Anda di halaman 1dari 5

TRAUMA LENGAN BAWAH (ANTERBRACHII)

Definisi : yang dimaksud dengan antebrachii adalah batang (shaft) tulang radius
dan ulna
Klasifikasi fraktur antebrachii :
1. Fraktur antebrachii, yaitu fraktur pada kedua tulang radius dan ulna
2. Fraktur ulna (nightstick fractur), yaitu fraktur hanya pada tulang ulna
3. Fraktur Montegia, yaitu fraktur ulna proksimal yang disertai dengan
dislokasi sendi radioulna proksimal
4. Fraktur radius, yaitu fraktur hanya pada tulang radius
5. Fraktur Galeazzi, yaitu fraktur radius distal disertai dengan dislokasi sendi
radioulna distal

1. Fraktur antabrachii
a. Diagnosa :
Klinis : didapatkan adanya tanda-tanda fraktur seperti udem
deformitas. false movement, krepitasi dan nyeri.
Radiologis : anteroposterior dan lateral, akan didapatkan adanya
diskontinuitas tulang.
b. Prosedur tetap :
1. Dilakukan reposisi tertutup dengan anestesi umum, kemudian
imobilisasi dengan gips (long arm cast). Posisi antebrachii
tergantung letak fraktur, pada fraktur antebrachii 1/3 proksimal
diletakkan dalam posisi supinasi 1/3 tengah dalam posisi netral,
dan 1/3 distal dalam posisi pronasi. Gips supinasi gips
dipertahankan 4-6 minggu.
2. Bila reposisi tertutup tidak berhasil (angulasi lebih dari 10 0
pada semua arah) maka dilakukan internal fiksasi.
3. Pada fraktur terbuka terlebih dahulu dilakukan debridement
kemudian dilakukan tindakan seperti diatas. Sedangkan pada
fraktur terbuka derajat III dilakukan eksternal fiksasi.
2. Fraktur Ulna (nightstik fracture) :
a. Diagnosa :
Klinis : didapatkan adanya tanda-tanda fraktur seperti udem
deformitas. false movement, krepitasi dan nyeri.
Radiologis : anteroposterior dan lateral, akan didapakan adanya
diskontinuitas tulang.
b. Prosedur tetap :
1. Dilakukan reposisi tertutup dengan anestesi umum, serta
imobilisasi dengan gips ( long arm cast) dengan posisi lengan
netral, selama 4-6 minggu.
2. Bila reposisi tertutup gagal atau komplikasi nonunion dilakukan
fiksasi internal.
3. Pada fraktur terbuka terlebih dahulu dilakukan debridement
kemudian dilakukan tindakan seperti diatas, kecuali pada
fraktur terbuka derajat III dilakukan eksternal fiksasi.
3. Fraktur montegia
a. Diagnosa :
Klinis : didapatkan adanya tanda-tanda fraktur seperti edema,
neyeri terutama pada tempat fraktur dan sendi radioulnar
proksimal, deformitas, false movement dan krepitasi
Radiologis : anteroposterior dan lateral, akan didapatkan adanya
diskontinuitas pada tulang.
Klasifikasi : Bado 1, dislokasi kaput radius ke lateral
Bado 2, dislokasi radius ke kaput posterior
Bado 3, dislokasi kaput radius ke lateral
Bado 4, dislokasi kaput radius disertai fraktur radius
dan ulna
b. Prosedur tetap
1. Dilakukan reposisi tertutup dengan anestesi umum, serta
imobilisasi dengan gips (long arm cast) dengan posisi lengan
supinasi, selama 4-6 minggu.
2. Bila reposisi tertutup gagal maka dilakukan fiksasi internal, post
operasi dilakukan tes pada sendi radioulnar bila tidak stabil
imobilisai dengan gips pada posisi lengan supinasi selama 3
minggu dilakukan fiksasi internal.
3. Pada fraktur terbuka terlebih dahulu dilakukan debridement
kemudian imobilisasi, sedangkan pada derajat III dilakukan
eksternal fiksasi.

4. Fraktur radius
a. Diagnosa :
Klinis : didapatkan adanya tanda-tanda fraktur seperti edema
deformitas false movement, krepitasi dan nyeri.
Radiologis : anteroposterior dan lateral, akan didapatkan adanya
diskontinuitas tulang.
b. Prosedur tetap :
1. Dilakukan reposisi tertutup kemudian imobilisasi dengan lengan
pronasi pada fraktur 1/3 distal, netral pada fraktur 1/3 tengan dan
supinasi pada fraktur 1/3 proksimal, imobilisasi selama 4-6
minggu.
2. Bila reposisi tertutup dilakukan fiksasi internal.
3. Pada fraktur terbuka dilakukan debridement kemudian reposisi
imobilisasi, sedangkan pada derajat III dilakukan fiksasi eksterna.

5. Fraktur Galeazzi
a. Diagnosa :
Klinis : didapatkan adanya tanda-tanda fraktur seperti edema
deformitas, false movement, krepitasi dan nyeri.
Radiologis : anteroposterior dan lateral, akan didapatkan adanya
diskontinuitas pada tulang radius disertai dislokasi sendi
radioulnardistal.
b. Prosedur tetap :
1. Dilakukan reposisi tertutup dengan anestesi umum kemudian
imobilisasi dengan gips (long arm cast) pada posisi supinasi
selama 4-6 ming
2. Bila reposisi tertutup gagal dilakukan fiksasi interna, post
operasi diperiksa stabilitas sendi radioulnar, bila tidak stabil di
imobilisasi dengan gips pada posisi supinasi selama 3 minggu.
3. Pada fraktur terbuka dilakukan debridement kemudian
reposisi imobilisasi, sedangkan pada derajat III dilakukan
fiksasi eksterna.
Perawatan :
1. Pada reposisi tertutup segera dilakukan fisioterapi dengan kontraksi
isometrik pada otot-otot lengan, dan gerakan aktif pada tangan. Observasi
tanda-tanda adanya kompartemen 7-10 dengan kontrol radiologis terlebih
dahulu. Kontrol radiologis diulang pada minggu ke 4,6 dan 10. Biasanya
gips dibuka pada minggu ke 4. Pada dislokasi tanpa fraktur gips dapat
dibuka pada minggu ke 3.
2. Pada penderita dengan internal fiksasi, bila dapat dicapai fiksasi yang
stabil dapat segera dilakukan fisioterapi dengan gerakan aktif setelah bebas
nyeri. Evaluasi radiologi pada minggu ke 2,4,8.
Kepustakaan
1. Anderson, LD. : Fractures of the Shaft of the Radius and Ulna in
Rockwood CA; Green, DP (eds) : Fractures in Adult, Philadelphia, JB
Lipincott Company, p. 511-550, 1984.
2. Amadia, PC; Taleisnik, J. : Fractures of the Carpal Bones in Green, DP
(eds) : Operative Hand Surgery, Vol. 1 3 rd. New York , Churchill,
Livingstone, p. 799-860, p. 1993.
3. Crenshaw, AH. : Fractures of Shoulders Girdle, Arm and Forearm in
Crenshaw, AH. (eds) : campbells Operative Orthopaedics. Vol. 2 8 th ed.
St Louis : Mosby Year Book, p. 989-1054,1992.
4. Doybyns, JH; Linschied, RL. : Fractures and Dislocations of the Wrist in
Rockwood, CA; Green, DP (eds) : Fractures in Adult, Philadelphia, JB
Lipincott comp. P.411-450, 1984.
5. Tile, M. : Fractures of the Radius and Ulna in Schatzker J; Tile M. (eds) :
The Rationale of Operative Fractures Care, Berlin Heidelberg, Springer-
Verlag, p. 103-129, 1987.
6. Wright, PE. : Wrist in Crenshaw, AH. (eds) : Campbells Operative
Orthopaedics, Vol. 5 8 th ed. St Louis, Mosby Year Book, p. 3123-3166,
1992.

Anda mungkin juga menyukai