Anda di halaman 1dari 11

KASUS 4

Data tambahan untuk melengkapi pengkajian sebelumnya adalah :


Jumlah total kematian untuk bayi (0-12 bulan), balita (1-5 tahun), ibu hamil, ibu bersalin, dan kematian kasar
adalah sebanyak 153 orang. Pada UPT Puskesmas Ciumbuleuit terdapat 5 kematian pada golongan bayi (0-12
bulan) karena IUFD dan asphiksia, balita (1-5 tahun) sebanyak 1 kematian karena DBD. Kematian pada ibu hamil
dan ibu bersalin tidak ditemukan di UPT Puskesmas X. Penyebab kematian untuk usia 5 tahun keatas ditemukan
sebagian besar golongan usia lanjut yang disebabkan oleh penyakit degenerative. Data ini sebagai dasar acuan
untuk penanganan dan perencanaan program lansia yang lebih optimal. 10 pola penyakit penderita umum yang
datang berobat ke UPT Puskesmas X dengan penyakit ISPA Non Spesifik ada diurutan teratas, disusul oleh
myalgia dan hipertensi. Tingginya kasus-kasus penyakit degenerative serta timbulnya kasus-kasus penyakit yang
disebabkan oleh Perilaku (pola pikir, pola makan, dan gaya hidup serta diperberat oleh faktor genetk) diatas
merupakan sasaran untuk meningkatkan pelayanan kesehatan usia lanjut. Dari data-data yang terkumpul, tim
perawat komunitas melanjutkan tahapan asuhan keperawatan komunitas lainnya.
Data Objektif Penarikan Diagnosa
1. Curah hujan yang tinggi di 3 kelurahan Tingginya angka kejadian penyakit ISPA di daerah UPT
2. 10 penyakit paling umum ISPA menjadi nomor 1 Puskesmas X berhubungan dengan:
3. Beberapa daerah kesulitan menjangkau pelayanan 1. Keterbatasan akses ke pelayanan kesehatan di
kesehatan beberapa daerah
2. Kurangnya pendidikan kesehatan berkaitan dengan
ISPA (gejala, asuhan keperawatan mandiri)
3. Kurangnya sosialisasi gaya hidup sehat (seperti
membuka ventilasi rumah)
1. Penyebab kematian untuk usia 5 tahun keatas Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia
ditemukan sebagian besar golongan usia lanjut. di UPT Puskesmas X berhubungan dengan :
2. Tingginya kasus-kasus penyakit degeneratif serta 1. Keterbatasan akses ke pelayanan kesehatan di
timbulnya kasus-kasus penyakit yang disebabkan beberapa daerah
perilaku. 2. Kurangnya pendidikan kesehatan berkaitan dengan
3. Beberapa daerah kesulitan menjangkau pelayanan penyakit degeneratif dan kesehatan lansia
kesehatan
1. Ada riwayat kasus kematian bayi akibat IUFD Resiko terjadinya peningkatan angka kematian bayi di UPT
sebanyak 5 kasus Puskesmas X berhubungan dengan:
2. Beberapa daerah kesulitan menjangkau pelayanan
1. Keterbatasan akses ke pelayanan kesehatan di
kesehatan
beberapa daerah
2. Kurangnya pendidikan kesehatan untuk ibu hamil
(terutama berkaitan dengan IUFD)
1. Ada riwayat kasus kematian balita akibat DBD Resiko terjadinya peningkatan angka kematian balita di
sebanyak 1 kasus UPT Puskesmas X berhubungan dengan:
2. Keadaan geografis: berada di dataran tinggi (700-750
1. Keterbatasan akses ke pelayanan kesehatan di
mdpl), curah hujan yang tinggi di 3 kelurahan (2400
beberapa daerah
mm3 ) 2. Kurangnya pendidikan kesehatan untuk keluarga
3. Beberapa daerah kesulitan mencapai fasilitas dalam mengenali penyakit DBD

pelayanan kesehatan 3. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan gaya


hidup sehat terutama untuk memberantas vektor
DBD (gerakan 3M)

Pengkajian
Menurut teori Betty Neuman ; Health Care System, dan teori Anderson ; Community as a Partner , pengambilan
data di komunitas terdiri dari 3 hal, yaitu data inti, sub-sistem, dan persepsi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengkajian komunitas adalah
- Data menyeluruh
- Menggunakan sumber data yang relevan
- Dilakukan secara sistematis
- Didoumentasikan
- Dikelompokkan
- Dianalisis dengan pengetahuan yang relevan
Diagnosa
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama, yaitu :
1) (P) Problem (masalah) : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
2) (E) Etiologi (penyebab) : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yang meliputi :
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
b. Lingkungan fisik, biologi, psikologi dan sosial.
c. Interaksi perilaku dan lingkungan.
3) (S) Sign atau Siymptom (tanda atau gejala) : informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosa,
serangkaian petunjuk timbulnya masalah.
Perumusan diagnosa keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1) Dengan rumus PES
2) Dengan rumus PE
Jadi menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2 komponen tersebut diatas,
disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Kemampuan masyarakat untuk mengnanggulangi masalah.
2) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3) Partisipasi dan peran serta masyarakat.
Sedangkan menurut Mueke, 1984 terdiri dari :
1) Masalah .... Sehat .... Sakit .....
2) Karakteristik populasi
3) Karakteristik lingkungan (epidemiologi triangle)
Menurut Logan & Dawkins, 1986 terdiri dari :
Diagnosis Resiko : ............. (masalah)
Diantara : ............. (komuniti)
Sehubungan dengan : ............. (karakteristik komuniti dan lingkungan)
Dimanifestasikan oleh : ............. (indikator kesehatan/analisa data)
Perencanaan
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut: (Mubarak,
2009).
1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui kegiatan musyawarah masyarakat
desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan
Intervensi
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah
(1) kemitraan (partnership) :
Perawat spesialis komunitas perlu membangun dukungan, kolaborasi, dan koalisi sebagai suatu mekanisme
peningkatan peran serta aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi
implementasi
(2) pemberdayaan (empowerment)
Perawat spesialis komunitas ketika menjalin suatu kemitraan dengan masyarakat maka dirinya juga harus
memberikan dorongan kepada masyarakat.
(3) Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mengurangi disabilitas serta
mengaktualisasikan potensi kesehatan yang dimiliki oleh individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
(4) Proses kelompok
Proses kelompok merupakan salah satu strategi intervensi keperawatan yang dilakukan bersama-sama
dengan masyarakat melalui pembentukan sebuah kelompok atau kelompok swabantu (self-help group).
(Hitchcock, Schubert, & Thomas 1999; Helvie, 1998).
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Evaluasi

Jangka Panjang Jangka Pendek Kriteria Sasaran

1 Tingginya angka kejadian Setelah dilakkan Setelah dilakukan 1. Berkoordinasi Masyarakat 1. 90% masyarakat di
penyakit ISPA di daerah UPT tindakan tindakan dengan aparat memahami UPT Puskesmas X
keperawatan keperawatan selama pemerintah dan pengertian, menyebutkan
Puskesmas X berhubungan
sealama 2 minggu 3x30 menit masyarakat penyebab, tanda dan pengertian,
dengan: diharapkan masyarakat di UPT dalam membuat gejala, akibat, penyebab, tanda
1. Keterbatasan akses msyarakat di UPT Puskesmas X akses jalan ke pencegahan serta dan gejala, akibat,
Peskesmas X diharapkan : pelayanan cara perawatannya pencegahan serta
ke pelayanan
terhindar dari 1. Pengetahuan kesehatan penyakit ISPA cara perawatannya
kesehatan di penyakit ISPA masyarakat 2. Membuat penyakit ISPA
beberapa daerah tentang ISPA puskesling untuk 2. 80% keluarga yang
dengan cara keadaan darurat memiliki anggota
2. Kurangnya
menyebutkan dalam keluarga yang
pendidikan kesehatan pengertian, memberikan terserang gejala
berkaitan dengan penyebab, pelayanan ISPA
ISPA (gejala, asuhan tanda dan kesehatan memeriksakan diri
gejala, 3. Bina hubungan ke pelayanan
keperawatan akibat, saling percaya kesehatan
mandiri) pencegahan antara mahasiswa
serta cara dengan
perawatanny masyarakat
a 4. Berikan
pendidikan
kesehatan tentang
pengertian,
penyebab, tanda
dan gejala,
akibat,
pencegahan serta
cara
perawatannya.
5. Lakukan
penyebaran
leaflet tentang
penyakit ISPA
2 Resiko terjadinya Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Berkoordinasi 1. Peningkatan 1. 90% Lansia dan
peningkatan angka kesakitan tindakan tindakan dengan aparat pengetahuan Keluarga Lansia
pemerintah dan masyarakat dapat menyebutkan
pada lansia di UPT keperawatan keperawatan
masyarakat dalam tentang cara tentang penyakit
Puskesmas X berhubungan selama 2 minggu selama 3x30 menit membuat akses perawatan lansia degeneratif dan cara
dengan : diharapkan Lansia Lansia di UPT jalan ke pelayanan 2. Adanya motivasi perawatannya.
kesehatan lansia dalam 2. 80% lansia secara
1. Keterbatasan akses Di UPT Puskesmas Puskesmas
2. Membuat memeriksakan rutin memeriksakan
ke pelayanan X dapat diharapkan : puskesling untuk kesehatan secara kesehatan ke
kesehatan di meningkatkan keadaan darurat rutin posbindu/pelayanan
1. Pengetahuan dalam kesehatan
beberapa daerah status kesehatan
Lansia memberikan 3. 70% lansia
2. Kurangnya lansia dengan pelayanan mengikuti program
tentang
pendidikan kesehatan optimal kesehatan lansia seperti
perawatan
berkaitan dengan 3. Kaji tingkat prolanis dan senam
penyakit pengetahuan lansia
penyakit degeneratif Keluarga Lansia
degeneratif
dan kesehatan lansia tentang perawatan
dan
penyakit
perubahan- degeneratif pada
perubahan lansia dan
perubahan-
pada lansia
perubahan pada
2. Keluarga lansia
Lansia 4. Berikan
mampu pendidikan
kesehatan tentang
menjelaskan pengertian, tanda
tentang dan gejala,
perawatan penyebab serta
akibat dan cara
penyakit
perawatan Lansia
degeneratif dengan penyakit
pada lansia degeneratif.
5. Motivasi Lansia
3. Pengetahuan
untuk melakukan
keluarga pemeriksaan
tentang cara kesehatan
6. Lakukan
merawat
penyebaran leaflet
lansia tentang penyakit
dengan degeneratif pada
lansia
penyakit
7. Menghidupkan
degeneratif, kembali program
dengan cara yang mendukung
kesehatan lansia,
mampu
seperti prolanis
menyebutkan dan senam lansia.
pengertian,
penyebab,
tanda dan
gejala, akibat
serta
perawatan
lansia
dengan
penyakit
degeneratif

3 Resiko terjadinya Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Berkoordinasi 1. Peningkatan 1. 90% ibu hamil dan
peningkatan angka kematian tindakan tindakan dengan aparat pengetahuan ibu keluarga dapat
keperawatan keperawatan selama pemerintah dan hamil tentang menyebutkan
bayi di UPT Puskesmas X
selama 2 minggu 3x30 menit masyarakat dalam IUFD tentang IUFD dan
berhubungan dengan: diharapkan ibu masyarakat di UPT membuat akses 2. Adanya cara pencegahan
hamil dapat Puskesmas X jalan ke pelayanan motivasi ibu 2. 80% ibu hamil
1. Keterbatasan akses meningkatkan diharapkan : kesehatan hamil untuk mengunjungi
ke pelayanan status kesehatan 1. Angka 2. Membuat pemeriksaan pelayanan kesehatan
kesehatan di ibu dan janin kematian puskesling untuk antenatal secara untuk melakukan
secara optimal bayi di keadaan darurat rutin. antenatal care
beberapa daerah sampai dengan puskesmas dalam memberikan
2. Kurangnya persalinan. berkurang pelayanan
menjadi kesehatan
pendidikan kesehatan
70%. 3. Kaji tingkat
untuk ibu hamil 2. Pengetahuan pengetahuan ibu
(terutama berkaitan ibu hamil hamil dan keluarga
dan keluarga tentang pengertian,
dengan IUFD)
dengan tanda dan gejala,
IUFD penyebab, faktor
dengan cara resiko dan
menyebutkan pencegahan IUFD
pengertian, 4. Berikan pendidikan
tanda dan kesehatan tentang
gejala, tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala,
faktor resiko penyebab, faktor
serta resiko dan
pencegahan pencegahannya
IUFD
5. Motivasi Ibu hamil
dan keluarga
untuk melakukan
pemeriksaan
antenatal
6. Lakukan
penyebaran leaflet
tentang IUFD
4 Resiko terjadinya Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Berkoordinasi 1. Peningkatan 1. 90% ibu hamil dan
peningkatan angka kematian tindakan tindakan dengan aparat pengetahuan keluarga dapat
keperawatan keperawatan selama pemerintah masyarakat menyebutkan
balita di UPT Puskesmas X
selama 2 minggu 3x30 menit dan tentang DBD tentang DBD dan
berhubungan dengan: diharapkan dapat masyarakat di UPT masyarakat 2. Masyarakat menerapkan gerakan
meningkatkan Puskesmas X dalam memahami 3M
1. Keterbatasan akses status kesehatan diharapkan : membuat pengertian, 2. Semua keluarga
ke pelayanan balita secara 1. Angka akses jalan ke penyebab, tanda yang memiliki
kesehatan di optimal kematian pelayanan dan gejala, anggota keluarga
balita di kesehatan akibat, yang terserang gejala
beberapa daerah puskesmas X 2. Membuat pencegahan serta DBD memeriksakan
2. Kurangnya berkurang. puskesling cara diri ke pelayanan
pendidikan kesehatan 2. Pengetahuan untuk keadaan perawatannya kesehatan
masyarakat darurat dalam penyakit DBD
untuk keluarga dalam
tentang DBD memberikan 3. Masyarkat
mengenali penyakit dengan cara pelayanan menerapkan
DBD menyebutkan kesehatan gerakan 3M
pengertian, 3. Kaji tingkat untuk
3. Kurangnya
tanda dan pengetahuan memberantas
pengetahuan gejala, masyarakat vektor penyebab
masyarakat akan penyebab, tentang DBD.
faktor resiko pengertian,
gaya hidup sehat
serta tanda dan
terutama untuk pencegahan gejala,
memberantas vektor 3. Masyarakat penyebab,
DBD (gerakan 3M) mampu faktor resiko
menerapkan dan
gaya hidup pencegahan
sehat DBD
terutama 4. Berikan
untuk pendidikan
memberantas kesehatan
vektor DBD tentang
(gerakan tentang
3M) pengertian,
tanda dan
gejala,
penyebab,
faktor resiko
dan
pencegahanny
a DBD
5. Berikan
penyuluhan
tentang cara
memberantas
vektor gerakan
3M
6. Lakukan
penyebaran
leaflet tentang
DBD

Anda mungkin juga menyukai