Anda di halaman 1dari 3

Alodokter | Informasi Kesehatan Terlengkap dan

Terpercaya
Login | Daftar

Penyakit A-Z
o Diabetes
o Kolesterol Tinggi
o Nutrisi
o Diet
o Kecantikan
o Kulit
o Kehamilan
o Bayi
o Mata
o Penyakit Jantung
Obat A-Z
Hidup Sehat
Keluarga
Tanya Dokter

Keluarga

Gangguan Tumbuh Kembang Bayi


Prematur yang Sering Terjadi
Bayi yang lahir sebelum waktunya atau prematur banyak mengalami tantangan pada
awal kehidupannya. Tak hanya itu, ada pula risiko gangguan tumbuh kembang bayi
prematur yang harus diwaspadai.

Seorang ahli mengatakan, dulunya kondisi bayi prematur yang lahir dengan berat sangat kecil
berisiko memiliki efek jangka panjang. Namun ternyata, kini diketahui hampir seluruh bayi
prematur termasuk yang lahir pada minggu ke 34 hingga 36 sama-sama berisiko.
Perkembangan setiap anak beragam, baik bayi lahir normal ataupun prematur. Hanya saja
ada tolak ukur perkembangan normal yang sebaiknya diketahui orang tua. Untuk tumbuh
kembang bayi prematur, sebagian besar dokter anak memberikan saran untuk melakukan
tolak ukur dengan penyesuaian usia.

Penyesuaian usia dilakukan dengan menghitung jarak antara usia kelahiran dengan hari
perkiraan lahir (HPL) yang sebenarnya, kemudian kurangi umur bayi dengan angka yang
didapat. Misalnya, bayi usia empat bulan yang lahir 8 minggu lebih awal, maka tumbuh
kembangnya harus disesuaikan dengan usia 4 bulan dikurangi 8 minggu. Maka akan
diketahui umur bayi yang sebenarnya adalah 2 bulan. Sehingga tolak ukur perkembangan
bayi yang kita ikuti adalah bayi usia 2 bulan. Jika bayi prematur itu berusia 12 bulan, maka
tumbuh kembangnya disesuaikan dengan usia 12 bulan dikurangi 8 minggu.

Ada beberapa risiko gangguan tumbuh kembang bayi prematur jangka panjang yang harus
diwaspadai, antara lain:

Pendengaran dan penglihatan

Diketahui, sebagian bayi prematur yang lahir dengan berat kurang dari 1,5 kg memilliki
kelainan di bagian perifer atau pusat pendengaran atau keduanya. Ada pula risiko yang lebih
tinggi, yaitu hilangnya daya dengar. Bayi prematur juga memiliki risiko retinopati
prematuritas, yaitu kondisi yang menyebabkan pembuluh darah membengkak dan
menimbulkan kelainan lapisan saraf di retina mata. Hal ini dapat menyebabkan lepasnya
retina dari posisi normal yang jika tidak ditangani dengan tepat, dapat menyebabkan
kebutaan.
Kemampuan bahasa

Banyak studi yang menemukan adanya gangguan perkembangan bahasa pada bayi prematur
dengan atau tanpa berat badan lahir rendah dibandingkan dengan bayi yang terlahir normal.
Sebagian besar bayi prematur mengalami masalah bahasa selama beberapa tahun awal sejak
kelahiran, termasuk pemahaman kalimat, mengekspresikan diri melalui bahasa, mengolah
kata, artikulasi (pengucapan), dan lain-lain. Begitu sang anak mencapai usia sekolah, anak
dengan riwayat kelahiran prematur akan mengalami disabilitas dalam belajar, nilai yang jelek
pada mata pelajaran membaca, mengeja, menulis, matematika, dan kesulitan
dalam melakukan fungsi eksekutif berupa proses untuk mengorganisasi dan menyatukan
serpihan-serpihan informasi.

Psikomotorik dan perilaku

Penelitian di sekolah membandingkan anak usia 7-8 tahun yang lahir sebelum usia
kandungan 32 minggu dengan anak seusia yang lahir normal. Hasilnya menunjukkan anak-
anak yang lahir prematur lebih banyak mengalami gangguan motorik, meski tingkat
intelegensia normal. Selain itu, bayi yang lahir prematur memiliki kecenderungan berperilaku
hiperaktif, lebih impulsif, perhatiannya mudah teralihkan, kurang terorganisir, dan kurang
tekun. Demikian juga, kemungkinan anak prematur mengalami Attention deficit hyperactivity
disorder (ADHD) lebih tinggi dibanding anak yang lahir normal.

Kemampuan kognitif

Studi mengindikasikan bahwa anak yang lahir prematur, memiliki risiko mengalami
gangguan belajar saat usia sekolah dasar. Beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain
gangguan menggunakan bahasa sebagai cara berekspresi, kesulitan memusatkan perhatian,
dan juga kelemahan pada kecerdasan visual motorik serta visual spasial. Meski demikian,
penelitian ini belum mencakup kemampuan kognitif pada masa dewasa.

Perkembangan emosional

Berdasarkan sebuah penelitian, remaja yang lahir pada usia kandungan sebelum 29 minggu
memiliki lebih banyak masalah emosional dengan orang tua, guru, maupun teman-teman
sebayanya. Meski kondisi ini tidak mengarah pada masalah yang lebih serius, misalnya
depresi atau penyalahgunaan obat terlarang.

Untuk meminimalisir risiko dan memaksimalkan tumbuh kembang bayi prematur, lakukan
pemeriksaan secara teratur atau sebagaimana yang disarankan oleh dokter.

Anda mungkin juga menyukai