Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisan (Chrysanthemum spp.) merupakan tanaman hias yang memiliki


nilai ekonomi tinggi dan potensial untuk dikembangkan secara komersial. Di
Indonesia, tanaman krisan banyak dibudidayakan di dataran medium maupun
dataran tinggi. Krisan banyak diminati oleh masyarakat karena memiliki corak
warna serta tipe dan bentuk bunga yang sangat bervariasi dibandingkan bunga
lainnya. Bunga krisan juga tergolong bunga paling tidak cepat layu. Varietas
bunga krisan sangat banyak dan beragam, antara lain varietas Jaguar, Fiji, Snow,
Shena, Anastasia, Yoko Ono, Sakuntala, dan lain-lain. Selain dapat dimanfaatkan
sebagai bunga potong, krisan juga dapat berfungsi sebagai tanaman hias pot.
Saat ini konsumen cenderung menyenangi bunga pot yang tidak terlalu
tinggi tangkai dan ruasnya, daunnya rimbun, serta bunganya tumbuh seragam dan
kompak. Untuk membentuk bunga pot yang sesuai dengan selera pasar tersebut,
maka perlu adanya perlakuan khusus. Upaya untuk membentuk krisan pot yang
baik dan indah dapat dilakukan melalui aplikasi zat pengatur tumbuh pada
tanaman, salah satunya dengan menggunakan paclobutrazol. Paclobutrazol
merupakan salah satu jenis zat pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk
menekan pertumbuhan tanaman.
Pemberian paclobutrazol pada krisan akan mengurangi pertumbuhan akar
dan menyebabkan perubahan morfologi. Paclobutrazol ini dapat diberikan melalui
akar atau melalui daun. Paclobutrazol bersifat menghambat biosintesa giberellin
(GA). Pada penelitian terdahulu, dilaporkan bahwa penggunaan paclobutrazol
melalui daun pada konsentrasi 60 ppm yang diberikan satu kali belum cukup
menurunkan tinggi tanaman krisan (Herlina, dkk., 1998). Frekuensi pemberian
paclobutrazol untuk setiap jenis berbeda-beda, biasanya diberikan 2-4 kali
(Elkawakib, dkk., 2008). Hasil penelitian terdahulu memperlihatkan bahwa
penyemprotan satu kali dengan 100 mg.L-1 air paclobutrazol sama efektifnya
dengan pemberian dua kali dengan konsentrasi 2.500 mg.L-1 air daminozide pada
tanaman krisan pendek dan sedang, sedangkan untuk tanaman krisan tinggi

1
diperlukan 200 mg L-1 air paclobutrazol untuk membuat tanaman diterima di
pasaran (Elkawakib, dkk., 2008). Pada penelitian ini akan dilakukan aplikasi
paclobutrazol konsentrasi 0, 50, 100, 150 ppm dengan frekuensi yang diberikan
tiap seminggu sekali sebanyak 3 kali pada tanaman krisan varietas Jaguar red, Fiji
white dan Snow white.
Sesuai dengan sistem kerjanya, zat penghambat tumbuh yang berbahan
aktif paclobutrazol memiliki efek untuk menghambat perpanjangan batang,
memperpendek ruas batang, meningkatkan warna daun sehingga akan nampak
seragam, dan membuat pertumbuhan vegetatif tanaman mampu mendukung
proses pembentukan bunga (Endah, 2002). Hal ini diasumsikan bahwa aplikasi
paclobutrazol dapat mempengaruhi struktur anatomi batang dan daun serta
kandungan antosianin pada bunga. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan
diujikan aplikasi beberapa konsentrasi paclobutrazol terhadap anatomi dan
kandungan antosianin tiga varietas bunga krisan (Chrysanthemum spp.).

B. Permasalahan

Paclobutrazol merupakan salah satu jenis zat pengatur tumbuh yang sering
digunakan untuk menekan pertumbuhan tanaman. Mekanisme kerja paclobutrazol
adalah dengan menghambat sintesis giberelin. Giberelin berfungsi dalam proses
pertumbuhan batang dan pembungaan pada tanaman. Aplikasi paclobutrazol pada
tanaman krisan berpotensi dalam pembentukan tanaman krisan pot dengan batang
yang pendek, daun yang rimbun, serta bunga yang banyak dan berukuran besar.
Berdasarkan sifatnya, aktivitas paclobutrazol berkebalikan dengan giberelin yang
ada pada tanaman. Dari pernyataan tersebut diperoleh pertanyaan penelitian, yaitu
1. Bagaimana pengaruh pemberian paclobutrazol dengan konsentrasi yang
berbeda terhadap anatomi batang dan daun pada tiga varietas tanaman krisan
(Chrysanthemum spp.)?
2. Bagaimana pengaruh pemberian paclobutrazol dengan konsentrasi yang
berbeda terhadap kandungan antosianin bunga pada tiga varietas krisan?
3. Bagaimana pengaruh pemberian paclobutrazol dengan konsentrasi yang
berbeda terhadap pertumbuhan dan morfologi tanaman pada ketiga varietas
krisan?

2
4. Konsentrasi paclobutrazol manakah yang paling efektif dalam upaya
pembentukan tanaman krisan pot pada ketiga varietas tanaman krisan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :


1. Mempelajari pengaruh pemberian paclobutrazol dengan konsentrasi yang
berbeda terhadap anatomi batang dan daun pada tanaman krisan
(Chrysanthemum spp.) varietas Jaguar red, Snow white dan Fiji white.
2. Mempelajari pengaruh pemberian paclobutrazol dengan konsentrasi yang
berbeda terhadap kandungan antosianin bunga pada tiga varietas krisan.
3. Mempelajari pengaruh pemberian paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan
morfologi tanaman pada tiga varietas krisan.
4. Mengetahui konsentrasi paclobutrazol yang paling efektif dalam upaya
pembentukan tanaman krisan pot.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi tanaman krisan


dalam berbagai varietas sebagai tanaman hias pot melalui aplikasi paclobutrazol.
Selain itu, juga untuk mengetahui konsentrasi paclobutrazol yang paling efektif
dalam pembentukan tanaman krisan pot, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan budidaya tanaman hias. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk
menambah khasanah keilmuan tentang anatomi batang dan daun serta antosianin
bunga pada tanaman krisan setelah mendapatkan perlakuan zat penghambat
tumbuh paclobutrazol.

Anda mungkin juga menyukai