Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN POTENSI LAHAN KAPAS

Di KABUPATEN LAMONGAN MENGGUNAKAN GIS


Faizah

*) Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Yudharta Pasuruan

ABSTRAKSI

Kapas merupakan tanaman serat yang penting di dunia. Serat utama dari tanaman kapas
adalah rambut biji yang panjang, yang digunakan untuk membuat benang dan dipintal dalam
pabrik tekstil, baik digunakan sendiri atau dikombinasi dengan tanaman lain, serat binatang atau
serat sintetik. Serat kapas juga dibuat menjadi produk lain seperti benang jahit, tali dan jaring ikan.
Potongan tekstil kapas dan kain digunakan dalam industri kertas untuk menghasilkan kertas tulis,
buku dan kertas gambar. Serat pendek diproses menjadi produk-produk seperti kertas, benang,
hiasan dinding, bahan peledak, plastik dan film fotografi. Bubur kertas serat pendek dibuat menjadi
berbagai tipe kertas, tergantung pada kualitasnya. Serat pendek juga digunakan untuk
memproduksi selulosa dan dan bahan pelekat. Tujuan Pengembangan Potensi Tanaman Kapas di
Kabupaten Lamongan adalah Melakukan analisis kemampuan tanah di Kabupaten Lamongan,
Melakukan analisis kesesuaian lahan untuk perkebunan kapas di Kabupaten Lamongan dan
Melakukan analisis ketersediaan lahan dan arahan pengembangan perkebunan kapas di
Kabupaten Lamongan. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
Sistem Informasi Geografis (GIS) dengan analisis kemampuan lahan dan kesesuaian lahan.
Mengacu pada SK Mentan No. 837/KPTS/UM/II/1980, maka di kabupaten Lamongan didapatkan 3
jenis kawasan, yaitu: Kawasan budidaya tanaman semusim/permukiman (79,19805139 ha),
Kawasan budidaya tanaman tahunan (94,78127083 ha), Kawasan penyangga (7,300677751 ha).
Kesesuaian lahan untuk tanaman kapas di kabupaten Lamongan ada 3 yaitu yang sesuai
(48,419851 ha), sedangkan lahan yang tidak sesuai (3,379215 ha) dan cukup sesuai (129,480872
ha). Lahan untuk tanaman kapas yang eksisting atau yang sudah ada yaitu seluas 26,048673 ha,
sedangkan lahan untuk pengembangan yaitu seluas 16,660723 ha.

Kata Kunci: Kesesuaian lahan, Kapas, SIG

PENDAHULUAN Kabupaten Lamongan sampai saat ini telah


terakumulasi dana guliran sekitar Rp 1,3 milyar
Sektor Perkebunan di Kabupaten
yang berasal dari berbagai kegiatan kapas
Lamongan turut memberikan andil yang cukup
yang didanai oleh OECF maupun APBN.
besar bagi perekonomian rakyat. Dari segi
Komoditi kapas sebagai sektor perkebunan
produksi, komoditi kapas Lamongan
memiliki beberapa masalah dalam
menempati urutan nomor 1 (satu) se Jawa
perkembangannya, salah satunya adalah
Timur dan nomor 5 (lima) di Indonesia.
terbatasnya jumlah personil di lapangan dan
Kabupaten Lamongan merupakan salah satu
turunnya minat petani untuk meningkatkan
wilayah yang potensial untuk pengembangan
hasil perkebunannya (RTRW Kabupaten
kapas karena secara agroklimat di beberapa
Lamongan, 2006: 7).
kecamatan kondisinya cocok untuk tanaman
Rendahnya minat petani menanam
kapas. Selain itu sebagian besar dari petani di
kapas itu dapat dilihat dari luas areal tanaman.
daerah ini telah menanam kapas secara turun
Indonesia memiliki 500.000 hektar lahan yang
temurun, jadi kapas bukanlah tanaman yang
sangat potensial untuk pengembangan
asing bagi sebagian besar petani Lamongan
tanaman kapas dengan kualitas yang tidak
(www.deptan.go.id).
kalah dengan produk kapas dari Amerika
Luas areal yang telah ada di
Serikat dan Australia. Dari seluruh luas lahan
Lamongan pada tahun ini mencapai 1.200
yang potensial itu, hanya 35.000 hektar yang
ha.Sejak dilakukan pengembangan kapas di

14
sudah dimanfaatkan. Jatim memiliki 32.000 TINJAUAN PUSTAKA
hektar lahan yang potensial untuk
Kapas merupakan semak atau pohon
pengembangan tanaman kapas terbesar di
kecil tahunan tinggi mencapai hinga 3 m,
Lamongan, Trenggalek, dan Pacitan. Namun,
hampir di semua bagian terdapat titik-titik
luas lahan yang dipakai di Jatim hanya 3.000
kelenjar minyak berwarna hitam. Daun
hektar. Daerah yang berpotensi untuk
tersusun spiral, tepi rata, tulangdaun menjari.
pengembangan kapas meliputi Jatim de-ngan
Bunga soliter, biasanya dengan cabang
kapasitas 6.000 ton kapas berbiji, Jawa
simpodial; kelopak bentuk cangkir, mahkota 5
Tengah (8.000 ton), NTB dan NTT masing-
tersusun seperti genting, kuning, putih, merah
masing (10.000 ton), dan Sulsel (30.000 ton).
atau ungu, biasannya dengan titik merah, tua
Produksi kapas di Indonesia rata-rata 500
atau ungu pada bagian tengah. Buah kapsul,
kilogram per hektar. Jika dikerjakan secara
membulat hingga bulat telur. Biji bulat telur
profesional, produksi kapas bisa mencapai 2,5
yang ditutupi oleh rambut panjang seperti wol
ton per hektar (www.kompas.com).
dan kadang juga oleh rambut yang pendek.
Permasalahan yang muncul yaitu
Kapas ditemukan pada 47N sampai
bagaimana cara mencari lahan yang tepat dan
32S. Temperatur optimum untuk
sesuai dengan kriteria penanaman yang
perkecambahan adalah 9-30C dan
diinginkan user untuk penanaman kapas tetapi
temperatur minimum sekitar 14-15C, meski
dengan waktu yang lebih singkat dari cara
beberapa berkecambah pada suhu hingga
manual.
12C. Untuk pertumbuhan dan perkembangan
Untuk mendukung pencarian lahan
yang optimum membutuhkan temperatur 25-
penanaman kapas yang selama ini masih
30C. Cuaca dingin akan memperlambat
dilakukan secara manual, digunakan
pertumbuhan dan perkembangan dan kadang
Geographic Information System (GIS). Dalam
gagal dalam pemasakan. Kapas sensitif
GIS, data-data atribut dan data analog yang
terhadap salju. Sinar cahaya yang cukup
selama ini digunakan sebagai acuan dalam
mendukung perbungaan, pembentukan biji
menentukan lahan penanaman kapas akan
dan hasil panen yang tinggi diperoleh pada
diubah menjadi data digital. Dari data digital
daerah kering dengan irigasi yang bagus,
akan diproses dengan geoprocessing yang
misalnya di Arizona, Amerika Serikat.
akan menghasilkan data lokasi lahan
Tanaman ini tidak tahan naungan. Curah hujan
penanaman kapas yang sewaktuwaktu dapat
selama masa pertumbuhan adalah 500-1500
dilihat kembali dan di update sesuai kebutuhan
mm. Selama pemasakan membutuhkan cuaca
pengguna.
kering karena curah hujan setelah buah
Hasil dari implementasi dan evaluasi
membuka akan mengurangi kualitas serat.
untuk mencari lahan yang sesuai untuk
Ketika curah hujan selama masa pertumbuhan
penanaman kapas, aplikasi SIG untuk peluang
kurang dari 500 mm, irigasi sangat penting.
Investasi Tanaman Kapas di Kabupaten
Karena sistem perakarannya yang dalam,
Lamongan dapat menemukan lahan yang
kapas tahan kekeringan, tetapi musim kering
sesuai untuk penanaman kapas dan lahan
yang panjang selama pembungaan dan
yang dihasilkan sesuai dengan realita
pembuahan menyebabkan pengurangan hasil
sebenarnya.
panen. Angin kencang akan merusak
Tujuan yang ingin dicapai dalam
kecambah dan pembukaan buah. Kapas
Pengembangan Potensi Tanaman Kapas di
primitif biasanya sensitif pada cahaya, menjadi
Kabupaten Lamongan adalah :
reproduktif pada cahaya pendek hingga
1. Melakukan analisis kemampuan tanah di
medium, tetapi budidaya modern secara
Kabupaten Lamongan
umum tidak sensitif pada cahaya dan dapat
2. Melakukan analisis kesesuaian lahan
tumbuh pada kisaran laltitude yang luas
untuk perkebunan kapas di Kabupaten
dengan musim hujan sekitar 6 bulan. Kapas
Lamongan
sangat tergantung pada kualitas tanah, tetapi
3. Melakukan analisis ketersediaan lahan
memerlukan tanah yang dalam (permeabel
dan arahan pengembangan perkebunan
terhadap air dan akar hingga kedalaman
kapas di Kabupaten Lamongan
sedikitnya1.2 m), dengan drainase yang cukup
Metode yang dipakai dalam penelitian
dan pH antara 5.5-8.5. Tanah yang sangat
ini adalah dengan menggunakan Sistem
subur merangsang pertumbuhan vegetatif dan
Informasi Geografis (GIS) dengan analisis
menyebabkan periode vegetatif yang panjang.
kemampuan lahan dan kesesuaian lahan.
Kapas relatif toleran terhadap garam dengan
kandungan 0.5-0.6% secara normal tidak
menyebabkan kerusakan, tetapi untuk

15
tanaman budidaya berbeda dengan keadaan data, yang mana data tersebut secara spasial
ini. terkait dengan permukaan bumi. Tidak jauh
Perbanyakan kapas dilakukan dengan berbeda dengan Linden, Burrough (1986)
biji. Pengelolaan biji dan distribusi sangat mendefenisikan Sistem Informasi Geografis
penting untuk menjamin kualitas dan (SIG) sebagai suatu sistem yang mempunyai
kemurnian biji. Biasanya biji diperlakukan referensi geografis untuk spesifikasi,
dengan alat mesin dan kimia, dengan alasan perolehan, penyimpanan, mendapatkan
ekonomi dan lingkungan. Biji kehilangan kembali dan manipulasi data. Sementara itu
kemampuan hidupnya secara cepat jika untuk defenisi yang akurat, dapat diterima
kelembaban melebihi 10%, tetapi biji dengan secara luas, yaitu : sistem komputer yang
kandungan kelembaban 7% dapat disimpan di mampu menangani dan menggunakan data
botol tertutup hingga 15 tahun. Perbanyakan yang menjelaskan tempat dipermukaan
kapas secara vegetatif dapat dengan stek, bumi.(PC UNDERSTANDING GIS, THE
sambung pucuk atau cangkok. Ketika tumbuh ARC/INFO METOHD, EDISI INDONESIA
sebagai tanaman tahunan, kapas dapat 1991)
dipotong kembali, tetapi hal ini tidak Sistem Informasi Geografis (SIG)
disarankan. Kecepatan perkembangan, merupakan suatu sistem yang tepat untuk
kemampuan bereproduksi dan sistem mengelola data-data spasial. Dalam SIG data
ketergantungan dengan perbanyakan kultur dikelola dalam format digital dan data dalam
jaringan sangat sulit dilakukan. Sekarang telah kuantitas yang cukup besar dapat dikelola dan
dikembangkan metode untuk menghasilkan dipanggil kembali dalam waktu yang relatif
embrio somatik dalam jumlah besar dari kalus singkat dengan unit yang relatif murah apabila
yang berasal dari eksplan hipokotil atau telah tersedia dan digunakan sistem komputer.
kotiledon Gossypium arboreum, Gossypium Selain itu SIG mempunyai kemampuan untuk
barbadense, Gossypium herbaceum dan memanipulasi data spasial dan atribut yang
Gossypium hirsutum. Kerapatan tanaman relevan serta intergrasi tipe data yang berbeda
bervariasi tergantung pada kultivar, iklim dan dengan analisis tunggal yang tidak mungkin
karakteristik tanah, begitu juga metode dilakukan dengan operasi manual. Secara
pemanenan. Jarak antar garis 50-120 cm dan garis besar SIG terdiri dari dari empat sub-
20-60 cm di dalam garis. Diperlukan sekitar sistem yaitu: pemasukan data, penyimpanan
10-20 kg/ha biji, jarak 80 x 30 cm (41 700 dan pemanggilan data (data managemen),
lubang/ha) dengan 2-4 biji per lubang. Biji tidak data manipulasi dan analisa, dan output data
boleh ditaburkan dengan kedalaman tidak (menampilkan produk SIG).
lebih 5 cm. Persiapan tanah yang baik Istilah kesesuai lahan disini mengikuti
sebelum biji ditaburkan sangat penting pengertian yang dikemukakan oleh FAO
dilakukan, karena seedling tidak melakukan (1976) dalam Frame Word For Land
penetrasi secara keras dan tidak bersaing Evaluation, ialah sistim klasifikasi kecocokan
bagus dengan gulma sampai mereka berumur suatu lahan apabila dipergunakan untuk
3 minggu. Gulma musim kering dapat penggunaan tertentu.
dimatikan dengan pencangkulan. Parit Kesesuaian lahan digunakan untuk
diperlukan pada tanah yang kurang drainase. maksud klasifikasi yang lebih detail, seperti:
Kapas biasanya tumbuh bergantian dengan kecocokan untuk jenis tanaman tertentu,
tanaman lainnya untuk mengontrol hama dan spesies pohon, tipe bangunan dan lain-lain.
penyakit yang timbul dari tanah. Sedangkan kesesuaian lahan pada klasifikasi
Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan kemampuan lahan sklala peta pada
merupakan suatu sistem informasi yang umumnya lebih besar.
bereferensikan geografis yang diterapkan Evaluasi kesesuaian lahan menitik
untuk mengelola informasi spasial, yang dapat beratkan pada pencarian lokasi yang memiliki
digunakan oleh perencana dan pengambil sifat-sifat positip terhadap keberhasilan
keputusan yang berhubungan dengan data- produksi dalam penggunaanya. Ada tiga
data spasial (keruangan). tahapan dalam melakukan evaluasi
Berbagai pengertian tentang Sistem kesesuaian lahan, sebagai berikut:
Informasi Geografis (SIG) dikemukakan oleh Penentuan persyaratan / parameter
beberapa pakar, diantaranya Linden (1987) Pengumpulan data-data tentang
dalam Suharyadi (1992), mengemukakan karateritik/kualitas lahan
bahwa Sistem Informasi Geografis (SIG) Evaluasi data yang dilakukan dengan
adalah sebuah sistem informasi untuk membandingkan antara persyaratan
pengelolaan, penyimpanan, pemrosessan, dengan karateristik/kualitas lahannya.
atau manipulasi, analisis dan penayangan

16
METODE PENELITIAN
Dari beberapa kriteria yang ada tersebut
Analisis Kemampuan Lahan
kemudian dijumlahkan nilai bobotnya untuk
Analisis kemampuan lahan adalah
digolongkan menjadi 4 kriteria, yaitu:
kajian terhadap kondisi fisik lahan pada suatu
a). < 75, kawasan budidaya tanaman
wilayah dan bertujuan untuk mengetahui
semusim/permukiman
karakteristik lahan yang menjadi batasan
b). 75 125, kawasan budidaya tanaman
kesesuaian pemanfaatan suatu sumberdaya.
tahunan
Landasan dari analisis kemampuan lahan
c). 125 175 kawasan penyangga
dalam penelitian Surat Keputusan Menteri
d). > 175, kawasan lindung
Pertanian No. 837/KPTS/UM/II/1980, lahan
akan diklasifikasikan dalam 4 kawasan yaitu
Analisis Kesesuaian Lahan Lahan
Kawasan Lindung, Kawasan Penyangga,
Analisis kesesuaian lahan merupakan
Kawasan Budidaya Tahunan dan Kawasan
analisis yang bertujuan untuk mengungkapkan
Tanaman Semusim/Permukiman. Karakteristik
kesesuaian antara penggunaan lahan dengan
lahan yang akan dievaluasi untuk
potensi kemampuan lahannya, baik kondisi
menghasilkan fungsi kawasan adalah jenis
penggunaan lahan eksisting maupun rencana
tanah, topografi, iklim.
penggunaan lahan (terdapat dalam dokumen
a. Topografi, yaitu menyangkut data
RTRW). Baik analisis kemampuan lahan
kelerengan lahan yang dinyatakan
maupun kesesuaian lahan menggunakan
dalam persentase kemiringan
Sistem Informasi Geografis (GIS) dengan
berdasarkan sudut kemiringan.
bantuan software ArcView versi 3.3. dengan
Topografi sangat berperan untuk
metode overlay.
melihat kemungkinan erosi pada suatu
wilayah.
b. Jenis Tanah, yaitu menyangkut HASIL DAN PEMBAHASAN
kepekaan terhadap erosi, dimana
tanah dibagi menjadi beberapa Analisa Kemampuan Lahan
golonagn berdasar tingkat kepekatan Dari hasil scoring data atibut dan
erosinya. overlay tiga peta yaitu peta kelerengan, jenis
c. Iklim, yaitu menyangkut curah hujan tanah dan curah hujan di Kabupaten
dalam kaitannya terhadap erosi. Lamongan dan mengacu pada SK Mentan No.
Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu 837/KPTS/UM/II/1980, maka di kabupaten
skor masing-masing klasifikasi kawasan dalam Lamongan didapatkan 3 jenis kawasan, yaitu:
ketiga peta tematik dimasukkan dalam tabel a. Kawasan budidaya tanaman
atributnya. Skor ini berdasarkan peraturan semusim/permukiman.
yang dikeluarkan oleh Menteri Pertanian yaitu Untuk kawasan budidaya tanaman
SK Mentan No. 837/KPTS/UM/II/1980 sebagai semusim/permukiman dengan luas
berikut : 79,19805139 ha yang terdapat di wilayah
Tabel 1. Nilai Pembobotan Peta bagian tengah sampai utara.
b. Kawasan budidaya tanaman tahunan
Peta Tematik Klasifikasi Kawasan Skor
Kelerengan 0 - 8% 20 Untuk kawasan budidaya tanaman
8 - 15% 40 tahunan sebagian besar di wilayah
15 - 25% 60 selatan, dan ada sebagian kecil dibagian
25 - 45% 80 wilayah utara, luasnya mencapai
>45% 100 94,78127083 ha.
Jenis Tanah Aluvial, tanah glei, planosal, 15
c. Kawasan penyangga
hidromorf kelabu,latorik air Untuk kawasan penyangga di Kabupaten
tanah Lamongan hanya terdapat sedikit sekali
Latosol 30 yaitu 7,300677751 ha yang berada di
Brown forest soil, noncolcic 45 wilayah selatan, utara dan barat.
brown, mediteran
Andasol, loterik, gomosol, 60
potsol, podsolik
Regosol, litosol, organosol, 75
rezina

Curah Hujan < 13,6 mm/hari 10


13,6 20,7 mm/hari 20
20,7 27,7 mm/hari 30
27,7 34,8 mm/hati 40
>34,8 mm/hari 50

17
kelas dalam analisa lahan kapas suatu daerah
digunakan rumus sebagai berikut :
tertinggi - terendah
Interval kelas =
kelas
Peta
FUNGSI KAWASAN =
120 40 = 26, 66 = 27
Fungsi_kawsan.shp
K. Budidaya T. Semusim/Permukiman
K. Budidaya T. Tahunan
K. Penyangga
3
Maka score kelas dapat ditentukan sebagai
N berikut :
W

S
E
1. Lahan yang tidak sesuai untuk kapas jika
mempunyai score antara 40 - 67
2. Lahan yang cukup sesuai untuk kapas jika
mempunyai score antara 67 - 94
Gambar 1: Peta Fungsi Kawasan Kabupaten Lamongan 3. Lahan yang sesuai untuk kapas jika
mempunyai score antara 94 - 120
Dari hasil scoring data atibut dan
Analisis Kesesuaian Lahan overlay 4 peta tematika yaitu peta ketinggian,
peta jenis tanah, peta kelerengan dan peta
Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Kapas curah hujan maka didapatkan lahan
Analisis ini dilakukan untuk kesesuaian lahan untuk tanaman kapas di
menemukan kelas kesesuaian lahan bagi Kabupaten Lamongan.
komoditas kapas berdasarkan klasifikasi
kesesuaian S1, S2, dan N, dimana untuk nilai Tabel 3. Kesesuaian Lahan Tanaman Kapas
S1 adalah lahan yang sesuai untuk tanaman Kabupaten Lamongan
kapas, S2 adalah cukup sesuai dan N adalah
Kesesuaian Luas (ha)
tidak sesuai. Peta tematik yang dipergunakan
dalam analisis ini antara lain : Sesuai 48,419851
Peta Curah Hujan Cukup Sesuai 129,480872
Peta Kelerengan Tidak Sesuai 3,379215
Peta Jenis Tanah
Peta Ketinggian Lahan Dari hasil analisa scoring kesesuaian
Seperti dalam analisis sebelumnya, lahan untuk tanaman kapas didapatkan bahwa
analisis kesesuaian lahan ini mempergunakan luas lahan yang cocok dan sesuai untuk
software Arcview 3.3. dengan metode overlay. ditanami kapas di kabupaten Lamongan cukup
Sebelum analisis dimulasi, terlebih dahulu skor luas yaitu 48,419851 ha, sedangkan lahan
kawasan dimasukkan dalam tabel atribut yang tidak sesuai untk tanaman kapas hanya
masing-masing peta sebagai berikut : sebagian kecil saja yaitu sebesar 3,379215 ha
Tabel 2. Kriteria dan Faktor Pembobot dan sisanya cukup sesuai. Jadi hampir seluruh
Lahan Kapas wilayah kabupaten Lamongan cocok untuk
Kelas Kesesuaian Lahan / Faktor tanaman kapas. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Pembobot tanaman kapas bisa dikembangkan di
Kualitas Lahan Sesuai Cukup Tidak kabupaten Lamongan.
30 sesuai sesuai
20 10
Jenis Tanah Groumo Aluvial Regosol
sol Latosol

Curah Hujan <1500 1500-2000 2000 - 2500


(mm/tahun) Peta
KESESUAIAN LAHAN KAPAS
Kelerengan 0-2 15 40 % >40 %
Lahan (%) % Kapas_kab.shp
Cukup Sesuai
Sesuai
2 15 Tidak Sesuai

% N

Ketinggian 100 - 25 -100 0 -25 W

S
E

(m. dpl) 250

Hasil tumpang susun (overlapping) 4


elemen parameter tersebut diatas akan
Gambar 2: Peta Kesesuaian Lahan Kapas Kabupaten
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) tingkatan Lamongan
kesesuaian lahan. Untuk menentukan interval

18
Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Kapas lahan sama dengan proses analisis
berdasarkan Fungsi Kawasan kesesuaian lahan berdasarkan fungsi kawasan
Pada tahap proses analisis ini sama yaitu menggunakan software arcview 3.3
dengan tahapan analisis sebelumnya, yaitu dengan proses overlay data spasial dan data
dengan proses overlay dengan menggunakan atribut. Peta yang digunakan untuk analisis
software arcview 3.3. Untuk tahap analisis ini ketersedian lahan ini adalah peta Kesesuaian
peta yang akan dioverlaykan adalah peta lahan berdasar fungsi kawasan dengan peta
fungsi kawasan dan peta kesesuaian lahan eksisting lahan kapas. Setelah dilakukan
kapas. Apabila analisis sebelumnya overlay selanjutnya untuk proses analisanya
menggunakan nilai pembobotan atau scoring, dilakukan dengan mempergunakan tool tabel
untuk analisis ini tanpa menggunakan nilai query sehingga akan didapatkan lahan kapas
pembobotan tetapi cukup mengoverlay baik sesuai dengan fungsi kawasan berada lahan
data spsial maupun data atributnya dan eksisting atau tidak.
dilakukan analisis dengan query. Dari hasil analisa ini dapat diketahui
diketahui ketersedian lahan yang sesuai untuk
Tabel 4. Luas Lahan Kesesuaian Tanaman tanaman kapas yang berada di lahan eksisting
Kapas Berdasarkan Fungsi Kawasan dan yang bukan lahan eksisting. Ketersediaan
Kabupaten Lamongan
lahan yang sesuai untuk tanaman kapas yang
Fungsi Kawasan dan Tingkat kesesuaian Luas (ha)
berada di kawasan budidaya tanaman tahunan
Kawasan Penyangga 7,300678 dan berada di lahan eksisting seluas
KBT. Semusim/Permukiman dan S1 Kapas 1,680993 27,837790 ha, sedangkan yang berada di
KBT. Semusim/Permukiman dan S2 Kapas 77,517059 kawasan budidaya tanaman semusim dan
berada di lahan eksisting seluas 1,484720 ha.
KBT. Semusim/Permukiman dan N Kapas 0
Sedangkan lahan yang sesuai untuk tanaman
KBT. Tahunan dan S1 Kapas 46,738921 kapas yang berada di kawasan budidaya
KBT. Tahunan dan S2 Kapas 46,691725 tanaman tahunan di luar lahan yang tersedia
KBT. Tahunan dan N Kapas 1,350625 yaitu seluas 18,901130 ha dan yang berada di
kawasan budidaya tanaman semusim seluas
0,196273 ha.
Dari tabel dapat dilihat bahwa lahan yang
sesuai untuk tanaman kapas berada di Tabel 5. Luas Ketersediaan Lahan Tanaman
kawasan budidaya tanaman tahunan seluas Kapas Kabupaten Lamongan
46,738921 ha, sedangkan yang di kawasan
budidaya tanaman semusim/permukiman Fungsi Kawasan Luas
adalah 1,680993 ha, maka dapat disimpulkan Lahan (ha)
bahwa tanaman kapas masuk dalam kategori K. Penyangga 7,300678
tanaman tahunan. S1 Kapas Eksisting 1,484720
S1 Kapas Bukan 0,196273
Eksisting
KBT. Semusim
S2 Kapas Eksisting 1,058151

Peta
S2 Kapas Bukan 76,458846
KESESUAIAN LAHAN KAPAS Eksisting
Berdasarkan Fungsi Kawasan

Kapas mentan kab.shp S1 Kapas Eksisting 27,837790


K. Penyangga
KBT. Semusim S1 Kapas
KBT. Semusim S2 Kapas
KBT. Tahunan N Kapas S1 Kapas Bukan 18,901130
KBT. Tahunan S1 Kapas
KBT. Tahunan S2 Kapas Eksisting
N
S2 Kapas Eksisting 8,200137
W E
KBT. Tahunan S2 Kapas Bukan 38,491588
S

Eksisting
N Kapas Eksisting 0
Gambar 3: Peta Kesesuaian Lahan Kapas berdasarkan
Fungsi Kawasan Kabupaten Lamongan N Kapas Bukan 1,350625
Eksisting

Analisis Ketersediaan Lahan


Analisis Ketersediaan Lahan berdasarkan
Lahan Eksisting Kapas
Analisis ketersedian lahan ini adalah
untuk mengetahui lahan yang sesuai untuk
tanaman kapas selain lahan eksisting untuk
tanaman kapas. Proses analsis ketersedian

19
Hutan 17,015749
Sawah 69,532922
Tambak 5,338136
Tegalan 2,776100
Kebun 9,347185
Peta Rawa 0,122795
KETERSEDIAAN LAHAN KAPAS
Berdasarkan Lahan Eksisting
Kapas_eksisting_kab.shp
K. Penyangga
KBT Semusim S1 Bukan Eksisting
KBT Semusim S1 Eksisting
KBT Semusim S2 Bukan Eksisting
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
KBT Semusim S2 Eksisting
KBT Tahunan N Bukan Eksisting
KBT Tahunan S1 Bukan Eksisting
KBT Tahunan S2 Bukan Eksisting
lahan untuk tanaman kapas yang eksisting
KBT Tahunan S2 Eksisting
KBTTahunan S1 Eksisting
atau yang sudah ada yaitu seluas 26,048673
N
ha, sedangkan lahan untuk pengembangan
W E yaitu seluas 16,660723 ha. Luas ini setelah
S
dikurangi lahan permukiman dan lain-lain.
Dalam analisis ini kami hanya menggunakan
lahan yang sesuai dengan tanaman kapas,
Gambar4: Peta Ketersediaan Lahan Kapas berdasarkan sedangkan untuk lahan yang cukup sesuai
Lahan Existing Lahan Kapas Kabupaten Lamongan untuk tanaman kapas tidak kami jadikan
acuhan karena lahan yang cukup sesuai
hampir mencakup semua kabupaten
Analisis Ketersedian Lahan berdasarkan
Lamongan. Jadi seandainya nanti tanaman
Landuse
kapas akan di kembangkan di kabupaten
Analisis ini adalah analisis
Lamongan itu akan sangat prospek sekali
ketersediaan lahan kapas yang terakir
karena lahan yang ada di kabupaten
dilakukan untuk mendapatkan luas lahan yang
Lamongan cukup sesuai.
sesuai untuk tanaman kapas dan diluar lahan
permukiman. Proses analisis ini seperti halnya
analisis sebelumnya yaitu dengan melakukan
overlay baik data spasial maupun data atribut
dengan menggunakan software arcview 3.1.
Adapun peta yang digunakan untuk analisis ini
Peta
yaitu peta ketersedian lahan tanaman kapas KETERSEDIAAN LAHAN KAPAS
Berdasarkan Landuse

dengan peta landuse kabupaten Lamongan. Landuse_kapas_kab.shp


Hutan
K. Penyangga

Sedangkan untuk analisisnya menggunakan Kebun


Lahan Kapas Bukan Eksisting
Lahan Kapas Eksisting
Permukiman
query sehingga akan didapatkan luas Rawa
Sawah
Tambak

lahannya. N
Tegalan

Dari hasil overlay data spasial dan W

S
E

data atribut serta analisis query didapatkan


ahwa lahan yang sesuai untuk kapas dan Gambar5: Peta Ketersediaan Lahan Kapas berdasarkan
sudah tersedia atau eksisting di kabupaten Landuse Kabupaten Lamongan
Lamongan. terluas ada di kecamatan
Sambeng 14,400713 ha, kecamatan Mantup
5,814148 ha dan di kecamatan Kembangbahu
KESIMPULAN
5,254982 ha serta sebagian kecil di kecamatan
Sugio dan kecamatan Tikung. Sedangkan Kesimpulan yang dapat diambil dari
untuk lahan pengembangan yang sesuai untuk pengembangan potensi lahan kapas dengan
tanaman kapas berada di kecamatan menggunakan Sistem Informasi geografis
Ngimbang 6,009048 ha, di kecamatan yaitu:
Sukorame 3,584102 ha, di kecamatan Modo 1. Kemampuan Lahan di Kabupaten
1,253924 ha, di kecamatan Pucuk 1,202733 Lamongan mengacu pada SK Mentan No.
ha dan sebagian kecil ada di kecamatan 837/KPTS/UM/II/1980, maka di kabupaten
Brondong, kecamatan Sugio, kecamatan Lamongan didapatkan 3 jenis kawasan,
Kembangbbahu, kecamatan Sambeng dan yaitu: Kawasan Penyangga (7,300677751
kecamatan solokuro. ha), Kawasan Budidaya Tanaman
(79,19805139 ha) dan Kawasan Budidaya
Tabel 6. Ketersediaan Lahan Kapas (Landuse) Tanaman Tahunan (94,7812708 ha).
Kabupaten Lamongan 2. Kesesuaian Lahan Tanaman Kapas di
Landuse Luas (ha)
Lahan Kapas Eksisting 26,048673 Kabupaten Lamongan terdiri dari 3
Lahan Kapas Bukan 16,660723 kategori kesesuain yaitu: Sesuai
Eksisting (48,419851 ha), Cukup Sesuai
Kawasan Penyangga 6,387047 (129,480872 ha), dan Tidak Sesuai
Permukiman 27,869878 (3,379215 ha).

20
3. Ketersediaan Lahan dan pengembangan
tanaman kapas di Kabupaten Lamongan
Lahan Kapas Eksisting (26,048673 ha)
dan Lahan Kapas Bukan Eksisting
(16,660723 ha).

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, Eko., 2002. Sistem Informasi


Geografis Menggunakan ArcView GIS.
Penerbit Andi, Yogyakarta
Handoyo.S, 1997, Modul Sistem Informasi
Geografi, Institut Teknologi Nasional,
Malang.
http://www.kehati.or.id/florakita/browser.php?d
ocsid=966. Didownlod pada tanggal 25
Juli 2009.

Prahasta.E, 2001, Konsep-Konsep Dasar


Sistem Informasi Geografis, Penerbit
Informatika, Bandung.
Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
837/Kpts/Um/11/1980, Tentang Kriteria
Dan Tata Cara Penetapan Hutan
Lindung.

21

Anda mungkin juga menyukai