seharusnya besarnya Vtot =
V1+V2 yaitu sebesar 10,0 V sehingga terdapat selisih 0,2 V. Begitu pula pada
percobaan kelima besarnya I=0,10 A dengan V1=0,6 V , V2=0,2 V dan
Vtot=0,9 V sehingga diperoleh R5 sebesar 9,0 juga tidak sesuai dengan teori
yang seharusnya besarnya Vtot = V1+V2 yaitu sebesar 0,8 V terdapat selisih 0,1
V. Perbedaan besarnya nilai tegangan total yang kami peroleh dari pengukuran
melalui voltmeter dibandingkan dengan teori tersebut dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu kurang telitinya pengamat dalam membaca skala pada
alat ukur selain itu dapat juga disebabkan karena alat yang belum terkalibrasi,
faktor lain yang dapat mempengaruhi hal tersebut adalah keadaan alat yang
digunakan kurang baik terutama pada tahanan geser.