BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha-usaha menurunkan angka kematian maternal dan perinatal masih
menjadi prioritas utama. Penyebab utama masih disebabkan oleh beberapa hal
pokok yaitu perdarahan, pre-eklampsia, eklampsia dan infeksi. Walaupun
angka kematian maternal telah menurun dengan meningkatnya pelayanan
kesehatan namun kematian ibu akibat perdarahan masih tetap merupakan
faktor utama dalam kematian maternal.
Perdarahan yang terjadi banyak disebabkan oleh abortus, abortus terbagi
menjadi beberapa kelompok, yaitu abortus imminen, insipiens, inkomplit dan
komplit. Abortus sering terjadi pada trimester I, dan yang sering ditemukan
adalah abortus imminens. Abortus imminens ditentukan karena pada wanita
hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai sedikit mules
atau tidak sama sekali, uterus membesar sebesar tuanya kehamilan, servik
belum membuka dan test kehamilan positif. Perdarahan implantasi biasanya
sedikit, warnanya merah dan cepat berhenti. Dari latar belakang diatas, maka
penulis tertarik untuk membahas mengenai abortus Imminen pada ibu hamil
trimester I.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membahas
mengenai abortus Imminen pada ibu hamil trimester I.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara penanganan pada Abortus Imminens di Ruang Poli KIA
RS.Dr.Ansari Shaleh
12
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I
dengan Abortus Imminen.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui penyebab Abortus Imminen pada ibu hamil trimester I.
b. Mengetahui penatalaksanaan Abortus Imminen pada ibu hamil
trimester I.
D. Manfaat
1. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa tentang
kelainan-kelainan dalam kehamilan, salah satunya adalah Abortus
Imminen pada ibu hamil trimester I.
2. Dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan
penjelasan dan penatalaksaan.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan.
Di bawah ini dikemukakan definisi abortus menurut para ahli :
Dr. Ali Sungkar : Kehamilan yang berakhir sebelum 20 minggu.
Eastman : Keadaan terputusnya suatu suatu kehamilan dimana
fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus, atau
usia kehamilan kurang dari 28 minggu.
Jeffcont : Pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia
kehamilan 28 minggu.
Proses abortus dibagi dalam 4 tahapan :
1. Abortus Imminen
Abortus Imminen adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Ada beberapa definisi mengenai Abortus Imminen, antara lain :
Sarwono Prawirohardjo, 2002 : Peristiwa terjadinya perdarahan dari
uterus pada kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu.
Rustam Mochtar, 1998 : Keguguran yang akan terjadi, tetapi
keluarnya fetus masih dapat dicegah.
Ida Bagus Gede Manuaba, 1999 : Pada pemeriksaan dalam tidak terdapat
pembukaan mulut rahim, kehamilan
masih dapat diselamatkan.
2. Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah perdarahan uterus pada kehamilan sebelum
20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi
hasil konsepsi masih dalam uterus.
12
3. Abortus Inkomplet
Abortus inkomplet adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam
uterus.
4. Abortus Komplet
Abortus komplet adalah semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.pada
penderita ditemukan pendarahan serviks, ostium uteri telah menutup dan
uterus sudah banyak mengecil.
B. Etiologi
Penyebab yang diduga berhubungan dengan terjadinya abortus, adalah :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian
janin/cacat kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada
hamil muda.
Faktor faktor yang menyebabkan:
a. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom baik kelebihan maupun kekurangan dapat menjadi
penghambat pertumbuhan dan perkembangan janin.
b. Pengaruh dari luar : virus, obat-
obatan dan sebagainya.
2. Kelainan pada plasenta
Endomitritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan
oksigenasi plasentasi terganggu (gangguan sirkulasi plasenta).
3. Penyakit Ibu
a. Infeksi misalnya TBC atau TORCH bisa menyerang sel telur, janin,
dinding/ plasenta.
b. Keracunan, nikotin, gas racun alkohol.
c. Mal nutrisi dan gangguan metabolisme.
4. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis atau faktor serviks yaitu
inkomplet serviks.
5. Perangsang pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi.
12
6. Faktor usia
Semakin tua usia, semakin tua sel telur. Jadi materi genetik yang
tersimpan dalam sel telur cendrung menurun fungsinya.ini memperbesar
resiko terjadinya kelainan genetik.
7. Kelainan penggumpalan darah
Penyebab antara lain tingginya aticordialipin, sejenis antibodi dalam
tubuh.bila penggumpalan darah terjadi di plasenta, maka zat-zat gizi yang
penting tidak akan pernah sampai ke janin.
8. Status gizi
9. Aktifitas fisik yang memberatkan
C. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadilah pendarahan dalam desidua basalis. Kemudian
diikuti oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil
konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing
dalam uterus, maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada
kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena
vili koralis belum menembus desidua basalis terlalu dalam, sedangkan pada
kehamilan 8-14 minggu, telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar
dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan banyak terjadi pendarahan .
E. Komplikasi
Komplikasi pada abortus imminens tidak ditemukan, melainkan komplikasi
pada abortus secara umum, antara lain : perdarahan, infeksi dan syok.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
TREMISTER I ( HAMIL 9 MINGGU )
DENGAN ABORTUS IMMINENS
DI RSUD BANJARBARU
I. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Senin 07 Desember 2009
Jam : 10.00 WITA
No. MR : 10. 34. 73
A. SUBJEKTIF DATA
1. Identitas
Istri
Nama : Ny.
Umur : tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Rt. Rw. Banjarmasin
Suami
Nama : Tn.
Umur : tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat :
12
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 2 bulan mengeluh merasa nyeri perut bagian bawah
dan mengeluarkan plek-plek darah berwarna merah kecoklatan sejak 3 hari
yang lalu.
3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, Kawin pertama kali umur tahun, dengan suami sekarang
sudah tahun.
4. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 13 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Teratur/tidak : Teratur
d. Lamanya : 7 hari
e. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut / hari
f. Dismenorhoe : tidak ada
g. HPHT : 15-12-2008
h.Taksiran Partus : 22-09-2009
5. Riwayat Obstetri
G II P I A 0
Kehamilan Persalinan Bayi
N Penyulit
Thn Cara Tempat/ Keadaan Ket
o UK Penyulit UK Penyulit BB PB Seks Nifas
Penolong lahir
1 2002 ater Tidak ada- Aterm Spontan Bidan / Tidak ada 3100 50 Hidup Tidak ada -
m- BPS gr cm
2 Ini
a. Jenis : Kb pil
b. Lama : 3 tahun
c. Masalah : Tidak ada
7. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu :
Ibu tidak pernah menderita penyakit seperti DM, Jantung, Hipertensi,
Asma, Hepatitis, TBC dan penyakit kronis lainnya.
b. Riwayat kesehatan keluarga :
Dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit seperti DM, Jantung,
Hipertensi, Asma, Hepatitis, TBC dan penyakit kronis lainnya.
b. Eliminasi
BAB
12
B. OBJEKTIVE DATA
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Menthis
c. Berat badan
- Sebelum hamil : 53 kg
- Sekarang : 53,5 kg
d. Tinggi badan :157 cm
e. LILA : 26 cm
f. Tanda Vital : TD 110/80 mmHg, Nadi 72 x/menit
Suhu 36,5 C, Respirasi 24 x/menit.
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
Kepala : Kulit kepala bersih, rambut tidak rontok.
Muka : Tampak sedikit pucat dan tidak oedem.
Mata : Conjungtiv tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Telinga : Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, tidak
ada massa, tidak ada tanda-tanda peradangan.
Hidung : Tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping
hidung.
Mulut : Bibir tidak sianosis, gigi tidak caries, lidah
bersih, Mukosa mulut lembab, tidak sariawan/
pecah-pecah.
12
d. Perkusi
Refleks Patella : Kiri / Kanan , (+) / (+)
Cek ginjal : Kiri / Kanan, (-) / (-)
e. Pemeriksaan Panggul Luar :
- Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
12
C. ASSESMENT
Diagnosa Kebidanan : G 2 P1 A0, hamil 9 minggu, dengan Abortus
Imminens
Masalah : ibu merasa cemas
Kebutuhan : Konseling tentang
Istirahat
Nutrisi
D. PLANNING
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yaitu TD 100/80 mmHg, Nadi
72 kali/menit, Respirasi 24 kali/menit, Suhu 36,5 C dan keadaan janin
ibu masih baik-baik saja.
Ibu telah mengetahui keadaan dirinya dan janinnya dengan tanda
menganggukkan kepala dan mengatakan mengerti .
BAB IV
PEMBAHASAN
12
Dari hasil praktik kami di Ruang Poli KIA RS.Dr.Ansari saleh Banjarmasin,
kami menemukan kasus Abortus Imminens. Dimana abortus ini terjadi pada
kehamilan kurang dari 20 minggu. Abortus imminen salah satunya disebabkan
karena ibu melakukan aktifitas yang memberatkan.
Sebagaimana diuraikan pada BAB II bahwa banyak sekali hal hal yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami abortus imminen seperti yang dialami oleh
Ny., dimana Ny. mengalami abortus imminens karena sering melakukan aktifitas
yang berlebihan dan sering mengkonsumsi perangsang yang menyebabkan uterus
berkontraksi seperti jamu-jamuan. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan.
Abortus imminen dapat di pertahankan pada kehamilan 7-11 minggu dan jika
terdengar adanya degup jantung janin melalui USG. Dalam hal ini Ny. sudah
melakukan pemeriksaan USG dan didapatkan hasil bahwa serviks tidak
mengalami dilatasi/ pembukaan sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa apabila pada pemeriksaan tidak terdapat pembukaan
mulut rahim, maka kehamilan dapat dipertahankan.
Penatalaksanaan medis terhadap abortus imminens yang dialami oleh Ny.
yaitu dengan cara menganjurkan ibu beristirahat total, dengan pemberian
progesteron (masih kontroversi), pemeriksaan USG, menganjurkan untuk
mengurangi aktifitas fisik dan menganjurkan untuk kontrol ulang secara teratur
selama kehamilan ibu.
Jadi dalam kasus Abortus Imminens yang dialami oleh Ny. sudah sesuai
dengan teori baik dari keluhan, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis
penatalaksanaannya dan penanganan di Ruang Poli KIA RS.Dr.Ansari saleh
Banjarmasin sudah sesuai dengan teori.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
12