Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Semester VIII (Delapan) Jurusan
Kesehatan Lingkungan
Disusun oleh:
Bismillahirahmanirahim,
Puji dan syukur mari kita panjatkan ke-Hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan yang dimana
Laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi salah satu tugas akhir semester
VIII (delapan) di Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Bandung.
Dalam melaksanakan pembuatan Laporan ini, penulis telah mendapat banyak bantuan
baik moril maupun materil dari berbagai pihak, oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar besarnya
kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Osman Syarief, MKM., selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bandung.
2. Bapak Pujiono, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
3. Ibu Yosephina Ardiani Septiati, SKM., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Diploma
IV Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
4. Ibu Hj. Tati Ruhmawati, SKM., M.Ag. M.Kes, selaku Pembimbing Akademik.
5. Bapak H. Tatang Rony S., SH., M.H.Kes, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I.
6. Ibu Sri Slamet Mulyati, SKM., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Skripsi II.
7. Bapak Gunaras Danubrata, selaku Presiden Direktur PT. Sansan Saudaratex Jaya.
8. Ibu Dini Rahmayani, ST selaku pembimbing lapangan yang telah membimbing
selama masa Praktek Kerja Lapangan di PT. Sansan Saudaratex Jaya.
9. Ibu Andini Sri Kusuma Wardhani, selaku pembimbing lahan yang telah membimbing
selama masa Praktek Kerja Lapangan di PT. Sansan Saudaratex Jaya.
10. Ibu Alis Suryani, selaku orang tua penulis, terima kasih atas doa dan dukungan yang
telah diberikan kepada penulis.
11. M. Ramiz Abdul Jabbar, M. Yazid Gufran dan M. Adla Abdul Faza, selaku saudara
penulis, terima kasih atas dukungan dan semangat yang kalian berikan.
12. Hilyati Fairuza, selaku rekan PKL satu industri, terima kasih telah membantu penulis
dalam proses pembuatan Laporan PKL ini.
13. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Diploma IV Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Bandung Angkatan I, terima kasih atas semua masukan,
semangat dan dukungan yang kalian berikan. Sabuga menanti kita.
14. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis
dalam pembuatan Laporan PKL ini, penulis ucapkan terima kasih.
Sebagai seorang manusia, penulis tentunya tidak luput dari kesalahan.. Oleh karena itu,
penulis mohon maaf kepada pembaca apabila ada kesalahan baik dari segi penulisan, sumber,
maupun isi yang sekiranya kurang berkenan di hati para pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi itu PT Sansan didukung oleh
teknologi yang canggih dan tentunya dibantu oleh tenaga kerja ahli yang kompeten di
bidangnya. Selain itu juga didukung oleh kantor yang berlokasi di Hongkong yang dapat
membantu dalam menyediakan semua kebutuhan perusahaan, seperti halnya mesin-
mesin, accessories, material, dan lain-lain yang dibutuhkan dalam memproduksi produk
perusahaan. Dan untuk meningkatkan kedisiplinan karyawan dan staff perusahaaan
menerapkan beberapa nilai yang harus diterapkan, yaitu:
1. Integritas
Bahwa dengan memegang komitment perusahaan dapat menghasilkan produk-produk
yang sesuai dengan keinginan buyer dan perusahaan dapat membuktikan dengan
hasil-hasil, bukan hanya dengan kata-kata.
2. Kerjasama
Dengan adanya kerjasama yang erat, baik secara internal maupun eksternal (dengan
para supplier dan buyer) akan membawa perusahaan menuju sukses.
3. Konsistensi
Konsisten dalam segala hal yangdikerjakan dan dihasilkan.
4. Kualitas
Produk-produk perusahaan merupakan produk-produk yang lain daripada yang lain,
dan bahwa kami dapat mempertahankan kualitas yang terbaik ini dengan komitmen
dan melalui inovasi dan kreatifitas yang berkesinambungan.
5. Sumber Daya Manusia
Memiliki Sumber Daya Manusia yang kompeten dan credible, perusahaan dapat
menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan tuntutan market.
Setelah dua puluh tahun lebih PT Sansan Saudaratex Jaya sudah membuka beberapa
perusahaan dibeberapa kota, diantaranya : PT. Sansan Saudaratex Jaya Garment 2 (SS2)
(Cibeureum, Cimahi), PT. Sansan Saudaratex Jaya Garment 3 (SS3) (Semarang), PT.
Sansan Saudaratex Jaya Garment 5 (SS5) (Cimahi), PT. Sansan Saudaratex Jaya
Garment 8 (SS8) (Cibaligo), PT. Sansan Saudaratex Jaya Garment 9 (SS9)
(Tasikmalaya), dan beberapa pabrik didaerah lainnya termasuk salah satunya di luar
negeri, yaitu di Kamboja.
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Director
Marketing Factory & Production Quality Assurance Office Building HR Recruitment Compliance
Departemen Operational Manager Deputy Departement Maintanance & & Replacement IT Departement
Development HR Development
IT Strategy
Factory Unit 1 GA In Charge Material General According
Merchandising Logistic Service HR Personal & Painting
Factory Unit 2 Maintanance & Account
Tecnical Support GA In Charge Unit Security IT Application
Transportation Departement
Factory Unit 3 &
GA In Charge
Treasury
Shipping Factory Unit 5 Finishing Admin For Development
Intergrated Payroll and Benefit
Factory Unit 6 IT Network &
Warehouse Management
Factory Unit 8 Cost Operation Infrastructure
System &
IT Operational
Factory Unit 9 Environmental Budget Process
Pollution Control
Finishing
Facilities
Carton Box
Canteen, Mess,
Washing Cleaning
Service,
Embroidery
Stationary &
Sub Contract Expedition
Maintanance General Purchase
2.3 Produksi
PT Sansan menghasilkan berbagai jenis garment, dengan berbagai macam model, antara
lain jenis pakaian Men, Ladies, Children, dan Babies dengan total kapasitas mencapai
2,550,000 pieces per bulan. Produknya diakui oleh dunia karena kualitasnya, keseragaman
produknya, dengan harganya yang bersaing dan mereka secara konsisten terus melakukan
kerjasama dengan perusahaan.
2.4 Ketenagakerjaan
1. Nama Perusahaan : PT. SANSAN SAUDARATEX JAYA (UNIT I)
1. Penyehatan Air
2. Penyehatan Udara
3. Penyehatan Makanan dan Minuman
4. Pengelolaan Limbah Cair
5. Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah
6. Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diamati atau diperiksa, pada
praktik ini penulis yang menentukan besarnya sampel yang akan diambil. Sampel yang
diambil yaitu :
1) Penyehatan Air
Sebanyak 2 liter air bersih (air keran) untuk pemeriksaan kualitas fisik dan kimia,
sedangkan untuk pemeriksaan kualitas mikrobiologi air bersih sebanyak 1 botol kaca
(250 ml 500 ml).
2) Penyehatan Udara
Udara ambient di kantor dan ruang produksi di PT. Sansan Saudaratex Jaya untuk
pemeriksaan kualitas fisik udara (suhu, kelembaban, pencahayaan dan kebisingan)
3) Penyehatan Makanan dan Minuman
Dua jenis makanan vurnarable untuk pemeriksaan Angka Lempeng Total (ALT)
dan sampel usap alat makan. Sampel tersebut diambil di kantin PT. Sansan
Saudaratex Jaya.
4) Pengolahan Limbah Cair
Limbah Cair Domestik sebanyak 2 liter pada bak tempat mencuci piring di Kantin
PT. Sansan Saudaratex Jaya.
5) Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah
Timbulan sampah di TPS Sampah Produksi dan TPS Sampah Domestik.
6) Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu
Pengukuran kepadatan lalat dilakukan disekitar TPS dan dapur.
1. Wawancara
Wawancara dilakukan pada setiap divisi/departemen yang ertujuan untuk
mendapatkan data tentang keadaan kesehatan lingkungan meliputi kualitas air bersih,
kualitas limbah cair, kualitas makanan dan minuman, kualitas uadara, kepadatan
vektor dan binatang pengganggu serta timbulan sampah yang ada di PT. Sansan
Saudaratex Jaya. Wawancara ini dilakukan secara terpimpin dimana telah
dipersiapkan sebelumnya kuesioner yang mencakup variabel-variabel yang berkaitan
dengan berbagai aspek yang ingin diketahui.
2. Observasi
Pengamatan langsung pada setiap objek mengenai komponen kesehatan
lingkungan meliputi kualitas air bersih, kualitas limbah cair, kualitas makanan dan
minuman, kualitas uadara, kepadatan vektor dan binatang pengganggu serta timbulan
sampah yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai keadaan kesehatan
lingkungan yang ada di PT. Sansan Saudaratex Jaya.
3. Pengukuran
Pengukuran dilakukan padas setiap objek yang akan diteliti seperti
pengukuran kualitas fisik udara meliputi suhu dan kelembaban, pencahayaan dan
kebisingan, kualitas kimia dan bakteriologi air bersih, bakteriologi makanan, total
kuman alat makan, BOD, COD, TSS serta minyak dan lemak pada limbah cair
domestik, timbulan sampah perhari serta kepadatan lalat yang bertujuan untuk
mengetahui keadaan komponen-komponen tersebur, apakah memenuhi syarat atau
tidak memenuhi syarat.
3.1.3 Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini
diantaranya yaitu :
1. Lembar observasi untuk mengamati komponen-komponen kesehatan lingkungan yang
diamati.
2. Thermohygrometer, alat untuk mengukur suhu dan kelembaban.
3. Luxmeter, alat untuk mengukur pencahayaan.
4. Sound Level Meter (SLM), alat untuk mengukur tingkat kebisingan.
5. Fly grill, alat untuk mengukur kepadatan lalat.
6. Stopwatch, sebagai pengukur waktu saat melakukan pengukuran kepadatan lalat.
7. Dua jerigen plastik 2 liter untuk pemeriksaan Fe, Mn dan Kesadahan pada air bersih
(keran) dan pada air minum.
8. Botol sampel kaca coklay untuk pemeriksaan kualitas air bersih dan air minym secara
bakteriologis.
9. Kapas swab untuk mengusap alat makan.
10. Cool box untuk menyimpan sampel pemeriksaan bakteriologis.
11. Meteran untuk mendapatkan volume tempat sampah yang akan digunakan untuk
menghitung timbulan sampah.
12. Timbangan untuk menimbang timbulan sampah.
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil pengukuran, hasil
wawancara dan hasil observasi di PT. Sansan Saudaratex Jaya.
2. Data sekunder adalah data mengenai gambaran umum PT. Sansan Saudaratex Jaya
dan dokumentasi atau laporan perusahaan yang berkaitan dengan komponen
kesehatan lingkungan (UKL UPL)
Tabel 3.4 Kualitas Fisik Air Bersih di PT. Sansan Saudaratex Jaya Maret 2017
Keran
No. Parameter Keran Terdekat Baku Mutu Keterangan
Terjauh
1 Bau Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak Berbau MS
2 Rasa Tidak Berasa Tidak Berasa Tidak Berasa MS
Tabel diatas merupakan data hasil pemeriksaan kualitas fisik air bersih di beberapa
titik, yaitu di titik keran terdekat dan keran terjauh (dari bak sentral). Dari hasil
pemeriksaan didapatkan bahwa dari 2 sampel yang diperiksa 100% kualitas fisik air
bersih untuk parameter bau dan rasa masih memenuhi syarat
Tabel 3.5 Kualitas Kimia Air Bersih di PT. Sansan Saudaratex Jaya Maret 2017
No. Parameter Titik Terdekat Titik Terjauh Baku Mutu Keterangan
1 Fe 0.091 mg/L 0.121 mg/L 1 mg/L MS
2 Mn 0.04 mg/L 0.003 mg/L 0.5 mg/L MS
3 Kesadahan 50 mg/L 30 mg/L 500/L MS
Tabel diatas merupakan data hasil pemeriksan kualitas kimia air bersih di beberapa
titik yaitu di titik keran terdekat dan keran terjauh (dari bak sentral). Dari hasil pemeriksaan
didapatkan bahwa dari 2 sampel yang diperiksa kualitas kimia air bersih untuk parameter
Besi (Fe), Mangan (Mn) dan Kesadahan 100% masih memenuhi syarat.
Tabel 3.6 Kualitas Bakteriologi Air Bersih di PT. Sansan Saudaratex Jaya|
Maret 2017
No. Parameter Terdekat Terjauh Kantin Baku Mutu Keterangan
4/100 ml 7/100 ml 29/100 ml 0/100ml
1 Koli Tinja TMS
sampel sampel sampel sampel
Total 4/100 ml 7/100 ml 29/100 ml 50/100 ml
2 MS
Koliform sampel sampel sampel sampel
Tabel diatas merupakan data hasil pemeriksaan air bersih secara bakteriologis. Dari
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa dari 3 sampel yang diperiksa
100% tidak memenuhi syarat untuk parameter Koli Tinja, sementara untuk parameter Total
Koliform dari 3 sampel yang diperiksa, hasilnya 100% masih memenuhi syarat.
Kaitannya dalam pemantauan kualitas air, tidak hanya air bersih yang dilakukan
pemantauan terhadap kualitas airnya namun air minum pun perlu dilakukan pemantauan
terhadap kualitasnya, baik itu secara fisik, kimia dan bakteriologis. Berikut merupakan hasil
pemeriksaan kualitas air minum di PT. Sansan Saudaratex Jaya.
Tabel 3.7 Kualitas Fisik Air Minum di PT. Sansan Saudaratex Jaya Maret 2017
No. Parameter Sampel I Baku Mutu Keterangan
1 Bau Tidak Berbau Tidak Berbau MS
2 Rasa Tidak Berasa Tidak Berasa MS
Tabel diatas merupakan data hasil pemeriksaan kualitas fisik air minum di PT. Sansan
Saudaratex Jaya. Dari hasil pemeriksaan yang telah diakukan didapatkan hasil bahwa air
minum di PT. Sansan Saudaratex Jaya 100% masih memenuhi syarat secara fisik untuk
parameter bau dan rasa.
Tabel 3.8 Kualitas Kimia Air Minum di PT. Sansan Saudaratex Jaya Maret 2017
No. Parameter Sampel 1 Baku Mutu Keterangan
1 Fe 0.138 mg/L 0.3 mg/L MS
2 Mn 0.005 mg/L 0.1 mg/L MS
3 Kesadahan 40 mg/L 500/L MS
Tabel diatas merupakan data hasil pemeriksaan kualitas kimia pada air minum. Dari
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa kualitas air minum di PT.
Sansan Saudaratex Jaya untuk 100% memenuhi syarat untuk parameter Fe, Mn dan
Kesadahan.
Tabel 3.9 Kualitas Bakteriologi Air Bersih di PT. Sansan Saudaratex Jaya
Maret 2017
No. Parameter Sampel 1 Baku Mutu Keterangan
0/100 ml 0/100 ml
1 Koli Tinja MS
sampel sampel
Total 0/100 ml 0/100 ml
2 MS
Koliform sampel sampel
Tabel diatas merupakan data hasil pemeriksaan kualitas bakteriologi air minum. Dari
pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa kualitas air minum utnuk
parameter Koli Tinja dan Total Koliform 100% masih memenuhi syarat.
PT. Sansan Saudaratex Jaya sendiri untuk pemantauan kualitas air bersih kerap
dilakukan. Pemeriksaan air bersih dilakukan pada sumur-sumur yang berada di PT. Sansan
Saudaratex Jaya. Berikut merupakan data hasil pemeriksaan kualitas air sumur di PT. Sansan
Saudaratex Jaya :
Tabel 3.10 Kualias Air Sumur di PT. Sansan Saudaratex Jaya
Keterangan
No. Parameter Satuan Baku Mutu Hasil Uji
1 Fisika Sumur I Sumur II Sumur III Sumur IV
Temperatur
1.1 Temperatur (Lab) C 24.9 24.9 24.9 25
Lingkungan
1.2 Residu Tersuspensi (TSS) mg/L 50 0 2 0 2 MS
1.3 Residu Terlarut (TDS) mg/L 1000 197 197 186 203 MS
2 Kimia (Kimia Anorganik)
2.1 p H (Lab) 6.0 - 9.0 8 7.2 7.2 7.7 MS
2.2 COD mg/L 10 8.91 <2.56 <2.56 9.59 MS
2.3 NO2 mg/L 0.06 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 MS
2.4 NO3 mg/L 10 <0.203 <0.203 <0.203 <0.203 MS
2.5 Besi mg/L 0.3 <0.18 <0.18 <0.18 <0.18 MS
2.6 Mangan mg/L 0.1 <0.09 0.58 0.44 <0.09 MS
2.7 Fosfat Total sebagai P mg/L 0.2 0.074 <0.014 0.094 0.046 MS
2.8 Klorida mg/L 600 <4.01 <4.61 <4.61 <4.01 MS
2.9 Krom (VI) mg/L 0.05 <0.004 <0.004 <0.004 <0.004 MS
2.10 Fluorida mg/L 0.5 <0.27 <0.27 <0.27 <0.27 MS
2.11 Sulfat mg/L 400 <2.20 3.19 <2.20 <2.20 MS
3 Daya Hantar Listrik uS/cm <1000 340 340 320 350 MS
4 Salinitas <1000 <1000 <1000 <1000 <1000 MS
Sumber : Data Sekunder PT. Sansan Saudaratex Jaya, 2015
Tabel diatas merupakan data hasil pemeriksaan kualitas air sumur di PT. Sansan
Saudaratex Jaya/ dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil bahwa dari 4 sumur yang dilakukan
pemeriksaan, hasilnya 100% memenuhi syarat untuk semua parameter.
Agar kebutuhan air terpenuhi maka kebutuhan air harus diperhitungkan sesuai dengan
standar minimum kebutuhan air yang dikalikan dengan seluruh jumlah karyawan.
Tabel 3.11 Kebutuhan Air untuk Higiene dan Sanitasi di PT. Sansan Saudaratex Jaya
Volume Keterangan
Standar Jumlah
No. Total Bak
Minimum Karyawan
Sentral
20 2702 54.040 9000000
1 Terpenuhi
Liter/Orang/Hari Orang Liter/Hari liter
Tabel diatas merupakan perhitungan untuk kebutuhan air bersih di PT. Sansan
Saudaratex Jaya untuk keperluan Higiene dan Sanitasi. Standar minimum kebutuhan air
bersih untuk kegiatan Higiene dan Sanitasi adalah 20Liter/orang/hari. Setelah dilakukan
perhitungan dengan jumlah karyawan 2702 orang maka total kebutuhan per harinya adalah
54.040 Liter. Jika dibandingkan dengan volume bak sentral yaitu 9000000 liter, maka
kebutuhan air untuk kebutuhan Higiene dan Sanitasi ini terpenuhi.
Scour. Bleach
Q = 242 m3/hari
Mercerizing
Q = 123 m3/hari
Soft Water
Washing
Raw Water Q = 446 m3/hari
Dyieng
Bak Sentral Q = 189 m3/hari
Kapasitas = 9000 m3
Laundry
Q = 300 m3/hari
Air Sumur Dalam
Q = 475.90 m3/hari
Boiler
Q = 250 m3/hari
Utility dan
Penyiraman
Q = 12 m3/hari
MCK
Q = 150 m3/hari
Penduduk
Q = 450 m3/hari
Gambar 3.1 Rangkaian Pengolahan Air Minum di PT. Sansan Saudaratex Jaya
3.2.3 Pembahasan
Kondisi penyehatan air di PT. Sansan Saudaratex Jaya setelah dilakukan
pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan bakteriologis, didapatkan hasil bahwa terdapat
hasil yang tidak memenuhi syarat, yaitu untuk kualitas bakteriologi air bersih
khususnya parameter koli tinja (Escherichia coli).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 70 tahun 2016 tentang
tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri, bahwa air
bersih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Kondisi tidak memenuhi syarat tersebut diatas bisa dikarenakan karena beberapa
faktor, menurut Said (1999) penyebab dari kondisi tersebut diatas adalah sebagai berikut :
Keterangan:
K = Koefisien Confidence Level
= 95% (Tabel: 1,96)
P1 = Besar masalah kesehatan lingkungan
Q1 = 100% - P1
= 100% - 100%
= 0%
P2 = Besarnya target yang ingin dicapai
Q2 = 100% - P2
N1 = Jumlah populasi sebelum dilaksanakan program
= 24 sampel
N2 = Jumlah populasi sebelum dilaksanakan program
= 24 sampel
Ditanyakan:
P2 = Besarnya target yang ingin dicapai
Perhitungan:
12
K =
1 1 2 2
+ 2
1
1002
1.96 =
(1002)
100 0+2
24 24
1002
1.962 = 0 2 (1002)
+
24 24
100222
3,8416 (0 + ) = (100 2)2
24
0 +384,162 3,841622
= ( 10.000 200 2 + 22 )
24
384,16 2 3,841622 = 24 ( 10.000 200 2 + 22 )
384,16 2 3,841622 = (240.000 4800 2 + 24 22 )
-240.000 + 5184,16 P2 27,8416 P22 = 0
240.000 5184,16 P2 27,8416 P22 = 0
2 4
P2 =
2
5184,16 (26.875.514,9056)(26.727.936)
P2 =
55,6832
5184,16 147.578,9056
P2 =
55,6832
5.184.16 384,16
P2 =
55,6832
4.800
P2 (-) = = 86,20% = 13,80%.
55,6832
3.2.5 Alternatif Penyelesaian Masalah
Berikut ini merupakan beberapa alternatif pemecahan masalah dan penyebab masalah
kesehatan lingkungan di PT. Sansan Saudaratex Jaya :
Melakukan
proses
pengolahan
air bersih
2. dengan 3 3 3 5 5.4
metode
Khlorinasi.
Melakukan
proses
pengolahan
air bersih
3. dengan 3 3 3 4 6.75
metode
menggunakan
Sinar UV.
Waktu Metod
1 Kegitan Tujuan Sasaran Target Biaya Pelaksana Tempat Evaluasi PJ
Pelaksanaan e
Meningkatkan Karyawan Meningkatnya Rp. 10.000 17 Mei 2017 Haifannisa Ruang Diskusi
pengetahuan bagian pengetahuan Mahran Rapat
karyawan dapur di PT. karyawan Noviyani
tentang Sansan tentang dan
penyehatan Saudaratex penyehatan Hilyati
Penyuluhan air bersih, Jaya. air bersih. Fairuza
tentang dimulai dari
1.
penyehatan air pengertian air
bersih bersih sampai
ke cara-cara
pengolahan
air bersih
yang baik dan
benar.
2. Proses Untuk Karyawan Meningkatkan Rp. 475.000 24 Mei 2017 Karyawan Dapur Praktik
pembuatan mengolah air bagian kualitas air bagian
sarana bersih dan dapur di PT. bersih dapur di
pengolahan air menurunkan Sansan khususnya PT.
bersih dengan jumlah bakteri Saudaratex untuk Sansan
menggunakan Escherichia Jaya. parameter Sadaratex
Ozon coli pada air bakteriologi. Jaya.
bersih.
3.2.7 Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
1) Sumber air bersih yang digunkan di PT. Sansan Saudaratex Jaya adalah sumur
artesis. Jumlah sumur artesis yang dimiliki adalah 4.
2) Air bersih digunakan untuk 2 kegiatan yaitu kegiatan produksi dan kegiatan non
produksi (domestik)
3) Air yang akan digunakan untuk kegiatan produksi akan dilakukan pengolahan
terlebih dahulu yang selanjutnya akan disebut Softwater.
4) Air yang digunkan untuk kegiatan non-produksi (domestik) belum dilakukan
pengolahan.
5) Air yang digunakan untuk minum dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan
menggunakan metode Reserve Osmosis (RO).
6) Pemantauan air bersih dilakukan terakhir kali pada tahun 2015, sementara untuk
kualitas air bersih secara bakteriologi belum dilakukan pemantauan.
7) Setelah dilakukan pemeriksaan terjadap kualitas air bersih, didapatkan hasil
bahwa kualitas air bersih tidak memenuhi syarat secara bakteriologi, terutama
untuk parameter koli tinja (Escherichia coli).
8) Penyebab dari kondisi tersebut adalah air baku yang terkontaminasi, kontaminasi
pada saat pengolahan atau kontaminasi pada saat pendistribusian (Said, 1999)
9) Alternatif penyelesaian dari masalah ini adalah melakukan pengolaham air bersih
menggiinakan Ozon.
2. Saran
1) Melakukan pemantauan dan pemeriksaan terhadap kualitas air bersih secara rutin.
2) Pemeliharaan dan pemantauan terhadap kondisi pipa pendistribusian air bersih.
H2SO4 Tank
Holding and Mixing
Tank
AERATION
Aeration Basin
RETURN
SLUDGE
Td = 3 Menit
Sludge Basin (MIX)
EFFLUENT
FLOCULANT Media Filtrasi Kolam Pantau
Sludge Drying
Beds
Collector + Stabilization
Sedimentation
Flowmeter outlet
SLUDGE
CAKE
TPS Limbah B3 Saluran Pembuangan
1. 100% kualitas limbah cair untuk parameter minyak dan lemak tidak memenuhi
syarat.
2. 100% kualitas limbah cair untuk parameter TSS tidak memenuhi syarat.
Tabel 3.22 Penentuan Prioritas Masalah
Community Hasil
Masalah Kesling Prevalence Seriousness Manageability
Concern Penilaian
Media Limbah Cair Domestik
100% Kualitas fisik
limbah cair
parameter TSS 3 2 2 3 36
tidak memenuhi
syarat
100% Kualitas fisik
limbah cair
parameter minyak 3 2 3 3 54
dan lemak tidak
memenuhi syarat
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Bryant, didapatkan hasil bahwa
prioritas masalah yang akan diselesaikan adalah 100% kualitas limbah cair untuk parameter
minyak dan lemak tidak memenuhi syarat, dengan skor penilaian 54.
Tabel 3.26 Kualitas Bakteriologi Alat Makan di PT. Sansan Saudaratex Jaya
Baku
No. Parameter Plato Keterangan
Mutu
8
1 ALT 0 TMS
Koloni/cm2
Tabel diatas merupakan data hasil pemeriksaan kualitas bakteriologi alat makan.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan bahwa total kuman pada alat makan adalah 8
koloni/cm2. Hal ini berarti bahwa 100% kualitas bakteriologi alat makan tidak memenuhi
syarat, karena baku mutu untuk kualitas bakteriologi alat makan adalah 0.
Tabel 3.27 Kualitas Kimia pada Makanan di PT. Sansan Saudaratex Jaya
Tahu Daging Ikan
No. Parameter Batagor
Bulat Ayam Asin
1 Formalin Positif Positif Negatif Positif
Tabel diatas data hasil pemeriksaan kualitas kimia (pengawet) pada makanan.
Pemeriksaan dilakukan dengan metode uji secara kualitatif yaitu melihat ada atau tidaknya
bahan pengawet pada sampel makanan. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
didapatkan hasil bahhwa sebesar 75% dari 4 sampel yang dilakukan pemeriksaan hasilnya
positif mengandung formalin, yaitu Batagor, Tahu Bulat dan Ikan Asin. Sementara sampel
makanan yang negatif mengandung formalin adalah daging ayam.
Gambar 3.2 Tempat Pencucian Alat Makan di PT. Sansan Saudaratex Jaya
Ayam Bawang
Potong Merah
Bawang
Dicuci Putih
Dikupas
Laos kulitnya lalu
Kunyit dicuci
Diungkep Dihaluskan
Jahe
Serai
Ayam di Minyak
Daun
goreng Goreng
Salam
Disajikan
Setelah ayam ini diungkep maka ayam ini akan langsung digoreng hinggan matang. Proses
penggorengan ayam ini tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya membutuhkan waktu
kurang lebih 5 menit.
Konsumen dari ayam goreng ini adala Karyawan PT. Sansan Saudaratex Jaya. Jumlah
karyawan yang mengkonsumsi menu daging ayam ini adalah : 5556 karayawan.
Ayam
Potong
Bawang Merah
Dicuci
CCP Bawang Putih
Sudah
Laos
air Diungkep dalam
Daun Salam
CCP keadaan
halus Kunyit
Minyak Ayam di
Jahe
goreng
Goreng CCP Serai
Air
Disajikan
Penerapan Prisnsip HACCP 2
Identifikasi Bahaya
Tabel 3.28 Identifikasi Bahaya Setiap Bahan pada Menu Ayam Goreng
Bahan
Bahaya
No. mentah/ingridien/ Jenis bahaya Cara pencegahan
B(M)/K/F
bahan tambahan
- Penyimpanan suhu
rendah :
Cooling : penyimpanan
- ALT
dengan suhu 40C
- Escherichia coli
sampai dengan -10C
- Koliform
Freezing :
Biologi - Salmonella sp.
penyimpanan dengan
- Staphylococcus
suhu -180C sampai
aureus
dengan -300C
- Campylobacter sp.
- Menggoreng dengan
1. Ayam Potong menggunakan suhu
>1000C .
- Dicuci dengan
menggunakan air
Fisik Kotoran mengalir
- Simpan di tempat yang
tertutup
- Tidak memilih ayam
potong berwarna putih
Kimia - Formalin
bersih, awet dan tidak
mudah busuk
- Dilakukan pencucian
dengan menggunakan
air mengalir hingga
Kimia - Residu pestisida
bersih
- Mengupas kulit bawang
sebelum digunakan
- Mengupas kulit bawang
2. Bawang merah sebelum digunakan
- Kotoran (tanah,
Fisik - Dilakukan sortasi saat
kerikil)
penerimaan dan
dibersihkan
- Achromobacter
micrococus - Disimpan dalam suhu
Biologi
- Bacillus cereus ruang 250C
- Jamur
- Dilakukan pencucian
dengan menggunakan
Kimia
3. Bawang putih - Residu pestisida air mengalir hingga
bersih
- Mengupas kulit bawang
sebelum digunakan
- Mengupas kulit bawang
sebelum digunakan
- Kotoran (tanah,
Fisik - Dilakukan sortasi saat
kerikil)
penerimaan dan
dibersihkan
- Achromobacter
micrococus - Disimpan dalam suhu
Biologi
- Bacillus cereus ruang 250C
- Jamur
- Mencuci cabai dengan
Kimia - Residu pestisida menggunakan air
mengalir hingga bersih
- Dilakukan penyortiran
- Kotoran (tanah, - Bersihkan dengan
Fisik
4. Daun salam kerikil) menggunakan air
mengalir
- Dilakukan penyortiran
- Busuk, Parasit - Pencucian demgan
Biologi
- menggunakan air
garam
- Disimpan pada wadah
yang tertutup
Fisik - Terdapat kotoran - Dilakukan pencucian
dengan menggunakan
air mengalir
- Pencucian dengan air
5. Serai yang mengalir
Kimia - Residu pestisida Penyortiran dan
penerimaan sesuai
spesifikasi.
- Pencucian dengan
Biologi - Parasit menggunakan air
garam
- Pencucian dengan air
yang mengalir
Kimia - Residu pestisida Penyortiran dan
penerimaan sesuai
spesifikasi
- Disimpan pada wadah
yang tertutup
- Kotoran (debu)
6. Jahe Fisik - Dilakukan pencucian
dengan menggunakan
air mengalir
- APM Escherichia
coli
- Disimpan pada suhu
Biologi - Kapang dan khamir
ruang 250C
- Koliform
- Salmonella sp.
- Pencucian dengan air
yang mengalir
Kimia - Residu pestisida Penyortiran dan
penerimaan sesuai
spesifikasi
- Disimpan pada wadah
yang tertutup
7. Kunyit Fisik Kotoran - Dilakukan pencucian
dengan menggunakan
air mengalir
- APM Escherichia
coli
- Disimpan pada suhu
Biologi - Kapang dan khamir
ruang 250C
- Koliform
- Salmonella sp.
- Pencucian dengan air
yang mengalir
Kimia - Residu pestisida Penyortiran dan
penerimaan sesuai
spesifikasi
- Disimpan pada wadah
yang tertutup
. 8. Laos Fisik Kotoran - Dilakukan pencucian
dengan menggunakan
air mengalir
- APM Escherichia
coli
- Disimpan pada suhu
Biologi - Kapang dan khamir
ruang 250C
- Koliform
- Salmonella sp.
- Cemaran - Penyortiran dan
limbah,Berbau penerimaan sesuai
Kimia
tengik spesifikasi.
- Warna minyak
9. Minyak Goreng tidak kuning - pemilihan produk
bening dengan kemasan utuh
Fisik
- Kemasan rusak, dan membaca label
- tanggal kemasan
kadaluarsa
E. colli, Salmonella,
Biologi Perebusan sampai mendidih
Koliform
Penggunaan air yang sesuai
baku mutu (sudah uji lab),
Fe tinggi, Kesadahan,
10. Air Kimia Treatment (Pemberian Karbon
Mn, Sisa klor
aktif, penambahan koagulan,
Sedimentasi dll)
Dilakukan Filtrasi atau
Fisik Kotoran (debu, kerikil)
penyaringan
Tabel 3.29 Identifikasi Bahaya Setiap Formulasi pada Menu Ayam Goreng
Bahaya
No. Formulasi Jenis bahaya Cara pencegahan
B(M)/K/F
- Mengupas kulit
rempah-rempah
Kandungan tersebut sebelum
K
pestisida digunakan
- Mencuci cabai merah
dengan air mengalir
- Disimpan pada
wadah yang tertutup
Bawang putih +
- Dilakukan pencucian
bawang merah Fisik Kotoran
dengan
1. + laos + daun
menggunakan air
salam +serai +
mengalir
kunyit + jahe
- APM
Escherichia
coli
- Kapang - Disimpan pada suhu
Biologi
dan khamir ruang 250C
- Koliform
- Salmonella
sp.
Tabel 3.30 Identifikasi Bahaya Setiap Proses pada Menu Ayam Goreng
Bahaya
No. Proses Jenis bahaya Cara pencegahan
B(M)/K/F
Terdapat kotoran, debu yang Penyortiran, spesifikasi, serta
F menempel tentukan supllier yang dapat
dipercaya
terdapat zat kimia dalam Penyortiran, spesifikasi, serta
Penerimaan
1. K bahan (Formalin, pemutih, tentukan supllier yang dapat
Bahan
pestisida dsb) dipercaya
terdapat bakteri pathogen Penyortiran, spesifikasi, serta
B tentukan supllier yang dapat
dipercaya
4. Pengungkepan
Batas
Cara Parameter
CCP bahaya kritis Nilai target Pemantauan Tindakan koreksi
pengendalian CCP
(NAB)
ALT = 1x105
koloni/g
Escherichia
coli =
Mengungkep 1x101koloni/g Pastikan ketika
dengan Suhu Koliform = Pengujian melakukan proses ungkep
Pengungkepan Biologi Suhu 0
menggunakan suhu 100 C 1x102koloni/g laboraturium untuk selalu
1000C Salmonella sp menggunakan suhu 1000C
= negatif/25g
Staphylococcus
aureus =
1x102koloni/g
Menggoreng ALT = 1x105
0
dengan Suhu 70 C koloni/g Pastikan pada saat
Pengujian
Penggorengan Biologi menggunakan suhu Suhu dan waktu waktu 2 Escherichia menggoreng gunakan
laboraturium
700C dalam waktu menit coli = waktu dan suhu yang tepat
2 menit 1x101koloni/g
Koliform =
1x102koloni/g
Salmonella sp
= negatif/25g
Staphylococcus
aureus =
1x102koloni/g
Selalu melakukan
pensortiran bahan
makanan dan
Pencucian
mencuci bahan
Daun Kotoran (tanah, Tidak terdapat dengan
- Pencucian bersih Observasi makanan tersebut
salam debu) kotoran menggunakan
dengan
air mengalir
menggunakan air
mengalir hingga
bersih
Pencucian Selalu melakukan
Kotoran (tanah, Tidak terdapat
Serai - Pencucian dengan bersih Observasi pensortiran bahan
debu) kotoran
menggunakan makanan dan
air mengalir mencuci bahan
makanan tersebut
dengan
menggunakan air
mengalir hingga
bersih
Selalu melakukan
pensortiran bahan
makanan dan
Pencucian
mencuci bahan
Kotoran (tanah, Tidak terdapat dengan
Jahe - Pencucian bersih Observasi makanan tersebut
debu) kotoran menggunakan
dengan
air mengalir
menggunakan air
mengalir hingga
bersih
Selalu melakukan
pensortiran bahan
makanan dan
Pencucian
mencuci bahan
Kotoran (tanah, Tidak terdapat dengan
Kunyit - Pencucian bersih Observasi makanan tersebut
debu) kotoran menggunakan
dengan
air mengalir
menggunakan air
mengalir hingga
bersih
Selalu melakukan
pensortiran bahan
Pencucian makanan dan
Kotoran (tanah, Tidak terdapat dengan mencuci bahan
Laos - Pencucian bersih Observasi
debu) kotoran menggunakan makanan tersebut
air mengalir dengan
menggunakan air
mengalir hingga
bersih
Pemilihan produk
Penyimpanan Penyimpanan
Tengik, berbau, dengan kemasan
Penyimpanan dan pada suhu pada suhu
Minyak Berubah fisik kemasan sudah Observasi utuh dan
pemilihan produk kamar tidak kamar tidak
expire membaca label
lembab lembab
kemasan
Terdapat
buih atau Merebus dengan
E. colli, Salmonella, 0/100 mL >1000C
Air Suhu gelembung Observasi memperhatikan
Koliform sampel
di air suhu yaitu 1000C
perebusan
9. Kondisi Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di PT. Sansan Saudaratex Jaya
Tabel 3.34 Kondisi Tempat Pengolahan Makanan di PT. Sansan Saudaratex Jaya
Kategori
No Item yang diperiksa Keterangan
Ya Tidak
a. Tidak berada pada
arah angin dan jarak
<100 meter dari
TMS
sumber pencemar
debu, asap, bau, dan
cemaran lainnya
b. Kokoh/kuat/permanen TMS
c. Rapat serangga TMS
d. Rapat Tikus MS
e. Lantai tidak ada noda TMS
f. kedap air MS
g. Tidak licin TMS
h. Rata MS
i. Kering TMS
j. Konus TMS
k. Dinding kedap air TMS
l. Rata MS
m. Bersih TMS
Lokasi n. Tersedia ventilasi
1 dan yang berfungsi baik,
Bangunan menghilangkan bau
MS
tak enak, dan
menjamin rasa
nyaman
o. Langit langit tinggi
minimal 2,4 meter,
rata, bersih, dan tidak TMS
terdapat lubang
lubang
p. Pintu rapat serangga
TMS
dan tikus
q. Pintu menutup dengan
baik dan membuka TMS
arah luar
r. Pintu terbuat dari
bahan yang kuat dan MS
mudah dibersihkan
s. Ukuran dapur cukup
MS
memadai
a. Air Bersih tidak
Fasilitas berbau, tidak berasa MS
2
Sanitasi dan tidak berwarna
b. Tersedia air cuci TMS
tangan yang
mencukupi, tersedia
sabun/detergent dan
alat pengering/lap.
c. Air limbah mengalir
dengan lancar,
terdapat grase trap, TMS
saluran kedap air dan
saluran tertutup
d. Sampah diangkut tiap
MS
24 jam
e. Tempat sampah
dibuat dari bahan TMS
kedap air
f. Tempat sampah
TMS
mempunyai tutup
g. Tungku dapur
Tidak terdapat
dilengkapi dengan
tungku
hood
h. Adanya cungkup atau
TMS
cerobong asap
i. Memiliki
pencahayaan alami
maupun buatan 100 fc
a. Cara Pencucian,
pengeringan dan
Penyimpanan
penyimpanan
perlatan makanan
peralatan memenuhi
disimpan di
persyaratan agar
tempat yang
selalu dalam keadaan
terbuka.
bersih sebelum
digunakan
b. Peralatan dalam
TMS
keadaan baik dan utuh
c. Permukaan alat yang
kontak langsung
3 Peralatan
dengan makanan tidak TMS
ada sudut mati dan
halus
d. Ada fasilitas
penyimpanan
MS
makanan (kulkas,
freezer)
e. Tersedia fasilitas
penyimpanan
makanan panas MS
(thermos panas,
kompor panas, heater)
Personal a. Setiap
4 MS
Hygiene karyawan/penjamah
makanan berperilaku
bersih dan berpakaian
rapi
b. Setiap mau kerja cuci
TMS
tangan
c. Menutup mulut
dengan sapu tangan
TMS
bila batuk batuk dan
bersin
d. Menggunakan alat
yang sesuai dan
MS
bersih bila mnegambil
makanan
e. Terpasang tulisan
pesan-pesan hygiene
TMS
bagi
penjamah/karyawan
Berdasarkan hasil observasi ditempat pengolahan makanan (TPM) dari 38 item yang
diobservasi, sebesar 57.89% kondisinya tidak memenuhi syarat.
3.4.3 Pembahasan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi
Jasaboga menyatakan bahwa Angka Lempeng Total pada alat makan harus 0, setelah
dilakukan pemeriksaan terhadap alat makan yang digunakan di PT. Sansan
Saudaratex Jaya hasilnya adalah 8 koloni/cm2. Hal ini bisa disebabkan karena teknik
pencucian yang belum benar, penyimpanan alat makan yang belum benar, dsb.
Berdasarkan hasil observasi, alat makan yang telah dicuci disimpan di dalam box
yang terbuka. Pada saat alat makan itu akan digunakan oleh karyawan, alat makan
akan dikeringkan dengan menggunkan lap, dimana kondisi lapnya sendiri kotor dan
bau. Sementara untuk persyaratan bahan tambahan pangan (BTP) telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 tahun 2012 sebagai berikut :
Tabel 3.35 Bahan yang dilarang digunakan untuk BTP
Bagan 3.4 Diagram Alir Pengelolaan Sampah di PT. Sansan Saudaratex Jaya
SAMPAH
ORGANIK
KLASIFIKASI
KAN
BARANG
DISERAHKAN
KEPADA
BAGIAN
UMUM
PIC:
JUKARSA
3R
3.5.3 Pembahasan
Komposisi sampah terdiri dari 46.77% sampah organik (sisa makanan, sayuran,
ranting) 21.42% sampah anorganik (plastik, kertas, kaleng, botol minuman), 16.32%
potongan kain dan 15.49% adalah dus. Sementara untuk sampah B3 komposisinya
terdiri 0.37% jenis sampah Fly ash dan 99.63% jenis sampah Bottom ash.
Sampah organik dan anorganik belum dilakukan pengolahan, sampah sisa
produksi biasanya dijual kepada pihak-pihak yang membutuhkan sementara untuk
sampah B3 setelah di tampung di tempat penyimpanan khusus sampah B3, sampah
tersebut akan diserahkan kepada pihak ketiga untuk diolah lebih lanjut. Berdasarkan
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 pada pasal 12 menyatakan bahwa Setiap
orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan
lingkungan.
Berdasarkan pernyataan diatas jika melihat kondisi yang berada di PT. Sansan
Saudaratex Jaya memang tidak sesuai, karena memang untuk pengelolaan sampah,
khususnya untuk sampah organik dan sampah anorganik pihak dari PT. Sansan
Saudaratex Jaya belum melakukan kegiatan untuk mengurangi sampah-sampah
tersebut. Hal ini tentunya akan semakin menjadi masalah, mengingat timbulan
sampah akan semakin meningkat setiap harinya.
Tabel diatas merupakan hasil pengukuran kima udara didalam ruangan produksi.
Parameter yang diukur adalah NOX, SO2 dan CO. Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan
hasil bahwa 100% kualitas kimia udara diruang produksi masih memenuhi syarat.
Tabel 3.46 Kualitas Kimia Udara di luar Ruangan Produksi PT. Sansan Saudaratex
Jaya
Baku Hasil
No. Parameter Satuan Keterangan
Mutu Pengujian
1. NOx g/m3 400 12,3 MS
3
2. SO2 g/m 900 67 MS
3. CO g/m3 30000 202 MS
Tabel diatas merupakan hasil pengukuran kima udara diluar ruangan produksi.
Parameter yang diukur adalah NOX, SO2 dan CO. Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan
hasil bahwa 100% kualitas kimia udara diluar ruangan produksi masih memenuhi syarat.
Tabel 3.52 Kualitas Emisi Gas dari Cerobong Boiler Batu Bara
Baku Hasil
No. Parameter Satuan Keterangan
Mutu Pengujian
Total
1. mg/m3 230 203,7 MS
Partikel
2. SO2 mg/m3 750 413.64 MS
3
3. Nox mg/m 825 5.39 MS
4. Opasitas % 20 6 MS
Sumber : Dokumen UKL-UPL PT. Sansan Saudaratex Jaya, 2016
Tabel diatas merupakan data hasil pengukuran emisi gas dari cerobong boiler batu
bara, dari hasil pengukuran yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa untuk parameter
Total partikel, SO2, NOX, dan Opasitas 100% masih memenuhi syarat.
Tabel diatas merupakan data hasil pengukuran partikel debu di dalam ruangan
produksi. Dari hasil pengukuran didapatkan bahwa 100% kualitas partikel debu didalam
ruangan produksi tidak memenuhi syarat.
Tabel diatas merupakan data hasil pengukuran partikel debu di luar ruangan produksi.
Dari hasil pengukuran didapatkan bahwa 100% kualitas partikel debu diluar ruangan
produksi tidak memenuhi syarat.
3.6.2 Penyebab Kondisi Kesehatan Lingkungan
1. Sumber bising diruang produksi berasal dari mesin-mesin bordir di bagian
Embroidery dan mesin cuci yang berada di bagian washing.
2. Pencahayaan diruang produksi dianggap tidak memenuhi syarat dikarenakan
kurangnya pencahayaan alami.
3. Penyehatan udara diruangan Office menggunakan AC (air conditioner).
4. Penyehatan udara duruangan produksi menggunakan AC dan blower.
5. Jumlah AC diruang Produksi (sewing) sebanyak 20 buah.
6. Jumlah AC diruang produksi (embroidey) sebanyak 6 buah.
7. Jumlah blower diruang produksi (finisihing) sebanyak 8 buah.
8. Jumlah blower diruang produksi (washing) sebanyak 6 buah.
9. Jumlah blower diruang produksi (cutting) sebanyak 5 blower.
10. Belum ada media filter penyaring debu.
11. Tidak ada petugas yang bertanggung jawab yang melakukan pemantauan terhadap
kualitas udara emisi dan ambient.
3.6.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengukuran dan observasi, terdapat beberapa masalah kualitas
udara yaitu kualitas fisik udara untuk parameter kebisingan dari 5 ruangan yang
dilakukan pengukuran 2 diantaranya hasilnya tidak memenuhi syarat yaitu untuk
rungan embroidery dan washing. salah satu penyebab kebisingan tidak memenuhi
syarat di 2 ruangan tersebut karena tingginya intensitas bising dari mesin. Namun
kondisi kebisingan yang tinggi tersebut sudah coba diminimalisir oleh pihak PT.
Sansan Saudaratex Jaya dengan memberikan APD berupa Earplug kepada para
karyawan.
Selain kebisingan, kualitas udara fisik yang menjadi masalah adalah pencahayaan,
dimana dari 5 ruangan yang dilakukan pengukuran, terdapat 2 ruangan yang tidak
memenui syarat, yaitu ruangan sewing dan washing. Beberapa penyebab pencahayaan
diruangan produksi tidak memenuhi syarat adalah kurangnya pencahayaan alami dan
penyimpanan lampu yang kurang merata.
Masalah kualitass fisik udara yang terakhir adalah kualitas debu didalam dan
ruangan produksi tidak memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan Belum adanya media
penyaring debu pada alat penghisap debu.
3.6.4 Penentuan Prioritas Masalah
Rumusan masalah untuk komponen udara adalah sebagai berikut :
1. 40% dari 5 ruangan di ruangan produksi kebisingan tidak memenuhi syarat.
2. 40% dari 5 ruangan diruangan produksi pencahayaan tidak memenuhi syarat.
3. 100% kualitas debu didalam ruangan produksi dan diluar ruangan produksi
tidak memenuhi syarat.
Memasang
bag house
2. filter pada alat 3 3 3 4 6.75
penghisap
debu.
Memasang
3. wet scrubber. 3 3 3 5 5.4
3.7.3 Pembahasan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 70 tahun 2016 tentang Standar dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri persyaratan tentang keberadaan vektor
khususnya lalat adalah jika kepadatan lalat >2 maka kepadatan lalat diarea tersebut
dinyatakan tinggi. Sementara setalah dilakukan pengukuran, terdapat 5 titik dari 9 titik
yang diukur kepadatannya dikategorikan tinggi. Beberapa penyebab keberadaan lalat
dikategorikan tinggi karena kondisi tempat sampah dan saluran pembuangan air limbah
(SPAL) yang terbuka.
Membentuk
tim pengawas
yang bertujuan
untuk
mengawasi
dan
2. mengendalikan 3 3 3 4 6.75
keberadaan
vektor dan
binatang
pengganggu di
area industri.
Kodoatie Robert J.dan Sjarief Roestam. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
ANDI : Yogyakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 70 Tahun 2016 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesi Nomor 68 tahun
2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan
Said, Nusa Idaman. 1999. Kesehatan Masyarakat Dan Teknologi Peningkatan Kualitas
Air. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi : Jakarta
Standar Nasional Indonesia 7388 Tahun 2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba
4. Dapur
5. Bak Central
9. Kondisi IPAL