Vmi
Vmi
DEWAN REDAKSI
SALAM REDAKSI
Penanggung Jawab
Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.Sc
Selamat datang di edisi perdana Newsletter ini,
Pemimpin Redaksi
Ir. I Nyoman Pujawan, MEng.,Ph.D
Newsletter ini dipersembahkan oleh Laboratorium Logistics &
Wakil Pimpinan Redaksi Supply Chain Management (LSCM) Jurusan Teknik Industri
Dr.Eng.Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng ITS dengan tujuan untuk meningkatkan komunikasi antar
civitas akademika anggota lab serta sebagai media untuk
Redaktur Pelaksana melakukan diseminasi perkembangan-perkembangan
Rahmi Yuniarti, ST Manajemen Logistik dan SCM ke dunia praktisi. Untuk
Niken A. Savitri, ST memperkaya sajian dari Newsletter ini serta menjaga
Elly Ismiyah, ST kesinambungannya, kami juga menerima sumbangan artikel
Niniet Indah A. , ST dari pembaca untuk edisi-edisi berikutnya.
Pelaksana Teknis Selamat menikmati sajian kami.
Vira Yuliasari
Oki Anita Candra Dewi
Yunita Kurniawati
REDAKSI
Penyunting & Tata Letak
I Wayan Suardika
Titik Purnawati
M. Nizar Firmansyah
CONTENT
NEWSLETTER -page-1
Edisi Perdana, Maret 2007
NEWSLETTER -page-2
Edisi Perdana, Maret 2007
NEWSLETTER -page-3
Edisi Perdana, Maret 2007
Research in Brief
MEMBANGUN KETANGGUHAN SUPPLY CHAIN
Titik Purnawati
Redundancy
Secara teoritis perusahaan yang tangguh
Kondisi iklim dunia akhir- dapat dibangun dengan membuat beberapa
akhir ini yang semakin tidak redundancy proses seperti extra inventory,
menentu, baik yang memiliki banyak supplier, penjagaan utilisisasi
disebabkan oleh perilaku alam kapasitas yang rendah sehingga terdapat cukup
ataupun perilaku sosial seperti fluktuasi ekonomi, ruangan untuk bergerak pada saat menghadapi
kebijakan politik, issue terorisme dan sebagainya kondisi yang tidak menguntungkan. Akan tetapi
menyebabkan tantangan yang dihadapi oleh redundancy tersebut juga membutuhkan
perusahan terutama yang berhubungan dengan tambahan ruangan dan energi untuk menjaga
supply chain semakin besar. Tantangan tersebut redundance tersebut yang menyebabkan
menyangkut kebutuhan pasar yang dapat dengan besarnya biaya yang dibutuhkan.
mudah berubah, semakin pendeknya product life
cycle, kebutuhan untuk memenuhi permintaan pasar Redundancy tersebut selain menyebabkan
dengan cepat, dan sebagainya yang telah besarnya biaya tambahan juga dapat
berkembang menjadi faktor penentu keberhasilan mengurangi kualitas barang dan meningkatkan
supply chain. Namun sampai saat ini tidak terdapat operasi yang tidak diperlukan. Beberapa
cara khusus untuk menangani kondisi-kondisi perusahaan besar seperti Toyota menggunakan
berisiko tersebut. Beberapa perusahaan yang dapat Lean Production Process dan Six Sigma untuk
menghadapi kondisi sulit dengan baikpun ternyata mengatasi hal tersebut dengan mengarahkan
tidak mempunyai cara khusus dalam menanganinya. perusahaan agar menjadi hyper-efficient.
Akan tetapi terdapat perilaku yang hampir sama Dengan demikian operasi perusahaan diarahkan
pada masing-masing perusahan tersebut yang untuk mempunyai inventory minimal dengan
menghantarkan kita pada sebuah ketangguhan mengutamakan produk dengan kualitas tinggi
supply chain. dan fashionable. Oleh karena itu redudansi
lebih difokuskan untuk mendapatkan
Pada dasarnya ketangguhan supply chain keunggulan tersendiri dan bukan untuk operasi
merupakan kemampuan dari perusahaan untuk biasa.
menghadapi kondisi tidak terduga yang terjadi dan
akan menjadi salah satu dari kesuksesan supply Fleksibilitas
chain. Dalam perkembangan lebih lanjut
ketangguhan ini tidak hanya dapat digunakan untuk Perusahaan yang mempunyai fleksibilitas
menghadapi kondisi yang tidak menguntungkan saja cukup tinggi akan dapat dengan mudah
bahkan dapat menjadi satu nilai tambah untuk menyikapi adanya fluktuasi permintaan dan
memenangkan persaingan dalam dunia bisnis. terjadinya kondisi yang tidak diperkirakan.
Fleksibilitas dalam perusahaan dapat diciptakan
Pada ilmu material ketangguhan menunjukkan dengan menggunakan beberapa langkah
kemampuan dari spesimen untuk tetap dalam berikut :
kondisi awalnya sebelum terjadi deformasi.
Sedangkan pada supply chain ini ketangguhan Menggunakan proses strandar
merupakan kemampuan dari perusahaan untuk tetap Perusahaan yang menggunakan proses
berada pada kondisi normal saat mendapatkan standar akan dengan mudah melakukan
gangguan yang besar. penggantian jenis produk yang dihasilkan.
Proses standar lebih mudah dimengerti
Secara garis besar terdapat tiga cara untuk karena tidak terdapat spesifikasi khusus
membentuk ketangguhan supply chain yaitu dengan pada setiap prosesnya. Selain itu setiap
meningkatkan redundancy, fleksibilitas dan karyawan dapat mengidentifikasi dengan
merubah budaya perusahaan. mudah apabila terjadi kerusakan.
NEWSLETTER -page-4
Edisi Perdana, Maret 2007
Melakukan proses yang berurutan secara Komunikasi yang baik antar seluruh elemen
bersamaan dalam perusahaan
Dengan menggunakan tipe proses paralel akan Seluruh karyawan harus mengerti tujuan
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk strategis perusahan, strategi yang dilakukan,
memproduksi sehingga time to market dapat dan tingkat ketercapaiannnya. Hal ini
diminimalkan. memudahkan karyawan untuk dapat
memberikan tanggapan dengan cepat
Menggunakan strategy postpone
terhadap kondisi yang tidak menguntungkan.
Strategy postpone dilakukan dengan
mengurangi penyimpanan dalam bentuk produk Memberikan otoritas kepada individu untuk
jadi. Produk setengah jadi akan memberikan memberikan keputusan
beberapa keuntungan antara lain lebih mudah Karyawan pada bagian perakitan di
dipindahkan, membutuhkan sedikit tempat dalam Toyota dapat menghentikan proses produksi
penyimpanan dan kebutuhan konsumen akan lebih dengan menekan alarm. Hal ini cukup
mudah dipenuhi. Produk tetap dalam bentuk realistis mengingat para karyawan tersebut
setengah jadi hingga saat perusahaan mempunyai yang bersentuhan langsung dengan kondisi
informasi permintaan yang lebih akurat. Dengan pada lantai produksi sehingga kesalahan
demikian akan mengurangi jumlah pengembalian dapat dengan mudah dideteksi. Kesalahan
barang yang sangat merugikan perusahaan. yang banyak terjadi pada perusahaan-
perusahaan lain adalah terlalu panjangnya
Memperkuat strategi pengadaan barang dengan
birokrasi yang harus dilakukan untuk
menjaga hubungan baik dengan supplier.
membuat sebuah keputusan dan keputusan
Perusahaan yang mempunyai supply chain
diambil bukan oleh orang yang menangani
pendek dan menpunyai sedikit supplier kunci
secara langsung.
akan dapat dengan mudah menjaga hubungan.
Namun pada perusahaan yang mempunyai banyak Penciptaan iklim gairah dalam bekerja
supplier kunci harus dapat mengidentifikasi
Penciptaan gairah dalam bekerja dapat
supplier-supplier yang sangat mempengaruhi
meningkatkan performa dari perusahaan
kinerja perusahaan. Selain itu perusahaan harus
yang berpengaruh pada produktivitas.
mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi
oleh para supplier tersebut dan membentuk solusi Mengkondisikan untuk berhati-hati
untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini Albert Wright, juru bicara UPS
terkait dengan terganggunya proses produksi mengatakan bahwa gangguan yang terjadi
perusahaan jika tidak mendapat supply yang baik. merupakan sebuah normalitas namun
Dengan demikian sangat penting untuk apabila kita mengganggap gangguan
memperhatikan kondisi supplier seperti tersebut merupakan bagian dari pekerjaan
memperhatikan perusahan sendiri. kita, maka gangguan tersebut tidak akan
terlalu berarti.
Dengan empat langkah diatas perusahaan akan
dapat dengan mudah memberikan tanggapan terhadap Faktor-faktor diatas tidak dapat berdiri
perubahan yang terjadi dalam perusahaan. sendiri untuk membangun sebuah supply chain
atau perusahaan yang tangguh. Namun apabila
Mengubah budaya perusahaan kita dapat mensintesa keseluruhan factor
tersebut, kita tidak hanya mendapatkan sebuah
Selain kedua faktor diatas kebiasaan untuk dapat
perusahaan yang tangguh namun dapat
mau berubah secara berkesinambungan dan terus
memenangkan permainan.
menerus merupakan salah satu faktor penentu untuk
mengembalikan perusahaan pada kondisi yang baik.
Budaya-budaya baik yang banyak dikembangkan oleh *****Disadur dari Harvard Business Review on
banyak perusahaan besar seperti Nokia, Toyota, UPS, Supply Chain Strategy Buiding a Resilient
Dell, dsb antara lain : Supply Chain oleh Yossi Sheffi
NEWSLETTER -page-5
Edisi Perdana, Maret 2007
NEWSLETTER -page-6
Edisi Perdana, Maret 2007
perusahaan bisa mengaitkan kontrak dengan jumlah Meskipun dengan banyaknya keuntungan yang
angkutan, dan memeringkat penyedia truk dapat diperoleh dengan adanya penggunaan strategi
berdasarkan kualitas, biaya dan kinerjanya. collaborative logistic tersebut, pada kenyataannya
masih banyak kelemahan yang dirasa dapat
Berkat stategi collaborative logistic network yang
menghambat jalannya proses tersebut yang secara
menggunakan fasilitas Internet, perusahaan bisa
tidak langsung mempengaruhi kinerja dari jaringan
mengidentifikasi truk-truk mana yang kosong, carrier
yang telah terbentuk tersebut, yakni diantra lain tidak
terbaik, dan mencari rute tercepat, serta berbagi
banyak perusahaan yang membutuhkan truk dengan
angkutan di lusinan rute milik perusahaan lainnya,
spesifikasi khusus seperti truk berpendingin yang
yang juga memanfaatkan jaringan logistik tersebut.
digunakan untuk mengangkut produk-produk bahan
Seperti pada jenis usaha-usaha outsourcing makanan yang tidak tahan lama atau tidak
kegiatan logistik suatu perusahaan, diperlukan suatu mungkinnya digabungkan pengiriman produk yang
pihak ketiga yang berperan sebagai perantara dari berbeda karakteristik seperti makanan kemasan
komunitas perusahaan pengguna jasa collaborative dengan produk semen barangkali sehingga beberapa
logistic tersebut. Dengan menggunakan fasilitas atau perusahaan yang ingin masuk ke dalam jaringan
sistem manajemen logistik berbasis Web atau internet membutuhkan partner atau minimal perusahaan lain
yakni dengan menggunakan aplikasi ASP yang bergerak di bidang atau industri yang sama. Hal
(application service provider), proses koordinasi lain juga muncul yakni timbulnya pandangan bahwa
antara masing-masing perusahaan dapat berjalan bekerjasama dengan perusahaan lain di industri yang
dengan cepat dan efisien dalam segi biaya dan waktu. sama, dimana mungkin saja perusahaan itu adalah
Manfaat yang bisa diambil dengan penerapan musuh utama, masih belum menjadi konsep
collaborative logistic ini sangat besar dimana secara sederhana bagi kebanyakan orang.
signifikan akan berpengaruh kepada pengurangan Alasan lain mengapa collaborative logistic masih
biaya logistik yang dikeluarkan oleh perusahaan dianggap sulit dilakukan yakni dengan dilakukannya
yakni sekitar 10 hingga 20 persen atau bahkan lebih. pembagian rute dengan perusahaan lain dapat
Beberapa manfaat tersebut yakni sebagai berikut : membuat perusahaan lebih rentan terhadap
Meningkatnya logistics service performance pada penundaan jadwal. Apabila salah satu perusahaan
usaha pengurangan biaya untuk shipper. mengalami gangguan pengiriman maka perusahaan
Turnover kendaraan dan sopir yang diperoleh lain dapat tertunda pula proses pengirimannya.
lebih rendah bagi carrier. Masalah-masalah tersebutlah yang seharusnya
Mengidentifikasi dengan mudah truk-truk mana menjadi tugas bagi para ilmuwan-ilmuwan untuk
yang kosong, carrier terbaik, dan mencari rute memberikan solusi pemecahan terbaiknya dalam
tercepat, serta berbagi angkutan di lusinan rute rangka perbaikan dalam pembentukan jaringan
milik perusahaan-perusahaan lainnya yang juga logistik yang benar-benar memberikan suatu manfaat
memanfaatkan jaringan logistik tersebut. yang optimal dan nyata bagi industri-industri untuk
Dengan bantuan Internet, pengiriman dapat meningkatkan kinerja mereka di bidang operasional
dilacak secara real time dan data barang apa termasuk pengelolaan logistik mereka, sehingga
dimuat ke truk yang mana dapat diketahui setiap penelitian-penelitian ke depan sangat diperlukan
waktu. untuk mencapai hal tersebut.
Dengan adanya koordinasi antara perusahaan,
proses distribusi dapat diefisienkan dengan
menggabungkan muatan dari berbagai perusahaan Referensi :
yang akan mengirim muatan dengan tujuan
searah dengan satu jadwal pengiriman yang sama. - Collaborative Logistics Networks - Breaking
Adanya visibilitas terhadap hidden cost yang Traditional Performance Barriers for Shippers and
terjadi dalam proses distribusi. Carriers oleh Kevin Lynch
Meningkatkan utilitas truk, khususnya di tempat-
tempat di mana surplus truk kosong. - eBizz Asia Information Technology,
Menghilangkan peran intermediary dalam Communication and e-Business Magazine
pengelolaan armada logistik. Collaborative Logistic Business Case, Berbagi
Omprengan Meraih Efisiensi
NEWSLETTER -page-7
Edisi Perdana, Maret 2007
NEWSLETTER -page-8
Edisi Perdana, Maret 2007
g) Dapat mengelola risiko dan kerugian- berkelanjutan pada jaringan supplier agar dapat
kerugian menentukan pilihan, tidak sama pada sistem
h) Meningkatkan penjualan perencanaan produksi secara tradisional sebagian
besar dasarnya merubah peramalan penjualan,
Rencana produksi lebih stabil (Master Production
Perbandingan antara sistem tradisional ScheduleMPS). Mempunyai kebebasan untuk
dengan VMI merencanakan penambahan, suplier dapat memenuhi
Mempengaruhi pesanan pesanan, untuk mencapai level yang lebih besar dan
mengoptimalkan kapasitas produksi, juga sama
Salah satu dasar analisis berasal dari proses
baiknya dalam menggunakan kapasitas transportasi
penetapan pesanan sangat berbeda dan dimodifikasi
untuk pengiriman.
dari sistem tradisional menjadi VMI adalah
kemampuan respon dari pengadaan di tangan supplier
Performance
yang menerima pesanan yang tidak pasti, tetapi
perencanaan jumlah dan waktu untuk pengadaan yang Bagian logistik yang lebih besar dan sebagian
menjamin persediaan yang berubah-ubah sesuai besar informasi terintegrasi tidak hanya menjamin
dengan perubahan dan untuk mengoptimalkan tidak perbaikan yang efisien tidak hanya dari dalam, pada
hanya pada stock sendiri tetapi juga stock secara masing-masing unit seperti pada sistem pengadaan
keseluruhan. tradisional, tetapi secara keseluruhan jaringan
pengadaan. Pengawasan secara terus-menerus
Perubahan data terhadap permintaan konsumen secara sungguh-
sungguh memperkenankan pada suplier untuk
Meskipun pergeseran pengadaan pesanan yang
memilih, alokasi kapasitas atau menyesuaikan
pasti terjadi antara customer dan supplier
kebutuhan material sesuai dengan permintaan pasar
memberikan ruang untuk mengpotimalkan data dan
sebenarnya.
informasi mengenai peramalan penjualan, stock level
pada warehouse/gudang, pemesanan dan penggunaan
Penerapan VMI
yang disetujui jaringan bagian hilir, dan juga
promosi yang dilakukan melalui konsumen. Salah satu halangan pengembangan VMI adalah
keengganan banyak perusahaan mempertimbangkan
Penggunaan alat keuntungan yang ditawarkan dalam kerjasama. Masih
Intensitas dan transfer data yang cepat diperlukan ada beberapa yang bertahan, sebagian besar dari
dalam VMI. Aliran material dan informasi yang semua distributor mempunyai rasa tidak percaya
diperlukan juga berbeda. Peralatan dalam VMI yang dalam transfer tanggung jawab pengadaan terhadap
mendukung adalah dengan instrument elektronik, produsen dan berbagi data yang berhubungan dengan
standarisasi untuk transmisi dan pengkodean, sistem konsumen, rencana penjualan dan peramalan. Ini
yang torotomasi untuk mempengaruhi dan mengatur merupakan ketakutan mula-mula yang akan menjadi
pengadaan yang dilakukan. Sedang pada sistem kepercayaan yang kuat sebagai pendorong dalam
tradisional menggunkan kertas (berupa Fax,dll). mengurangi jumlah jaringan, memberikan informasi
kepada produsen yang lebih baik mengenai
Perencanaan permintaan dan kebutuhn pasar. Banyak distributor
tidak memahaminya dan hanya siap bekerjasama dan
Dalam VMI data penjualan dan aktivitas
menginginkan dapat lebih efesien pada kebutuhan
pemasaran merupakan dua bagian yang saling
pasar oleh karena itu berupaya untuk menjadi
berkaitan, pertama semua keluaran tidak dapat
jaringan lebih kompetitif.
menurunkan permintaan akibat perpanjangan jaringan
(Forrester effect). Ini juga menurunkan tingkat Lebih jauh lagi perlu diperhatikan bahwa
volume pengiriman karena keputusan untuk implementasi proses VMI memerlukan perubahan
menetapkan satu anggota jaringan, sebagai organisasi dalam perencanaan produksi. Perubahan
pengamanan promosi atau tingkat persediaan. Kedua itu tidak hanya meliputi fungsi logistik tetapi semua
VMI memperkenankan tingat peramalan pada fungsi bagian penjualan (mengurangi kebutuhan
supplier, oleh karena itu, dapat memperbaiki stock), perencanaan produksi (fokus pada
perencanaan produksi pada suplier. Lebih handalnya peningkatan fleksibelitas), pemasaran (bersama
peramalan penjualan, mendifinisikan stock level yang bagian distribusi memilih susunan produk),
berubah-ubah untuk menjamin pelayanan pada
pengguna akhir dan mengawasi persediaan secara
NEWSLETTER -page-9
Edisi Perdana, Maret 2007
pengadaan (mencoba penerapan konsep VMI pada produk, yaitu pengurangan dari harga melalui
supplier bagian hilir). Pengembangan struktur standardisasi dan otomasi proses. Sebaliknya, produk
organisasi sehingga lebih lebih siap dan tidak terpusat. inovatif memerlukan supply chain yang lebih reaktif,
Di satu pihak pertimbangan jaringan mengenai yang ditandai dengan fleksibilitas tinggi dan aktifitas
karakteristik permintaan produk, sebagian bervariasi marketing komprehensif, karena peningkatan
dan dapat diprediksi. Pertimbangan lain adalah ketidakpastian pasar dan produk yang cepat
volume produk yang di inginkan. kadaluarsa dan oleh sebab itu biaya yang muncul
terkait dengan persediaan yang berlebih.
Pengaruh dari variabel ini pada performansi VMI
tidak dapat dianalisa tanpa mempertimbangkan Potensi keuntungan dari VMI berhubungan erat
variabel 'fleksibilitas'. Dengan fleksibilitas dengan strategi kolaborasi dengan partner. Jika ini
perusahaan serta fleksibilitas produksi suplier yang adalah unit produksi yang mengatur suply dari
tinggi VMI menunjukkan pengurangan yang cukup customernya sendiri dengan persetujuan berbagi
besar terhadap perubahan pasar maupun terhadap peramalan penjualan, insidental tapi tanpa informasi
kelebihan produksi. Keuntungan dari VMI adalah mengenai tindakan nyata, seperti kampanye promosi
peramalan yang lebih baik dan perencanaan produksi yang menangani customer atau pengenalan produk
dapat dikurangi. baru oleh bagian pemasaran,VMI akan menghasilkan
inefisiensi yang besar dan kerugian untuk kedua
Selain itu performansi VMI menghasilkan
belah pihak. Lagipula, keuntungan dari VMI, berasal
ketepatan level permintaan, tentu saja dengan demand
dari pengalokasian resource yang lebih efisien,
yang berfluktuasi dan dengan reliability yang rendah
berdasarkan kebutuhan aktual, yang bisa jadi lebih
dan keakuratan informasi yang rendah antara
besar untuk produk inovatif daripada produk
customer dan suplier. Keuntungan VMI tidak akan
fungsional.
begitu terlihat jika dibandingkan dengan sistem
tradisional. VMI benar-benar memerlukan Oleh karena itu VMI menawarkan potensi yang
infopartnership yang aktual. lebih besar untuk kedua tipe produk tersebut. Pada
kasus tertentu, inovasi produk tidak mempengaruhi
Vergin dan Barr (1999) serta referensi lain yang
pilihan terhadap sistem pemenuhan persediaan, tapi
berhubungan dengan ECR menandakan perlunya
mempunyai pengaruh terhadap pengaturan beberapa
masa kritis untuk investasi teknologi untuk
parameter yang membangun proses VMI, seperti
mendukung VMI. Waller mendemonstrasikan
servis level yang diperlukan, target persediaan, dan
bagaimana bersamaan dengan peningkatan volume,
frekuensi pemenuhan persediaan. Ciri bagian
performa jaringan meningkat pula, khusunya level
upstream untuk menetapkan pilihan pada VMI
persediaan, dan oleh sebab itu biaya yang
adalah spesifik, critical, dan penggunaan kode pada
berhubungan hal-hal tersebut menurun. Pada
ruang. Kode tersebut tersedia dengan spesifikasi
beberapa kasus, biaya adalah satu dari variabel utama
tinggi, tingkat kritis rendah dan peningkatan
yang mempengaruhi pilihan antara menggunakan
penggunan volume space diatur dengan kebijakan
VMI dan sistem tradisional upstream dan
replenishment yang berbeda dari VMI; Kode-kode
downstream. Volume dan jarak geografis antara
tersebut adalah variabel "volume space" dan
partner juga berhubungan dengan IT dan level
"kekhususan" yang mungkin lebih penting
otomasi yang diperlukan dan oleh sebab itu untuk
dibandingkan dengan yang lain dengan kebijakan
keperluan investasi teknologi yang dapat di-trade off
replenisment tradisional dengan jumlah reorder pada
hanya terhadap volume tinggi dan pengurangan jarak.
saat diperlukan dan replenishment perjam.
Banyak orang menganggap VMI semata sebagai
proses pemenuhan persediaan/replenishment yang
****Disarikan dari International Journal of
otomatis dan kegunaannya adalah hanya untuk
Production Economics 96 (2005) 6379 From a
menyesuaikan standar produk, dengan karakteristik
traditional replenishment system to vendor-managed
permintaan yang tetap, siklus hidup yang panjang tapi
inventory: A case study from the household electrical
mengurangi batas, yang oleh Fisher disebut sebagai
appliances sector oleh Alberto Felice De Toni &
produk fungsional. Menurut Fisher, produk-produk
Elena Zamolo
tersebut memerlukan supply chain yang efektif,
dimana fokus utama adalah optimasi dari aliran fisik
NEWSLETTER -page-10
Edisi Perdana, Maret 2007
NEWSLETTER -page-11
Edisi Perdana, Maret 2007
BREAK FIRST . . . . . .
28 April 2007
At BANANA LEAF Manyar Kertoarjo No.35
Untuk Pendaftaran dan Informasi Lebih Lanjut hubungi :
Niniet 08165437008
Vira 08563412571
Atau E-mail di labscm@gmail.com
NEWSLETTER -page-12
Edisi Perdana, Maret 2007
Rubrik Santai
Productive or Workaholic???
By Titik Purnawati semacam ini biasanya lebih menimati hidup. Datang
dan pulang kantor sesuai jadwal, bercanda dengan
keluarga dan mendapatkan promosi yang diidam-
idamkan.
NEWSLETTER -page-13
Edisi Perdana, Maret 2007
2. Responden
Responden penelitian ini adalah manajer atau staff
pada fungsi perencanaan dan pengendalian produksi
atau fungsi-fungsi lain yang terkait. Dari sekitar 105
calon responden yang dikontak, 65 diantaranya
mengembalikan jawaban. Dengan demikian, response
1. Pendahuluan rate-nya sekitar 62%. Dari 65 responden tersebut,
Schedule nervousness sudah lama merupakan topik sebagian besar adalah perusahaan yang bersifat make
menarik dalam konteks sistem perencanaan dan to stock (artinya memproduksi produk-produk standar
pengendalian produksi. Steele (1975) adalah diantara berdasarkan ramalan) dan make to order (membuat
penulis awal yang mengangkat isu schedule produk standar berdasarkan pesanan dari pelanggan).
nervousness pada sistem produksi. Berawal dari Sedangkan responden dari perusahaan yang
implementasi model MRP pada perencanaan produksi menggunakan model assembly to order dan engineer
dan pengadaan material, schedule nervousness pada to order masing-masing hanya berjumlah 7 dan 5.
hakekatnya digunakan untuk merepresentasikan tabel 1 di bawah ini menunjukan jumlah responden
teramplifikasinya perubahan-perubahan yang terjadi dari masing-masing kategori tersebut.
pada rencana induk produksi (master production
schedule) kedalam perubahan-perubahan pada Tabel 1 Klasifikasi responden berdasarkan tipe
kebutuhan material dan komponen yang menyusun operasi perusahaan
produk akhir.
Jumlah
Tipe operasi
Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut responden
mengakibatkan ketidakstabilan sistem penjadwalan, Make to stock 27
mulai dari berubahnya penugasan operator produksi,
berubahnya urutan setup mesin, perubahan alat angkut Make to order 29
(mode of transportation) yang perlu digunakan untuk Assembly to order 7
mengirim material yang dibutuhkan secara mendesak Engineer to order 5
dan tiba-tiba, serta perubahan-perubahan lainnya.
Perubahan yang terlalu banyak akan mengakibatkan Berbagai jenis industri terwakili pada survey ini. Lima
biaya pada sistem supply chain menjadi tinggi dan yang terbesar adalah kelompok komponen otomotif
kepercayaan staf terhadap sistem penjadwalan menjadi (12 perusahaan), makanan dan minuman (12
berkurang. perusahaan), elektronik (8 perusahaan), obat / farmasi
Untuk memahami fenomena perubahan-perubahan (5 perusahaan), dan tekstil dan pakaian (4 perusahaan).
jadwal yang terjadi serta berbagai hal lain yang terkait Di samping itu, masih ada berbagai industri lain
dengan state of practice PPIC di perusahaan- seperti furniture, peralatan kantor, kimia, bahan
perusahaan di Indonesia, baru-baru kami mengadakan bangunan, dan sebagainya.
survey terhadap permasalahan tersebut pada. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran 3. Metodologi Penelitian
bagaimana prakterk PPIC di perusahaan-perusahaan
Penelitian ini dilakukan melalui survey secara
manufaktur di Indonesia serta seberapa baik kinerja
elektronik. Calon-calon peserta diperoleh dari
mereka.
berbagai mailing list elektronik yang terkait dengan
Di samping itu, penelitian ini juga bermaksud bidang PPIC. Selanjutnya, calon-calon responden
mendapatkan gambaran sejauh bagaimana perusahaan-
NEWSLETTER -page-14
Edisi Perdana, Maret 2007
tersebut diminta untuk mengisi kuisioner yang sudah b. Akurasi Catatan Persediaan
dibuat di suatu situs web. Alternatif lainnya adalah Akurasi catatan persediaan merupakan isu yang
mereka mengisi kuisioner dalam bentuk file word yang penting dalam kegiatan supply chain. Akurasi yang
dikirim lewat e-mail. Sekitar 50% responden memilih rendah berimplikasi pada pembelian atau produksi
mengisi di web dan setengah sisanya mengisi berlebih ataupun mengakibatkan kekurangan material
kuisioner yang dikirim sebagai attachment melalui e- atau produk. Dengan kata lain, akurasi persediaan
mail. Di samping mengisi kuisioner, sebagian sangat penting dalam menciptakan supply chain yang
responden juga diminta untuk menjawab secara efisien dan responsif. Dari hasil survey diperoleh
deskriptif berbagai pertanyaan yang dianggap relevan bahwa hampir setengah responden mengatakan
dengan isu-isu schedule nervousness. mencapai akrasi catatan persediaan di atas 90%. Tentu
saja adanya sistem MRP atau ERP bisa membantu
4. Hasil meningkatkan akurasi ini, namun yang tidak kalah
Pada tulisan ini, hasil-hasil penelitian akan dibagi pentingnya adalah kedisiplinan semua pihak untuk
menjadi dua bagian. Pada bagian pertama akan menginputkan data pemasukan maupun pengeluaran
disajikan hasil-hasil yang berkaitan dengan barang secara teliti dan tepat waktu. Masih cukup
pertanyaan-pertanyaan umum menyangkut proses dan banyak yang hanya mencapai akurasi antara 70-90%
kinerja, sedangkan bagian kedua nanti akan (yaitu 48%), sedangkan yang 3% tingkat akurasinya
mengetengahkan hal-hal yang berkaitan dengan masih di bawah 70%.
schedule nervousness sebagai isu penting dalam sistem
PPIC.
<70%
3%
4.1 Proses dan Kinerja
a. Akurasi Ramalan >90%
70%-90%
Ketika ditanya tentang akurasi ramalan yang 49%
48%
dihasilkan, hanya sekitar 31% responden mengatakan
akurasinya di atas 80%. Hampir 50% responden
mengatakan mencapai nilai antara 50%-80%,
sedangkan sebagian kecil (11%) mencapai akurasi
sangat rendah (di bawah 50%). Sekitar 6% tidak Berapa persenkah akurasi catatan persediaan di
memiliki data akurasi ramalan, dan sekitar 3% perusahaan anda?
mengatakan bahwa akurasi ramalan tidak relevan
karena sistem produksinya tidak berdasarkan ramalan c. Tingkat Perputaran Persediaan
atau perusahaan tidak melakukan sendiri proses
peramalan karena hanya menjadi subkontraktor Seperti yang bisa dilihat pada grafik di bawah, 36%
perusahaan lain. Gambar 1 menunjukkan grafik responden menjawab memiliki tingkat perputaran
jawaban responden terhadap pertanyaan ini. persediaan antara 2-7 kali dalam setahun, 21%
mencapai di atas 7 kali, sedangkan 6% mencapai
hanya di bawah 2 kali dalam setahun. Memang untuk
tidak relevan
3%
bisa mengatakan apakah kinerja ini bagus atau tidak,
<50%
11%
diperlukana analisis per kelompok industri. Namun
Tidak tahu
6% demikian, data ini berarti bahwa masih cukup banyak
perusahaan yang kemampuan memutar persediaan
>80% mereka masih relatif rendah. Menariknya, sangat besar
31% proporsi responden yang mengatakan tidak memiliki
50%-80% pengetahuan tentang tingakt perputaran persediaan
49% yang ada di perusahaannya. Padahal, untuk memonitor
kinerja perusahaan manufaktur atau kinerja supply
chain, indikator ini sangat penting. Tingkat perputaran
persediaan untuk perusahaan yang berproduksi secara
Berapa Persenkah akurasi ramalan di perusahaan make to stock (MTS) bisa berlaku untuk produk jadi
anda?
maupun bahan baku. Sedangkan untuk yang MTO
NEWSLETTER -page-15
Edisi Perdana, Maret 2007
atau ATO, biasanya dikaitkan dengan tingkat 80% dari plan/ schedule yang mereka buat. Namun
perputaran persediaan bahan baku karena mereka tidak masih cukup besar proporsi perusahaan yang hanya
memiliki inventory produk jadi di sepanjang supply mencapai realisasi 50% - 80% dan ada sebagian kecil
chain. (6%) yang hanya bisa mengimplementasikan plan /
schedule di bawah 50% yang mereka buat.
<2
6%
Tidak tahu
37% <50%
2-7 6%
36%
50%-80%
25%
>7
21%
>80%
69%
Berapakah tingkat perputaran persediaan?
Tidak tahu
>45 Tidak tahu <70
5%
16% 3% 13%
<15 >90
21% 27%
15 - 45
70-90
58%
57%
NEWSLETTER -page-16
Edisi Perdana, Maret 2007
(terutama dengan unit bisnis lain didalam satu bervariasi jawaban antara satu responden dengan
hubungan kepemilikan). Hampir setengah dari responden lainnya.
responden masih menggunakan spreadsheet sebagai
Pada tabel 2 di bawah disajikan hasil perhitungan
alat utama dalam mengelola informasi dan sudah tidak
untuk 16 pernyataan di atas, diurutkan dari yang rata-
ada lagi perusahaan yang hanya menggunakan
ratanya tertinggi sampai yang terendah. Dari tabel
kalkulator dan mesin ketik.
tersebut bisa kita katakan bahwa rata-rata perusahaan
memiliki tim lintas fungsi yang cukup efektif. Tim
lintas fungsi di sini adalah tim yang berasal dari fungsi
Kalkulator, atau bagian yang berbeda seperti pemasaran, produksi,
measin ketik pembelian, engineering (teknik), dan planning.
SCM 0%
terintegrasi
Dewasa ini, dengan tingginya dinamika kebutuhan
14% pelanggan serta ketidakpastian pada pasokan bahan
Spreadsheet baku, tim lintas fungsi yang tidak solid akan menjadi
46%
penghambat dalam menciptakan kemampuan untuk
ERP berkompetisi. Tim lintas fungsi yang baik biasanya
40% difasilitasi oleh sistem yang menghubungkan fungsi-
fungsi pada perusahaan, seperti sistem ERP. Nilai
yang cukup tinggi juga ditunjukkan oleh tingkat
teknologi informasi dan komunikasi yang dimiliki
pelanggan serta kemampuan staff PPIC.
Teknologi yang digunakan.
Di sisi lain, nilai yang terendah ditunjukkan oleh order
firmness from buyer, yakni keajegan pesanan dari
4.2 Hubungan Perusahaan dengan Supplier pelanggan. Ini berarti bahwa responden rata-rata
Pada penelitian ini, kami juga mencoba mengamati merasa bahwa pelanggan sering melakukan perubahan
bagaimana aspek-aspek yang terkait dengan hubungan pada pesanan mereka. Dua aspek lain yang nilainya
antara perusahaan dengan supplier, hubungan juga rendah adalah adanya time fencing serta fasilitas
perusahaan dengan buyer, dan faktor-faktor internal. informasi dan komunikasi yang dimiliki supplier.
Ketiga faktor tersebut dikembangkan menjadi Time fencing di sini adalah sekat-sekat waktu yang
sejumlah pernyataan yaitu: memberikan batasan kapan suatu order boleh berubah,
kapan perubahan boleh dilakukan dengan dengan
5 pernyataan untuk hubungan antara suatu persetujuan khusus, dan kapan suatu order sudah
perusahaan dengan supplier (kode 11 sampai tidak boleh diubah lagi. Adalah hal yang sangat
15) menyulitkan bagi mereka yang bekerja di bagian
5 pernyataan untuk hubungan antara planning dan produksi, manakala pelanggan sering
perusahaan dengan pelanggan (kode 21 melakukan perubahan pesanan, tapi sistem time
sampai 25) fencing tidak ada. Suatu hal yang menarik juga untuk
6 pernyataan terkait dengan internal dilihat bahwa kemajuan teknologi informasi pelanggan
perusahaan (kode 31 sampai 36) cukup bagus (ranking 2 dari atas), sementara supplier
berada pada sisi yang berlawanan (no. 3 dari bawah).
Masing-masing pernyataan tersebut diberi 5 pilihan Namun demikian, seperti juga ditunjukkan oleh tabel
angka sebagai berikut: di bawah ini, supplier rata-rata mau berbagi informasi
1 berarti sangat tidak setuju dengan secara lebih transparan dibandingkan dengan
pernyataan tersebut pelanggan.
2 berarti tidak setuju Rank
3 berarti netral Code Sub-factors Average STD of
4 berarti setuju effect
5 berarti sangat setuju Effectiveness of cross
36 3.680 0.831 8
functional team
Jawaban dari semua responden kemudian dicari rata- Customers have good ITC
25 3.650 0.936 15
rata dan standar deviasinya. Semakin besar rata-rata infrastructure
nilai suatu pernyataan berarti semakin baik hubungan 34 Staff competency 3.612 0.731 4
perusahaan dengan suppliernya pada aspek tersebut. 13 Suppliers share information 3.602 0.932 11
Semakin besar nilai standar deviasinya berarti semakin 33 Planning system flexibility 3.553 0.849 16
NEWSLETTER -page-17
Edisi Perdana, Maret 2007
32 Component commonality 3.544 1.127 17 elemen yang rankingnya no. 1 adalah order
24
Collaborative planning with
3.534 0.948 3
firmness, yang kebetulan nilai rata-ratanya
customers paling rendah. Ini berarti bahwa elemen ini
21
Early information about
3.524 1.074 12 yang paling perlu untuk mendapatkan
orders
perhatian kalau perusahaan-perusahaan mau
Information sharing about
23
inventory, etc.
3.447 1.026 6 menurunkan schedule nervousness. Ranking 2
adalah ketepatan waktu kirim dari supplier. Ini
Collaborative planning with
14 3.447 1.091 14 juga berarti bahwa untuk mengurangi schedule
suppliers
Delivery reliability from nervousness, perusahaan harus mampu
12 3.369 0.960 2
suppliers meningkatkan kemampuan supplier untuk
11 Supplier Flexibility 3.350 1.007 5 mengirim secara tepat waktu.
31 Production system reliability 3.311 0.908 10
Key suppliers have good 5. Penutup
15 3.233 0.952 7
ITC infrastructure
Tulisan ini menyajikan ringkasan hasil survey tentang
35 Availability of time fencing 3.175 1.089 9
berbagai aspek terkait perencanaan produksi dan
22 Order firmness from buyers 2.932 0.993 1
pengendalian persediaan. Bidang ini, seiring dengan
meningkatnya kompleksitas serta ketidakpastian pada
4.3 Schedule Nervousness supply chain, akan terus menghadapi tantangan yang
tidak mudah. Bagian PPIC adalah bagian yang
Studi ini juga mencoba mencari keterkaitan antara menentukan apa yang harus dieksekusi oleh bagian
faktor-faktor di atas dengan perceived schedule produksi, pembelian, dan pengiriman. Rencana yang
nervousness (ketidakstabilan jadwal yang dirasakan tidak efektif tentu akan menjadi penyebab kemampuan
oleh responden). Setelah melakukan analisis korelasi, kompetisi yang rendah. Dari penelitian ini bisa ditarik
diperoleh hasil sebagai berikut: satu hal penting yaitu: efektivitas sistem PPIC juga
Secara bersama-sama, elemen-elemen yang ditentukan oleh baik tidaknya hubungan perusahaan
tergabung dalam faktor 1 (hubungan dengan dengan supplier dan customer. Oleh karena itu, PPIC
supplier), faktor 2 (hubungan dengan tidak lagi menjadi pekerjaan yang terisolasi dalam satu
pelanggan), dan faktor 3 (faktor internal) organisasi, tetapi juga menjadi satu domain dimana
memiliki korelasi negatif dan signifikan kerjasama lintas fungsi dan lintas organisasi harus
terhadap schedule nervousness. Artinya, terjadi.
perusahaan-perusahaan yang memiliki
hubungan yang lebih baik dengan supplier
akan merasakan ketidakstabilan jadwal yang Referensi
lebih rendah. Demikian pula, perusahaan- STEELE, D. C., 1975, The nervous MRP system:
perusahaan yang memiliki hubungan yang How to do battle. Production and Inventory
lebih baik dengan pelanggan serta yang Management 16(4), 83-89.
memiliki kondisi operasi internal yang lebih
baik akan merasakan schedule nervousness
yang lebih rendah.
Ucapan Terima Kasih
Dilihat dari elemen-elemen secara individual,
tidak semua memiliki korelasi yang signifikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
Pada tabel di atas, kolom terakhir responden yang telah meluangkan waktu untuk
menunjukkan ranking nilai korelasi dimana berpartisipasi pada penelitian ini.
ranking tertinggi adalah pada nilai korelasi
yang paling negatif. Dari tabel terlihat bahwa
FFF GGG
NEWSLETTER -page-18
Edisi Perdana, Maret 2007
Name : .
Address : .
Company/Organization : ..
Title : ..
E-mail : ..
Phone : Home : ..
Mobile : ..
Office : .
Surabaya,
(.)
NEWSLETTER -page-19