RS KASIH HERLINA
ii
7.2. Tujuan ............................................................................................................... 4
7.3. Tatalaksana Keselamatan Kerja........................................................................ 4
44
BAB VIII. Pengendalian Mutu ....................................................................................... 45
BAB IX. Penutup ............................................................................................................ 56
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. IRNA BEDAH DALAM A
Pelayanan yang diberikan meliputi :
a. Bedah
b. Dalam
c. Isolasi
4. IRNA BEDAH DALAM B
Pelayanan yang diberikan meliputi :
a. Bedah
b. Dalam
c. Paliatif
Fasilitas :
Tempat tidur pasien
Lemari pakaian
kamar mandi dalam
Kipas angin
Bel l pasi e n
c. Ruang Anyelir ( 2 ruang ) VIP
Ruang yang nyaman, tenang & mengutamakan privasi diharapkan dapat
mendukung proses pemulihan pasien. 1 kamar untuk 1 pasien.
Ruang Anyelir 1 untuk anak.
Ruang anyelir 2 untuk obstetric & gynecologi.
Bila ruang Anyelir 1 sudah terisi & ada pasien anak yang mau masuk lagi,
ditawarkan untuk memilih ruang lain.
Bila ruang Anyelir 2 sudah terisi & ada pasien obstetric gynecologi yang mau
masuk lagi, ditawarkan untuk memilih ruang lain.
Fasilitas :
Tempat tidur pasien
Lemari pakaian
Sofa untuk keluarga yang bisa digunakan untuk istirahat
TV
Telepon
AC
Lemari es
Wifi
Kamar mandi dalam
Soft drink 2 botol & air mineral 1 botol setiap hari, teh, kopi, susu sehari 2 x
sehari, paket buah saat datang atau diberikan besok bila pasien datang sore.
Makan 1 porsi untuk penunggu 1 x sehari
Voucher Rapha Spa untuk 1 orang penunggu bila pasien rawat inap minimal
7 hari
d. Ruang Kenanga ( 3 ruang ) VIP
Ruang yang nyaman, tenang & mengutamakan privasi diharapkan dapat
mendukung proses pemulihan pasien. 1 kamar untuk 1 pasien.
Fasilitas :
Tempat tidur pasien
Lemari pakaian
Sofa untuk keluarga yang bisa digunakan untuk istirahat
TV
Telepon
AC
Lemari es
Wifi
Kamar mandi dalam
Soft drink 2 botol & air mineral 1 botol setiap hari, teh, kopi, susu sehari 2 x
sehari, paket buah saat datang atau diberikan besok bila pasien datang sore.
Makan 1 porsi untuk penunggu 1 x sehari
Voucher Rapha Spa untuk 1 orang penunggu bila pasien rawat inap minimal
7 hari
e. Ruang Cempaka ( 2 ruang ) Utama A
Ruang yang nyaman, tenang & mengutamakan privasi diharapkan dapat
mendukung proses pemulihan pasien. 1 kamar untuk 2 pasien ( bisa diborong ).
Fasilitas :
Tempat tidur pasien terpisah dengan penyekat gorden
Lemari pakaian
Sofa untuk keluarga yang bisa digunakan untuk istirahat
TV
Lemari es
Kamar mandi dalam
Makan 1 porsi untuk penunggu 1 x sehari ( bila diborong )
Voucher Rapha Spa untuk 1 orang penunggu bila pasien rawat inap minimal
7 hari
f. Ruang Seruni ( 2 ruang ) Utama B
Ruang yang nyaman, tenang & mengutamakan privasi diharapkan dapat
mendukung proses pemulihan pasien. 1 kamar untuk 2 pasien ( bisa diborong ).
Fasilitas :
Tempat tidur pasien terpisah dengan penyekat gorden
Lemari pakaian
Sofa untuk keluarga yang bisa digunakan untuk istirahat
TV
Kamar mandi dalam
Makan 1 porsi untuk penunggu 1 x sehari ( bila diborong )
Voucher Rapha Spa untuk 1 orang penunggu bila pasien rawat inap minimal
7 hari (
g. Ruang Gladiol ( 2 ruang ) Kelas 1
Ruang yang nyaman, tenang & mengutamakan privasi diharapkan dapat
mendukung proses pemulihan pasien. 1 kamar untuk 2 pasien ( bisa diborong ).
Ruang Gladiol 1 untuk anak.
Ruang Gladiol 2 untuk obstetric & gynecologi .
Bila ruang Gladiol 1 sudah terisi & ada pasien anak yang mau masuk lagi,
ditawarkan untuk memilih ruang lain.
Bila ruang Gladiol 2 sudah terisi & ada pasien obstetric gynecologi yang mau
masuk lagi, ditawarkan untuk memilih ruang lain.
Fasilitas :
Tempat tidur pasien terpisah dengan penyekat gorden
Lemari pakaian
Sofa untuk keluarga yang bisa digunakan untuk istirahat
TV
Kamar mandi dalam
Makan 1 porsi untuk penunggu 1 x sehari ( bila diborong )
Voucher Rapha Spa untuk 1 orang penunggu bila pasien rawat inap minimal
7 hari
h. Ruang Lily ( 3 ruang ) Kelas 1
Ruang yang nyaman, tenang & mengutamakan privasi diharapkan dapat
mendukung proses pemulihan pasien. 1 kamar untuk 3 pasien.
Ruang Lily 1 & Lily 2 untuk anak, ruang Lily 3 untuk obstetric & gynecologi.
Fasilitas :
Tempat tidur pasien terpisah dengan penyekat gorden
Lemari pakaian
Kursi penunggu pasien
TV
Kamar mandi dalam
Voucher Rapha Spa untuk 1 orang penunggu bila pasien rawat inap minimal
7 hari (sesuai ketentuan yang berlaku)
i. Ruang Krisan ( 4 ruang ) Kelas 1
Ruang yang nyaman, tenang & mengutamakan privasi diharapkan dapat
mendukung proses pemulihan pasien. 1 kamar untuk 3 pasien.
Fasilitas :
Tempat tidur pasien terpisah dengan penyekat gorden
Lemari pakaian
Kursi penunggu pasien
TV
Kamar mandi dalam
Voucher Rapha Spa untuk 1 orang penunggu bila pasien rawat inap minimal
7 hari (sesuai ketentuan yang berlaku)
j. Ruang Kemuning ( 6 ruang ) Isolasi
Ruang yang nyaman, tenang & mengutamakan privasi diharapkan dapat
mendukung proses pemulihan pasien. 1 kamar untuk 1 pasien.
Ruang Kemuning 1, 2 & 3 untuk kasus penyakit menular kontak udara.
Ruang Kemuning 4, 5 & 6 untuk kasus penyakit menular kontak air.
Fasilitas :
Tempat tidur pasien
Lemari pakaian
Kursi penunggu pasien
Kamar mandi dalam
Voucher Rapha Spa untuk 1 orang penunggu bila pasien rawat inap minimal
7 hari (sesuai ketentuan yang berlaku)
k. Ruang Anggrek ( 2 ruang ) Isolasi
Ruang yang nyaman, tenang & mengutamakan privasi diharapkan dapat
mendukung proses pemulihan pasien. 1 kamar untuk 1 pasien.
Ruang Anggrek 1 untuk kaasus anak dengan penyakit menular.
Ruang Anggrek 2 untuk kasus obstetric & gynecologi yang perlu perawatan
khusus.
Fasilitas :
Tempat tidur pasien
Lemari pakaian
Kursi penunggu pasien
Kamar mandi luar
Voucher Rapha Spa untuk 1 orang penunggu bila pasien rawat inap minimal
7 hari (sesuai ketentuan yang berlaku)
1.5.Landasan Hukum.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/XI/2009
Tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010
Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.
7. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
8. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
10. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997.
11. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 1999.
12. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
15. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
16. Dasar-Dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.
17. Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan D Departemen
Kesehatan 1991.
18. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis Indonesia Nomor
047/YBI/VII/2011 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Baptis Batu.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
17
10 tahun
7. Perawat IRI D3 Keperawatan IRI 9
pelaksana BLS
8. Pekarya IRI SMA setara Dasar-dasar 1
keperawatan
Universal
Precaution
9. Kepala BD A S1 Keperawatan Managemen 1
Instalasi atau D 3 Bangsal
Keperawatan BLS
dengan masa kerja
10 tahun
10. Perawat BD A D3 Keperawatan BLS 12
pelaksana
11. Pekarya BD A SMA setara Dasar-dasar 1
keperawatan
Universal
Precaution
12. Kepala BD B S1 Keperawatan Managemen 1
Instalasi atau D 3 Bangsal
Keperawatan BLS
KUALIFIKASI
NO JABATAN IRNA JUMLAH
PENDIDIKAN PELATIHAN
dengan masa kerja
10 tahun
13. Perawat BD B D3 Keperawatan BLS 9
pelaksana
14. Pekarya BD B SMA setara Dasar-dasar 1
keperawatan
Universal
18
Precaution
4) Bidan
(1) 6 hari kerja yang terbagi 4 shift, yaitu :
Shift pagi : jam 07.00 14.00 WIB
Shift middle : jam 09.00 16.00 WIB
jam 10.00 17.00 WIB
jam 11.00 18.00 WIB
1
jam 12.00 19.00 WIB
Shift siang : jam 14.00 21.00 WIB
Shift malam : jam 21.00 07.00 WIB
(2) Daftar jaga dibuat oleh Kepala Instalasi.
5) Pekarya
(1) 6 hari kerja yang terbagi 4 shift, yaitu :
Shift pagi : jam 07.00 14.00 WIB
Shift middle : jam 09.00 16.00 WIB
jam 10.00 17.00 WIB
jam 11.00 18.00 WIB
jam 12.00 19.00 WIB
Shift siang : jam 14.00 21.00 WIB
Shift malam : jam 21.00 07.00 WIB
(2) Daftar jaga dibuat oleh Kepala Instalasi.
BAB III
STANDAR FASILITAS
4) Standar alat pencatatan & pelaporan di ruang rawat inap RS. Baptis Batu
Dengan kapasitas 30 pasien.
NO NAMA BARANG RATIO RS.BAPTIS BATU
1. Formulir pengkajian awal 1:1 1:1
2. Formulir rencana 1:5 1 : 1 atau sesuai kasus
3. Formulir perkembangan 1 : 10 1 : 10
4. Formulir observasi 1 : 10 1 : 10
5. Formulir resume 1:1 1:1
6. Formulir catatan 1 : 10 1 : 10
7. Formulir Medik lengkap 1:1 1:1
8. Formulir Laboratorium 1:3 1:3
9. Formulir Rontgen 1:2 1:2
10. Formulir permintaan darah 1:1 1:1
11. Formulir keterangan 5 lembar / bulan 5 lembar / bulan
12. Resep 10 buku / bulan 10 buku / bulan
13. Formulir konsul 1:5 1:5
14. Formulir permintaan 1:1 1:1
15. Formulir permintaan obat 1:1 1:1
16. Buku Ekspidisi 10 / ruangan / 10 / ruangan / tahun
17. Buku Register pasien 4 / ruangan/ tahun 4 / ruangan/ tahun
18. Buku Folio 4 / ruangan/ tahun 4 / ruangan/ tahun
19. White Board 1 / ruangan 1 / ruangan
20. Perforator 1 / ruangan 1 / ruangan
21. Staples 1 / ruangan 1 / ruangan
22. Pensil 5 / ruangan 2 / ruangan
23. Spidol White Board 6 / ruangan 2 / ruangan
24
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Dokter, Perawat
Kamar Ruang Linen
Petugas RS
Operasi Bersih
Rujuk
Ruang
Ruang Rawat Inap Linen Kotor
Pulang
APS
Spoolhoek
Bagian Pendaftaran
IRJ IGD
1
Pasien + Pengantar Pasien + Pengantar
2
4.2 Alur Dokter, Perawat, Petugas RS.
1) Akan dinas
(1) Dokter
Masuk ruang pos perawat / menemui perawat sebelum ke ruang pasien. Untuk
dokter tamu setiap akan visite pasien, masuk lewat UGD untuk mengambil kartu
pengenal & dipakai untuk menunjukkan identitasnya.
(2) Perawat
Masuk ruang perawat untuk menyimpan tas & ganti baju bila perlu.
(3) Petugas RS
Masuk ruang pos perawat / menemui perawat sebelum mengerjakan pekerjaannya.
2) Selesai dinas
(1) Dokter
Masuk ruang pos perawat / menemui perawat setelah selesai. Untuk dokter tamu
kembali ke UGD untuk mengembalikan kartu pengenal.
(2) Perawat
Masuk ruang perawat untuk mengambil tas & ganti baju bila perlu.
(3) Petugas RS
Masuk ruang pos perawat / menemui perawat setelah mengerjakan pekerjaannya.
3) Di rujuk ke RS lain
(1) Dokter memeriksa pasien & dinyatakan rujuk
(2) Dokter mengerjakan status pasien
(3) Perawat telpon RS rujukan
(4) Perawat telpon petugas supervisi kalo ada rujukan (petugas supervisi
menyiapkan ambulans & tenaga )
(5) Perawat mengerjakan status pasien
(6) Perawat memberikan informasi ke pasien/keluarga kapan harus ke kasir
(7) Petugas farmasi mengerjakan status pasien
(8) Petugas kasir rawat inap mengerjakan status pasien
(9) Petugas kasir rawat inap telpon ruangan kalau keluarga bisa menyelesaikan
administrasi
(10) Keluarga ke kasir rawat inap
(11) Keluarga ke ruang pos perawat
(12) Perawat ruangan melihat bukti pembayaran
(13) Perawat ruangan menjelaskan discharge planning & resume pasien (bila perlu)
(14) Pasien diantar ke ambulans
(15) Pasien diserahkan ke perawat yang merujuk
4) Meninggal
(1) Dokter memeriksa pasien & dinyatakan meninggal
(2) Perawat telpon petugas pastoral untuk pendampingan keluarga
(3) Dokter mengerjakan status pasien
(4) Perawat mengerjakan status pasien (perawat yang lain merawat jenasah &
selesai perawatan jenasah di bawa ke kamar jenasah oleh petugas keamanan)
(5) Perawat memberikan informasi ke pasien/keluarga kapan harus ke kasir
(6) Petugas farmasi mengerjakan status pasien
(7) Petugas kasir rawat inap mengerjakan status pasien
(8) Petugas kasir rawat inap telpon ruangan kalau keluarga bisa menyelesaikan
administrasi
(9) Keluarga ke kasir rawat inap
(10) Keluarga ke ruang pos perawat
(11) Perawat ruangan melihat bukti pembayaran
(12) Perawat menyerahkan surat kematian kepada keluarga.
(13) Perawat telpon petugas keamanan kalau keluarga sudah menyelesaikan
administrasi
(14) Petugas keamanan menyerahkan surat pengambilan jenasah yang sebelumnya
sudah ditandatangani oleh keluarga sebagai pengambil jenasah & petugas
keamanan sebagai petugas yang menyerahkan jenasah.
(15) Jenasah di masukkan kendaraan atau ambulans.
(16) Petugas keamanan menyerahkan surat pengambilan jenasah ke ruang
perawatan.
(17) Bila keluarga minta jenasah langsung dibawa tanpa masuk kamar jenasah,
tetap dikenakan administrasi pemakaian kamar jenasah karena sesuai aturan
bahwa setiap pasien yang meninggal harus diobservasi selama 2 jam di RS.
Jadi jenasah bisa di bawa pulang 2 jam setelah kematian.
37
PERSEDIAAN JUMLAH PERSEDIAAN JUMLAH
NO NO
BARANG BARANG BARANG BARANG
7 Pemasangan lampu 4 Kalibrasi
tidur isolasi 7 Tensimeter 1
8 Renovasi ruang 5 Kalibrasi syring
isolasi 7 pump 1
6 Tensi meter digital 2
ALKES 7 Stetuskope 4
1 Pagar TT 5 8 Manometer 02 3
2 Perbaikan putaran 9 Oksimeter finger 1
TT 5
3 Roda TT 5
38
BAB VI KESELAMATAN
PASIEN
6.1 Pengertian.
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi penilaian resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan. Keselamatan pasien di ruang rawat inap merupakan
hal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada pasien, mengingat perawatan
pada pasien rawat inap membutuhkan perhatian yang lebih & membutuhkan penanganan
jangka panjang yang perlu keseriusan dari tenaga kesehatan untuk menghindari terjadinya
kesalahan penanganan dalam praktiknya. Kejadian yang mengacu pada keselamatan pasien
diantaranya pasien terjatuh dari tempat tidur, pasien diberi obat salah, tidak ada obat/alat
emergensi, tidak ada oksigen, tidak ada alat penyedot lendir, tidak tersedia alat pemadam
kebakaran, dan pemakaian obat.
6.2 Tujuan.
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di RS
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan
1
warna kuning pada gelang identitas & bila pasien ada alergi diberi pin warna
merah pada gelang identitas.
(3) Ada 2 identitas yang digunakan, yaitu nama dan tanggal lahir yang disesuaikan
dengan tanda pengenal resmi.
(4) Identifikasi digunakan sebelum pemberian obat, sebelum pemberian transfusi
darah, sebelum pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium &
pemeriksaan radiologi, sebelum dilakukan tindakan medis.
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Menggunakan teknik SBAR ( Situation, Background, Assesment, Recommendation )
dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar
pemberi layanan.
Situation
Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
Background
Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
Assesment
Hasil pengkajian kondisi pasien terkini.
Recommendation
Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini.
Dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan writeback,
readback & reconfirm.
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Obat-obat high alert tidak disimpan di ruang rawat inap.
Obat-obat NORUM / LASA dapat ditemukan di daftar obat NORUM / LASA.
Obat-obat emergensi disimpan dalam troli emergensi terkunci & dipastikan selalu
tersedia & harus diganti segera jika jenis & jumlahnya sudah tidak sesuai lagi
dengan daftar yang ditempel dalam troli emergensi. Perbekalan farmasi &
penguncian troli dikontrol oleh farmasi & kepala instalasi.
Setiap pasien yang mendapatkan terapi (obat) harus disertai resep yang ditulis oleh
dokter pemberi terapi.
Penyediaan obat dilakukan oleh apoteker. Petugas farmasi menyediakan obat setiap
hari & dibedakan menurut jam pemberian obat sehingga memudahkan perawat untuk
memberikan obat ke pasien.
Pemberian obat harus memperhatikan 7 benar : Benar pasien, Benar Indikasi, Benar
Obat, Benar Dosis, Benar cara pemberian, Benar waktu pemberian & Benar
dokumentasi.
Pembagian obat menggunakan troli obat (kecuali jumlah obat & pasien sedikit
karena jam pemberian obat yang berbeda dengan pasien lain bisa memakai baki obat
). Sebelum obat diberikan ke pasien, obat ditunjukkan ke pasien dengan tujuan
pasien tahu obat apa saja yang diberikan saat itu.
Jam pemberian obat diseragamkan.
Obat tetes mata/hidung/telinga
1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 06.00 12.00 18.00 - - -
4 dd 06.00 12.00 18.00 22.00 - -
6 dd 06.00 10.00 14.00 18.00 21.00 24.00
Suppositoria
1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 06.00 12.00 18.00 - - -
Per oral
Pagi 08.00 - - - - -
Siang 12.00 - - - - -
Sore 18.00 - - - - -
Malam 20.00 12.00 18.00 22.00 - -
2 dd 08.00 20.00 - - - -
3 dd 08.00 12.00 18.00 - - -
4 dd 08.00 12.00 16.00 20.00 - -
Nebulizer
1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 04.00 12.00 20.00 - - -
4 dd 04.00 10.00 16.00 22.00 - -
Pemberian obat di lakukan oleh perawat sesuai dengan uraian tugasnya masing
masing . Perawat yang masih orientasi boleh memberikan obat dengan pengawasan
perawat senior, dan di lakukan evaluasi untuk menentukan kapan perawat orientasi
boleh memberikan obat sendiri.
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
Penandaan lokasi operasi oleh dokter operator yang dilakukan di ruangan pasien
sebelum dilakukan operasi ( untuk operasi terencana ). Bila operasi dilakukan segera
( dari UGD ), penandaan bisa dilakukan di kamar operasi.
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Untuk mengurangi resiko infeksi, semua petugas di rumah sakit melakukan kebersihan
tangan pada 5 momen yang telah ditentukan, yaitu :
1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sesudah kontak dengan pasien
3) Sebelum tindakan asepsis
4) Sesudah terkena cairan tubuh pasien
5) Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Ada 2 cara cuci tangan yang digunakan :
1) Handwash
Dengan air mengalir
Waktunya 40 60 detik
2) Hand rub
Dengan air berbasis alcohol
Waktunya 20 30 detik
6. Pengurangan resiko pasien jatuh
1) Setiap tempat tidur di pasang pagar pengaman.
2) Setiap pasien dilakukan penilaian resiko jatuh dengan menggunakan metode Morse
Fall Scale.
3) Pengkajian resiko jatuh dilakukan oleh perawat & kemudian dapat dijadikan dasar
pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut.
4) Perawat memasang pin kuning pada gelang identitas pasien & tanda resiko pasien
jatuh di tempat tidur bila pasien beresiko jatuh & memberitahu pasien dan atau
keluarga maksud pemasangan pin tersebut.
5) Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala dua kali sehari atau jika
terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan.
6) Jika ada pasien jatuh dilakukan tatalaksana pasien jatuh & membuat laporan
insiden keselamatan pasien.
Bila terjadi insiden di ruang rawat inap, pelaku & yang mengetahui kejadian membuat laporan
insiden keselamatan pasien dalam waktu 2 x 24 jam. Selanjutnya diserahkan komite keselamatan
pasien rumah sakit untuk di proses serta mencari solusi untuk mengurangi resiko.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1 Pengertian.
Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik
itu bagi pekerjanya,perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan disekitar
tempat kerja tersebut.
7.2 Tujuan.
a. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS. Kasih Herlina
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
c. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
d. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, pelayanan rawat inap harus mempunyai suatu
ukuran yang menjamin peningkatan mutu. Dalam kegiatan peningkatan mutu pelayanan rawat
inap perlu ada suatu program yang terencana dan berkesinambungan sebagai pedoman bagi
pelayanan rawat inap dalam mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut sehingga tercapai
peningkatan mutu pelayanan yang diharapkan. Indikator yang digunakan adalah dengan
menggunakan SPM ( Standar Pelayanan Minimal ). Adapun Standar Pelayanan Minimal di unit
rawat inap adalah :
Definisi Pemberi Pelayanan rawat inap adalah dokter dan tenaga perawat
Operasional yang kompeten (minimal D3)
Frekuensi 6 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter dan perawat yang memberi pelayanan di ruang
rawat inap yang sesuai dengan ketentuan
Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang bertugas di rawat
inap
Sumber data Kepegawaian
Standar 100 %
Definisi Operasional Pengaman adalah peralatan yang dipasang pada tempat tidur pasien agar
tidak jatuh dari tempat tidur
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Denominator Jumlah seluruh tempat tidur rawat inap yang ada di rumah sakit
Standar .100 %
Definisi Operasional Pengaman adalah pegangan tangan yang dipasang di kamar mandi untuk
membantu pasien agar tidak jatuh di dalam kamar mandi
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kamar mandi di ruang rawat inap yang mempunyai pengaman
Denominator Jumlah seluruh kamar mandi yang ada di ruang rawat inap yang ada di
rumah sakit
Sumber data Register rawat jalan poliklinik spesialis
Standar 100 %
48
pengumpul data
Numerator Jumlah pasien dalam satu bulan yang mempunyai dokter sebagai
penanggung jawab
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
\Standar 100 %
49
tanggungjawabnya, yang dilakukan antara jam 08.00 sampai dengan
14.00
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa tiap tiga bulan
Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 sampai dengan 14.00
yang disurvei
Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvei
Standar 100 %
Numerator jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan
50
Sumber data rekam medis
Standar 1,5 %
Definisi Operasional Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dialami oleh pasien yang
diperoleh selama dirawat di rumahsakit yang meliputi dekubitus,
phlebitis, sepsis, dan infeksi luka operasi
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa tiap tiga bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi nosokomial dalam satu
bulan
Denominator Jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan
Standar 9%
51
Definisi Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama di rawat baik
operasional akibat jatuh dari tempat tidur, di kamar mandi, dsb, yang berakibat
kecacatan atau kematian
Frekuensi tiap bulan
pengumpulan data
Periode analisis tiap bulan
Numerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah pasien
yang jatuh dan berakibat kecacatan atau kematian
Denominator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
Sumber data rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Unit rawat inap
10. Pasien Rawat Inap Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan Strategi DOTS
Judul Pasien Rawat Inap Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan Strategi
DOTS
Dimensi Mutu Akses, efisiensi
52
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani dengan
strategi DOTS
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani di rumah
sakit dalam waktu tiga bulan
Sumber data Register rawat inap, register TB 03 UPK
Standar 100 %
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah Pencatatan dan pelaporan tuberculosis yang lengkap dan tepat
waktu
Denominator 12
Standar 60%
53
12. Kejadian Pulang Paksa
Judul Kejadian Pulang Paksa
Dimensi mutu efektivitas, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya penilaian pasien terhadap efektivitas pelayanan
Rumahsakit
Definisi pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau keluarga pasien
operasional sebelum diputuskan boleh pulang oleh dokter
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan
Denominator jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan
Sumber data rekam medis
Standar 5 %
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
1
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
Pelayanan rawat inap adalah bagian pelayanan dari RS Kasih Herlina yang memberikan
pelayanan dengan mengutamakan mutu & keselamatan pasien. Dengan adanya pedoman
pelayanan rawat inap diharapkan dapat membantu dalam memberikan pelayanan khususnya di
rawat inap. Sehingga asuhan pelayanan pasien dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan yang berdampak terhadap peningkatan jumlah kunjungan pasien karena kepercayaan
masyarakat terhadap RS Kasih Herlina.