Luasnya peramalan yang akan dilakukan oleh analis merupakan pilihan analis.
Setelah analis membuat peramalan, langkah berikutnya yang dilakukan analis adalah
mempertimbangkan seperangkat asumsi tentang perusahaan yang akan dipakai sebagai
basis peramalan. Kunci untuk dapat melakukan peramalan adalah asumsi yang didasarkan
pada realitas bisnis perusahaan yang akan diramalkan. Analisis strategi memberikan
pemahaman yang kritis mengenai dari proporsi perusahaan dan apakah kinerja
perusahaan saat ini dapat bertahan (sustainable) di masa yang akan datang. Analisis
akuntansi dan analisis rasio dapat memberikan pemahaman yang mendalam terkait
dengan kinerja perusahaan dan apakah rasio yang dihasilkan dari laporan keuangan
perusahaan memberikan pemahaman yang mendalam mengenai kinerja perusahaan saat
ini.
Seperti yang dijelaskan dalam bab 7, perkiraan kunci yang diperlukan untuk merubah
perkiraan keuangan menjadi estimasi nilai ekuitas adalah:
- Perkiraan mengenai abnormal earnings: yang diperoleh dari net income dikurangi
ekuitas shareholders awal tahun dikalikan dengan rate of required return (Cost of
Equity)
- Abnormal ROE: Abnormal ROE diperoleh dari perbedaan antara ROE dan Cost of
Equity yang disesuaikan untuk melihat pertumbuhan dalam nilai buku ekuitas atau
- Free cashflow to equity: yang diperoleh dari nilai net oncome dikurangi dengan
semua kenaikan dalam operaring working capital dan net long term asset ditambah
dengan kenaikan dalam net debt.
Untuk dapat menghasilkan perkiraan abnormal earnings atau abnormal ROE perlu
ditetapkan lebih dahulu mengenai biaya ekuitas untuk perusahaan. Untuk tujuan diskusi
dalam bab akan digunakan biaya ekuitas TJX sebesar 8.8%.
Untuk dapat memperoleh cashflow pada tahun 2020, perlu dibuat asumsi mengenai
tingkat pertumbuhan penjualan dan rasio neraca pada tahun 2021. Perkiraan cashflow
yang ditunjukan pada tabel 8-3 didasarkan pada asumsi bahwa pertumbuhan penjualan
dan rasio neraca awal pada tahun 2021 yang jumlahnya sama dengan tahun 2020. Proyeksi
abnormal ROE TJX terus menurun dari 42.1% menjadi 13.0% sesuai dengan keadaan bisnis
saat ini yang sangat kuat dalam persaingan. Hal ini juga menyebabkan menurunnya nilai
abnormal earnings selama periode yang diramalkan.
Terminal Values
Pada titik ini perusahaan mungkin saja akan memilih strategi untuk
mempertahankan competitive advantage nya yang akan menghasilkan return diatas dari
nilai cost of equity-nya. Ketika competitive advantage tersebut dilindungi dengan nama
brand yang bagus perusahaan bisa saja mempunyai competitive advantage yang bisa
bertahan sampai bertahun-tahun.
Pengajuan pertanyaan kritis pada diskusi diatas adalah berapa lama membuat detail
perkiraan. Ketika penggunaan asumsi keseimbangan kompetitif, jawabannya adalah
berapapun waktu yang dibutuhkan ike perusahaan dalam proyek investasi tambahan untuk
mencapai keseimbangan dengan isu mempertahankan keuntungan kompetitif perusahaan.
Pada Tabel 8-6 menunjukkan estimasi nilai dari ekuitas TJX menggunakan tiga
metode berbeda yang didiskusikan dalam chapter 7 (abnormal earnig, abnormal ROE, dan
free cash flow pada ekuitas). Untuk menghitung nilai tersebut, Biaya Ekuitas dari TJX
sebanyak 8.8 persen digunakan untuk diskon Permalan kinerja pada tabel 8-3 dan
peramalan terminal value menggunakan empat scenario yang diperkenalkan diatas pada
tabel 8-4. Peramalan diskon ini kemudian ditambahkan bersama dengan nilai buku awal
(kecuali arus kas bebas pada perhitungan ekuitas, yang mana tidak dapat dilakukan
bergantung pada nilai buku awal) untuk mencapai pada total perkiraan nilai dari ekuitas
TJX dengan berbagai scenario yang telah didiskusikan. Tergantung pada asumsi yang mana
dari perilaku atas laba TJX dalam jangka panjang pengujian kami, kita dapat melihat bahwa
perkiraan dari kisaran harga saham TJX berkisar dari $29.78 hingga $61.36.
Dalam kasus dari TJX, nilai pengamatan dari ekuitas perusahaan pada I Februari,
2011 (awal dari tahun pembukuan TJX 2011), adalah $47.94, menempatkannya sangat
dekat dengan scenario 2 kami yang bernilai $46.15 dalam tabel 8-6.
Analisis sensitivitas
Berbagai perkiraan dari estimasi nilai ekuitas ditunjukkan dalam tabel 8-6 diatas
mendemonstrasikan bahwa perubahan dalam asumsi dapat berdampak signifikan pada
penilaian analis ekuitas untuk sebuah perusahaan. Sebagai catatan diatas, penilaian pasar
dari TJX pada awal 2011 berdekatan untuk scenario 2 pada penilaian kami,
mengindikasikan bahwa perkiraan pasar TJX agar bisa dilanjutkan untuk menghasilkan
abnormal return melebihi perkiraan masa datang. Namun, dalam chapter 6, kami
mengungkapkan bahwa masa depan perusahaan dapat dilakuakan menggunakan berbagai
cara.
Semenjak pilihan akuntansi harus memengaruhi earnings dan nilai buku, dan
karena sifat mengoreksi diri dari double-entry bookkeeping, nilai-nilai perkiraan tidak
akan terpengaruh oleh pilihan akuntansi, asalkan analis mengakui distorsi akuntansi.
Ketika sebuah perusahaan menggunakan akuntansi "bias"- konservatif atau agresif-analis
perlu mengenali bias untuk memastikan bahwa perkiraan nilai tidak bias. Jika analisis
menyeluruh tidak dilakukan, pilihan akuntansi suatu perusahaan dapat mempngaruhi
persepsi analis dari kinerja sesungguhnya dari perusahaan dan karenanya perkiraan
kinerja masa depan. Pilihan akuntansi akan memengaruhi ekspektasi earnings masa depan
dan arus kas, dan mendistorsi penilaian, terlepas dari apakah penilaian berdasarkan DCF
atau discounted abnormal earnings. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan melebih-
lebihkan pertumbuhan pendapatan saat ini melalui pengakuan pendapatan agresif,
kegagalan untuk menghargai efeknya cenderung mengarahkan analis untuk melebih-
lebihkan pendapatan masa depan, memengaruhi baik perkiraan earnings dan arus kas.
Seorang analis yang menemukan akuntansi bias memiliki dua pilihan - baik untuk
menyesuaikan earnings dan nilai buku saat ini untuk menghilangkan bias akuntansi
manajer, atau untuk mengenali bias-bias ini dan menyesuaikan perkiraan masa depan yang
sesuai. Kedua pendekatan menyebabkan estimasi nilai perusahaan yang sama, pilihan akan
memiliki dampak penting pada sebagian kecil dari nilai perusahaan yang ditangkap dalam
luasnya perkiraan dan apa yang tersisa dalam terminal value.
Nilai buku ekuitas negatif membuat sulit untuk menggunakan pendekatan berbasis
akuntansi untuk menilai ekuitas perusahaan. Ada beberapa cara yang mungkin untuk
mengatasi masalah ini. Yang pertama adalah menghargai aset perusahaan (menggunakan,
misalnya, ROA operasi normal, atau abnormal NOPAT) daripada ekuitas.Kemudian,
berdasarkan perkiraan dari nilai utang perusahaan, seseorang dapat memperkirakan nilai
ekuitas. Alternatif lain adalah "membatalkan" konservatisme akuntan dengan
memanfaatkan penghapusan pengeluaran investasi. Sebuah alternatif ketiga, layak untuk
perusahaan publik, adalah memulai dari saham diamati dan bekerja mundur.Menggunakan
estimasi yang memadai dari biaya ekuitas dan tingkat pertumbuhan yang stabil, analis
dapat menghitung tingkat rata-rata jangka panjang abnormal yang earnings yang
dibutuhkan untuk menyesuaikan harga saham diamati. Maka tugas analitis dapat dibingkai
dalam hal memeriksa kelayakan pencapaian 'target' abnormal earnings ini.
Penting untuk dicatat bahwa nilai perusahaan dengan nilai buku ekuitas negatif
sering terdiri dari nilai opsi yang signifikan.Misalnya, nilai perusahaan berteknologi tinggi
tidak hanya didorong oleh earnings yang diharapkan dari teknologi mereka saat ini, tetapi
juga hasil dari pilihan teknologi yang tertanam dalam upaya penelitian dan pengembangan
mereka.Demikian pula, nilai perusahaan bermasalah didorong sampai batas tertentu oleh
"abandonment option" -shareholders dengan kewajiban terbatas dapat menempatkan
perusahaan untuk pemegang utang dan kreditur.Salah satunya dapat menggunakan
kerangka teori pilihan untuk memperkirakan nilai tersebut dari "pilihan nyata."
Penting untuk mengakui bahwa kedua penilaian berbasis akuntansi dan penilaian
discounted cash flow mengasumsikan pembayaran dividen yang berpotensi dapat
bervariasi dari waktu ke waktu. Asumsi kebijakan dividen ini diperlukan selama satu
keinginan untuk mengasumsikan tingkat konstan leverage keuangan dan risiko ekuitas
stabil yang digunakan untuk menghitung biaya ekuitas dalam perhitungan penilaian.
Perusahaan jarang memiliki kebijakan dividen variabel dalam praktek.Namun, hal ini
sendiri tidak membuat pendekatan penilaian tidak valid, asalkan kebijakan dividen
perusahaan tidak memengaruhi nilainya.
Sebuah kebijakan dividen perusahaan dapat memengaruhi nilai jika manajer tidak
menginvestasikan free cash flow perusahaan secara optimal. Misalnya, jika manajer sebuah
perusahaan cenderung menggunakan kelebihan uang tunai untuk melakukan akuisisi
value-destroying, maka pendekatan kami melebih-lebihkan nilai perusahaan.Perusahaan
yang menbiarkan seperti biaya 'agen' cenderung memiliki tata kelola perusahaan yang
tidak efektif.Salah satu pendekatan yang analis dapat digunakan untuk mencerminkan
jenis-jenis perhatian menjadi penilaian adalah pertama memperkirakan nilai perusahaan
sesuai dengan pendekatan yang dijelaskan sebelumnya dan kemudian menyesuaikan nilai
estimasi untuk biaya agen apapun manajer perusahaan dapat memaksakan pada investor.