Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah
mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi,
perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama
dalam bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas
kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya
penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat,
sehingga istilah baby boom pada masa lalu berhanti menjadi ledakan penduduk usia
lanjut (Nugroho, 2008)
Badan pusat statistik menunjukkan bahwa populasi penduduk lansia di Indonesia
pada tahun 2017 sebesar 8,55 % dari keseluruhan jumlah penduduk. Di Negara-
negara maju umur harapan hidup telah bertambah panjang sehingga warga-warga
yang berusia lebih dari 65 tahun juga bertambah. Adanya peningkatan jumlah
penduduk usia lanjut tersebut menyebabkan perlunya perhatian pada para lansia
agar lansia tidak hanya berumur panjang tetapi juga mendapatkan dan menikmati
masa tuanya dengan bahagia serta meningkatkan kualitas hidup mereka.
Meningkatnya populasi lansia akan dapat menimbulkan masalah-masalah
penyakit pada usia lanjut. Usia lanjut 65-70 tahun menderita dimensia dan akan
meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai 45% pada usia diatas 85 tahun
(Nugroho,2008). Dimensia merupakan suatau gangguan fungsi daya ingat yang
terjadi perlahan-lahan, serta dapat mengganggu kinerja dan aktivitas kehidupan
sehari-hari.
Cara untuk meningkatkan fungsi kognitif pada lansia adalah terapi aktifitas
kelompok dengan terapi senam otak yang tidak saja akan berguna untuk
mempelancar aliran darah dan oksigen ke otak, tetapi juga merangsang kedua
belahan otak untuk bekerja.
Berdasarkan fenomena yang sering dijumpai pada lanjut usia kami mahasisw/i
yang sedang praktek di UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda,
kami berkeinginan untuk mempersiapkan Terapi Aktifitas Kelompok Senam Otak.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan latihan senam otak. Lansia dapat mempratekkan secara
mandiri untuk mencegah terjadinya dimensia.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan latihan senam otak lansia dengan hiepertensi selama 20-30
menit di panti tresna werdha Nirwana Puri, maka klien mampu :
a. Memahami tentang penyakit dimensia
b. Memahami fungsi latihan senam otak
c. Mampu mempraktekkan latihan senam otak lansia

C. Metode Penulisan
Metode penulisan tentang pelaksanaan TAK modalitas senam otak lansia adalah
dengan mengambil dari literatur-literatur berbagai sumber (deskriptif kepustakaan).

D. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan (latar belakang, tujuan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan)

BAB II : Strategi pelaksanaan TAK modalitas senam otak lansia

BAB III : Sistematika Kegiatan

BAB IV : Materi

BAB V : Penutup

2
BAB II

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Modalitas Senam Otak Lansia

A. Pengertian TAK
Untuk mencegah terjadinya dimensia atau pikun pada lanjut usia, terapi aktivitas
kelompok sering diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan gerontik karena
merupakan keterampilan therapeutik dan modalitas. Terapi aktivitas kelompok
merupakan bagian dari terapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikoterapi
dengan sejumlah klien dalam waktu yang bersamaan.

Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu upaya untuk memfasilitasi


psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan
meningkatkan hubungan antar anggota (Depkes RI, 1997). Terapi aktivitas kelompok
adalah aktivitas membantu anggotanya untuk identitas hubungan yang kurang efektif
dan mengubah tingkah laku yang maladaptive (Stuart & Sundeen, 1998). Terapi
aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagi terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan
(Kelliat, 2005)

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) senam otak lansia yang menggunakan aktivitas
menggerakan anggota tubuh dengan gerakan sederhana yang bertujuan untuk
merangsang kedua belahan otak untuk bekerja.

B. Persiapan TAK
1. Analisa situasi meliputi : waktu pelaksanaan, jumlah klien, pelaksana kegiatan,
alat bantu yang dipakai dan persiapan ruangan
2. Uraian tugas perawat (terapist)
a. Leader dan Co-Leader bertugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola
komunikasi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari
dinamisasi kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok untuk
menetapkan tujuan dan membuat peraturan. Pemimpin dan anggota
kelompok mendiskusikan apa yang harus dilakukan selanjutnya, memotivasi

3
kesatuan kelompok dan membantu kelompok untuk berkembang dan
bergerak secara dinamis
b. Fasilitator bertugas memberikan stimulus kepada anggota kelompok lain agar
dapat mengikuti jalannya kegiatan dalam kelompok
c. Observer bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya aktivitas
terapi, lansia yang aktif dan pasif dalam kelompok serta yang drop out (tidak
dapat mengikuti kegiatan sampai selesai)
3. Proses Seleksi
a. Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari lansia yang dikelola oleh perawat
klinik
b. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai perilaku lansia sehari-hari serta
kemungkinan dilakukan terapi kelompok pada lansia tersebut dengan
perawat klinik
c. Melakukan kontrak pada lansia untuk mengikuti aktivitas yang akan dilakukan
4. Program antisipasi masalah
Suatu intervensi keperawatan yang dilakukan dalam mengantisipasi keadaan
yang bersifat darurat atau emergensi yang dapat mempengaruhi proses
pelaksanaan kegiatan terapi aktivitas kelompok.

C. Nama Kegiatan
TAK Senam Otak Lansia
D. Rencana Pelaksanaan
1. Kriteria Lansia yang mengikuti terapi TAK di ruang klinik Panti Sosial Tresna
Werdha Nirwana Puri Samarinda, antara lain:
a. Lansia berusia 60 tahun keatas
b. Lansia yang tidak memiliki keterbatasan dalam bergerak
2. Peserta
Total Jumlah perserta 18 orang, terdiri dari:
a. Wisma wijaya kusuma terdapat 7 lansia
b. Wisma Seruni terdapat 6 lansia
c. Wisma Kenanga terdapat 5 lansia
3. Persiapan
Analisa Situasi
a. Waktu pelaksanaan
Hari/ tanggal : kamis, 10 agustus 2017
Waktu : Pukul 10.00 WITA

4
Alokasi Waktu : 20-30 menit
b. Jumlah pelaksana
Mahasiswa/i : 12 Orang

c. Pembagian Tugas
Leader : Aulia Abdillah,S.Kep
Co-Leader : M.Nur Fadillah,S.Kep
Observer : M.Suhawirya,S.Kep
Fasilitator : Riyan Rahmat Hidayat, Balkis Anugrah Sari, Rizki
Amalia Datau, Usfika Nisa, Syntia, Indah Wahyuni,
Nur Yuliana, Rahmi Yanti, Berta Bong.H
Alat Bantu : LCD, Sound musik,Laptop

E. Antisipasi Masalah
1. Aliran listrik padam
Menggunakan handpone untuk media musik senam otak dan peraga secara
langsung
2. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
3. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
a. Panggil nama klien
b. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu
klien boleh kembali lagi

5
BAB III
SISTEMATIKA KEGIATAN

A. Kriteria Klien
1. lansia di Wisma Wijaya kusuma, Seruni dan Kenanga
2. Lansia berusia 60 tahun keatas
3. Lansia yang tidak memiliki keterbatasan dalam bergerak

B. Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Kamis, 10 agustus 2017
Waktu : Pukul 10.00 WITA
Tempat : Klinik Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri

C. Rencana Kegiatan
1. Kegiatan : Latihan senam otak
2. Materi : Teknik senam otak lansia pencegah dimensia
3. Media : Laptop, LCD, Video Senam Lansia, Kursi, sound musik
4. Denah ruang pertemuan

Keterangan :

= Leader

= co leader

6
= observer

= Fasilitator

= Peserta senam/lansia

D. Susunan Kepantian Dan Uraian Tugas

Moderator + Instruktur = Aulia Abdillah


Penyaji + Instruktur = M.Nur Fadilah
Observer + Instruktur = M.Suhawirya
Dokumentasi + Instruktur = Riyan Rahmat.H
Notulen+ Instruktur = Rizki Amalia Datau
Fasilitator + Instruktu = Balkis Anugrah Sari, Usfika Nisa, Syntia,
Indah Wahyuni, Nur Yuliana, Rahmi Yanti,
Berta Bong.H

E. Uraian Tugas diantaranya :


Moderator = Memipin jalannya acara kegiatan
Penyaji = Menyampaikan materi
Instruktur =Mengajarkan para lansia untuk senam otak
Notulen =Membuat evaluasi kegiatan
Fasilitator =Mengarahkan dan membantu klien dalam melakukan senam
otak
Dokumentasi =Mendokumentasi jalannya kegiatan.

F. Susunan Acara
No Langkah-langkah Waktu Kegiatan Kegiatan
Mahasiswa Sasaran
1 Pembukaan 5 menit Memberi salam. Memperhatikan
Memperkenalkan diri. Menjawab
Menjelaskan maksud salam
dan tujuan.
2 Penjelasan 5 menit Penyajian materi. Mengikuti
kegiatan
penyuluhan
sampai selesai
3 Demontrasi latihan senam 15 menit Mendemostrasikan Peserta ikut
otak latihan senam otak berperan aktif
dalam
memperagakan
senam otak

7
4 Evalusi 5 menit Moderator meminta Memberikan
peserta latihan pertanyaan
senam untuk seputar film
mendemonstrasikan yang
kembali langkah- ditayangkan
langkah senam otak( dan materi
yang mampu diingat telah disajikan
).
5 Penutup 5 menit Memberi salam Menjawab
salam

G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta sudah diberitahu satu hari sebelumnya
b. Media sudah disiapkan
c. Materi sudah siap
d. Satuan acara sudah disiapkan
2. Evaluasi proses
a. Klien kooperatif saat mendengarkan materi yang disampaikan
b. Klien memperhatikan saat terapis mendemonstrasikan latihan senam otak
3. Evalusia Hasil
a. Peserta wisma wijaya kusuma, seruni dan kenanga dapat hadir (Mandiri)
b. Klien mampu memahami fungsi senam otak
c. Klien mampu mendemonstrasikan latihan senam otak secara mandiri

NAMA KLIEN PESERTA TAK


NO. Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Mengikuti kegiatan
sampai akhir
2 Menyebutkan fungsi
senam otak
3 Mendemonstrasikan
gerakan senam otak

Keterangan :

1. Penilaian :
a. Dilakukan = 1
b. Tidak dilakukan = 0

8
BAB IV
MATERI PENYULUHAN

A. Dimensia
1. Pengertian
Demensia merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan penurunan
fungsional yang seringkali disebabkan oleh kelainan yang terjadi
pada otak. Demensia adalah kumpulan penyakit dengan gejala-gejala yang
mana mengakibatkan perubahan pada pasien dalam cara berpikir dan
berinteraksi dengan orang lain. Seringkali, memori jangka pendek, pikiran,
kemampuan berbicara dan kemampuan motorik terpengaruh. Beberapa bentuk
demensia mengubah kepribadian pasien. Penderita demensia akan kehilangan
kemampuan tertentu dan pengetahuannya yang telah didapatkan sebelumnya.
2. Gejala dimensia
Seseorang mungkin menderita demensia, jika terjadi pemburukan pada:
a. Kemampuan mengambil keputusan (Decision-making ability)
b. Kebijaksanaan (Judgment)
c. Orientasi waktu dan ruang (Orientation in time and space)
d. Pemecahan masalah (Problem solving)
e. Kemampuan berbicara (Verbal communication)

B. Senam Otak
1. Pengertian
Terapi brain gym adalah senam otak yang bertujuan untuk memicu otak agar
tidak kehilangan daya intelektualnya dan awareness-nya. Senam otak adalah
senam ringan yang dilakukan dengan gerakan menyilang, agar terjadi
harmonisasi dan optimalisasi kinerja otak kanan dan otak kiri.
Gerakan brain gym dibuat untuk menstimulasi (dimensi lateralitas),
meringankan (dimensi pemfokusan), atau merelaksasi (dimensi pemusatan)
siswa yang terlibat dalam situasi belajar tertentu. Otak manusia seperti
hologram, terdiri dari tiga dimensi dengan bagian-bagian yang saling
berhubungan sebagai satu kesatuan. Pelajaran lebih mudah diterima apabila
mengaktifkan sejumlah panca indera daripada hanya diberikan secara abstrak
saja. Akan tetapi otak manusia juga spesifik tugasnya, untuk aplikasi
gerakan brain gym dipakai istilah dimensi lateralitas untuk belahan otak kiri dan
kanan, dimensi pemfokusan untuk bagian belakang otak (batang otak

9
atau brainstem) dan bagian depan otak (frontal lobes), serta dimensi pemusatan
untuk sistem limbis (midbrain), dan otak besar (cerebral cortex).
2. Tujuan
Kegiatan brain gym bertujuan untuk mengintregasikan setiap bagian otak untuk
membuka bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat.
Ketidakselarasan kerja otak juga akan mengakibatkan anak mengalami berbagai
hambatan, terutama pada proses belajar.
3. Manfaat
selain dapat meningkatkan kemampuan belajar, brain gym dapat memberikan
beberapa manfaat yaitu berupa: (1) Stress emosional berkurang dan pikiran lebih
jernih; (2) Hubungan antarmanusia dan suasana belajar/kerja lebih relaks dan
senang; (3) Kemampuan berbahasa dan daya ingat meningkat; (4) Orang
menjadi lebih bersemangat, lebih kreatif, dan efisien; (5) Orang merasa lebih
sehat karena stress berkurang.
4. Indikasi
Brain gym dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Dan
dilakukan pada lansia yang mengalami penurunan daya ingat atau demensia.
5. Persiapan
a. Brain gym dapat digabung atau dihantarkan dengan musik yang
menyenangkan, berirama tenang atau disukai anak, sehingga membuat
rileks.
b. Membuat situasi ruangan yang menyenangkan dan nyaman
c. Gunakan baju yang nyaman untuk bergerak.
d. Karena tubuh kita 70% lebih mengandung air, maka minum air putih sebagai
langkah pendahuluan sangat disarankan.
e. Pemimpin kelompok/orangtua harus dalam keadaan rileks dan
menyenangkan saat memberikan pelatihan
f. Mintalah agar semua peserta duduk dalam lingkaran sehingga mereka bisa
saling berhadapan, diatas lantai, atau kursi. Kemudian, pemimpin kelompok
memulai proses yang akan menjadi ritual.

10
6. Gerakan Senam Otak Lansia

11
12
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok senam otak ini merupakan terapi yang menggunakan
aktivitas mempersiapkan berbagai gerakan yang terkait dengan melatih kerja otak
untuk mencegah terjadinya dimensia atau pikun.
Dengan tujuan bahwa klien mampu medemonstrasikan atau mempraktekan
latihan senam otak setiap hari untuk menjaga kerja otak agar terhindar dari dimensia.

B. Saran
Penghuni wisma wijaya kusuma, kenanga dan seruni dapat mempraktekan latihan
senam otak ini di sela-sela kegiatan dan menjadi TAK yang rutin dilakukan di Panti
Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda.

13
DAFTAR PUSTAKA

Constatinides. (2006). Teori proses menua, Geriatri, Balai penerbit FKUI : Jakarka
Nugroho. (1995) Perawatan lanjut usia. EGC : Jakarta
Paul, E. Dennison. (2010). Brain Gym. PT. Grasindo : Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai