Anda di halaman 1dari 2

A.

Patofisiologi

Leokemia limfoid atau limfositik akut (acute lymphoid, lymphocitis, leukemia (ALL) adalah kanker
jaringan yang menghasilkan leokosit. Dihasilkan leukosit yang imatur atau abnormal dalam
jumlah berlebihan dan leukosit-leukosit tersebut menyusup ke berbagai organ tubuh. sel-sel
leukemik menyusup ke dalam sumsum tulang mengganti unsur-unsur sel yang normal.
Akibatnya, timbul anemia dan dihasilkan eritrosit dalam jumlah yang tidak mencukupi. Timbul
perdarahan akibat menurunnya jumlah trombosit yang bersikulasi. Infeksi juga terjadi lebih
sering karena berkurangnya jumlah leukosit. Penyusupan sel-sel leukemik ke dalam organ-organ
vital menimbulkan hepatomegali, spinomegali dan limfadenopati.

Leukemia nonlimfoid akut mencakup beberapa jenis leukemia berikut: leukemia (ANLL)
mencakup beberapa jenis leukemia berikut : leukemia mieloblastik akut, leukemia monoblastik
akut dan leukemia `monoblastik akut dan leukemia mielositik akut. Timbul disfungsi sumsum
tulang menyebabkan menurunnya jumlah eritrosit, neurofil dan trombosit. Sel-sel leukemik
menyusupi limfonodus, limpa, hati, tulang dan sistem saraf pusat (SSP) selain organ-organ
reproduksi. Kloroma atau sarkoma granulositik dipertemukan pada sejumlah anak yang terkena.

Insidens

ALL

1. Leukemia adalah jenis kanker pada anak yang paling umum terjadi, ALL bertanggug jawab
untuk 80% kasus leukemia pada anak
2. Insidens paling tinggi terjadi pada anak-anak yang berusia antara 3 dan 5 tahun
3. Anak perempuan menunjukan prognosis yang lebih baik dari pada anak laki-laki
4. Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih baik sedikit dan angka
kelangsungan hidup rata-rata yang juga lebih rendah

ANLL

1. Tidak ada usia insidens puncak


2. ANLL mencakup 15 % sampai 25 5 kasus leukemia pada anak
3. Risiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang mempunyai kelainan kromosom
bawaan seperti sindrom Down
4. Lebih sulit dari ALL dalam hal menginduksi remisi (angka remisi 70&)
5. Remisinye lebih singkat daripada pada anak-anak dengan ALL
6. Lima puluh persen anaka yang mengalami pencangkokan sumsum tulang memiliki remisi
berkepanjangan

B. Manifestasi klinis
1. Bukti anemia, perdarahan dan infeksi
a. Demam
b. Keletihan
c. Pucat
d. Anoreksia
e. Petekia dan perdarahan
f. Nyeri sendi dan tulang
g. Nyeri abdomen yang tidak jelas
h. Berat badan turun
i. Pembesaran dan fibrosis organ-organ sistem retikuloendotelial-hati, limpa dan
limfonodus

2. Peningkatan tekanan intrakranial karena infiltrasi meninges


a. Nyeri dan kaku kuduk
b. Sakit kepala
c. Iritabilitas
d. Letargi
e. Muntah
f. Edema papil
g. Koma

3. Gejala-gejala sitem saraf pusat yang berhubungan dengan bagian sistem yang terkena
a. Kelemahan ekstremitas bawah
b. Kesulitan berkemih
c. Kesulitan belajar, khususnya matematika dan hapalan (efek samping lanjut dari terapi)

C. Komplikasi
1. Gagal sumsum tulang
2. Infeksi
3. Hepatomegali
4. Splenomegali
5. Limfadenopati

Sumber buku :

Betz, Cecily L. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik Ed 3 . Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai