Anda di halaman 1dari 1

WEB OF CAUTION (WOC) ATRESIA ANI By.

NETTY SIBARANI
NIM. 2012.C.03b.0039
By. Netty Sibarani
NIM. 2012.C.03b.0039

WEB OF CAUTION (WOC) ATRESIA ANI


etiologi :
factor idiopatik tidak diketahui
Factor kongenital :
1. Putusnya saluran dari atas dengan daerah dubur
2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam
kandungan berusia 12 minggu/ 3 bulan
Klasifikasi menurut letaknya :
3. Adanya gangguan/ berhentinya perkembangan Atresia ani adalah malformasi congenital
embrionik di daerah usus, rectum bagian distal serta dimana rectum tidak mempunyai lubang 1. Tinggi (supralevator) : rectum berakhir diatas M. elevator ani (M. puborektalis) dengan
traktus urogenitalis yaitu terjdi antara minggu ke-4 keluar jarak antara ujung buntu rectum dengan kulit perenium >1 cm. biasanya disertai fistel
sampai ke-6 usia kehamilan ke saluran genital, pada wanita 90% dengan fistula ke vagina/ perinium , pada laki-laki
umumnya letak tinggi fistula ke traktus urinarius
2. Intermediate : rectum terletak pada M. levator ani tetapi tidak menembusnya

3. Rendah : rektumn berakhir dibawah M. levator ani sehingga jarak antara kulit dan
Ketidakmampuan fetal dikeluarkan ujung rectum paling jauh 1 cm
Tanda dan gejala :
1. mekonium tidak keluar dalam waktu 2448
Pre Operasi Post Operasi
jam setelah lahir
2. Mual, muntah, anorexia
Penatalaksaa medis :
3. Perut kembung
1. Kolostomi ( pembuatan lubang anus
4. Tidak ada atau tampak kelainan anus
Fetal menumpuk di atas dibagian perut )
Dilakukan tindakan operasi 2. Dilatasi anal

3. Eksisi membrane anal


Komplikasi :
1. Asidosis hiperkloremia 4. Anoplasty ( perbaikan organ anus )
DIstensi abdomen
2. Infeksi saluran kemih yang
berkepanjnagan
MK : Gangguan eliminasi b.d perubahan
defekasi melalui kolostomi
Terparusnya kontinuitas jaringan Pembuatan lubang anus Tujuan : kebutuhan eliminasi terpenuhi
( Colostomy ) KH :
- mekonium atau feses bias keluar lewat anus
Mendorong diagfragma Rasa penh diperut buatan dengan lancar
- konsistensi lembek
Intervensi :
1. Selidiki pengalaman awitan atu tida adanya
Persepsi Nyeri bising usus saat du auskultasi
Memudahkan masuknya
Pernafasan tidak optimal Peningkaan asam lambung 2. Informasikan kepada orang tua (anak bila
diperlukan) bahwa awalnya keluar cairan
cair
3. Tinjau ulang pola diit dan jumlah nutrisi
melalui paraenteral menentukan keluaran
MK : Gangguan rasa nyaman nyeri b.d mekonium
trauma jaringan post operasi
Infeksi
Kebutuhan o tidak adekuat Anorexia, mual, muntah
Tujuan : nyeri berkurang setelan dilakukan
tindakan keperawatan
KH :
- Nyeri berkurang
MK : Nutrisi kurang dari kebutuhan - Pasien merasa tenang
tubuh b.d mual, muntah, anoreksia - TTV dalam batas normal MK : Resiko infeksi b.d kontaminasi sayatan
Sesak Tujuan : Tidak terjadi kekurangan nutrisi Intervensi : ( luka bekas operasi) dengan feses
MUntah berlebihan setelah dilakukan tindakan Tujuan : Infeksi tidak terjadi
1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, KH : - TTV dalam batas normal
keperawatan
intensitas (0-10) - Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
KH :
- Pasien tidak mengalami penurunan BB Intervens :
2. Ajarkan teknk relaksasi
- turgor kulit elastis 1. Anjurkan orang tua (anak bila diperlukan)
MK : resiko kekurangan vulme - pasien tidak mual, muntah 3. Berikan tindakan kenyamanan
MK : gangguan pemenuhan kebutuhan cairan b.d menurunnya intake, untuk mengganti kantong kolostomi setiap
- nafsu makan bertambah ( misalnya: pijatn punggung, atur posisi )
o b.d distensi abdomen muntah hari
Intervensi :
Tujuan : pemenuhan kebutuhan oadekuat Tujuan : klien dapat mempertahankan 4. Kalobarasi analgetik 2. Anjurkan oranr tua untuk memahami tanda-
KH : - frekuensi pernafasan dalam batas keseimbangan cairan 1. Kaji KU pasien
KH : tanda infeksi pada daerah luka eperti
normal
- output urin 1-2 ml/kg/jam 2. TImbag BB pasein kemeraha, gangguan kulit, bernanah,
- tidak tampak tanda tanda
- cafillary refill 2-4 detik peningkatan suhu tubuh setiap kali mereka
distrees pernafasan
- turgor kulit elastic 3. Catat frekuensi mual, muntah pasien maengganti kantong kolostomi
Intervens :
- membra mukosa lembab
1. Observasi frekuensi/ kedalaman 4. Catat masukan nutrisi pasien
Intervens :
pernafasan 5. Motivasi pasien untuk meningkatkan
1. Monitor intake-output cairan
2. Ajarkan latihan nafas dalam asupan nutrisi
2. Pantau TTV Referensi :
3. Tinggikan kepala tempat tidur 6. Kalobarasi dengan ahli gizi dalam
3. Monitor tanda tanda dehidrasi

4. Berikan cairan sesuai kebutuhan dan Sjamsuhidayat R (2000), Anorektum, Buku Ajar Bedah, Edisi revisi, EGC, Jakarta
Reksoprodjo S, Malformasi Anorektal, Kumpulan Ilmu Bedah, FKUI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai