Anda di halaman 1dari 12

METODE FABRIKASI DAN PEMASANGAN ALUMINIUM

CURTAIN WALL DAN KACA

1. Pendahuluan

Aluminium Curtain Wall adalah merupakan bentuk konstruksi yang terbuat dari
rangka aluminium dan kaca yang berfungsi sebagai dinding exterior penutup sebuah
bangunan modern saat ini yang banyak kita jumpai pada kota-kota besar di negara
maju.

Khususnya di Indonesia hal tersebut mulai diterapkan sekitar tahun 1975 antara
lain pada Gedung Wisma Kosgoro yang terletak di Jl. MH. Thamrin Jakarta dan
kemudian berkembang pada pembangunan gedung-gedung lainnya setelah itu.

Untuk memperoleh mutu pemasangan Curtain Wall yang baik dan benar sudah
barang tentu memerlukan perencanaan yang matang pula serta spesifikasi yang
jelas dan pengawasan yang ketat pada saat pemasangan di lapangan.

Perencanaan tersebut mencakup design kriteria terhadap kekuatan extrussion yang


dipergunakan sehingga mampu untuk menahan beban tekanan angin seperti yang
ditentukan dalam spesifikasi dan tahan terhadap kebocoran air hujan dan udara
serta bentuk keindahan pada penampilan bangunan dari segi estetika yang akan
terlihat nantinya setelah gedung tersebut selesai dibangun.

Selain perencanaan dan pengawasan yang baik yang kita perlukan ada juga faktor
lain yang sangat menentukan sukses atau tidaknya pemasangan tersebut, yakni
Workmanship yang berkualitas dan memenuhi ukuran Standard International.

Mulai dari tenaga pekerja ditingkat yang paling bawah sebagai helper hingga
ketingkat tenaga pekerja yang terampil sebagai fitter harus selalu dibekali
pengetahuan yang cukup tentang konstruksi aluminium serta diberitahukan dimana
letak kelemahan-kelemahan yang harus diperhatikan oleh para pekerja tersebut
pada saat pelaksanaan pemasangan di lapangan setiap harinya, supaya mereka
tidak berbuat kesalahan.

Sedemikian perlunya sistem kontrol serta cek dan re-check pada setiap urutan tahap
kerja dari masing-masing tukang, sehingga meyakinkan bahwa tidak ada sesuatu hal
yang terlewatkan pada langkah pemasangan di phase awal dan kemudian barulah
diperkenankan untuk melangkah ke phase berikutnya dan seterusnya.

Hal ini mencakup pengecekan kelurusan arah vertikal dan horizontal serta arah
keluar masuk bidang curtain wall leveling, serta jarak module mullion dan transom
yang dipasang dan kelengkapan mur baut, screw, gasket serta sistem blokade
terhadap kebocoran air hujan pada setiap join antara vertikal member dengan
horizontal member dan juga pada sambungan antara transom yang satu dengan
1
transom lainnya serta penyediaan wiping hole pada transom dan berfungsi sebagai
drainage yang menghantarkan air dari dalam transom kearah luar pada saat terjadi
hujan.

Untuk itu baiklah kita kupas lebih terinci urutan-urutan kerja yang diperlukan pada
saat fabrikasi dan pemasangan aluminium curtain wall berikut ini.

2. Pembuatan Shop Drawing

Awal dari pekerjaan konstruksi harus dimulai dari gambar, pembuatan shop drawing
dilakukan oleh tenaga drafter yang sudah berpengalaman dengan menggunakan
Autocad Computer berdasarkan design yang dikehendaki oleh pihak perencana mulai

dari pembuatan gambar denah, tampak maupun potongan gedung di lengkapi


dengan detail-detail secara jelas yang menunjukkan dimensi profile serta steel
bracket dan fixing system antara vertikal mullion terhadap bangunan strukturnya,
maupun detail pada potongan vertikal yang memperlihatkan pertemuan transom
terhadap mullion serta posisi curtain box atau fire stop dan stool parapetnya juga
potongan horizontal yang memperlihatkan sambungan antara transom dengan
transom sehingga memudahkan kontrol dan pelaksanaan di lapangan.

Semua shop drawing yang telah selesai dibuat harus diajukan kepada pihak
perencana / MK untuk memperoleh persetujuan terlebih dahulu, sebelum pekerjaan
tersebut dilaksanakan.

2
3. Pembuatan Material List.

Penyusunan daftar material serta jumlah dan ukuran yang dibutuhkan barulah dapat
disusun oleh petugas PPC setelah shop drawing dan contoh material yang diajukan
tersebut disetujui oleh pihak perencana maupun MK.

Adapun jenis material tersebut terdiri dari aluminium extrusion, kaca, silicone sealant
dynabolt, steel bracket, screw, gasket dan sebagainya.

Semua jumlah kebutuhan material tersebut disusun secara jelas jumlah dan
ukurannya yang akan dibeli dalam bentuk Surat Permintaan Barang (SPB) serta
dicantumkan schedule kedatangan material tersebut sesuai kebutuhan pada waktu
dimulainya fabrikasi di Workshop atau schedule pemasangan di lapangan.

4. Pemesanan Material.

Berdasarkan SPB yang telah dibuat oleh PPC dan diajukan kepada Pihak Logistik
barulah material tersebut dapat dilakukan pembelian oleh Pihak Purchasing.

3
5. Penerimaan Raw Material dan Storage Handling.

Seluruh material yang dibeli akan disupply oleh Pihak Supplier ke Workshop terlebih
dahulu.
Penerimaan Raw material khususnya aluminium extrusion ditangani oleh petugas
Gudang yang telah berpengalaman. Semua material yang diterima harus diseleksi
dan dicatat terlebih dahulu apakah sudah sesuai dengan spesifikasi ukuran dan
jumlah yang dipesan atau tidak. serta juga diperiksa apakah material tersebut dalam
kondisi yang baik atau mungkin terdapat cacat sehingga harus ditolak.

Semua data penerimaan barang tersebut disusun dalam formulir Laporan Terima
Barang (LTB) yang ditanda tangani oleh kepala Gudang dan dilaporkan kepada
bagian pembelian dengan tembusan kepada PPC.

Semua material yang bagus disusun diatas rak secara rapih menurut section dan
ukurannya serta diberi label secara jelas sehingga mempermudah untuk diambil saat
dibutuhkan pada waktu fabrikasi.

6. Fabrikasi Curtain Wall

6.1 Semua material aluminium mullion & transom harus dilindungi dengan
protection tape terlebih dahulu sebelum dimulai dengan proses pemotongan,
supaya permukaannya tidak cacat.
6.2 Engineering di Workshop membuat fabrication drawing terlebih dahulu
berdasarkan shop drawing approval dan konfirmasi ukuran dari lapangan.

4
6.3 Fabrication drawing tersebut dengan jelas memperlihatkan ukuran panjang
material yang akan diproduksi lengkap dengan jumlahnya serta posisi lubang
screw serta coakan yang harus dilakukan dan sebagainya.
6.4 Langkah pertama yang dilakukan pada saat fabrikasi adalah proses
pemotongan (cutting), cutting dilakukan dengan menggunakan mesin potong
Double Head Elumatec type DG-244 yang dirancang khusus untuk
pemotongan aluminium, karena diatur dengan komputer sehingga mampu
mencapai hasil ukuran yang tepat dan persisi.
6.5 Langkah selanjutnya adalah proses pencoakkan yang dilakukan dengan mesin
Router serta pemasangan Join Bracket atau Jointing Sleeve dan sebagainya.
6.6 Pembuatan Wiping Hole dan sistem blokade terhadap kebocoran pada transom
juga dilakukan di Workshop, supaya hasilnya baik dan rapih.

6.7 Semua proses perakitan sedapat mungkin dilakukan secara optimal di


Workshop supaya tepat, ukuran dan hasilnya baik dan rapih.
6.8 Seluruh hasil produksi yang telah selesai difabrikasi harus diperiksa terlebih
dahulu oleh petugas QA/QC di Workshop sebelum material tersebut dikirim ke
lapangan. Petugas QA/QC akan memeriksa ukuran, jumlah dan
kelengkapannya sebelum hasil produksi tersebut dikirim ke lapangan, bilamana
ada yang tidak memenuhi batasan standard produksi, maka barang tersebut
harus diperbaiki lagi hingga hasilnya betul-betul baik.
6.9 Bilamana hasil produksi tersebut sudah selesai diperiksa dan sudah memenuhi
standard produksi, maka pihak QA/QC menyerahkan material tersebut berikut
sheet bukti pengecekan kepada pihak Expedisi untuk selanjutnya dikirim ke
lapangan.

5
7 Pengiriman Barang (Expedisi)

7.1 Semua hasil produksi dilengkapi dengan Surat Jalan, pengiriman barang
diatur oleh bagian expedisi untuk dimuat keatas Truck dan selanjutnya
dikirim ke lapangan.
7.2 Setiap sisi aluminium diberi alas yang terbuat dari kayu atau dilapisi
lembaran kardus dan diikat dengan tali supaya tidak bergesekan satu sama
lain selama berada didalam perjalanan untuk menghindari cacat pada
permukaan kusen aluminium.

8 Handling di Lapangan.

8.1 Pada saat tiba di lapangan, petugas gudang berkewajiban untuk memeriksa
kondisi dan jumlah barang yang dikirim tersebut, apakah sudah sesuai
dengan data yang tercantum didalam Surat Jalan Pengiriman Barang
tersebut serta meneliti kelengkapannya sesuai sheet hasil pemeriksaan
QA/QC di Workshop.
8.2 Unloading dari Truck dilakukan secara hati-hati dan menempatkan barang-
barang tersebut pada lokasi penampungan yang bersih dan aman.

6
8.3 Sebelum kusen-kusen tersebut ditempatkan, maka harus diberi alas dari kayu
dan bebas dari paku terlebih dahulu supaya permukaan aluminium tidak
menyentuh lantai.

8.4 Lokasi penampungan harus bersih dan tidak boleh tergenang air, juga tidak
diperkenankan berdekatan dengan penampungan semen, penampungan besi
maupun penampungan batu dan sebagainya karena dapat menyebabkan
cacat dan kerusakan pada permukaan kusen aluminium.

9 Pengukuran di Lapangan

Pengukuran di lapangan untuk menentukan posisi terluar rangka aluminium Curtain


Wall harus dilakukan berdasarkan ukuran serta mudule yang tercantum didalam
shop drawing approval.
Pengelotan untuk menentukan arah vertikal dilakukan dengan satu tarikan kawat
dari lantai paling atas ke lantai paling bawah dengan menggunakan kawat piano dan
lot (bandul).

7
Hasil pengelotan tersebut direfleksikan ketiap-tiap lantai dengan memberi sipatan
yang jelas serta tanda-tanda dengan cat berwarna merah sehingga mudah untuk
dipergunakan.

Untuk menentukan ukuran ketinggian posisi mullion dan transom Curtain Wall, harus
menggunakan alat water pas yang baik dan hasil pengukuran ketinggian tersebut
direfleksikan pada kolom didekat posisi Curtain Wall yang akan dipasang dengan
memberi sipatan yang jelas sehingga mudah dipergunakan.
Pekerjaan pengukuran tersebut harus dilakukan oleh tenaga Supervisor yang telah
berpengalaman.

10 Pemasangan Steel Bracket

10.1 Penentuan posisi serta module jarak Steel Bracket harus sesuai dengan Shop
Drawing approval.
10.2 Steel Bracket tersebut harus sinchromate atau digalvanish terlebih dahulu
supaya tidak berkarat.
10.3 Pembuatan Steel Bracket tersebut harus dilengkapi dengan lubang moer baut
berbentuk oval serta steel washer plate supaya adjustable pada saat
penyetelan posisi mullion di lapangan, baik untuk penyetelan kearah luar dan
masuk ataupun penyetelan kearah kiri kanan ataupun penyetelan mullion
kearah naik turun.
10.4 Pemasangan Steel Bracket tersebut dilakukan dengan dynabolt dengan
ukuran diameter sesuai spesifikasi yang diminta dan sesuai material approval
yang diikatkan ke plat beton lantai.

11 Pemasangan Aluminium Mullion.

11.1 Pemasangan aluminium mullion vertikal terhadap steel bracket dilakukan


dengan mekanikal joint system dengan menggunakan galvanished bolt dan nut
sesuai dengan spesifikasi yang sudah disetujui.

8
11.2 Penempatan posisi mullion untuk lantai yang pertama dilakukan dengan teliti
sesuai ukuran dan jarak serta module yang tercantum didalam shop drawing
approval dengan cara melakukan penyetelan kearah luar masuk, kearah kiri
kanan dan kearah naik turun, sehingga mullion-mullion tersebut menempati
posisi yang benar serta lurus baik arah vertikal maupun arah horizontal dengan
mengikuti pedoman tarikan kawat piano yang telah dibuat pada saat
pengukuran lapangan.
11.3 Bilamana posisi-posisi mullion di lantai pertama tersebut telah benar, maka
dilakukan tip weld pada setiap steel washer terhadap bracket-bracket tersebut
supaya tidak dapat berubah posisi lagi. Selanjutnya pemasangan vertikal
mullion tersebut dapat dilanjutkan ke lantai atas berikutnya dengan cara yang
sama.
11.4 Pemasangan mullion yang satu dengan mullion yang lain diatasnya harus diberi
gap untuk expansion join dilengkapi joining sleeve, sehingga bilamana terjadi
pemuaian maka mullion tersebut tidak akan mengalami deformasi. Gap
expansion join tersebut pada akhirnya ditutup dengan silicone sealant.

12 Pemasangan Horizontal Transom :

12.1 Pemasangan horizontal transom terhadap mullion yang telah selesai di stel
dengan baik dengan menggunakan joint bracket dan diikat dengan
mempergunakan bolt & nut yang ukurannya sesuai dengan spesifikasi material
yang tercantum didalam shop drawing approval. Posisi ketinggian transom dari
lantai harus sesuai seperti yang tercantum didalam shop drawing approval.

12.2 Pemasangan transom yang satu dengan transom yang lain diberi gap / celah
antara 5 mm s/d 8 mm untuk expansion joint dan pada setiap ujung
transom ditutup dengan penutup yang terbuat dari karet dan di-sealant
sebagai blokade dengan tujuan untuk mencegah terjadi masuknya air kedalam
transom.

9
Setiap module pada transom dibuatkan wipping hole minimal 2 buah berukuran
5 mm x 10 mm untuk mengeluarkan air yang kemungkinan masuk kedalam
groove kaca pada transom pada waktu terjadi hujan.Gap transom joint tersebut
pada akhirnya harus ditutup dengan sealant, sebelum dilakukan pemasangan
kaca.

PROJECT : NISP - HEAD OFFICE

SCHEMATIC RAWING SCHEMATIC DIAGRAM


SITE INSTALLATION OF ALUM CURTAIN WALL SITE INSTALLATION OF ALUM CURTAIN WALL
[ FASTENERS, MULLION, TRANSOME & GLASS ]

FASTENER FIXING

MULLION SETTING

MEMBERS SETTING

MEMBERS JOINT SEALING

GLASS INSTALLATION

AROUND GLASS INSTALLATION

AROUND C.W. SEALING

PROJECT : NISP - HEAD OFFICE

NO

SCHEMATIC RAWING
NO
SITE INSTALLATION OF ALUM CURTAIN WALL
[ SMOKE STOP, FLOOR COPING & CURTAIN BOX ]

13 Pemasangan Kaca dan Sealant Kaca

13.1 Sebelum dilakukan pemasangan kaca, groove kaca pada transom harus
dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran semen maupun pasir.
13.2 Pemasangan ganjal kaca yang terbuat dari bahan Neo Phreme berukuran 10
mm x 10 mm dengan panjang 50 mm 2 buah pada setiap lembar kaca.
13.3 Penempatan posisi ganjal kaca Curtain Wall yang benar 10 cm dari ujung
transom atau x L untuk pemasangan kaca Window Wall.

10
13.4 Kaca-kaca yang akan dipasang harus terpotong rapih sesuai ukuran dan tidak
boleh ada cacat ataupun gompal.
13.5 Kaca harus masuk kedalam groove transom minimal 6 mm sehingga kuat
memegang sealant yang akan menjepit terhadap aluminium.

13.6 Pemasangan kaca spandrell dilakukan dari sebelah luar dengan


menggunakan mobile scafolding, sedangkan pemasangan kaca vision dapat
dilakukan dari lantai sebelah dalam.

11
13.7 Aplikasi external glass silicone dilakukan dari sebelah luar dengan
menggunakan construction gondola dan dikerjakan oleh tenaga tukang
silicone supaya hasilnya baik dan rapih.
13.8 Sebelum pemasangan silicone dilakukan dikedua sisi sepanjang alur dipasang
kertas tape supaya selama melakukan aplikasi silicone tersebut tidak
mengotori bagian lainnya.
13.9 Alur yang akan disealant tersebut harus terlebih dahulu dibersihkan dari
segala kotoran debu atau minyak dengan menggunakan cairan pembersih
sejenis MEK atau alkohol agar sealant yang dipasang pada alur tersebut akan
melekat dengan baik.
13.10 Material silicone yang dipergunakan harus sesuai spesifikasi yang diminta dan
fresh.
13.11 Aplikasi silicone harus menggunakan gun silicone dan dilakukan oleh tenaga
tukang silicone yang telah berpengalaman.
13.12 Setelah tooling maka kertas tape disepanjang alur tersebut harus segera
dibuka supaya hasil pemasangan sealant tersebut rapih dan bersih.

14 Cleaning

6.1 Pekerjaan pembersihan pada kaca-kaca dan aluminium dilakukan pada saat-
saat terakhir sebelum pekerjaan diserahterimakan.
6.2 Pembersihan kaca dilakukan dengan scraper serta glass cleaner supaya
hasilnya baik serta tidak menimbulkan cacat pada kaca.

12

Anda mungkin juga menyukai