PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelabuhan laut merupakan pintu gerbang lalu lintas orang, barang dan
alat angkut baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Peningkatan
perkembangan teknologi alat angkut yang semakin cepat membuat jarak antar
negara seolah semakin dekat, karena waktu tempuh yang semakin cepat
pulau, benua maupun antar bangsa pelabuhan juga merupakan salah satu
pintu strategis bagi masuknya vektor penular penyakit. Hal ini mengakibatkan
penyebaran vektor penyakit menular potensial wabah yang dibawa oleh alat
1
2
penyakit menular potensial wabah yang datang dari luar negeri seperti kolera
dan pes. Jenis penyakit seperti ini dapat meresahkan dunia internasional
1994 di India jumlah kasus pes sebanyak 1400 orang dan 50 kematian (Case
Fatality Rate = 3,57 %). Kasus ini sempat meresahkan dunia internasional
Salah satu vektor penyebab pes yaitu adanya tikus dan ektoparasit
tikus terutama pinjal yang berpotensi menularkan penyakit pes, murine typhus
merupakan penyakit karantina sesuai dengan IHR tahun 1669. Penyakit yang
3
semakin cepat. Tidak hanya menyebabkan pes saja tapi urine tikus juga dapat
kencing tikus terbawa oleh air sehingga bisa menular ke orang yang sehat.
Kongo dengan jumlah kasus 2793 dan kematian 233 orang (CFR = 8,34 %).
Ekuador, Peru, dan di Asia seperti Vietnam dan India (WHO, 2007).
periode tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.
Didapat tahun 2011 Indeks pinjal di wilayah perimeter adalah 0,14 sedangkan
untuk daerah buffer adalah 1,08 dengan indeks pinjal tertinggi pada bulan
November sebesar 2,75. Pada tahun 2012 indeks pinjal di daerah perimeter
adalah 0,36 dengan indeks pinjal tertinggi pada bulan Juni adalah 1,5
sedangkan indeks pinjal di daerah buffer adalah 0,56 dengan indeks pinjal
4
tertinggi pada bulan Mei sebesar 1,9. Pada tahun 2013 indeks pinjal di daerah
dengan Judul Studi Kepadatan Tikus dan Pinjal di Daerah Buffer Pelabuhan
B. Rumusan Masalah
1. Masalah umum
2. Masalah khusus
Intan Cilacap?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
kepadatan tikus.
2. Bagi Masyarakat
terkendali.
E. Ruang Lingkup
Lingkup materi ini adalah studi kepadatan tikus dan pinjal di daerah buffer
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
1. Vektor
penyakit-penyakit tertentu.
sakit ke orang yang tidak sakit termasuk dalam pengertian ini adalah tikus
2. Tikus
3. Pinjal
7
8
terpisah secara jelas. Pinjal tidak bersayap, berkaki panjang terutama kaki
4. Pes
Daerah perimeter
pelabuhan.
Daerah buffer
meter dari batas daerah perimeter. Daerah ini meliputi wilayah pemukiman
B. TIKUS
1. Klasifikasi Tikus
mamalia (hewan menyusui). Para ahli zoologi (ilmu hewan) sepakat untuk
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
2. Morfologi Tikus
penting. Hal ini kemudian dipakai sebagai dasar untuk membedakan jenis-
jenis tikus yang satu dengan yang lainnya, yaitu untuk mengadakan
a. Panjang kepala dan panjang badan yaitu diukur dari ujung moncong
b. Panjang ekor yaitu diukur dari anus sampai ke ujung ekor, dan
d. Panjang telinga yaitu dari tabik (legokan atau lekukan) pada dasar
pula diketahui susunan puting susunya. Puting susunya tersusun dalam dua
kelompok yaitu bagian depan atau bagian anterior (pectoral mammae) dan
3. Biologi Tikus
Potensi reproduksi tikus dan mencit sangat tinggi dan ciri yang menarik
benda-benda yang keras). Gigi seri ini terdapat pada rahang atas dan
bawah, masing-masing sepasang. Gigi seri ini secara tetap akan tumbuh
telapak kaki jenis tikus ini di sesuikan untuk kekuatan menarik dan
memegang yang sangat baik. Hal ini karena pada bantalan telapak kaki
telapak kakinya halus (Gambar 2). Mus musculus (mencit) selalu berada di
a. Kemampuan indera
1) Mencium
dideteksi dan diikuti oleh tikus lainnya. Bau penting untuk rodensia
karena dari bau ini dapat membedakan antara tikus sefamili atau
tikus asing. Bau juga memberikan tanda akan bahaya yang telah
dialami.
2) Menyentuh
depannya.
3) Mendengar
4) Melihat
perkiraan pada jarak lebih 1 meter, perkiraan yang tepat ini sebagai
5) Mengecap
senyawa racun.
b. Kemampuan fisik
1) Menggali
2) Memanjat
tikus rumah yang bentuk tubuhnya lebih kecil dan langsing lebih
4) Menggerogoti
mutunya rendah.
air bawah tanah, sungai dan area lain yang basah. (Ditjen PP&PL,
yaitu :
mengasah giginya agar tetap tajam. Jadi, jika di sekitar tempat tinggal
16
Tikus jenis muridae tunneling Rodent, dan karena itu senang membuat
c. Dropping (Kotoran)
gelap, sedangkan kotoran yang lama keras dan jika diremuk berbentuk
Salah satu kebiasaan tikus adalah selalu menempuh jalan yang sama
khas.
Jika tikus berjalan di tempat yang berdebu, maka jejak kaki tikus dan
5. Species tikus
pertanaman padi dan palawija di sawah, tikus ini hampir serupa dengan
tikus rumah. Badan berkisar antara 130-210 mm, ekor biasanya sedikit
lebih pendek daripada ukuran kepala dan badan. Warna bulu bagian
coklat. Puting susu tikus betina 3 pasang di dada dan 3 pasang di perut
Tikus wirok dikenal sebagai tikus paling besar dan beratnya dapat
mencapai 50 gram atau lebih. Bulunya kasar dan panjang tidak merata.
Warna coklat kehitaman. panjang dari ekor bisa mencapai 500 mm.
Ekornya lebih pendek dari badan, ukuran telapak kaki belakang 47-55
mm. Panjang telinga 29-33 mm. Tikus betina berputing susu di dada
dan perut masing-masing 3 pasang (12 buah). Tikus wirok ini hidup di
nama ilmiahnya yaitu Mus musculus. Tikus ini dijumpai dirumah dan
rumah atau gudang. Panjang badan 100-190 mm, ekor lebih panjang
atau sama dengan panjang badan dan kepala. Panjang kaki belakang 35
mm dan telinga 20 mm. Warna bulu bagian punggung dan bagian perut
tempat gelap diatas loteng dan diantara perabotan. Tikus ini sangat
Tikus ini mempunyai panjang badan dan ekor 300-400 mm, Ekornya
lebih pendek. Rambutnya jarang dan berwarna kelabu hitam atas dan
Betina berputing susu di dada dan perut sama yaitu 3 pasang (12
disimpan dan sekaligus mencemari. Dalam hal ini tikus riul dapat
akan terus meningkat mulai umur 2-9 bulan. Rata-rata tikus tidak bisa
hidup lebih dari 12 bulan, bahkan para ahli mengatakan bahwa lama
6. Bionomik Tikus
sama dan disebut dengan daya jelajah harian (home range). Selama
pakan yang disukai, sumber air, dan juga tempat perlindungan untuk
maupun benda yang baru asing, termasuk umpan beracun atau perangkap
kecil, ruang gerak tikus tidak terlalu luas. Hal ini menjadi sumber pakan
mencapai jarak rata-rata 30 m dan tidak pernah lebih dari 200 m, pada
waktu banyak pakan. Apabila pakan bagi tikus lapang sudah tidak
terjadi perpindahan atau migrasi yang dapat mencapai jarak 700 m atau
jumlah tempat umpan yang dibutuhkan untuk satuan tertentu dan jarak
antara satu tempat umpan dengan tempat umpan lainnya. Hal ini
a. Lingkungan abiotik
1) Suhu
ditempat tersebut.
2) Cahaya
kegiatan malam hari dari pada siang hari sehingga disebut binatang
noktural.
3) Tanah
timbal baliknya dari jenis tanah dan kehidupan tikus belum diteliti
secara rinci, namun dilihat bentuk tubuh tikus, binatang ini telah
atau gelap, dan melihat bentuk secara sederhana, serta buta warna.
4) Air
b. Lingkungan biotik
1) Tumbuhan
2) Predator
2-5 hari. Oleh karena itu, apabila terjadi wabah penyakit pes, maka
hari.
a. Pes (Plague)
oleh bakteri Pasteurella pestis atau Yesernia pestis. Gejala penyakit ini
25
pinjal yang merupakan vektor dari penyakit ini. Jenis pinjal yang
pada manusia.
b. Leptospirosis
Penularan penyakit ini melalui kontak dengan urine tikus atau kontak
yaitu melalui selaput lendir atau luka di kulit bila terpapar oleh air
c. Scrub typhus
Penyakit ini tidak hanya melibatkan tikus, namun ada ricketsia yang
hidup bebas dalam tanah, tetapi stadium larvanya hidup dalam darah
d. Murine typhus
Penyakit ini disebabkan oleh Ricketsia typhi yang ditularkan dari tikus
diseluruh tubuh.
27
muntah, dan sakit kepala. Demam karena gigitan tikus ini terutama
1-22 hari.
f. Salmonellosis
pada manusia akibat infeksi bakteri ini adalah sakit perut, muntah,
g. Lymphaic choriomeningitis
feces, urine, atau air liur yang mengkontaminasi makanan atau debu.
C. PINJAL
luar tubuh), yang menularkan penyakit. Siklus hidup pinjal sangat tergantung
oleh pinjal dapat dicegah dengan mengurangi populasi pinjal atau hospesnya
1. Klasifikasi pinjal
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Shiphonaptera
Famili : Pulicidae
Genus : Xenopsylla
dari genus Rattus, dan merupakan dasar vektor untuk penyakit pes dan
murine tifus. Hal ini terjadi ketika pinjal menggigit hewan pengerat yang
29
3. Morfologi pinjal
bentuk seperti larva lalat hanya pada larva pinjal terdapat rambut-rambut
dan pembagian kepala, toraks, dan abdomen sudah terlihat. Ukuran tubuh
pinjal antara 1,5-4 mm, kira-kira lebih sedikit kecil dari biji wijen dan
berbentuk pipih di bagian samping (dorsal lateral). Kepala, dada, dan perut
terpisah secara jelas dan terdapat tiga pasang kaki pada dada dan satu
melompat. Pinjal tidak memiliki sayap. Pinjal memiliki mata dan antena,
memiliki panjang 1,5-4,0 mm, yang jantan biasanya lebih kecil dari pada
pronotum pada beberapa jenis terdapat sebaris duri yang kuat berbentuk
jenis terdapat duri kuat berbentuk sisir, yaitu ktenedium genal. Pinjal
mempunyai alat yang seperti per melengkung yaitu aedeagus atau penis
a. Kepala
mata terdapat bulu halus yang disebut bulu okuler. Pada bagian mulut
terdapat bulu kasar yang tersusun seperti sisir dan disebut sisir genal
(genal comb).
b. Dada
c. Perut (Abdomen)
Bagian perut terdiri atas sepuluh ruas, pada sisi dorsal disebut tergit,
dan pada sisi vental disebut stemit, pada ujung dorsal terdapat alat
d. Alat reproduksi
cabang, kearah luar tubuh dan uterus. Pada pinjal jantan memliki
e. Kaki
ruas, yaitu coxa, trochanter, femur, tibia, dan tarsus yang beruas-ruas
32
antara 4-5 buah. Kaki pinjal dilengkapi dengan cakar yang kuat dan
melompat.
menghindari dari cahaya, sehingga bila ada sinar, pinjal akan berusaha
hospesnya. Bila karena ada sesuatu hal hospes yang ditumpanginya mati,
dan muryne thyus yang utama maka angka indeks pinjal X. Cheopis yang
diantara tikus, dapat dilihat dari besarnya indeks pinjal. Seperti diketahui
tersebut disebabkan berpindahnya pinjal dari satu tikus ke tikus yang lain,
karena tikus sebagai hostnya telah mati. Menurut SOP Dirjen PP & PL
indeks pinjal =1, sedangkan dinamakan indeks pinjal tidak normal apabila
indeks pinjal >1. Seperti diketahui, bahwa pinjal sangat memerlukan darah
segar tikus guna makanannya. Apabila tikus sebagai hostnya mati, maka
pinjal akan berpindah ke tikus hidup yang lain. Dengan demikian, indeks
Apabila indeks pinjal bulan berjalan masih dibawah pola maksimum lima
penularan penyakit pes baik diantara tikus maupun penularan dari tikus ke
manusia.
(2001)
hidup pinjal. Suhu dalam sarang tikus lebih tinggi selama musim
dingin dan lebih rendah selama musim panas daripada suhu luar. Suhu
b. Cahaya
sinar matahari dapat menembus sampai dasar sarang. Pada sarang tikus
c. Parasit
Pinjal yang mengandung bakteri pes pada suhu 10oC - 15oC dapat
bertahan hidup selama 50 hari, sedangkan pada suhu 27oC hanya dapat
d. Predator
populasi pinjal pada tikus. Beberapa predator pinjal seperti semut dan
dewasa.
secara berdaya guna dan berhasil guna hanya mungkin diperoleh apabila kita
telah mengenal dengan baik kehidupan tikus beserta segala sifat dan
memperoleh daya guna bila dipahami beberapa prinsip dasar dan teknik
pengendalian.
1. Prinsip dasar
dua faktor yaitu : population force and population changes dan faktor-
faktor pembatas.
36
2. Teknik pengendalian
menjadi :
1) Penyimpanan sampah
3) Pengumpulan sampah
4) Pembuangan sampah
tikus dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pada garis besarnya usaha
Persiapan : Pelaksanaan :
Tikus Pinjal
Sukses Trap
Indeks pinjal
Lebih dari 1
Sama
dengan 1
Pemberantasan
Evaluasi
Tindak Lanjut
Laporan
Gambar 2.9. Sumber SOP diterbitkan Oleh Dirjen PP & PL, No.Dokumen:
02.005.2009 yang telah di modifikasi
38
F. Kerangka Teori
Daerah
Buffer KKP Tikus Pinjal
Cilacap
Penyakit- penyakit
yang ditularkan oleh
tikus dan pinjal
Upaya pengendalian
tikus
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
1. Komponen Penyusun
39
40
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional masing-masing Variabel
Cara
Definisi Satuan/
No Variabel pengukuran Skala data
Operasional kategori
data
1 Tikus Binatang Menghitung Cage trap Jumlah
pengerat yang tikus tikus yang
tertangkap tertangkap
di wilayah
pelabuhan
(Buffer).
2 Identifikasi Penentuan jenis Membandingk Spesies Nominal
tikus tikus yang an dengan tikus
tertangkap kunci
berdasarkan identifikasi
kunci identifikasi.
3 Pinjal Serangga dari Menghitung Ekor Ordinal
ordo pinjal
Siphonaptera
yang ada di tubuh
tikus.
4 Indeks pinjal Perhitungan pinjal yang tertangkap
Persentase Rasio
angka indeks X100%
tikus yang tertangkap
yang diperoleh
dari rumus
jumlah seluruh
pinjal yang
diperoleh dibagi
dengan jumlah
tikus yang
tertangkap.
5 Identifikasi Penentuan jenis Membandingk Spesies Nominal
pinjal spesies pinjal an dengan pinjal
yang tertangkap kunci
berdasarkan mengidentifika
kunci identifikasi. si
6 Kepadatan Perhitungan tikus yang tertangkap
Ekor Ordinal
tikus angka yang
trap yang terpasang
diperoleh dari
rumus jumlah
tikus yang
tertangkap di bagi
dengan jumlah
perangkap yang
dipasang.
41
C. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional dengan
kepadatan tikus dan pinjal di daerah buffer Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap.
Cilacap.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua tikus dan pinjal yang berada di
2. Sampel
Sampel yang di ambil adalah tikus dan pinjal yang berhasil di tangkap di
F. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Umum
a. Data khusus
perangkap, jumlah tikus, jenis tikus, indeks pinjal dan jenis pinjal.
2. Sumber Data
a. Data Primer
1) Jenis tikus
3) Jenis pinjal
4) Indeks pinjal
b. Data Sekunder
a. Pemasangan perangkap
berisi tikus dan dimasukan kedalam karung kain dan diberi label.
b. Waktu
hari yaitu pada tanggal 9-14 Mei 2016, kemudian perangkap yang
yang berisi tikus dan dimasukan kedalam karung kain dan diberi label.
Jika ada perangkap yang tidak berisi tikus di diamkan dan di periksa
hari berikutnya.
e. Kantong
f. Baskom
g. Sisir/sikat
h. Timbangan
i. Mikroskop
j. Objek glass
k. Aspirator pinjal
l. Tabung gelas
n. Penggaris
o. Kapas
p. Sarung tangan
q. Masker
r. Kaca slide
s. Cover glass
t. Label
45
G. Prosedur Kerja
b. Umpan yang digunakan dalam life trap ini menggunakan kelapa bakar.
turut. Apabila ada perangkap yang tidak berisi tikus di diamkan dan
2. Identifikasi tikus
mati.
badan (BB), panjang kepala di tambah badan (H&B), ekor (T), cakar
(HF), telinga (E), tengkorak (SK) dan susunan putingnya. Dengan cara
sebagai berikut :
1) Diukur panjang total dari ujung mulut hingga ujung ekor (mm).
testis.
6) Dilihat warna bulu punggung dan perut, warna ekor bagian atas
dan bawah, bulu badan (kasar atau halus) terutama pangkal ekor.
dalam tabung.
4. Identifikasi pinjal
40X, 100X.
H. Pengolahan Data
I. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat untuk mengetahui Studi
Cilacap. Data untuk subjek yang diteliti disajikan dalam bentuk dianalisis
secara deskriptif.