Pajak Rokok
Pajak Rokok
Disusun Oleh :
ADMINISTRASI PERPAJAKAN
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Rokok dapat membawa dampak yang positif dan juga negative dalam
kehidupan masyarakat. Dampak positifnya yaitu rokok menyumbang
pendapatan Negara berupa pajak atas rokok yang dikenakan berdasarkan UU
No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam undang-
undang tersebut salah satu jenis pajak yaitu pajak rokok. Namun dilain pihak
rokok membawa dampak negative bagi kesehatan masyarakat dan dampak
pencemaran lingkungan yang cukup besar. Maka dari itu, dalam rangka
meningkatkan kemampuan keuangan daerah agar dapat melaksanakan otonomi
khususnya yang berasal dari pajak daerah dan retribusi daerah.
Pajak Rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh
pemerintah. Dasar Pengenaan Pajak Rokok adalah cukai rokok dan besarnya
tarif ditetapkan sebesar 10 persen dari cukai rokok. Seperti halnya dengan
pajak provinsi lainnya, penerimaan pajak rokok juga harus dibagihasilkan
kepada kabupaten/kota, yakni 30% untuk provinsi dan 70% untuk
kabupaten/kota. Penerimaan pajak rokok, baik bagian provinsi maupun bagian
kab./kota, minimal 50%digunakan untuk mendanai pelayanan kesehatan
masyarakat dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang. Kegiatan yang
terkait pelayanan kesehatan masyarakat antara lain pembangunan/pengadaan
dan pemeliharaan sarana dan prasarana unit pelayanan kesehatan, penyediaan
sarana umum yang memadai bagi perokok (smoking area), kegiatan
memasyarakatkan bahaya merokok, dan iklan layanan masyarakat mengenai
bahaya merokok.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Pajak Rokok ?
2. Apa dasar hukum Pajak Rokok ?
3. Apa yang termasuk objek dan bukan objek Pajak Rokok ?
4. Apa yang termasuk Subjek Pajak dan wajib Pajak Rokok ?
5. Bagaimana Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Rokok ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Pajak rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh pemerintah.
Cukai rokok di indonesia dipungut berdasarkan Undang-Undang nomor 11 Tahun
1995 tentang cukai sebagaimana diubah dengan Undang-Undang nomor 39 Tahun
2007. Yang dimaksud dengan cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap
barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan
dalam Undang-Undang cukai, yaitu:
a. Diangkut terus atau diangkut lanjut dengan tujuan luar daerah pabean.
b. Diekspor.
c. Dimasukan dalam pabrik atau tempat penyimpanan
d. Digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan
barang hasil akhir yang merupakan barang kena cukai; atau
e. Telah musnah atau rusak sebelum dikeluarkan dari pabrik, tempat
penyimpanan atau sebelum diberikan persetujuan impor untuk dipakai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Pajak rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh pemerintah
pusat.
B. Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009 pada pasal 181 menentukan bahwa
ketentuan mengenai Pajak Rokok sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini mulai berlaku pada tanggal 1 januari 2014.
C. Objek Pajak Rokok adalah konsumsi rokok dan dikecualikan dari objek pajak
rokok adalah rokok yang tidak dikenai cukai berdasarkan peraturan perundang-
undangan di bidang cukai.
D. Subjek pajak adalah konsumen rokok.
E. Dasar pengenaan Pajak Rokok adalah cukai yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat terhadap rokok. Tarif Pajak Rokok ditetapkan sebesr 10% dari cukai
rokok. Besaran pokok Pajak Rokok yang terutang di hitung dengan cara
mengalihkan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.