GRAFTING
GRAFTING
batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa sehingga
tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru.
dengan dua atau tiga tunas vegetatif) dengan batang bawah yang sehingga gabungan
yaitu :
2. Scion grafting, lebih populer dengan graftingsaja, yaitu sambung pucuk atau enten
batang atas dan batang bawah masih berhubungan dengan akarnya masing-masing
1. Keuntungan
Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap
kehutanan).
2. Kerugian
tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang
utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas
disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock.
Bagian tanaman yang disambungkan atau disebut batang atas (scion) dan
merupakan sepotong batang yang mempunyai lebih dari satu mata tunas
Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua
varietas tanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya penyambungan
(Mangifera odorata).
dengan induknya.
Mengatur proporsi tanaman agar memberikan hasil yang lebih baik, tindakan
melinjo.
Peremajaan tanpa menebang pohon tua, sehingga tidak memerlukan bibit baru
yang berlainan sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan
tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka
disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock.
Bagian tanaman yang ditempelkan atau disebut batang atas, entres (scion) dan
bibit dengan metode grafting yaitu (1) faktor tanaman (genetik, kondisi tumbuh,
waktu pelaksanaan grafting (pagi,siang, sore hari), dan (3) faktor keterampilan orang
makanan/energi untuk pemulihan sel-sel yang rusak akibat pelukaan, makin panjang
entris diharafkan makin banyak pula cadangan energinya. Sedang kondisi cuaca atau
cuaca panas terikmatahari. Pada waktu pagi dan siang hari laju transpirasi lebih tinggi
dibanding sore harisehingga kandungan air dalam jaringan berkurang; Dengan kata
lain saat laju transpirasi tinggimengakibatkan tekanan turgor sel rendah (sel
mengempis) atau kekurangan air' salah satuakibat dari kekurangan air adalah
Penggunaan dan pemilihan tipe batang atas yang baik dan mengetahui kapan
batang bawah berada dalam stadia aktifitas vegetatif yang baik merupakan
pertimbangan penting berhasilnya penyatuan sambungan. Maka perlu diketahui umur
dimana pertumbuhan bibit setelahpenyambungan (tinggi batang atas dan lebar daun
Scion yang dijadikan bahan sambungan tersebut tidak cacat dan masih dalam
keadaan segar, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda dan berbatang bulat.
Pisau dan gunting yang digunakan untuk kegiatan sambungan ini yang tajam
ulang.
Usahakan untuk menjaga bagian yang terluka, baik pada scion maupun pada
setelah penyambungan.
sebagai batang bagian bawah yang masih dilengkapi dengan sistem perakaran dan
berfungsi mengambil makanan dari dalam tanah untuk batang atas atau tajuknya.
Oleh karenanya, perlu pemilihan rootstock yang baik. Batang bawah ini berasal dari
bibit Jati yang disemaikan dari biji dan telah berumur sekitar 12- 15 bulan dengan
diameter berkisar antara 1,5 2,5 cm. Rootstock yang dipilih mempunyai batang
yang lurus, tidak banyak percabangan dan pertumbuhannya baik dan sehat.
Sumber : Sulaeman, M. 2012. Teknik Grafting Pada Jati. Jurnal Informasi Teknis.
Vol 12 No.2.
Mata tunas yang belum pecah biasanya muncul pada ranting pohon. Bakal
tunas tersebut belum mengeluarkan daun muda, akan tetapi bakal daunnya sudah ada.
diselimuti bulu halus. Mata tunas tersebut tumbuh pada bekas tangkai daun (Gambar
Sumber : Sulaeman, M. 2012. Teknik Grafting Pada Jati. Jurnal Informasi Teknis.
Vol 12 No.2.
Tahapan Penyatuan Batang Atas dan Bawah Pada Teknik Grafting dan
Budding
dengan berbagai varietas. Bahkan bila perlu juga kompatibel dengan berbagai
jenis dalam satu genus, yang dimaksud kompatibel disini adalah kemampuan
Mempunyai perakaran yang kuat dan tahan terhadap serangan hama dan
demikian diharapkan batang bawah ini mampu hidup bersama dengan batang
atas.
Tidak mempunyai pengaruh pada batang atas, baik dalam kualitas maupun
Cabang dari pohon yang kuat, pertumbuhannya normal dan bebas dari
sama atau lebih kecil dari diameter batang bawah. Diameter paling besar 1
cm.
Cabang dari pohon induk yang sifatnya benar-benar seperti yang dikehendaki,
kehutanan).
C. Pengumpulan Scion
Pengumpulan sebaiknya berasal dari pohon yang muda dan sehat, yang
Pilih cabang muda yang mempunyai beberapa mata tunas yang dorman, lurus,
Pilih cabang yang bebas dari penyakit yang berat dan kerusakan berat karena
serangan hama.
tahun-tahun pertama dibandingkan dengan metode grafting lain karena mata tunas
tidak mudah bergeser. Budding juga lebih ekonomis digunakan sebagai metode
perbanyakkan karena tiap mata tunas dapat menjadi satu tanaman baru (Hartmann
dkk., 1997). Masalah yang sering terjadi dalam proses penyambungan adalah
sukarnya kulit kayu batang bawah dibuka, terutama pada saat tanaman dalam kondisi
pertumbuhan aktif, yakni pada saat daun-daunnya belum menua. Hal ini berkaitan
dengan kondisi fisiologis tanaman. Sebaiknya okulasi dilakukan saat tanaman dalam
kondisi dorman.
Batang utama dipotong pada ketinggian setengah dari tinggi total rootstock.
kurang lebih 5 sentimeter. Arah sayatan dimulai dari atas ke pangkal batang,
kemudian pada akhir sayata kulit dipotong dengan sudut 45 derajat. Akhir sayatan
terjadinya kontak langsung kambium antara rootstock dan scion (Gambar 10).
Ranting yang ada mata tunasnya dipotong dengan posisi mata tunas berada
mendapatkan bilah mata tunas yang siap untuk ditempel. Permukaan bekas belahan
tersebut dihaluskan dan diratakan menggunakan cutter. Pemilihan mata tunas harus
disesuaikan dan tidak boleh terlalu besar dari diameter rootstock-nya karena akan
Permukaan scion dan rootstock yang sudah rata segera ditempelkan. Saat
menempelkan harus diperhatikan pangkal dan ujung scion tersebut (jangan terbalik).
Posisi pangkal harus berada di bawah dan dilekatkan pada pangkal sayatan rootstock
sehingga terjaSdi pertemuan antara kulit rootstock dan kulit scion. Dari pertemuan
kedua kulit tersebut diharapkan akan terjadi pertautan kambium diantara keduanya.
Selanjutnya diikat menggunakan plastik agar kokoh pertautannya. Ikatan dimulai dari
bagian bawah ke atas dan kembali ke bawah hingga di pangkal sayatan. Ikatan harus
rapat agar air tidak masuk yang dapat menyebabkan scion membusuk (Gambar 12
dan 13)
Sumber : Sulaeman, M. 2012. Teknik Grafting Pada Jati. Jurnal Informasi Teknis.
Vol 12 No.2.