sarapannya. Setelah selesai makan, ayah pergi ke kantor dan ibu pergi mengajar.
Reina kembali ke kamar dengan diikuti oleh kakaknya. Hari ini Reina libur kuliah.
Reza sedang berkaca di hadapan cermin lemari pakaian Reina. Reina hanya
Reina : Batik dong, blazer mulu. Gak bosen kak? Kalau pakai batik kan terlihat lebih rapi,
Reza : Ya ampun Reina, gaul dong gaul. Dasar anak bahasa (tertawa mengejek).
Reza : Ya, kakak tahu kamu mahasiswi jurusan bahasa Indonesia, tapi bukan berarti kamu
harus yang berbau Indonesiaaa terus. Cobalah Rei, gaul dikit. Pake Korean style kek,
harazuku style kek. Masa mau pakai batik terus. Ih norak banget (tertawa kembali).
Reina : Reina tidak pakai batik setiap hari kak, tapi yang penting dalam satu minggu
Reza : Ya ampun Rei, setiap hari jum'at kakak juga menggunakan batik. Tidak keren ah,
Reina : Siapa bilang, malah itu aura kasih yang bakal kakak dapat (menggoda).
Reza : Aura Kasih yang bodinya gak nahan itu Rei? (melirik Reina)
Indonesia, dan kebudayaan itu merupakan salah satu unsur identitas nasional negara
kita. Jika identitas nasional kita pertahankan sama saja dengan kita mencintai dan
menghargai tanah air kita kak. Itu loh yang biasa disebut nasionalisme (tersenyum
menggoda).
Reza : Ih, adikku semakin pintar saja ya. Kakak juga tahu Rei. Kakak ini guru, ya
Reina : Siapa yang menggurui kak Reza, aku hanya memberi pendapat berikut alasannya.
Di kelas bahasa selalu begitu setiap ada diskusi. Kebebasan berpendapatkan sama
Reza : Betul sekali adikku sayang, ada pada pasal 28E ayat 3, bunyinya setiap orang
Terus?(tertawa).
Reina : Kenapa tertawa? Mungkin nanti kakak menyadari bahwa nasionalisme itu harus
tumbuh di setiap jiwa warga negara Indonesia. Apalagi kita sebagai mahasiswa,
harus sudah memiliki kepribadian yang mantap, berpikir kritis, bersikap rasional,
tanah air. Mahasiswa itu harus bersikap dan berperilaku yang dijiwai oleh rasa
kecintaannya kepada negara kak. Jadi semangat nasionalismenya itu harus sudah
benar -benar tumbuh saat ini. Aku yakin kakak lebih mengerti daripada aku.
Reza : Ya terserah kamu, Rei. Menghargai pendapat berbeda juga sama saja dengan
warga yang baik aku hanya bisa menunjukkan ini, karena aku tidak bisa melakukan
Reza : Iya aku mengerti, tapi sekarang batik kalah saing dengan mode yang lagi ngetrend.
Apalagi sekarang lagi marak-maraknya Korean style. Namanya juga Indonesia Rei,
orang.
SEDANG BERJOGED-JOGED.
Irsyad : Iya thank you. Eh Za, lo gak salah kostum kan malam ini? Norak banget sih lo
Reina : Memang ada yang salah dengan pakaian kak Reza? Yang penting menggunakan
pakaian kan?
Irsyad : Iya Reina, memang. Tapi Reza itu terkenal laki-laki yang keren, apalagi kalau
pakai blazer. Semua perempuan pada nempelin dia semua. Lah sekarang, gak ada
satu pun kan. Malah lihat? Yang lain mungkin menganggap kalo Reza itu papa saya.
Reina : Maksud kak Irsyad apa? Ada yang salah dengan batik? Apa kakak pikir dengan
menggunakan pakaian haruzuku style yang kakak gunakan ini adalah bagus. Kakak
Irsyad : Ini memang beli di Jepang Rei. Lihat sini lebih dekat. Di Indonesia mana ada
kostum yang the best seperti ini. Kamu jangan sembarangan bilang aku penjajah
dong Rei.
Reina : Cintailah produk dalam negeri Kak, kalau bukan kita sebagai warganya yang
Reza : Reina!
Irsyad : Tapi tetap saja, buatan luar negeri ini pasti lebih keren adik cantik.
Reina : Indonesia juga lebih bisa menghasilkan produk terbaik di bandingkan produk
penjajah. Asalkan warganya mau berusaha dan memiliki tekad untuk memberikan
yang terbaik dan memiliki semangat unggul dalam berbagai hal. Asal Kakak tahu,
warga Indonesia pandai dan cerdas. Indonesia memiliki banyak kekayaan, kekayaan
alam, budaya dan bahasa. Tapi Inilah warga negara kita yang tidak memiliki
semangat cinta tanah air. Tanpa mereka sadari mereka menjajah negeri sendiri,
melupakan warisan kebudayaan dari nenek moyang kita, yaitu batik ini.
Reza : Reina!
Irsyad : Reina, apa yang kamu bicarakan. Saya tidak mengerti (tertawa). Reza, Reza,
ternyata kamu sudah terpengaruh virus norak adikmu itu ya (tertawa). Kamu
Reza : Cukup Irsyad. Terima kasih atas pujiannya (Reza menarik Reina keluar dari
pesta).
LAMANYA.
Reza : Cukup Reina! Tingkah kamu malah membuat aku semakin terpojokkan oleh
mereka dan lebih memalukan daripada apa yang aku bayangkan. Kakak menyesal
Reina : Tapi tidak ada yang salah dengan batik kan kak?
Reza : Memang tidak ada yang salah, tapi ini 2012. Dari awal kakak sudah tidak setuju
Reina : Sebagai mahasiswa yang telah dididik dengan baik harusnya kakak membela apa
yang kakak gunakan ini (menunjuk pada baju batiknya), harusnya kakak membela
dan mempertahankan identitas nasional kita. Batik ini merupakan warisan dari nenek
moyang kita yang mesti kita jaga dan pertahankan kak. Sebagai mahasiswa yang
hanya memiliki peranan kecil dan seharusnya membawakan pengaruh yang besar,
hanya ini yang bisa kita lakukan. Mempertahankan bahasa dan budaya yang kita
miliki. Jangan sampai di ambil lagi sama tetangga kita yang kekurangan itu.
Reza : Sudah Reina, lagi-lagi kau mengguruiku. Aku cukup tahu dengan tugasku sebagai
WNI. Saat ini aku sedang belajar untuk menumbuhkan semangat dalam
mewujudkan cita-cita nasional yang terdapat dalam UUD. Tapi itu tidak semudah
membalikkan telapak tangan Rei. Butuh waktu dan proses. Butuh praktik, bukan
Reina : Tapi selama ini, yang aku lihat kakak tidak melakukan apapun?
Reza : Kamu tidak tahu apa-apa tentang diriku Reina. Lebih baik, kau sekarang belajar
bagaimana cara menjadi pendidik yang menarik perhatian peserta didik. Jangan
hanya bisa berbicara padaku, jangan hanya berbicara dengan nada emosi, hargai
perbedaan, jaga bahasa sebagai cermin diri kita. Semua manusia tak sama, tak perlu
kau paksa. Akan ada saatnya mereka menyadari. Setelah kau berani berbicara
Ayah : Iya bu, tumben sekali kakak beradik ini tidak ada suaranya.
Reina : Kak Reza menyebalkan bu. Aku cukup tahu dengan kelemahanku yang tidak bisa
menyampaikan pikiranku kepada orang lain, aku tahu sampai sekarang aku masih
belum bisa menarik perhatian peserta didik walaupun aku anak bahasa yang pandai
Gurui saja mereka, ajak mereka menggunakan batik dan orasikan tentang pentingnya
Ayah : Reza, Reina sudah. Ayah bukan tanpa alasan menginginkan kalian masuk ke
jurusan PKN dan Bahasa. Ayah hanya ingin anak-anak ayah menjadi pendidik yang
baik bagi anak didiknya, menjadikan anak didiknya memiliki jiwa nasionalisme
yang tinggi, berbahasa yang baik dan benar, bangga dengan bangsa sendiri,
mempertahankan budaya yang kita miliki, mencintai produk dalam negeri, dan
sebagainya. Harapan ayah Reina, semoga kamu bisa mengajarkan bahasa yang baik
kepada anak didikmu kelak, lebih-lebih jika kamu mampu menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa internasional yang disepakati dan diakui oleh semua
negara.
Ibu : Dan tentunya ada tanggung jawab untukmu juga Reza (tersenyum).
Ayah : Untuk kamu Reza, ayah ingin kamu membenahi sistem politik di Indonesia pada
generasi baru yang dihasilkan olehmu. Ajari anak didikmu untuk memiliki semangat
nasionalisme yang tinggi, selagi mereka masih muda. Agar kelak dewasa mereka
akan berpikir sebagai WNI yang baik mereka harus memiliki tanggung jawab untuk
menjadi manusia yang cerdas, manusia yang bertanggung jawab, jujur, dan manusia
kita. Memang tidak mudah melakukan itu semua, tapi marilah kita coba dari hal
yang kecil. Ayah percaya pada dua anak ayah yang sedang dalam proses untuk
Ayah : Nak, anggap saja diri kita sebagai sebuah negara yang harus berdiri kokoh. Kita
Selain itu, pancasila juga sebagai identitas nasional atau jati diri bangsa. Unsur
Ayah : Cerdas anak ayah. Kita memiliki dua tangan dan dua kaki. Kita jadikan keduanya
itu bermanfaat untuk kalian berdiri kokoh. Kedua kaki itu dapat diibaratkan suku
bangsa dan bahasa. Kita dapat berdiri akibat adanya suku bangsa dari berbagai
macam etnis yang ada di Indonesia. Bahasa yang kita miliki dapat menjadi landasan
kita untuk berdiri dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Kemudian, kedua
tangan ini, diperuntukkan untuk menjaga kebudayaan dan agama. Walaupun kita
memiliki agama yang beragam tetapi kita tetap menjaga perbedaan itu, walaupun
Reina : Iya yah. Dan salah satu bentuk untuk menjaga kebudayaan yaitu dengan
Reza : Iya yah, Reza dan Reina pasti akan berusaha untuk mewujudkan keinginan ayah.
Reza dan Reina akan menjadi manusia yang diharapkan dan dicita-citakan.
dirinya telah tertanam jiwa nasionalisme, akan tetapi tidak dia praktikkan kepada
dirinya sendiri melainkan melalui anak didiknya. Di kampusnya Reza selalu menjadi
yang tidak merugikan orang lain, demo yang menggunakan bahasa yang terpelajar
dan melakukan tindakan yang sewajarnya, tidak melukai diri sendiri maupun orang
lain. Inilah yang tidak pernah diketahui oleh ayah, ibu, dan Reina. Reina telah
dibantu oleh Reza cara menghadapi anak didik. Reza dan Reina bersama-sama
http://dianludia-wanti.blogspot.com/2012/09/naskah-drama.html