Anda di halaman 1dari 6

Satuan Acara Pengajaran (Penyuluhan/Bermain)

Mata Kuliah : Endokrin

Pokok Bahasan : Latihan jasmani pasien dengan diabetes mellitus

Sasaran : Tn.K & keluarga

Tempat : Rumah Tn.K

Hari/Tanggal : Kamis, 12 Maret 2015

Alokasi waktu : 08.00-08.30

Pertemuan : 1 kali pertemuan

Pengajar : Lala Aisyana, Arinda Rizky F, Septin Arianti M.

A. Tujuan Instruksional
- Tujuan Umum:
Memberikan pendidikan kesehatan pada klien diabetes mellitus dan
keluarga mengenai latihan jasmani
- Tujuan Khusus:
Pasien mampu memahami pentingnya latihan jasmani pada pasien dengan
diabetes mellitus
B. Sub Pokok Bahasan
- Prinsip latihan jasmani pada pasien dengan diabetes mellitus
- Indikasi dan kontraindikasi latihan jasmani
- Hal yang perlu diperhatikan saat latihan jasmani
- Efek negatif latihan jasmani yang tidak terkontrol dan solusi
- Perencanaan dan pelaksanaan (tahap-tahap) kegiatan latihan jasmani bagi
pasien dengan diabetes mellitus
C. Kegiatan Belajar Mengajar
Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Metode Media
Pengajar Peserta
Pendahuluan 5 menit Perkenalan Memberikan Two Way Leaflet
umpan balik Method
kepada (Tanya
pemateri, jawab
berupa dengan
bertanya dan masyarakat)
memperhatika
n pemateri
Penyajian 20 Menjelaskan Mendengarkan One Way Leaflet
menit kepada Tn.K dan Method
& keluarga memberikan (Menerangk
mengenai tambahan an tantang
latihan informasi, latihan
jasmani, hal bertanya jasmani
yang perlu kepada kepada Tn.K
diperhatikan pemateri & keluarga)
saat latihan
jasmani, efek
negatif
latihan
jasmani yang
tidak
terkontrol,
perencanaan
dan
pelaksanaan
latihan
jasmani bagi
DM
Penutup 5 menit Memberikan Menjawab post Two Way Lembar
kesimpulan, test dan Method post
post test memberikan (Tanya test
kepada umpan balik. jawab
masyarakat dengan
masyarakat
mengenai
latihan
jasmani)

D. Evaluasi
- Evaluasi terstruktur
a. Media penyuluhan (leaflet) dan kertas pre/post test telah disiapkan
dan dibagikan kepada keluarga Tn.K saat kegiatan
b. Pemateri dan peserta (keluarga Tn.k) dapat hadir tepat waktu, dan
dapat selesai tepat waktu.
- Evaluasi proses
Kleuarga & Tn.K memperhatikan materi, memberikan umpan balik
dengan pemateri serta aktif dalam melakukan tanya jawab
- Evaluasi hasil
a. Peserta mampu menjawab pertanyaan dengan baik dilihat dari proses
tanya jawab oleh pemateri.
b. Kleuarga Tn.K mampu mendemonstrasikan mengenai latihan
jasmani, hal yang perlu diperhatikan saat latihan jasmani, efek negatif
latihan jasmani yang tidak terkontrol, perencanaan dan pelaksanaan
latihan jasmani bagi DM
E. Materi (Terlampir)
Latihan jasmani merupakan salah satu cara pengelolaan dalam
mengendalikan kadar gula darah pada penyakit diabetes mellitus.
1. Prinsip latihan jasmani pada pasien dengan diabetes mellitus
Terdapat berbagai tipe gerak badan termasuk senam khusus, tetapi pada
umumnya latihan gerak badan mengikuti prinsip CRIPE (Continous,
Rhythmical, Interval, Progressive, Endurance)
Continous (terus-menerus)
Latihan harus berkesinambungan, terus-menerus tanpa berhenti dalam
waktu tertentu. Jadi, jangan jalan, istirahat, lalu jalan lagi.
Rhythmical (berirama)
Latihan olahraga harus dipilih yang berirama,yaitu otot berkontraksi
dan relaksasi secara teratur, seperti jalan kaki, berlari, berenang,
bersepeda, atau mendayung.
Interval (berselang)
Latihan dilakukan selang-seling antara gerak cepat dan lambat.
Contohnya: lari dapat diseling dengan jalancepat atau jalan cepat
diseling jalan biasa (tetapi jangandiselingi berhenti)
Progressive (meningkat)
Latihan dilakukan meningkat secara bertahap sesuai kemampuan dari
ringan samapi sedang hingga mencapai 30-60 menit, dilakukan 3-5
hari dalam satu minggu
Endurance (daya tahan)
Latihan harus ditujukan pada latihan daya tahan untuk meningkatkan
kemampuan pernapasan, dan jantung. Hal ini dipenuhi oleh olahraga
seperti jalan kaki, berlari, berenang, bersepeda, atau mendayung.

Melihat prinsip tersebut, tampak bahwa bermain tennis, golf, atau bulu
tangkis tidak memenuhi syarat CRIPE karena banyak berhentinya
(Kariadi, 2009).

2. Hal yang perlu diperhatikan saat latihan jasmani


Tidak semua penderita diabetes mellitus dapat melakukan latihan
jasmani dengan benar
Apabila penyakit diabetes mellitus sudah disertai komplikasi, seperti
jantung koroner, tekanan darah tinggi, atau artritis maka penderita
yang ingin melakukan latihan jasmani sebaiknya berkonsultasi
terlebih dahulu dengan dokter (pemeriksa pra-latihan) untuk
menghindari efek buruk yang mungkin timbul
Pasien dengan diabetes mellitus tidak dianjurkan melakukan latihan
berat. Latihan fisik yang berat akan berakibat fatal karena hal itu juga
berkaitan dengan sistim kerja jantung sebagai alat pemompa darah
Sebelum memulai program latihan, sangat diperlukan untuk mengukur
kadar gula darah. Jangan melakukan olahraga jika kadar gula darah
lebih dari 250 mg/dl untuk penderitadiabetes tipe 2 dan lebih dari 200
mg/dl pada penderita diabetes tipe 1 serta jika kadar gula darah < 100
mg/dl (Mahendra, 2008)
Saat latihan fisik harus menggunakan alas kaki yang nyaman serta
terus menerus dilakukan pengawasan kesehatan kaki
3. Efek negatif latihan jasmani yang tidak terkontrol
Hipoglikemia merupakan efek samping olahraga yang dapat bersifat fatal
sehingga programmer latihan, penderita maupun keluarga penderita diberi
penjelasan mengenai kemungkinan hipoglikemia, cara pengatasannya:
- Memonitor kadar gula darah secara rutin pada saat menjalankan
program latihan fisik
- Mengurangi dosis insulin (satu sampaidua unit tergantung petunjuk
dokter) serta meningkatkan asupan karbohidrat (10-15 gr pada latihan
30 menit) sebelum latihan dimulai
- Latihan fisik dalam durasi waktu yang lama, asupan karbohidrat
dilakukan sebelum dan selama latihan
- Pasien diabetes tidak diperkenankan melakukan latihan fisik tanpa
pengawasan
- Menghindari latihan jasmani berat atau latihan dengan beban yang
berlebihan (Arovah, 2005)
4. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan latihan jasmani bagi pasien dengan
diabetes mellitus
Tahapan suatu latihan
- Pemanasan (warm up)
Dapat diawali dengan jalan di tempat, atau menggerakkan otot-otot
besar seperti tangan, kaki, diakhiri dengan peregangan otot.
Tujuannya mencegah terjadinya cedera ketika latihan jasmani
berlangsung.
- Latihan inti (conditioning)
Harus mencapai THR yang diinginkan supaya mencapai sasaran
secara maksimal.
THR (Target Heart Rate) adalah denyut nadi yang harus dicapai pada
saat seseorang melakukan olahraga dan durasi pencapaian ini
diharapkan tercapai dalam waktu 15-20 menit
THR = 60% x (220-usia)
< THR (latihan jasmani yang dilakukan tidak mencapai sasaran)
> THR (dapat mengakibatkan akibat yang tidak diinginkan)
- Pendinginan (cooling-down)
Untuk mencegah terjadinya penumpukandarah pada otot-otot yang
aktif yang akan menyebabkan pasien dengan diabetes merasa pusing
setelah melakukan latihan jasmani
- Peregangan (stretching)
Untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih teregang,
elastis, hangat.

Sebelum dan sesudah latihan jasmani, evaluasi berkala sangat diperlukan


untuk melihat kemajuan latihan dan mengetahui manfaat dari latihan
jasmani yang telah dilakukan. Hasil yang baik dan memuaskan akan
menambah motivasi untuk tetap melakukan tindakan jasmani (Arovah,
2005)

F. Daftar Pustaka
Kariadi, Sri Hartini KS. 2009. Diabetes? Siapa takut!! Panduan Lengkap
untuk Diabetisi, Keluarganya, dan Profesional Medis. Bandung:
Qanita
Mahendra. 2008. Care Your Self Diabetes Mellitus. Jakarta: Penebar Plus.
Arovah, Novita Intan. 2005. Prinsip Program Latihan Fisik pada Penyakit
Kronis.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132300162/5.%20Prinsi
p%20Pemrograman%20Latihan%20Fisik%20Pada%20Penderita%20
Penyakit%20Kronis.pdf

Anda mungkin juga menyukai