Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

KATARAK

1. Pengertian Kekeruhan pada lensa yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan


(visus) yang paling sering berkaitan dengan proses degenerasi lensa pada
pasien usia di atas 40 tahun (katarak senilis). Penyebab lain katarak adalah
glaukoma, uveitis, trauma mata, serta kelainan sistemik seperti Diabetes
Mellitus, riwayat pemakaian obat steroid dan lain-lain. Katarak biasanya
terjadi bilateral, namun dapat juga pada satu mata (monokular).
2. Anamnesis 1. Pasien datang dengan keluhan penglihatan menurun secara perlahan
seperti tertutup asap/kabut.
2. Keluhan disertai ukuran kacamata semakin bertambah, silau dan sulit
membaca.
3. Pemeriksaan Fisik 1. Visus menurun.
2. Refleks pupil dan Tekanan Intra Okular normal.
3. Tidak ditemukan kekeruhan kornea.
4. Terdapat kekeruhan lensa yang tampak lebih jelas setelah dilakukan
dilatasi pupil dengan tetes mata tropikamid 0.5%.
5. Pemeriksaan iris shadow test positif.Uji pola jalan

4. Kriteria Diagnosis Diagnosis penyakit ini ditegakkan berdasarkan hasil yang didapat dari
anamnesis dan pemeriksaan ofthamologi.
Criteria lensa katarak:
1. Perubahan protein
2. Edema
3. Nekrosis
4. Serabut robek
5. Diagnosis Kerja Katarak
6. Diagnosis Kelainan refraksi Komplikasi Glaukoma
Banding
7. Pemeriksaan 1. USG untuk menyingkirkan adanya kelainan lain pada mata selain katarak
Penunjang 2. Biometri untuk mengukur power IOL jika pasien akan dioperasi katarak
3. Retinometri untuk mengetahui prognosis tajam penglihatan setelah
operasi
8. Tata Laksana: Tatalaksana
1. Penatalaksanaan non bedah untuk visus lebih baik atau sama dengan 6/12,
yaitu pemberian kacamata dengan koreksi terbaik.
2. Jika visus masih lebih baik dari 6/12 tetapi sudah mengganggu untk
melakukan aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan pasien atau ada
indikasi medis lain untuk operasi, pasien dapat dilakukan operasi katarak
3. Tatalaksana pasien katarak dengan visus terbaik kurang dari 6/12 adalah
operasi katarak berupa EKEK + IOL atau fakoemulsifikasi + IOL dengan
mempertimbangkan ketersediaan alat, derajat kekeruhan katarak dan
tingkat kemampuan ahli bedah
4. Operasi katarak dilakukan menggunakan mikroskop operasi dan peralatan
bedah mikro, di mana pasien dipersiapkan untuk implantasi IOL
5. Ukuran IOL dihitung berdasarkan data keratometri serta pengukuran
biometri A-scan
6. Apabila tidak tersedia peralatan keratometri dan biometri ukuran IOL
dapat ditentukan berdasar anamnesis ukuran kacamata yang selama ini
dipakai pasien. IOL standar power +20.00 dioptri, jika pasien
menggunakan
kacamata, power IOL standar dikurangi dengan ukuran kacamata.
Misalnya pasien menggunakan kacamata S -6.00 maka dapat diberikan
IOL power +14.00 dioptri
7. Operasi katarak bilateral (operasi dilakukan pada kedua mata sekaligus
secara berturutan) sangat tidak dianjurkan berkaitan dengan risiko pasca
operasi (endoftalmitis) yang bisa berdampak kebutaan. Tetapi ada
beberapakeadaan khusus yang bisa dijadikan alasan pembenaran dan
keputusan tindakan operasi katarak bilateral ini harus dipikirkan sebaik
baiknya.
8. Perawatan pasca operasi (jika ada tindakan operasi)
9. Frekuensi pemeriksaan pasca bedah ditentkan berdasarkan tingkat
pencapaian visus optimal yang diharapkan.
10. Pada pasien dengan rrisiko tinggi, seperti pada pasien dengan satu mata,
mengalami komplikasi intraoerasi atau ada riwayat penyaki mata lain
sebelumnya seperti uveitis, glaucoma dan lain-lain, maka pemeriksaan
harus dilakukan satu hari setelah operasi.
11. Pada pasien yang dianggap tidak bermasalah baik keadaan pre operasi
maupun intra operasi serta diduga tidak akan mengalami komplikasi
lainnya maka dapat mengikuti petunjuk pemeriksaan lanjutan (follow up)
sebagai berikut:
a. Kunjungan pertama: dijadwalkan dalam kurun waktu 2448 jam setelah
operasi (untuk mendeteksi dan mengatasi komplikasi dini seperti
kebocoran luka yang menyebabkan bilik mata depan dangkal, hipotonus,
peningkatan tekanan intaraokular, edema kornea ataupun tanda-tanda
peradangan.)
b. Kunjungan kedua: dijadwalkan pada hari ke 4-7 setelah operasi jika tidak
dijumpai masalah pada kunjungan pertama, yaitu untuk mendeteksi dan
mengatasi kemungkinan endoftalmitis yang paling sering terjadi pada
minggu pertama pasca operasi
c. Kunjungan ketiga: dijadwalkan sesuai dengan kebutuhan pasien di mana
bertujuan untuk memberikan kacamata sesuai dengan refraksi terbaik
yang diharapakan.
12. Obat-obatan yang digunakan pasien pasaca operasi bergantung dari
keadaan mata serta disesuaikan dengan kebutuhan. Tetapi penggunaan
tetes mata kombinasi antibiotika dan steroid harus diberikan kepada
pasien untuk digunakan setiap hari selama minimal 4 minggu pasca
operasi.
9. Edukasi 1. Memberitahu keluarga bahwa katarak adalah gangguan penglihatan yang
(Hospital Health dapat diperbaiki.
2. Memberitahu keluarga untuk kontrol teratur jika sudah didiagnosis
Promotion) katarak agar tidak terjadi komplikasi
10. Prognosis Ad vitam : bonam
Jika dilakukan operasi:
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens -
12. Tingkat -
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis KSM Mata
14. Indikator 1. Visus kembali normal
2. Tidak terjadi komplikasi

Anda mungkin juga menyukai