Anda di halaman 1dari 1

Latar Belakang

Aleurites moluccana atau kemiri dalam Bahasa Indonesia merupakan salah satu
tanaman multiguna di dunia. Kemiri berasal dari Pulau Molucca dan banyak ditemukan
di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia dan digolongkan kedalam famili
Euphorbiaceae (Norulaini et al., 2004). Minyak kemiri bersifat pencahar dan biasanya
digunakan seperti minyak jarak (Rahmi & Bhardwaj, 2015). Penggunaan minyak
nabati ini telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional untuk pengobatan,
seperti bisul, sakit kepala, demam, diare dan hiperkolesterolemia (Niazi et al., 2010).
Lebih luas lagi, minyak biji kemiri digunakan untuk keperluan industri seperti produksi
cat, resin, sabun, obat, dan juga kosmetik (Sunanto, 1994).
Biji kemiri (Aleurites moluccana) mengandung berbagai macam senyawa,
seperti gliserida, linoleat, palmitat, stearat, asam miristat, minyak, protein, dan vitamin
B. Kandungan minyak yang terdapat pada biji/kernel kemiri berkisar 58,15% (udara
kering) dan 60,68% (bebas kelembaban) (Rashmi & Bhardwaj, 2015). Dengan begitu,
minyak kemiri berpotensi dalam pemenuhan kebutuhan minyak nabati dengan
manfaatnya yang begitu banyak.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan komposisi kimia dari minyak
nabati yang diekstrak dari buah kemiri khususnya kadar dan jenis asam lemak yang
terkandung di dalamnya.

Niazi, J., Gupta, V., Chakarborty, P., Kumar P. (2010). Anti-inflammatory and
antipyretic activity of Aleuritis moluccana leaves. Asian Journal of
Pharmaceutical and Clinical Research, 3(1): 35-37.
Norulaini, N. N. A., Budi, R. S., Omar, A., Zaidul, M. L. S., & Omar M. (2004).
Malaysian Journal of Pharmaceutical Sciences, 2(1), 61-72.
Rashmi, & Bhardwaj, S. (2015). Aleurites moluccana Seeds: A rich source of Linolenic
acid. Journal of Nature Products, 8, 123-126.
Sunanto, H. (1994). Budidaya Kemiri Komoditas Eksport. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai