Oleh:
Demianus (1509.13251.184)
MALANG
2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa berkat berkah, rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berudul “Pengendalian
Vektor dan Rodent di Pelabuhan”. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Misbahul Subhi, S.KM,. M.KL karena bimbingannya kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Makalah ini tidaklah sempurna oleh karena itu kami menghimbau bagi para
pembaca agar memberikan kritik dan saran yang membangun makalah ini demi
kelengkapan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
TINJAUAN TEORI
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
5
Tanda lain : Adanya bau tikus, bekas urine dan kotoran tikus,
suara, bangkai tikus.
2) Red Squill
Racun ini relatif aman terhadap manusia, kucing dan anjing.
Bahan red squill adalah "a natural emetic" yang bila termakan
oleh sebagian besar binatang berdarah panas atau manusia,
mengakibatkan muntah yang segera dan pengosongan bahan
racun. Kerja emetic dari red squill ini menjadikan racun khusus
bagi tikus jenis Norway (Ratus Norvegicus) berhubung jenis
tikus ini tidak bisa muntah. Umpan red squill terasa pahit, dan
kelemahannya adalah menimbulkan penolakan diantara tikus
dan beberapa jenis tikus selalu menghindari umpan yang berisi
red squill, terutaman apabila mereka tahu pengaruh racun red
squill terhadap tikus lainnya.
3) 1080 (Ten Eighty)
1080 adalah nama umum untuk Natrium Fluoro Acetat,
merupakan racun tikus yang sangat efektif. Kelemahannya
adalah terlalu beracun terhadap manusia dan binatang
peliharaan serta tidak adanya antidotenya. Oleh karenanya
hanya direkomendasikan khusus bagi pekerja yang terlatih dan
bertanggung jawab. Racun ini dilarang dipergunakan di daerah
perumahan/pemukiman karena efek racunnya yang sangat
toksik.
4) Antu (Alpha Naphthyl Thio Urea)
Nama kimia dari Antu adalah Alpha Naphthyl Thio Urea
merupakan racun yang efektif untuk Norway rats, tetapi tidak
dianjurkan untuk jenis tikus lainnya. Kelemahan dari Antu
adalah cepatnya terjadi toleransi oleh tikus yang makan kurang
dari dosis yang adekuat. Oleh karenanya Antu tidak dapat
digunakan untuk interval kurang dari 4 sampai 6 bulan di tempat
yang sama.
12
yang merupakan titik awal kegiatan sosial lintas pulau dan negara
akandapat memperluas penyebaran penyakit dari lingkungan pelabuhan
itu, baik dari satu pulau ke pulau, dari satu negara ke negara yang lain
maupun dari wilayah pelabuhan ke daerah daratan di pulau tersebut.
f. Aspek Penilaian Sanitasi Pelabuhan
Adapun hal-hal atau aspek yang merupakan komponen penting dalam
suatu penilaian pelabuhan yakni sebagai berikut :
1) Hygiene Sanitasi Gedung dan Bangunan Umum Di Pelabuhan
Pengawasan Hygiene gedung dan bangunan umum di
pelabuhan adalah pengawasan kondisi dari komponen atau bagian-
bagian bangunan serta fasilitas pendukungnya yang ada dipelabuhan
dari kemungkinan timbulnya masalah kesehatan mulai dari kondisi
fisik bangunan gedung dan halamannya, penanganan sampah,
sarana pembuangan air limbah, vektor, prilaku dan lain sebagainya.
Pengawasan Hygiene gedung dan bangunan pelabuhan dilakukan
secara rutin setiap satu bulan sekali dan dilakukan apabila terjadi
KLB (Kepmenkes RI Nomor 431, 2007).
2) Penyediaan Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak (Permenkes Nomor 416, 1990).
Pengawasan penyediaan air bersih adalah pengawasan terhadap
sarana penyediaan air bersih, kualitas air (fisik, kimia, bakteriologi).
Sumber air bersih berasal dari PDAM.
Penyediaan air bersih adalah upaya pemenuhan kebutuhan air
didaerah pelabuhan, dengan cara menampung air dari PDAM ke
dalam bak penampungan/ tandon khusus untuk
kemudian disupplay dengan sistem perpipaan menuju kapal,
perkantoran, dan keperluan lain dalam kegiatan didaerah pelabuhan.
Pengawasan terhadap sarana penyediaan air minum juga perlu
dilakukan mulai dari sumber, distribusi hingga ke konsumen yang
meliputi kondisi, pemeliharaan, perbaikan (bila tidak memenuhi
19
4.1 Kesimpulan
Vektor adalah serangga yang membawa agent penyebab penyakit,
di pelabuhan ada beberapa vektor pembawa penyakit yaitu Lalat, Nyamuk
dan Kecoa. Rodent adalah binatang pengerat yang menggangu kehidupan
manusia, di pelabuhan ada beberapa rodent yaitu tikus
Dari beberapa vektor dan rodent yang berada di pelabuhan ini juga
dapat menimbulkan penyakit terhadap pegawai di pelabuhan tersebut
diantaranya lalat secara umum dapa menyebabkan gangguan saluran
pencernaan, nyamuk secara umum dapat menimbulkan penyakit DBD,
Cikungunya, Malaria dll, Kecoa dapat menimbulkan disentri, kolera dll,
serta tikus dapat menimbulkan penyakit PES, pembesaran kelenjar, panas
tinggi, sakit kepala muntah dan nyeri pada persendian, leptospirosis.
Vektor dan Rodent ini perlu di lakukan tidak pengendalian dan
pencegahan agar pekerja di pelabuhan dapat memaksimalkan kinerjanya.
Tikus dapat dikendalikan dengan perbaikan sanitasi, Rat Proofing,
Pemasangan Perangkap (Trapping), Peracunan (Poisoning). Kecoa dapat
dikendalikan dengan cara pengendalian secara lingkungan dan secara kimia.
Lalat dapat dikendalikan dengan cara Sanitasi penghalang Fisik, perangkam
Lem, perangkap Umpan, perangkap Cahaya. Nyamuk dapat dikendalika
dengan cara pemantauan stadium telur, pemantauan stadium larva,
pemantauan stadium jentik, pemantauan stadium nyamuk dewasa,
pengendalian larva serta pemberantasan nyamuk dewasa.
4.2 Saran
Sebaiknya didalam pelabuhan ada pegawai yang khusus
menangani kasus tentang pengendalian vektor dan rodent agar menunjang
aktifitas seerta meningkatkan kualitas manusia dan lingkunagn di
pelabuhan
21
22
World Health Organization. 2005. Guidelines for Laboratory and Field Testing of
Mosquito Larvicides. World Organization Geneva
23