Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI

DIAMBIL DARI LAPORAN KERJA PRAKTEK

Sistem Pengolahan Limbah Cair PT. Istana Cipta Sembada, Banyuwangi

DISUSUN OLEH :

1.Karina Martia P 21080114120022

2.Khaerul Anwar 21080114120023

3.Fitri Ayu Lestari 21080114120025


ANALISIS PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PT. ISTANA CIPTA SEMBADA

PT Istana Cipta Sembada merupakan salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang
bergerak di bidang seafood (pengolahan dan pemasaran udang, pengolahan dan pemasaran ikan
teri), dan Food Distribution.
Saat ini PT Istana Cipta Sembada telah mempunyai empat wilayah proses produksi, yaitu :
1. Wilayah A
Merupakan wilayah proses potong kepala (PK)
2. Wilayah B
Merupakan wilayah proses kupas, pisah warna (PW), sortasi, penimbangan, dan susun
udang di atas inner
3. Wilayah C
Merupakan wilayah proses inkubasi dan Value Added
4. Wilayah D
Merupakan wilayah packing/pewadahan

1. IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR


Limbah yang dihasilkan proses produksi PT. Istana Cipta Sembada secara umum dibedakan
menjadi dua, yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa kulit dan kepala udang
yang dihasilkan unit potong kepala dan kupas. Limbah padat langsung dikumpulkan dalam
gudang khusus untuk didistribusikan pada sentra industri lain seperti industri trasi dan industri
susu. Sedangkan limbah cair diperlakukan (perlu diolah/tidak) sesuai karakteristik masing-
masing. Berikut klasifikasi limbah PT. Istana Cipta Sembada.
Proses Pengolahan
Udang

Wilayah A Wilayah B Wilayah C Wilayah D

Limbah Padat Limbah Cair I Limbah Cair II Limbah Cair III

Gudang IPAL Dibuang langsung


Penyimpanan di halaman

Kolam Outlet

Sungai atau saluran Area pembuangan


air untuk pertanian sederhana

Klasifikasi Limbah PT. Istana Cipta Sembada

Karakteristik Limbah Cair


1. Limbah cair I (Proses Wilayah A dan B)
Terdiri dari air buangan mengandung chlorine, rambut, kulit, kepala, usus dan
daging udang, serta padatan kasar (pasir, size, kertas).
Karakteristik Fisik Limbah Cair
Tanggal Warna Suhu (C) pH
1 Coklat keruh 22 7
2 Coklat agak kemerahan 19 7
3 Coklat tua keruh 19,5 7,2
4 Coklat keruh 22,5 7
5 Coklat keruh 23,5 7,1
6 Coklat muda keruh 22 6,9
7 Coklat keruh 21 6,8
8 Coklat keruh 22 6,8
9 Coklat keruh 23,5 7
10 Coklat keruh 23,5 6,8
11 Coklat keruh 23,5 7
Tanggal Warna Suhu (C) pH
12 Coklat keruh 23 7
13 Coklat keruh 23 7
14 Coklat keruh 23 7
15 Coklat tua keruh 23 7,2
16 Coklat keruh 22 7
17 Coklat keruh 22 7
18 Coklat tua keruh 21,5 7
19 Coklat keruh 22,5 7
20 Coklat keruh 22,5 7,1
21 Coklat keruh 22 7
22 Coklat keruh 21 6,9
23 Coklat keruh 19 6,8
24 Coklat keruh 22,5 7
25 Coklat keruh 23 7,2
26 Coklat keruh 22,5 7,1
27 Coklat keruh 23 7,2
28 Coklat keruh 23 7

2. Limbah Cair II (Proses Wilayah C Value Added)


Terdiri dari air buangan sisa rendaman udang dengan Sodium tripoliphosphat
(STPP), Brifisol NP-30 (zat adiktif berfungsi sama dengan STPP tetapi tidak
mengandung phosphat), dan garam.
Efluen yang dihasilkan wilayah C mempunyai warna yang berbeda tergantung
udang yang diproses. Untuk udang windu, warna efluen yang dihasilkan biru keruh
kehitaman, untuk udang putih, efluen yang dihasilkan berwarna keruh kecoklatan,
namun pada dasarnya, serbuk STPP berwarna putih.

3. Limbah Cair III (Proses Wilayah D Unit Packing)


Terdiri dari air buangn proses pelepasan inner pan dan perbaikan Contact Plate
Freezer. Efluen berasal dari proses pelepasan block dari inner pan tanpa penambahan
senyawa apapun. Block yang dihasilkan proses pembekuan sangat padat sehingga kecil
kemungkinan terdapat kototan atau bagian udang yang yang terlepas dari block dan ikut
terbuang. Hal tersebut menyebabkan limbah dari unit packing relatif masih jernih dan
tidak berbau dengan pH antara 7-7,2. Suhu efluen rendah disebabkan block yang
dilepaskan dari inner pan berasal dari Contact Plate Freezer dengan suhu CPF -45C.

Karakterisktik Umum Limbah Wilayah A dan B, C, dan D


Limbah Cair I Limbah Cair II Limbah Cair III
Karakter
(Wilayah A dan B) (Wilayah C) (Wilayah D)
FISIK 1. Suhu 19 23,5 C 1. Pekat berlendir 1. pH 7 7,2
2. Fluktuasi debit 2. Tidak berbau 2. Bening, tidak
tinggi 3. Suhu rendah berbau, tidak perlu
3. Warna umum treatment
coklat keruh dan 3. Suhu rendah <
berbau khas udang 20C
KIMIA 1. pH 6,8 7,2 1. pH 9,7 10,1 pH antara 7 7,2
2. BOD 1600 mg/l 2. Mengandung
3. COD 3735 mg/l Tetrasodium
4. TSS 250 mg/l pyrophosphate
5. Mengandung chlor 3. Mengandung STPP
0,0053% (kadar 4. Mengandung Sodium
6%) bikarbonat, asam
sitrit, Pb < 1ppm.
Arsenik < 0,06 ppm

Secara umum sumber limbah dan proses pembuangan limbah PT Istana Cipta Sembada
dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Limbah berasal dari wilayah A dan wilayah B
Limbah wilayah ini langsung diangkut menuju IPAL untuk diolah sebelum dibuang ke
saluran air di luar area pabrik
2. Limbah berasal dari wilayah C
Limbah unit value added ini dibuang langsung ke halaman pabrik tanpa proses
pengolahan terlebih dulu
3. Limbah berasal dari wilayah D
Limbah unit packing / pengemasan langsung dibuang ke sungai irigasi/saluran air di
luar area pabrik

2. METODE PENGAMBILAN SAMPLE AIR LIMBAH


a. Pengambilan sampel air limbah
Ruang lingkup
Instruksi kerja ini mencakup tata cara pengambilan sampel air limbah serta
bagaimana menentukan titik pengambilan sampel di Waste Water Treatment.

Tujuan
Memberikan pedoman dalam pengambilan sampel sehingga sample yang akan
dianalisa mewakili air limbah yang ada.
Definisi dan/atau singkatan
N/A
Data teknis
N/A
Referensi dan/atau dokumen pendukung
N/A
Tindakan keselamatan dan kesehatan kerja
o Operator wajib menggunakan peralatan safety (masker dan sepatu boat)
o Gayung/botol sampel harus dilengkapi dengan tali/bertangkai
o Segera cuci tangan/bagian badan lain yang terkena percikan sampel dengan
air
Peralatan dan bahan kimia
Siapkan botol tertutup berwarna gelap, bersih, kering dengan volume 500 ml
Cara kerja
a) Siapkan botol tertutup berwarna gelap, bersih, dan kering
b) Beri label botol sesuai dengan tempat dan jenis sampel yang diambil
c) Tentukan titik pengambilan sampel, dengan ketentuan sebagai berikut:
- Apabila area yang diambil luas dan dalam, maka diambil pada
kedalaman 1 meter dan 0,5 meter dari dinding tangki
- Apabila areanya sempit dan dangkal, maka diambil titik yang
pencampurannya merata/homogen
- Apabila tersedia sampling valve, maka titik pengambilan sampel ada
pada sampling valve tersebut
d) Bilas botol sampel dengan sampel yang akan diambil
e) Isi botol dengan sampel sampai penuh dan segera tutup rapat
f) Bawa segera sampel ke laboratorium dan lakukan analisa
Tindakan perbaikan dan pencegahan
Air bekas cucian botol sampel dibuang lagi ke area pengambilan sampel.

b. Pengujian MLSS/SS
Ruang lingkup
Instruksi kerja ini diaplikasikan untuk mengukur konsentrasi padatan yang
tersuspensi pada air yang dipergunakan di produksi kertas (air proses) dan air
limbah dengan konsentrasi dibawah 825 mg/L. Jika konsentrasi 825 mg/L
harus dilakukan pengenceran terlebih dahulu sehingga konsentrasinya di bawah
batas tersebut.
Tujuan
Sebagai pedoman untuk mengukur konsentrasi padatan yang tersuspensi pada
air proses dan air limbah.
Definisi dan/atau singkatan
MLSS : Mix Liquor Suspended Solid
SS : Suspended Solid
Data teknis
N/A
Referensi dan/atau dokumen pendukung
DR/2000 Spectrophotometer Handbook
Tindakan keselamatan dan kesehatan kerja
o Dianjurkan menggunakan kacamata pelindung untuk menghindari percikan
saat melakukan pengocokan
o Sesudah melakukan analisa, cuci tangan sampai bersih
Peralatan dan bahan kimia
Spectrophotometer HACH-DR/2000
Kuvet 25 ml
Pipet volume 25 ml
Gelas ukur 50 ml
Tissue
Safety bulk
Aquadest
Cara kerja
a) Persiapan sampel
1. Ambil aquadest sebanyak 25 ml sebagai blangko dan 25 ml sampel
dengan menggunakan pipet yang telah dipasang safety bulk
2. Masukkan ke dalam kuvet yang berbeda untuk mengukur MLSS/SS
3. Bersihkan sisi-sisi kuvet dengan menggunakan tissue
b) Prosedur pengujian
1. Tekan power spectrophotometer, tunggu selama 15 detik
2. Tekan angka 630 kemudian tekan read enter
3. Setting panjang gelombang dengan memutar pengatur panjang
gelombang sampai menunjukkan 810 nm, kemudian tekan read enter
4. Masukkan kuvet yang berisi blangko, kemudian tekan zero
5. Blangko yang diambil dan diganti dengan kuvet yang berisi sampel yang
akan diuji lalu tekan read enter
6. Catat angka yang muncul pada display
7. Matikan alat dengan menekan tombol power
8. Bersihkan alau\t-alat yang telah digunakan dan letakkan sesuai dengan
tempatnya.
Tindakan perbaikan dan pencegahan
o Hindarkan spectrophotometer dari tumpahan air
o Apabila terjadi abnormal pada alat pengujian, segera hubungi Instrument &
Electric untuk dicari permasalahannya dan dilakukan perbaikan
o Jika kuvet sudah kusam, bersihkan dengan menggunakan asam pekat agar
bersih kembali dan pembacaan spectrophotometer terjaga akurasinya.

Menurut SNI 6989.59 : 2008 tentang Metoda Pengambilan Contoh Air Limbah, Metode grab
sampling adalah metode pengambilan sampel air limbah yang diambil sesaat pada satu lokasi
tertentu. Alat pengambil contoh harus memenuhi persayaratan sebagai berikut:
terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh
mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya
contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan tersuspensi
di dalamnya
mudah dan aman di bawa
kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian.
Wadah yang digunakan untuk menyimpan contoh harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a) terbuat dari bahan gelas atau plastik poli etilen (PE) atau poli propilen (PP) atau teflon
(Poli Tetra Fluoro Etilen, PTFE);
b) dapat ditutup dengan kuat dan rapat;
c) bersih dan bebas kontaminan;
d) tidak mudah pecah;
e) tidak berinteraksi dengan contoh.

Pemilihan lokasi pengambilan sample yang sesuai sebagai berikut :


a) Lokasi pengambilan contoh air limbah industri harus mempertimbangkan ada atau tidak
adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
b) Contoh harus diambil pada lokasi yang telah mengalami pencampuran secara
sempurna.
Untuk keperluan pengendalian pencemaran air, contoh diambil pada 3 (tiga) lokasi, yaitu :
a) Pada perairan penerima sebelum tercampur limbah (upstream) (titik 4, Gambar 5)
b) Pada saluran pembuangan air limbah sebelum ke perairan penerima (titik 3, Gambar 5)
c) Pada perairan penerima setelah bercampur dengan air limbah (downsream), namun
belum tercampur atau menerima limbah cair lainnya (titik 5, Gambar 5).

3. PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL AIR LIMBAH


Menurut SNI 6989.59 : 2008 tentang Metoda Pengambilan Contoh Air Limbah,
prosedur pengambilan contoh untuk pengujian kualitas air adalah sebagai berikut :
a) siapkan alat pengambil contoh sesuai dengan saluran pembuangan
b) bilas alat dengan contoh yang akan diambil, sebanyak 3 (tiga) kali
c) ambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis dan campurkan dalam penampung
sementara, kemudian homogenkan
d) masukkan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis
e) lakukan segera pengujian untuk parameter suhu, kekeruhan dan daya hantar listrik, pH
dan oksigen terlarut yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan
f) hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan khusus
g) pengambilan contoh untuk parameter pengujian di laboratorium dilakukan pengawetan
seperti pada Lampiran B.

4. IPAL YANG DIGUNAKAN


Instalasi pengolah air limbah pada PT. Istana Cipta Sembada terdiri dari bak ekualisasi, kolam
anaerobik, kolam aerobik sistem lumpur aktif, dan sedimentasi sekunder. Screening tidak
termasuk dalam unit proses pengolahan limbah tetapi mempengaruhi kualitas efluen yang
masuk IPAL. Masing-masing unit pengolah limbah yang beroperasi memiliki desain yang akan
mempengaruhi karakteristik efluen yang dihasilkan. Desain yang ada sebaiknya sesuai dengan
kriteria desain yang terdapat pada referensi untuk mendapatkan kinerja unit pengolahan yang
efektif dan efisien.
Dimensi Masing-Masing Unit Pengolah Limbah
Dimensi (m)
No Nama Bentuk Volume (m3)
p l d
1 Ekualisasi Segi Empat 7 6,5 2,5 113,75
2 Kolam Anaerobik Segi Empat 20 6,4 4 512
3 Kolam Aerobik
-Utara Segi Empat 12,3 4,6 2,65 149,937
-Selatan Segi Empat 18,4 4,6 2,65 224,296
-Timur Segi Empat 18,4 4,6 2,65 224,296
-Barat Segi Empat 9,74 4,6 2,65 118,731
4 Sedimentasi II Segi Empat 3 3 2 18

Denah Pengolahan Limbah PT. Istana Cipta Sembada


1. Pengolahan fisik
a. Screening. Screen yang digunakan dibuat dari bahan senar mirip jaring ikan dengan
ukuran 5 mm dan dipasang pada tiga bak kontrol.
b. Ekualisasi. Bak ekualisasi berfungsi sebagai penampung limbah sementara,
penyeragam aliran, dan juga sebagai bak penangkap pasir (grit chamber) sederhana.
c. Transfer oksigen. Alat yang digunakan sebagai unit transfer oksigen dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu surface aerator dan diffuser.
2. Pengolahan biologis
a. Kolam anaerobik. Kolam anaerobic yang digunakan menerapkan sistem
pertumbuhan melekat. Media yang digunakan biasa disebut ram-raman. Bakteri
yang digunakan sebagai media biologis adalah jenis Streptococcus sp.
b. Kolam aerobik. Kolam aerobik secara keseluruhan menggunakan lumpur aktif.
Kolam dapat dikelompokkan menjadi kolam aerobik timur (6 kompartemen ganda),
kolam aerobik selatan (6 kompartemen ganda), dan kolam aerobik utara (4
kompartemen ganda) dilanjutkan dengan kolam aerobik barat (3 kompartemen
ganda)
c. Secondary clarifier. IPAL PT Istana Cipta Sembada menggunakan tiga unit
sedimentasi sekunder yang ditempatkan di bagian selatan, timur, dan barat. Untuk
menangkap lumpur agar tidak keluar bersama effluen, sedimentasi sekunder
dilengkapi dengan penyaring dari bahan ijuk yang dipasang di bawah saluran outlet

5. KUALITAS LIMBAH
Berdasarkan data debit limbah yang masuk IPAL, maka dapat dianalisa kualitas effluen
air limbah PT. Istana Cipta Sembada dibandingkan dengan standar baku mutu limbah cair.
Kualitas sampel diambil dari outlet pengolahan IPAL dengan pertimbangan apabila kualitas
outletnya telah memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan maka tidak perlu mempersoalkan
kualkitas inlet yang masuk pada unit pengolahan. Berikut hasil perbandingan kualitas effluent
perusahaan dengan baku mutu peraturan yang berlaku.

Perbandingan Kualitas Efluen Limbah Cair dengan Baku Mutu


Efluen Limbah SK
Gubernur
Influen Jatim
No Parameter
Limbah Juni Juli Agustus No.45
tahun
2002
1 Ph 6,8 7,2 7,05 6,8 6-9
2 TSS 250 16,7 20 9,6 100
3 BOD5 1600 68 76 54 100
4 COD 3735 136 144 120 200
Minyak
5 162 42 - 56,6 30
dan lemak

Sumber : Data Sekunder PT. Istana Cipta Sembada


Keterangan : (-) tidak diukur

a. pH
Pengukuran pH menjadi faktor penentu dalam proses biologis, yaitu proses
anaerobik dan activated sludge atau lumpur aktif. Hal ini dikarenakan pH
mempengaruhi kinerja bakteri yang berperan dalam degredasi materi organik, baik
dalam proses secara anaerob maupun proses lumpur aktif

pH Efluen IPAL PT. Istana Cipta Sembada


Bulan pH Baku Mutu*
Juni 7,2 6-9
Juli 7,05 6-9
Agustus 6,8 6-9
Sumber : Data Sekunder PT. Istana Cipta Sembada, 2004
Ket : *SK Gubernur Jawa Timur No. 45 Tahun 2002

pH air limbah yang dihasilkan berada pada rentang standar baku mutu yang
ditetapkan, yaitu 6-9. pH netral disebabkan sebagian besar bahan penolong yang
digunakan dalam proses pengolahan udang berupa air dan es tanpa penambahan zat
kimia selain chlorin yang dapat mempengaruhi kondisi limbah menjadi asam/basa
secara dominan. Oleh karena itu tidak diperlukan pengolahan khusus untuk
menetralkan pH.
b. BOD5
Pengujian BOD5 dilakukan oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(BAPEDAL) Banyuwangi. Pengambilan sampel dilakukan setiap bulan sekali,
sehingga data yang diperoleh adalah data bulanan.

BOD Efluen IPAL PT. Istana Cipta Sembada


Bulan BOD Baku Mutu*
Juni 68 100
Juli 76 100
Agustus 54 100
Sumber : Data Sekunder PT. Istana Cipta Sembada, 2004
Ket : *SK Gubernur Jawa Timur No. 45 Tahun 2002

Nilai BOD5 pada efluen masih memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan,
yaitu di bawah nilai 100. Hal ini menunjukkan bahwa proses pengolahan limbah di
IPAL berjalan optimal. Perbedaan mencolok nilai BOD antara Juli dan Agustus
disebabkan perbedaan debit limbah dan jumlah produksi udang sehingga
mempengaruhi efisiensi unit-unit IPAL.

c. COD
COD hasil dari unit pengolahan limbah menunjukkan nilai yang fluktuatif tiap
bulannya. Analisa COD hanya membutuhkan waktu 3 jam sedangkan analisa BOD5
memerlukan waktu 5 hari.

COD Efluen IPAL PT. Istana Cipta Sembada


Bulan COD Baku Mutu*
Juni 136 200
Juli 144 200
Agustus 120 200
Sumber : Data Sekunder PT. Istana Cipta Sembada, 2004
Ket : *SK Gubernur Jawa Timur No. 45 Tahun 2002

Unit pengolahan limbah PT. Istana Cipta Sembada berjalan optimal dibuktikan
dengan kualitas COD efluen masih memenuhi baku mutu yang berlaku, yaitu di bawah
200. Pengukuran COD dapat digunakan untuk memperkirakan nilai BOD5 karena untuk
mengontrol proses pengolahan air limbah. Diperlukan hasil analisa yang cepat.
d. TSS
Pengukuran TSS IPAL PT. Istana Cipta Sembada menentukan apakah dalam
unit pengolahan dperlukan treatment khusus mengingat dalam unit IPAL tidak
disediakan grit chamber.

Konsentrasi TSS Efluen IPAL PT. Istana Cipta Sembada


Bulan TSS (mg/L) Baku Mutu*
Juni 16,7 100
Juli 20 100
Agustus 9,6 100
Sumber : Data Sekunder PT. Istana Cipta Sembada, 2004
Ket : *SK Gubernur Jawa Timur No. 45 Tahun 2002

e. Minyak dan Lemak


Minyak yang terdapat pada influen IPAL PT. Istana Cipta Sembada berasal dari
oli dan pelumas mesin-mesin pendukung unit proses pengolahan udang seperti CPF.
Sedangkan lemak berasal dari proses pengolahan udang di mana kandungan lemak pada
udang sekitar 40-60%. Analisa sampel dilakukan oleh Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan (BAPEDAL) Banyuwangi.

Konsentrasi Minyak dan Lemak Efluen IPAL PT. Istana Cipta Sembada
Bulan Minyak dan Baku Mutu*
Lemak (mg/L)
Juni 42 30
Juli - 30
Agustus 56,6 30
Sumber : Data Sekunder PT. Istana Cipta Sembada, 2004
Ket : *SK Gubernur Jawa Timur No. 45 Tahun 2002
(-) tidak diukur
Kadar minyak dan lemak efluen menunjukkan nilai di atas baku mutu yang telah
ditetapkan. Kadar minyak dan lemak tinggi disebabkan tidak adanya unit khusus pada
IPAL yang berfungsi sebagai penangkap minyak dan lemak. Selain itu, minyak dan
lemak yang mengambang setiap hari pada bak ekualisasi dan unit aerob tidak segera
diambil oleh karyawan harian limbah sehingga memungkinakan masuk unit proses lain.

Beban Pencemaran Maksimum


Berdasarkan SK Gubernur No 45 tahun 2002 tentang Baku Mutu Limbah Cair, nilai BPA tidak
boleh lebih besar dari BPM, dan BPAi tidak boleh lebih besar dari BPMi. Pengukuran beban
pencemaran dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa tidak selamanya kualitas efluen dari
suatu IPAL yang memenuhi standar baku mutu tiap karakteristik tersebut, sesuai dengan batas
beban pencemaran yang dijinkan. Ada kalanya kualitas efluen IPAL telah memenuhi standar
baku mutu, tetapi beban pencemarannya melebihi standar baku mutu yang berlaku. Berikut
perhitungan beban pencemaran maksimum untuk menentukan mutu limbah cair.

BPM = Beban pecemaran maksimum

= (CM)j x Vm x f

di mana :

(CM)j = kadar maksimum unsur pencemar (mg/L)

Vm = volume limbah maksimum dalam peraturan (m3/ton bahan baku)

f = faktor konversi

BPA = Beban pencemaran sebenarnya (kg/ton bahan baku)

= (CA)j x DA/Pb x f

di mana :

(CA)j = kadar sebenarnya unsur pencemar (mg/L)

DA = debit limbah sebenarnya (m3/bulan)

Pb = Produksi sebenarnya dalam datu bulan (ton)

f = faktor konversi = 1/1000

BPMi = beban pencemaran maksimum per hari (kg/hari)

= BPM x Pb/H

BPAi = Beban pencemaran maksimum sebenarnya (kg/hari)

= (CA)j x Dp x f

di mana ; f = faktor konversi


= 1/1000

Hasil Perhitungan Beban Pencemaran PT. Istana Cipta Sembada


Hasil Pengukuran Beban Baku Mutu Beban
Pencemaran Pencemaran Maksimum
No Parameter BPAM
BPA (kg/ton BPAi BPMi
(kg/ton
Prod) (kg/hari) (kg/hari)
prod)
1 TSS 0,115 2,768 4 96,116
2 BOD5 0,648 15,571 4 96,116
3 COD 1,440 34,603 8 192,232
Minyak &
4 0,679 16,321 1,2 28,835
Lemak

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa semua parameter yang dianalisa pada IPAL PT.
Istana Cipta Sembada masih memenuhi standar baku mutu beban pencemaran maksimum yang
diijinkan.
DAFTAR PUSTAKA

SNI 6989.59 : 2008 tentang Metoda Pengambilan Contoh Air Limbah

Vinidya, Dian. 2006. Sistem Pengolahan Limbah Cair PT. Istana Cipta Sembada,
Banyuwangi. Laporan Kerja Praktek. Semarang : Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai