2
ISSN: 1693-8615
Abstrak
Abstract
letak kuadran berdasarkan hasil dari beretik dan profesional yang berorientasi pada
pembobotan dan perantingan didalam Matrik kepuasan pelanggan. Pelayanan kefarmasian
SWOT, menentukan alternatif strategi yang berorientasi pada pharmaceutical care dan
berdasarkan analisis SWOT yang akan kepuasan pelanggan pada akhirnya dapat
diterapkan di IFRS Tingkat IV Slamet Riyadi menjadi kebanggaan tersendiri bagi prajurit
Surakarta. bahwa mereka memiliki rumah sakit yang cukup
membanggakan dan dapat menjadi pilihan
Menetapkan keputusan strategik dengan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
menggunakan analisis QSPM (The Quantitative
Strategic Planning Matrix) untuk mengetahui Analisis faktor eksternal diperoleh nilai
strategi berurutan yang sebaiknya diterapakan di peluang sebesar 1,99 dan nilai ancaman sebesar
IFRS. 1,74. Oleh karena itu IFRS Tingkat IV Slamet
Riyadi Surakarta memiliki peluang yang lebih
Hasil dan Pembahasan besar dari pada ancaman yang mungkin terjadi.
Visi IFRS Tingkat IV Slamet Riyadi Analisis faktor internal diperoleh nilai kekuatan
Surakarta adalah menjadi revenue center rumah sebesar 2,12 dan nilai kelemahan sebesar 1,84.
sakit dan pusat pelayanan kefarmasian yang Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan yang
berorientasi pada pharmaceutical care dan dimiliki IFRS Tingkat IV Slamet Riyadi Surakarta
kepuasan pelanggan. Penjabaran dan penjelasan lebih besar dibandingkan dengan
dari nilai visi adalah pengelolaan perbekalan kelemahannya.
farmasi yang baik, transparansi keuangan dan
manajemen, pelayanan yang cepat, tepat,
KUADRAN 3 KUADRAN 1
KUADRAN 4 KUADRAN 2
Tabel 1. Hasil analisis matrik SWOT IFRS Tingkat IV Slamet Riyadi Surakarta
IFAS KEKUATAN KELEMAHAN
1. Dukungan Direktur RSI 1. Komunikasi tenaga farmasi
Pati terhadap Unit dengan tenaga kesehatan lain
Farmasi sebagai revenue belum efektif
center RS 2. Sarana prasarana dan fasilitas
2. Harga obat relatif terjangkau kurang memadai
3. Sistem komputerisasi untuk 3. Kepatuhan terhadap
menunjang pelayanan formularium
4. Kondisi keuangan IFRS 4. Kuantitas dan kualitas SDM yang
5. Adanya visi dan misi, job kurang memadai
EFAS description yang jelas serta 5. Pelayanan konsultasi obat
Prosedur tetap . 6. Promosi RS dan IFRS belum
6. Kepuasan dan semangat maksimal
kerja karyawan yang tinggi 7. Kunjungan tenaga farmasi ke
7. Hubungan kerja yang cukup bangsal
baik antar karyawan 8. Kotak saran dan kritik dalam
8. Kinerja IFRS cukup rangka evaluasi kinerja IFRS
memuaskan 9. Minimnya dukungan bagi
9. Letak RS dan IFRS cukup pelatihan SDM
strategis 10. Tidak adanya dukungan
10. Kecepatan waktu pelayanan financial dari pusat
PELUANG STRATEGI S O STRATEGI W O
1. Hubungan yang baik dan jumlah 1. Mengoptimalkan kerjasama 1. Peningkatan kualitas dan
pemasok obat/PBF dengan IFRS dengan supplier untuk kuantitas SDM menuju
2. Pergeseran paradigma drug oriented ke memenuhi kebutuhan obat pelayanan farmasi klinik
patient oriented 2. Pengelolaan obat secara efektif 2. Melakukan koordinasi antara
3. Kebijakan pemerintah dan efisien dengan pengetahuan farmasi , dengan PFT dan
4. Pasien ASKES, Jemkesmas dan PKMS farmakoekonimi tenaga kesehatan lain
5. Kepuasan pasien terhadap pelayanan 3. Mengoptimalkan pasien ASKES, 3. Membuka kotak saran dan
kefarmasian Jamkesmas dan PKMS penanganan keluhan pelanggan
6. Harapan pasien terhadap kunjungan 4. Memberlakukan reward dan 4. Mencari sponsor bagi
tenaga farmasi ke bangsal-bangsal punishment pengembangan SDM
7. Akreditasi RS 5. Menekan harga obat dengan 5. Membuka layanan konsultasi
8. Pengembangan jenis spesialisasi discount dari farmasi dan obat secara terbatas
pelayanan kunjungan farmasi ke bangsal
9. Studi banding ke RS lain
10. Kesiapan petugas menerima resep,
perhatian pada waktu tunggu dan
pelayanan 24 jam.
ANCAMAN STRATEGI S T STRATEGI W T
1.Penguasaan sumber informasi dan 1. Peningkatan kualitas sarana dan 1. Koordinasi dengan PFT dan
kualitas SDM untuk menghadapi prasarana serta penambahan bagian lainnya dalam
persaingan jasa. fasilitas IPTEK. pelayanan farmasi
2.Persaingan dengan IFRS lainnya 2. Penambahan jumlah tenaga 2. Peningkatan kualitas SDM
3.Berkembangnya product substitution farmasi melalui pembelajaran mandiri
4.Ketidakpuasan terhadap informasi 3. Membentuk tim promosi dan dan pemberian motivasi
obat litbang 3. Peningkatan pengetahuan
5.Belum adanya personil dan hasil reset 4. Melakukan studi banding tentang farmakoekonomi
bagi pengembangan IFRS dengan IFRS lain yang lebih 4. Melakukan penelitian terhadap
6.Perhatian dan penanganan keluhan unggul kepuasan pelanggan.
secara serius oleh IFRS 5. SK pemberlakuan Formularium 5.Membuat leaflet/brosur-brosur
7.Belum tersedianya petugas pada jam- promosi dan informasi
jam sibuk
8.Akreditasi lanjutan
9.Keterjaringan obat
10. Perubahan kepemimpinan RS
Vol.~8,HARTONO
32 2011 STRATEGI PENGEMBANGAN INSTALASI FARMASI
J. FARMASI ~
Indonesia
3232
Matrik SWOT menggambarkan bagaimana Slamet Riyadi Surakarta adalah strategi untuk
manajemen dapat mencocokkan peluang- meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber
peluang dan ancaman-ancaman eksternal yang daya manusia.
dihadapi IFRS Tingkat IV Slamet Riyadi
Surakarta dengan kekuatan dan kelemahan
Kesimpulan
internalnya, untuk menghasilkan empat
rangkaian alternatif strategi. Berbagai strategi 1. Posisi IFRS Tingkat IV Slamet Riyadi
tersebut dapat diringkas menjadi 4 macam Surakarta berada pada kuadran 1 yang
alternatif strategi di IFRS Tingkat IV Slamet berarti bahwa IFRS Tingkat IV Slamet Riyadi
Riyadi Surakarta. Empat strategi itu adalah Surakarta memiliki kekuatan internal yang
lebih besar daripada kelemahannya serta
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas
memiliki peluang yang lebih besar daripada
sumber daya manusia.
ancaman yang dihadapi.
2. Peningkatan pengelolaan perbekalan
farmasi 2. Strategi yang diterapkan di IFRS Tingkat IV
3. Peningkatan kualitas sarana dan Slamet Riyadi Surakarta adalah mendukung
prasarana serta fasilitas IPTEK kebijakan pertumbuhan yang agresif.
4. Melakukan riset, studi banding dan 3. Strategi alternatif yang dapat diterapkan
pengembangan instalasi farmasi rumah untuk pengembangan IFRS Tingkat IV
sakit. Surakarta antara lain :
Menurut Umar (2004), keempat strategi di atas
a. Meningkatkan kualitas dan
merupakan satu kesatuan yang harus
kuantitas sumber daya manusia.
dilaksanakan secara bersama-sama, dengan
melihat kondisi internal dan eksternal dapat b. Peningkatan pengelolaan
dilakukan prioritas yang diutamakan, dengan perbekalan farmasi
menentukan alternatif analisis The Quantitatif c. Peningkatan kualitas sarana dan
Strategic Planning Matrix (QSPM). Hasil analisis prasarana serta fasilitas IPTEK
dengan menggunakan matrik QSP strategi
d. Melakukan riset, studi banding dan
alternatif dengan Total Attractive Score (TAS),
pengembangan instalasi farmasi
diperoleh hasil seperti terlihat pada tabel.
rumah sakit.
Tabel 2. Hasil Analisis Matrik QSP
No. Strategi Nilai
Meningkatkan kualitas dan Daftar Pustaka
1. 7,52
kuantitas sumber daya manusia Anonim., 1993, Peraturan Menteri Kesehatan
Meningkatkan pengelolaan Nomor : 918/Menkes/Per/X/19993 tentang
2. 7,44
perbekalan farmasi Pedagang Besar Farmasi, Departemen
Meningkatkan kualitas sarana dan Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
3. 7,37
prasarana serta fasilitas IPTEK
Melakukan riset, studi banding Anonim., 2009b, Undang-Undang Republik
4. dan pengembangan Instalasi 7,29 Indonesia No.44 tentang Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik
Farmasi Rumah Sakit
Indonesia, Jakarta.
Berdasarkan analisis Matrik QSP maka
Anthony, R.N. Dearden, J. Bedford, N.M., 1992,
strategi meningkatkan kualitas dan kuantitas
Sistem pengendalian manajemen
sumber daya manusia sehingga strategi yang (Management Control Systems),
dianggap paling baik dan menjadi pilihan utama diterjemahkan oleh Ir. Agus Maulana
untuk diimplementasikan di IFRS Tingkat IV MSM, Edisi 5, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Vol. 8, 2011 STRATEGI PENGEMBANGAN INSTALASI FARMASI ~ 33
Arikunto, S., 1996, Prosedur Penelitian Suatu Manajemen Rumah Sakit, Universitas
Pendekatan Praktek, Edisi Revisi ke-3. Gadjah Mada.
Jakarta: Rineka Cipta. Shahim, A. SERVQUAL and Model of Service
Astuti W., 2010, Strategi Pengembangan Quality Gaps : A Framework for
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Tingkat IV Determining and Prioritizing Critical
Madiun dengan Metode SWOT , Tesis, Factors in Delivering Quality Services.
USB, Surakarta. Departement of Management, University of
Isfahan, Iran.
Azwar, S., 2008, Reliabilitas dan Validitas,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Siregar, C.J.P., 2003, Farmasi Rumah Sakit Teori
Brotowasito., 1993, Kebijaksanaan dan Penerapan, Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Pengembangan Rumah Sakit Dalam
Pembangunan Jangka Panjang Tahap II, Som, A. 2008, Innovative Human Resource
Jakarta: Konggres PERSI. Management and Corporate Perfomance in
Daft, R.L., 2006, Management (Manajeman), the Context of Economic Liberalization in
Ed.6, diterjemahkan oleh Edward India. The International Journal of Human
Tanujaya, S.E., MSc dan Shirly Tiolina, S.E, Resource Management, Vol. 19, Hal
Penerbit Salemba Empa, Jakarta. 1278-1297.
Sugiarto, Dergibson, Lasmono, Denny., 2001,
Hunger, J.D., Wheelen TL. 1996, Manajemen
Teknik Sampling, Jakarta: PT. Gramedia
Strategis, Ed ke-2, Julianto A, penerjemah;
Pustaka Utama.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Jackson, S.E. Joshi, A. Erhardt, N.L. 2003, Recent Suwarsono, M., 2004, Manajemen Strategik :
Research on Team and Organiz ational Konsep dan Kasus, Edisi ketiga, UPP AMP
156 YKPN, Yogyakarta.
Diversity : SWOT Analysis and
Implications. Journal of Management, Vol. Trisnantoro, L., 2005, Prinsip-prinsip
29, Hal 801-830. Manajemen Strategi Rumah Sakit,
Knox, S. 2004, Positioning and Branding Your Yogyakarta: MMPK UGM.
Organisation, Journal of Product and Brand Umar, H., 1999, Riset Strategi Perusahaan,
Management, Vol. 13. Hal 105-115. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, P., 2002, Marketing Management, Hall Umar, H., 2002, Strategic Management in
International Inc, New Jersey Millenium Action. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Edition. Prentice. Utama.
Kotler, P. dan Keller, K., 2007, Manajemen Vargo, S.L. Lusch, R.F. 2004, Evolving to a New
Pemasaran. Jilid 1. Ed ke-12. Jakarta: PT. Dominant Logic for Marketing, Journal of
Indeks. Marketing. Vol. 68. Hal 1-17.
Rangkuti, F., 2008, Analisis SWOT Teknik Yastrawati, R., 2010, Perencanaan Strategi
Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Pengembangan Instalasi Farmasi Rumah
Konsep Perencanaan Strategis Untuk Sakit Umum Daerah Kota Madiun, Tesis,
Menghadapi Abad 21, Jakarta: PT. Surakarta: Program Studi Magister
Gramedia Pustaka Utama. Manajemen Rumah Sakit, Universitas Setia
Budi.
Satibi., 2000, Perencanaan Strategi Manajemen
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Panti Rapih Zeithaml,V.A., Parasuraman, A., Berry, L.L.,
Yogyakarta Menuju Pharmaceutical Care, 1993, Research note: More on Improving
Tesis, Yogyakarta: Program Studi Magister Service Quality Measurement Journal of
Retailing, Vol. 69, Spring, 140-147.