Tugas Analisa Pangan
Tugas Analisa Pangan
ANALYSIS VITAMIN
Disusun oleh:
Vitamin adalah komponen tambahan makanan yang berperan sangat penting dalam
gizi manusia. Banyak vitamin tidak stabil pada kondisi pemrosesan tertentu dan
penyimpanan, dan karena itu kandungan vitamin dalam makanan yang diproses dapat sangat
menurun. Vitamin sintetik dipakai secara luas untuk menggantikan vitamin yang hilang dan
untuk mengembalikan kandungan vitamin dalam makanan. Beberapa vitamin berfungsi
sebagai koenzim yang tanpa vitamin itu enzim tersebut tidak efektif sebagai biokatalis
(deMan, 1997).
Secara umum pengertian vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan
tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat
melakukan aktifitas hidup . Walaupun vitamin memiliki banyak jenis akan tetapi secara
umum vitamin bekerja dengan cara menggalakkan reaksi kimia tertentu dalam suatu proses
metabolisme. Jika kekurangan vitamin dapat memperbesar peluang terkena penyakit pada
tubuh kita. Ada dua golongan vitamin, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin
yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K.
sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah B (thiamin, riboflavin, niacin, piridoksin,
asam pantothenat, biotin, sianokobalamin, choline, inositol) dan vitamin C. Kedua golongan
vitamin ini mempunyai sifat umum yang berbeda-beda. Ada beberapa senyawa yang
berhubungan dengan vitamin, yaitu antivitamin, yang kerjanya dapat merusak struktur
vitamin, dan antagonis vitamin, yang kerjanya dapat dapat berkompetisi dengan vitamin
(Proverawati, 2011).
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian vitamin.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi vitamin.
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara analisis vitamin.
BAB II
PEMBAHASAN
Vitamin didefinisikan senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang
sangat kecil dan harus disuplai dari makanan karena tubuh tidak dapat menyintesisnya. Suatu
vitamin minimal menunjukkan satu fungsi metabolik khusus. Istilah vitamin digunakan oleh
Casimir Funk pada tahun 1912 yang meneliti tentang penyakit beri-beri. Vita menunjukkan
senyawa yang diperlukan oleh tubuh, sedangkan amine berarti mengandung nitrogen, maka
kemudian istilah amine diganti dengan amin, sehingga lebih dikenal dengan vitamin
(Muchtadi, 2009).
Vitamin adalah senyawa organic yang tidak termasuk dalam protein, karbohidrat, lemak
yang terdapat dalam jumlah kecil dalam bahan makanan tapi sangat penting peranannya bagi
tubuh.
Ada dua golongan vitamin, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang
larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. sedangkan
vitamin yang larut dalam air adalah B (thiamin, riboflavin, niacin, piridoksin, asam
pantothenat, biotin, sianokobalamin, choline, inositol) dan vitamin C. Kedua golongan
vitamin ini mempunyai sifat umum yang berbeda-beda. Ada beberapa senyawa yang
berhubungan dengan vitamin, yaitu antivitamin, yang kerjanya dapat merusak struktur
vitamin, dan antagonis vitamin, yang kerjanya dapat dapat berkompetisi dengan vitamin
(Proverawati, 2011).
a. Asam Askorbat yaitu ekstraksi dingin dengan asam metafosforat atau asam asetat
b. Vitamin B1 dan B2 yaitu pemanasan dalam asam yang ditambahkan perlakuan enzim
c. Niasin yaitu asam autoclaving dalam asam (Non Sereal) atau dalam alkali (sereal)
d. Vitaminn A, E dan D yaitu pelarut organic, saponofikasi, dan reekstraksi dengan
pelarut organik
e. Untuk vitamin vitamin yang tidak stabil (A,E,D) perlu ditambahkan antioksidan untuk
menghambat oksidasi.
Tahap Analisa B2
Preparasi Sampel
Timbang sampel (kira kira megandung 0,1 mg niasin) dan tambahkan NH2SO4,
autoklaf selama 1 jam dan dingnkan. Atur pH sampai 6,8 dan encerkan sampai
volume (konsentrasi 0,1 g niasin/ml), campur dan sering
Preparasi tabung pengujian
Pengulangan sedikitnya menggunakan 0.0, 0.5, 1.0, 2.0, 3.0, 4.0 dan 5.0 ml.
tambahkan 5 ml Difco Basal Medium untuk niasin ke dalam masing masing tabung,
autoklaf selama 10 menit pada suhu 121 dan dinginkan.
Preprasi standar
Sama dengan cara preparasi tabung pengujian
Standar larutan yang mengandung 0,1 /ml niasin
Inokuasi dan inkubasi (37, 16-18 jam)
Tambahkan 1 tetes inokulasi ke masing masing tabung, tutup tabung dan inkubasi
pada suhu 37 selama 16-18 jam sampai kekeruhan maksimum pada dengan
konsentrasi niasin paling tinggi.
Pengukuran
Absorbansi diukur pada panjang gelombang 540-660 nm
2.6.3.2 Folat
Folat terdiri dari tiga komponen yang terikat gugusan pteridina, asam para amino
benzoate, dan asam glutamat. Folat dapat sedikit larut dalam air, mudah teroksidasi dalam
asam dan cahaya dan hilang ketika pemasakan karena folat memiliki bentuk yang
beragamdan tidak stabil sehingga menyulitkan dalam analisa. Untuk menghitung
bioavailabilitas folat dalam fortifikasi dan dalam makanan telah dibuat DFE ( Dietary Folate
Equivalent).
Berdasarkan hasil penelitian dilaporkan bahwa :
Asam Folat 85% bioavailable
Folat dalam makanan 50% bioavailable
Asam folat dalam produk fortifikasi 1,7 kali lebih bioavailable dibandingkan dengan
folat dalam makanan
Perhitungan g DFE untuk beberapa makanan memerlukan jumlah sampai asam folat sebagai
bagai yang terpisah dari folat makanan. Saat ini, metode kromatografi cair sangat penting
untuk memastikan jumlah asam folat dan bentuk ragam folat dalam makanan, dan akhir ini
kolaborasi prosedur mikrobiologi yang berdasarkan ekstraksi trienzim dapat menghitung
hanya total folat dan tidak dapat membedakan antara folat fortifikasi dan folat makanan.
Prinsip Folat
Folat dalam sampel diekstraksi dalam buffer pada suhu 100C (air mendidih)
Hasil ekstraksi didigesti dengan -amilase dan protease (untuk membebaskan ikatan
folat dengan makromelokul) dan konjugase (untuk memecahkan poly-glutamyl folat
menjadi PteGln3 atau yang lebih kecil)
Pertumbuhan mikroba uji diukur dengan % transmitan. Transmitan berpengaruh pada
konsentrasi folat.
2.7.1 Vitamin A
Vitamin A sensitif terhadap cahaya (UV), udara (beberapa prooksidan), suhu tinggi
dan kelembaban, untuk menghindari perubahan yang terjadi pada vitamain B yaitu dengan
menghindari penggunaan barang pecah belah, nitrogen, dan vakum, di sarankan untuk
menambahkan antioksidan diawal prosedur. Metode yang digunakan adalah HPLC.
Prinsip Vitamin A
Sampel disaponofikasi, vitamin A akan terekstraksi kedalam larutan organic dan
terkonsentrasi. Semua trans-retinol dan 13-cis-retinol ditentukan dengan HPLC dengan
kolom silica.
2.7.2 Vitamin E
Vitamin E meniliki bentuk 8 komponen yang berbeda dalam makanan dan semuanya
adalah 6-hidroksikroman, Famili vitamin E terdiri dari -, -, - dan -tokoferol. Cirinya
sebuah rantai cabang jenuh dari 3 unit isopren dan berikatan dengan tokotrienol tidak jenuh.
Tahan panas dan asam, karena bersifat antioksidan maka Vitamin E akan mudah teroksidasi
terutama bila dalam minyak tengik, timah dan garam besi Mudah rusak oleh sinar UV
Prinsip Vitamin E
Untuk produk makanan umumnya sampel disabunkan dengan reflux, diekstrak
dengan heksan dan diinjeksi ke dalam fase normal kolom HPLC yang disambungkan pada
detektor fluoresensi. Untuk Margarin dan Minyak nabati sampel dilarutkan dalam heksan,
MgSO4 ditambahkan untuk mengganti air kemudian difilter dan diuji dengan HPLC, Untuk
minyak dilarutkan dalam heksan dan diinjeksi secara langsung ke dalam kolom HPLC
yang perlu diperhatikan Vitamin E adalah subyek oksidasi.Penyabunan dilakukan dengan
reflux yang sudah ditambah, antioksidan pirogallol dengan reaksi vessel yang terlindung dari
cahaya
Tambahkan 10 ml dari 6 % (w/v) pirogallol dalam etanol ke sampel , campur dan aliri
dengan N2. Panaskan pada suhu 70 C selama 10 menit dengan sonikasi. Tambahkan 2 ml 60
% KOH, campur dan aliri dengan N2. Hancurkan selama 30 menit pada suhu 70 C. Sonikasi
selama 5 menit, dinginkan pada suhu ruang dan tambahkan NaCl dan air. Ekstrak dengan
heksan (0,1% BHT) 3 kali. Tambahkan 0,5 g MgSO4 dan campur. Filter dan encerkan
sampai volume dengan heksan dan injeksi 20 l.
Margarin dan minyak nabati
Tambahkan 40 ml heksan (0,1% BHT) ke dalam 10 g sampel dan campur. Tambahkan 3 g
MgSO4 dan campur, biarkan 2 jam. Filter dan encerkan sampai volume dengan heksan.
Injeksi 20 l.
Parameter kromatografi
Kolom Hibar RT, Lichrosorb Si60 5 m, 25 cmx4.6 mm
Fase mobil 0,9% isopropanol dalam heksan
Flow 1 ml/menit
Detektor-fluoresensi, Ex = 290 nm, Em = 330 nm
2.7.3 Vitamin C
Berbentuk asam L-askorbat dan asam L-dehidroaskorbat. Mudah teroksidasi terutama
oleh tingginya pH dan adanya katalisator seperti Fe dan ion Cu. Sehingga perlu prosedur
yang didisain rendah pH dan adanya chelating agent.NOksidasi ringan asam askorbat
menghasilkan asam dehidroaskorbat dan bersifat reversibel dengan adanya perlakuan dengan
reducing agents ( -mercaptoetanol dan ditioreitol) Metode yang digunakan Metode Titrasi
2,6 dicloroindophenol.
Prinsip Vitamin C
L-asam askorbat dioksidasi menjadi L-asam dehidroaskorbat. Pada akhir titrasi akan
menunjukkan warna merah muda.
Perhitungan :
mg asam askorbat/ml sampel =
Standard (mg/ml) x volume titrasi sampel x (FP/berat sampel)
Timbang 50 mg asam askorbat dan encerkan sampai 100 ml dengan asam metafosforat-asam
asetat
Titrasi
Titrasi sampel dan standard (3 ulangan) dengan dikloroindophenol sampai berwarna merah
muda sedikitnya 10 detik
Sama dengan metode titrasi, jumlahnya 100 ml untuk standard dan sampel, tambahkan 2
asam Norit, gojog dan saring
Preparasi blanko
Tiokrom sensitif pada cahaya harus mengurangi cahaya pada semua prosedur
Tiamin sensitif panas terutama pada suasana basa tahap analisa dengan cara
oksidasi tiamin harus dilakukan dengan cepat dan teliti berdasarkan prosedur yang
ada
Tambahkan larutan enzim dan inkubasi selama 3 hari pada suhu 45-50 C, dinginkan
sampel atur pH sampai 3,5, encerkan sampai volume dengan air, campur dan saring. Larutan
standard diperlakukan dengan enzim yang sama.
Pembersihan Ekstrak sampel
Masukkan ekstrak sampel ke dalam kolom ion-exchange, cuci kolom dengan air panas
kemudian larutkan tiamin dengan larutan asam KCl panas, diinginkan. Encerkan sampai
volume dengan larutan asam-KCl, lakukan juga pada standard .
Pembentukan Tiokrom
Konversi tiamin ke tiokrom menggunakan K2Fe(CN)6, tambahkan isobutil alkohol,
kocok, dan sentrifus.Tuangkan fraksi isobutil alkohol ke dalam tabung baca fluoresen dan
baca pada 365 nm/435nm. Begitu juga standard dan buat kurva standard untuk menghitung
tiamin sampel
Titik Kritis
Karena sensitif pada UV maka semua prosedur dilakukan pada ruang minim cahaya.
Adanya proses oksidasi permanganat perlu diperhatikan untuk hasil yang reliable
Timbang sampel homogen, tambahkan 0,1N HCl campur kemudian autoklaf selama 30
menit pada suhu 121 C dan dinginkan. Endapkan substansi pengganggu dengan mengatur pH
6 dan segera diikuti pengaturan pH 4,5, encerkan sampai volume dengan air dan saring
Oksidasi Materi pengganggu
Kelemahan memerlukan ekstraksi, terbatas pada vitamin yang larut air, memakan waktu
lama
Kelemahan Informasi yang diperoleh hanya total vitamin dalam makanan tidak sampai
biovailabilitas vitamin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vitamin adalah senyawa organic yang tidak termasuk dalam protein, karbohidrat,
lemak yang terdapat dalam jumlah kecil dalam bahan makanan tapi sangat penting
peranannya bagi tubuh.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam setiap metode pengujian adalah Akurasi
dan Presisi, Faktor Ekonomis, Jumlah sampel atau ketersediaannya sampel, Metode yang
dapat diaplikasikan, Kondisi seperti cahaya, oksigen, pH dn panas supaya tidak merusak, dan
Homogenisasi sampel. Namun hal yang terpenting ketika memilih metode analisa, setidaknya
metode tersebut telah diujikan di laboratorium dan telah dipublikasikan oleh organisasi
seperti AOAC (American of Official Analytical Chemist).
DAFTAR PUSTAKA
Proverawati, Atikah dan Erna Kusmawati. 2011. Ilmu Gizi dan Keperawatan dan Gizi
Kesehatan. Yogyakarta:Nuha Medika