PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan penulisan
2
BAB II
KONSEP MEDIK
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
Faktor resiko
3
a. Gizi buruk
b. Ibu perokok
2.3 Patofisiologi
Bayi premature dengan kondisi paru yang belum siap sepenuhnya merupakan
factor terjadinya SIDS. Dengan kelemahan organ otot dada lemah maka sulit untuk
mengembangkan alveolus,operasi ceasar akan mengakibatkan tekanan pada dinding
torak sehinnga bayi kekurangan surfactant mengakibatkan tekanan pada permukaan
alveolus tinggi. Peranan surfaktan ialah merendahkan tegangan permukaan alveolus
sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara fungsional pada sisa
akhir expirasi. Kolaps paru ini akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga
terjadi hipoksia, retensi CO2 dan asidosis. Surfactant juga menyebabkan ekspansi
paru pada tekanan inalveolar yang rendah. Kekuarangan atau ketidak matangan
fungsi surfactant menimbulkan ketidakseimbangan inflasi saat inspirasi dan kolaps
alveoli saat ekspirasi. Tanpa surfactant janin tidak dapat menjaga parunya untuk
mengembang. Untuk menghembuskan paru nya dibutuhkan tekanan intra toraks yang
kuat untuk inspirasi.
4
menghasilkan timbunan asam laktat sehingga terjadi asidosis metabolic pada bayi
dan penurunan curah jantung yangmenurunkan perfusi ke organ vital.
Patofisiologi SIDS
Otot dada
Tekanan pada Insulin diberikan ibu
lemah
dinding thoraks ke janin
Sulit Sulit
mengembangk Menghambat
mengembangkan
an alveoulus pembentukan
alveoulus
surfaktan
Bayi kekurangan
Produksi surfactan
surfaktan
menurun
Alveolus tidak bisa
mengembang
Terganggunya dispneu
ventilasi
Sianosis Hipoksia
Metabolisme
anaerob
5
ATP menurun Energy menurun
2.4 Manifestasi klinik
2.5 Komplikasi
a. Pendarahan pulmonal
b. Ketidakseimbangan asam basa
c. Apnea
d. Hipotermia sistemik
e. PDA (Patent Ductus Arteriosus)
f. RDS
g. Anemia
h. Infeksi
i. Retinopati (Sarwono, 1990)
2.6 Pemeriksaan diagnostic
a. Foto thoraks : tanda paru sentral dan batas jantung sukar dilihat. Inflamasi
paru buruk.
b. Gas darah arteri: asidosis respiratori dan metabolik.
c. rasio lesitin dan sfingomyelin dan kadar fosfatidil gliserol. Ditentukan
dengan menggunakan Thinlayer Chroma Tography (TLC). L/S untuk
kehamilan normal adalah < 0.5 pada saat massa gestasi 20 minggu. Dan
meningkat secara bertahap pada level 1 pada massa gestasi 32 minggu. Rasio
6
L/S 2 di capai pada usia gestasi 35 minggu. Dan secara empiris disebutkan
bahwa noenatal SIDS sangat tidak mungkin terjadi bila rasio L/S >2.
d. Shake-test: test ini berdasarkan sifat dari permukaan cairan fosfolipit yang
membuat dan menjaga gelembung alveoli tetap stabil. Dengan mengocok
cairan amnion yang dicampur ethanol akan terjadi hambatan pembentukan
gelembung oleh unsur yang lain dari amnion seperti protein, garam empedu
dan asam lemak bebas.
e. Viscosimeter: mengukur mikroviskositas dan agregasi lipid dalam cairan
amnion yaitu mengukur rasio surfaktan albumin. Test ini memanfaatkan
ikatan kompetitif fluoresen pada ambulin dan surfaktan dalam cairan amnion
(Cosmi, 2001).
2.7 Penatalaksanaan
7
d. Pa O2 antara 50-80 mmHg, Pa CO2 antara 40 dan 50, Ph paling sedikit 7,25:
untuk mengetahui apakah terjadi asidosis atau tidak.
e. Obat yang sesuai indikasi seperti : teofilin, antibiotik, analgesik, diuretik,
NaHCO3.
BAB III
8
KONSEP KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Riwayat Maternal
1. Placental abruption atau placenta previa
2. Penyakit ibu parah
3. Stress fetal
4. Perkiraan usia kehamilan yang tidak tepat
b. Status infant saat lahir
1. Bayi premature, sering kekurangan jumlah surfactant yang memadai untuk
bernafas tanpa bantuan
2. Operasi Caesar
3. Kematangan paru-paru dan system pernafasan bayi.
c. Cardiovascular
1. Detak jantung lebih lambat berkisar 60-80 kali per menit.
2. Mendengarkan dengan stetoskop denyut jantung bayi.
3. Mur-mur sistolik
d. Pemeriksaan fisik akan ditemukan tanda dan gejala SIDS, gejala tersebut dapat
terjadi pada saat kelahiran atau antara waktu 2 jam.
e. Neurologis : Penurunan suhu tubuh, kelemahan.
9
Bayi prematur Operasi ceasar Maternal diabetes
Otot dada
Tekanan pada Insulin diberikan ibu
lemah
dinding thoraks ke janin
Sulit Sulit
mengembangk Menghambat
mengembangkan
an alveoulus pembentukan
alveoulus
surfaktan
Bayi kekurangan
Produksi surfactan
surfaktan
BAB IV
menurun
Alveolus tidak bisa
mengembang
Gangguan
pertukaran gas Kolaps paru bayi
Terganggunya dispneu
ventilasi
Ketidakefektifan
Hipoksia
pola napas
Metabolisme
anaerob
Intoleransi aktivitas
10
1. Gangguan Pertukaran Gas (00030) (Domain 3 : Eliminasi Dan Pertukaran,
Kelas 4 : Fungsi Pernapasan
11
3.4 Rencana asuhan keperawatan
12
histeri, bermusuhan, oksigenasi yang adekuat hilangnya ventilasi kebersihan mulut
- Memelihara kebersihan - Untuk mengurangi
agitasi, apatis) dan adanya bunyi
- Pengungkapan masalah paru paru dan bebas dari tindakan konsumsi
tambahan
tanda tanda distress - Pantau status oksigen
- Untuk memaksimalkan
pernafasan pernapasan dan
Faktor yang - Mendemonstrasikan batuk potensialventilasi
oksigenasi, sesuai
Berhubungan - Untuk mengurangi rasa
efektif dan suara nafas
dengan kebutuhan
sesak napas
yang bersih, tidak ada
- Keterbatasan kongnitif Mandiri - Untuk membersihkan
- Salah interpretasi sianosis dan dyspnea
secret
informasi (mampu mengeluarkan - Lakukan hygiene - Agar membuka jalan
- Kurang pajanan oral secara teratur
sputum, mampu bernafas napas pasien
- Kurang minat dalam - Lakukan tindakan
dengan mudah, tidak ada HE
belajar untuk menurunkan
- Kurang dapat mengingat pursed lips)
- Tidak familiar dengan - Tanda tanda vital dalam konsumsi oksigen - Agar keluarga dan
sumber informasi rentang normal (misalnya, pasien mengetahui
- AGD dalam batas normal pengendalian maksud dari
- Status neurologis dalam
demam dan nyeri, penggunaan alat
batas normal
mengurangi tersebut
- Agar pasien bisa
ansietas)
- Atur posisi untuk mempraktekkan teknik
memaksimalkan bernapas dan relaksasi
13
potensial ventilasi secara mandiri
- Atur posisi - Agar pasien dan
mengurangi dispnea keluarga mengerti
- Bersihkan secret
maksud tindakan yang
dengan
dilakukan
menganjurkan batuk - mengajarkan kepada
atau melalui pasien bagaimana cara
pengisapan batuk yang efektif
HE tersebut
- Jelaskan penggunaan
alat bantu yang Kolaborasi
diperlukan (oksigen,
- Untuk mempertahankan
pengisap,
keseimbangan asam-
spirometer, dan
basa
IPPB) - Untuk melancarkan
- Jelaskan kepada
jalan nafas pasien
keluarga alas an - Untuk mengencerkan
pemberian oksigen sekret pasien
dan tindakan lainnya - Sebagai pedoman untuk
pemeriksaan penunjang
14
Kolaborasi selanjutnya
15
2 Ketidakefektifan Pola Napas NOC NIC
(00032),
- Respiratory status : Airway Management Airway Management
Domain 4 Aktifitas/istrahat, ventilation
- Respiratory status : Observasi : Observasi
Kelas4 Respon
airway patency
Kardiovaskular - Auskultasi kedua - Untuk memonitor
- Vital sign staus
paru thoraks bayi dan
Definisi : Inspirasi dan/atau Kriteria Hasil
mendengar suara napas
ekspirasi yang tidak memberi - Mengkaji posisi
Setelah dilakukan tindakan yang abnormal
ventilasi adekuat. ketepatan alat
keperawatan selama.x 24
ventilator setiap jam. - Menjaga kepatenan
Batasan Karateristik jam diharapkan pasien dapat :
alat dan agar tidak ada
Mandiri :
- Dispnea kesalahan saat
- Penggunaan otot bantu
- Posisikan pasien pemasangan ventilator
- Mendemonstrasikan batuk
pernapasan
untuk memaksimalkan
- Penurunan kapasitas vital efektif dan suara yang Mandiri
- Penurunan tekanan ekspirasi ventilasi dan drainase
bersih, tidak ada sianosis
- Penurunan tekanan inspirasi - Lakukan fisioterapi
- Agar pasien dapat
- Penurunan ventilasi semenit dan dispnea (mampu
dada jika perlu
- Pernapasan bibir bernapas dengan mudah
mengeluarkan sputup,
- Pernapasan cuping hidung HE : - - Untuk drainase sekret
- Perubahan ekskursi dada mampu bernapas dengan - Untuk mengetahui
16
- Pola napas abnormal (mis, mudah , tidak ada pursed adanya suara yang
irama, frekuensi, kedalaman) lips) abnormal
- Menunjukan jalan napas
Faktor yang HE : -
yang paten (klien tidak
Berhubungan : Kolaborasi :
merasa tercekik, irama
- Deformitas dinding dada napas klien, frekuensi - Buka jalan nafas,
- Disfungsi neuramuskolar Kolaborasi :
pernapasan dalam rentang gunakan teknik chin
- Gangguan muskoloskeletas
- Hiperventilasi normal, tidak ada suara lift atau jaw thrust bila - Untuk memudahkan
- Imaturitas nourologis
nafas abnormal) perlu pasien dalam bernapas
- Keletihan
- Keletihan otot pernapasan - Tanda tanda vital dalam - Pasang mayo bila - Untuk mengerluarkan
- Posisi tubuh yang ekspansi rentang normal (tekanan perlu sekret
- Keluarkan sekret - Agar pasien mudah
paru darah, nadi, pernapasan)
dengan batuk atau dalam melakukan
suction pernapasan
.
17
Definisi : Setelah dilakukan tindakan respiratori terhadap respon
keperawatan selama.x 24 aktivitas (misalnya kardiorespiratori bayi
Ketidakcukupan energi
jam diharapkan pasien dapat : takikardia, disritmia
psikologis atau fisiologis untuk - Melihat kecukupan
lain, dispnea,
melanjutkan atau oksigen bayi dengan
diaphoresis pucat,
mennyelesaikan aktivitas latihan atau kegiatan
- Berpartisipasi dalam takanan
kehidupan sehari-hari yang yang dilakukan
aktivitas fisik tanpa hemodinamik, dan
harus atau yang ingin dilakukan.
disertai peningkatan frekuensi Mandiri
tekanan darah, nadi dan pernapasan)
- lingkungan yang
RR
Batasan karakteristik : - Pantau respon nyaman akan membuat
- TTV norma oksigen pasien bayi merasa nyaman
- Respon tekanan darah
(misalnya denyut dan tidak akan banyak
abnormal terhadap aktivitas - Status kardiopulmonai
nadi, irama jantung, bergerak
adekuat
- Respon frekuensi jantung dan frekuensi
- agar pergerakan udara
abnormal terhadap aktivitas - Sirkulasi status baik pernapasan) terhadap
keluar masuk paru
aktivitas perawat diri
- Dispnea saat beraktivitas - Status respirasi berjalan dengan baik
atau aktivitas
pertukaran gas dan saat beraktivitas
Factor yang berhubungan : keperawatan
ventilasi adekuat
HE
18
- Ketidakseimbangan supply Mandiri - agar keluarga pasien
dan kebutuhan oksigen mengetahui alat yang
- Ciptakan lingkungan
bisa mempertahankan
yang nyaman
pasien saat pasien
- Pertahankan beraktivitas yaitu
perkembangan paru oksigen
HE kolaborasi
19
tepat
- Berikan cairan
surfaktan
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22