Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SINTESIS ORGANIK ANORGANIK

ALKILASI
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sintesis Organik Anorganik

DOSEN : Rintis Manfaati, S.T., M.T

Oleh

Muhamad Fajri A 161411078

Muhammad Fachry A 161411079

Nabila Luthfi Rachmalia 161411081

1C Teknik Kimia

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
ALKILASI
A. Pengertian Alkilasi

Alkilasi adalah suatu proses pemasukkan gugus alkil atau merupakan penambahan
jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabang,
biasanya dengan cara adisi (penambahan) atau subtitusi (penggantian) atom hidrogen
atau gugus halida. Dalam dunia oil refinery, alkilasi dapat juga diartikan penambahan
alkil pada alkena untuk memproduksi bahan bakar oktan tinggi.

Gugus alkil : -CnH2n+1; misal : -CH3, -C2H5

B. Jenis Alkilasi
Cara memasukkan gugus alkil ada 6 macam, hal itu bergantung pada ikatannya
sebagai berikut :

1. Substitusi Atom H pada Senyawa Karbon

Apabila senyawa aromatik mengalami alkilasi pada inti maka karbon dari alkil
akan terikat pada atom karbon dari senyawa aromatik. Demikian juga untuk senyawa
alifatik. Alkil terikat pada atom C, reaksi ini disebut alkilasi Fiedel - Craft.

Contoh : (CH3)3C - CH2 - CH(CH3)2 (isooktana)

2. Substitusi H pada Gugus Karboksil dalam Alkohol atau Fenol

Pada substitusi ini alkil terikat kepada O.

Contoh : C2H5 O C2H5 dan C6H5 O CH3

3. Substitusi H yang terikat pada N

Alkil terikat pada N yang bervalensi 3

Contoh : C6H5 N (CH3)2


4. Adisi Alkil Halida atau Alkil Ester terhadap Senyawa N-tertier

Ikatan alkil terhadap N dan N valensi 3 sering dianggap berubah menjadi


ikatan valensi 5. Dalam kenyataannya N memiliki 4 ikatan kovalensi dasar dan 1
ikatan elektrostatis.

Contoh : C6H5N (CH3)3Cl

5. Senyawa logam alkil

Alkil terikat kepada logam

Contoh : Pb(C2H5)4 dan C6H4(COONa)SHg C2H5

6. Aneka alkilasi lain

Dalam merkaptan, gugus alkil terikat pada S. Dalam alkil silane, alkil terikat
pada Si.

Contoh : n C12H25 SH ; C2H5 SiCl3 ; R S C5H11

(Triclorosilen derivatif, bahan ini berbau, digunakan sebagai peringatan bila


ada pipa gas yang bocor).

Secara kimia reaksi alkilasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :


1. Alkilasi Katalis
Suhu reaksi berkisar antara 30 1050F dan tekanan 1 atm 150 psig. Katalis yang
banyak digunakan, yaitu :
a. Proses Alkilasi Asam Fluorida diperkenalkan oleh Phillips Petroleum
Company pada tahun 1942.
b. Proses Alkilasi Aluminium Khlorida di operasikan oleh Phillip selama Perang
Dunia.
c. Proses Alkilasi Katalis Asam Sulfat telah di mulai di Amerika Serikat pada
tahun 1938 oleh Shell Oil Company. Pada proses ini, komponen gasolin
dengan angka oktan tinggi dibuat melalui reaksi isobutana dengan olefin.
Butilen merupakan senyawa yang paling umum dipakai, karena produk yang
dihasilkan mempunyai kualitas tinggi dan dapat diperoleh hanya dengan
sedikit Asam Sulfat dibandingkan dengan olefin lainnya, jika diproses pada
kondisi operasi yang sama.
2. Alkilasi Termis
Alkilasi termis adalah alkilasi yang mengolah Etilen yang diikuti oleh Propilene,
Butane dan Isobutilene dengan bantuan panas. Suhu reaksi berkisar 9500F dan tekanan
sekitar 3000-5000 psia. Proses Alkilasi termis yang komersil telah di bangun oleh
Phillips Petroleum Co untuk membuat neoheksana. Alkilasi ini menggunakan Etilene
dan Isobutana sebagai reaktan untuk membuat neoheksana.

C. Zat Pengalkilasi
1. Olefin
Aplikasi pada industri petroleum: alkilasi isobutane dengan propene
Contoh lain:
CH3 CH3
CH3 CH = CH2 + CH CH3 CH3 CH CH3
CH2 CH2 CH3
CH3 CH3

RCH = CH2 + - CH CH3


R

a. Olefin rantai pendek tambahan cracking minyak bumi.

b. Olefin rantai panjang dehidrogenasi alkana.

Alkilasi dengan olefin ini ada bahaya yaitu bahwa terjadi


oligomerization/polymerization olefin , sehingga dihasilkan polimer bukan
produk alkilasi. Dalam reaksinya dengan isobutane, digunakan isobutane
dalam large excess sedangkan olefin-nya (propene) jumlahnya dijaga.

2. Alkohol
Contoh
H R
Karena H+
R N: alkohol
+ ROHkurang reaktif
RN maka
- Rdapat
+ H2Odipakai secara berlebihan.
PemakaianHH2SO4 selain sebagai katalisator juga dapat digunakan sebagai
pengikat air.

3. Eter

Eter ini dapat digunakan, namun kurang reaktif sehingga jarang digunakan
4. Alkil halogenida: R1X

Alkil halogenida sangat reaktif, lebih reaktif dari alkohol sehingga


dapat dipakai untuk mengalkilasi beberapa jenis zat.

Contoh:

RH + R1X RR1 + HX rantai tambah panjang

R O H + R 1X R O R1 + HX

Karena RX mahal maka cara ini hanya dipakai bila RX didapat dengan
harga murah, misalnya sebagai hasil tambahan. Yang paling sering
digunakan adalah Cl2. Sedangkan Br dan I dipakai dan reaksi lebih mudah.
Br sendiri dipakai dalam zat warna.

5. Alkil sulfat

Harga murah tetapi beracun. Yang banyak dipakai yaitu dimetyl sulfat

Contoh:
H CH3
CH3 OSO2 O CH3 + N N + H2SO4
H
CH3

D. Zat Zat yang Dapat di Alkilasi


1. Alkana
a. Alkana normal : Memerlukan zat pengalkilasi yang lebih reaktif,
misalnya RX.
b. Isoalkana : Dapat menggunakan olefin sebagai zat pengalkilasi.
2. Amino (N)
3. Alkohol
Misalnya digunakan dalam proses pembuatan eter
ROH + R1X ROR1 + HX
4. Phenol
5. Alkaloid
Misalnya digunakan dalam proses pembuatan cafein
6. Aromatik + Olefin
R CH = CH2 + R CH
CH3

Untuk mempercepat reaksi dapat digunakan katalisator ion atau katalisator


radikal bebas. Pada alkilasi dapat terjadi alkil pada rantai cabang yang dapat
menggeser ke inti.
Misalnya pada Alkilasi dengan methanol

H CH3
H2SO4 NH + H2O
N : + CH3OH
H CH3
T >
CH3OH

NH2
H 3C CH3

CH3

E. Friedel-Crafts Alkylation

Salah satu mekanisme reaksi alkilasi, yang berupa mechanism electrophilic


substitution. Mekanisme reaksi alkilasi lainnya bisa dilihat di diktat. Katalis yang
dipakai adalah Lewis acid
Contoh : reaksi aromatik dengan alkil halida

Misalnya pada benzene dengan chloromethane membentuk methylbenzene


(toluene). Electrophile disini adalah CH3+ yang terbentuk dari reaksi antara
chloromethane dengan katalis aluminium chloride
Reaksi yang terjadi :

Kemudian, terjadi substitusi electrophile ke benzene.


a. Stage 1
b. Stage 2

Hidrogen diambil oleh ion AlCl4- . Katalis aluminium chloride


ter-regenerasi pada stage ini.

F. Termodinamika

Alkilasi karbon umumnya eksotermis. Panas reaksi dihitung menggunakan


sifat-sifat fisik dan termodinamika yang tersedia untuk merencanakan reaktor dan alat
penukar panasnya. Panas reaksi sangat penting peranannya.

Berikut adalah data Panas Pembentukan.

Panas Pembentukan Beberapa Jenis Alkil


Benzen Hf, kcal/gmol

Suhu (K)
273,16 298,16 500 700
Senyawa (gas)

Benzen 24 19,82 17,536 16,04

Toluen 17,5 11,95 9,005 7,067

Etil Benzen 13,917 7,12 3,699 1,529

o Xylene 11,096 4,54 1,189 -1,076

m Xylene 10,926 4,12 0,571 -1,792

p Xylene 11,064 4,29 0,680 -1,751

n Propil 9,810 1,87 -2,06 -4,52


Benzen 9,250 0,94 -3,01 -5,44

1. Usaha memperbanyak hasil:

a. Suhu diatur tergantung sifat reaksi, endotermis atau eksotermis. Zat


pereaksi berlebihan
RH + RCH=CH2 dengan RH yang berlebihan
RNH2 + ROH ROH yang berlebihan
ROH + RX RX yang berlebihan

ROH = Alkohol rantai panjang, misalnya selulose

b. Menghilangkan salah satu hasil

RH + RCH=CH2 RCH2CH2R tidak ada yang dapat dihilangkan

RNH2 + ROH RNHR + H2O air dihilangkan dengan


penambahan zat yang dapat
mempercepat penguapan atau
penghilangan air
ROH + RX ROR + HX asamnya dihilangkan

c. Tekanan dibesarkan
Untuk fase gas dengan memperbanyak jumlah mol dan menggeser ke
jumlah mol yang kecil
Untuk fase cair dengan menaikkan suhu didih

d. Katalisator, digunakan senyawa bersifat asam


Digunakan senyawa yang bersifat asam atau senyawa yang menghasillkan
radikal bebas, tergantung dari zat yang dialkilasi.

Misalnya H2SO4 dan Asam lain seperti HF, HCl, AlCl3.

Untuk reaksi b digunakan Al2O3


Untuk reaksi c NaOH untuk mengikat HX yang terjadi. Bisa juga
digunakan katalisator radikal bebas.

e. Konsentrasi zat pereaksi

Untuk reaksi yang lambat, digunakan konsentrasi yang setinggi-tingginya.

Untuk reaksi a, RCH=CH2 tidak boleh terlalu pekat karena reaksinya


terlalu cepat dan kemungkinan terjadinya polimerisasi.

Untuk reaksi b, ROH pekat dan anhidrid.

f. Pengadukan

Untuk fase cair dilakukan pengadukan

Untuk fase gas dilakukan aliran turbulen

G. Manfaat Alkilasi
1. Dalam industri petroleum untuk menggabungkan light olefins (propylene dan
butylene) dengan isobutane untuk menghasilkan alkylate (higher branched
alkanes) high octane gasoline components
2. Pada karet sintetis, misalnya pembuatan styrene, isophrena.
3. Industri zat warna, misal anilin menjadi dimetil anilin.
4. Industri bahan peledak, misalnya pembuatan Tetryl
(Trinitrophenylmethylnitranium)

H. Kelebihan Alkilasi
1. Molekul fase gas tersingkirkan
2. Produk cair yang berharga terbentuk.
Contoh : bahan bakar dengan nilai oktan tinggi (87-98)

I. Tipe Katalisasi
1. HF
2. H2SO4
Proses ini merupakan proses alkilisasi tertua. Dalam proses ini temperatur
reaktor harus dijaga dibawah 293 K untuk mencegah konsumsi asam yang
berlebihan sebagai akibat reaksi reduksi oksidasi, yang menghasilkan bentukan
tar dan SO4 dibutuhkan pendinginan kriogenis.
Teknologi yang digunakan dalam proses ini ada 2 macam :
a. Proses otorefrigerasi yang lisensinya dipegang oleh Exxon Research and
Engineering
b. Proses refrigerasi buangan yang lisensinya dipegang oleh Stratfoord
Engineering Corporation

J. Diagram Alir

1. Diagram alir proses Alkilasi Katalis Asam Sulfat


2. Diagram alir proses Alkilasi Termis

Uraian Proses
1. Uraian Proses Alkilasi Katalis Asam Sulfat
Umpan olefin dan iso butana harus kering dengan kadar sulfur rendah untuk
mengurangi kelebihan katalis asam dan menjaga mutu produk alkilat. Umpan
keringolefin dan isobutana bersama sirkulasi isobutana dimasukkan ke dalam reactor
melalui beberapa pipa untuk menjaga temperatur sepanjang reactor. Reaksi adalah
eksotermik dan panas reaksi tersebut dibuang dengan penukaran panas
dengansejumlah besar air bertemperatur rendah untuk menjaga temperatur optimal
reaksisekitar 35oC. Keluaran dari reaktor masuk ke pengendapan (settler) dimana
endapan asam (S.G = 1, alkilat S.G = 0,7) disirkulasi ke reaktor. Fase hidrokarbon
berkadar HF 1-2 % mengalir melalui penukar panas ke isostripper.
Butane jenuh (make up) juga dimasukkan ke isostripper. Produk alkilat dikeluarkan
dari bawah isostripper. Isobutana yang belum bereaksi ditampung dari samping
isostripper dan disirkulasi kembali ke reaktor. Semua produk dibebaskandari HF
dengan pemurnian KOH sebeluk meninggalkan unit.

Alkilat berangka oktana tinggi dengan distribusi angka oktana baik dansensitivitas re
ndah memberikan keuntungan di negara-negara Eropa yang mensyaratkan angka
oktana motor (MON) dan Amerika Serikat dengan persyaratanknock performance =
(RON + MON)/2.
2. Uraian Proses Alkilasi Termis
Alkilasi termis adalah alkilasi yang mengolah etilena yang diikuti oleh
propilena, butena dan isobutilena dengan bantuan panas. Kondisi operasi ini tinggi
sekitar 950 F dan tekanan 3000-5000 Psia. Umpan olefin dapat diproduksi dari
proses dekomposisi hidrokarbon. Etilena diserap di dalam isobutana untuk
dimasukkan ke dalam unit alkilasi. Dapur alkilasi akan mengolah aliran daur ulang
isobutana dan cairan yang terdiri dari campuran etilena dan isobutana yang
dimasukkan ke dalam dapur melalui zona perendaman. Sedikit ter atau material yang
mempunyai titik didih di atas gasolin dapat dihasilkan karena konsentrasi etilennya
rendah dalam zona reaksi.

Reaksi yang Terjadi


CH3 CH3 CH3 CH3

H2SO4

H3C CH CH3 + H2C = C CH3 H3C C CH2 CH CH3

CH3

Isobutana Isobutilene 2,2,4 Trimetil Pentana

K. Bagian Unit Alkilasi

Suatu unit Alkylasi umumnya terdiri dari 4 bagian yaitu :


1. Pengadaan feed.
Bagian ini dapat dipisahkan dari unit Alkylasi biasanya campuran olefin
dan iso butan yang didapat dari unit-unit tidak cukup mengandung iso butan
untuk reaksi alkylasi yang baik terutama bila feed tersebut didapat dari unit-
unit perengkahan maka biasanya dilakukan terlebih dahulu pengurangan kadar
olefin atau penambahan iso butan dalam feed. Pengurangan kadar olefin dapat
dilakukan dengan reaksi polimerisasi dalam poly plant sebagian besar olefine
membentuk polymer gasoline. Operasi ini dilakukan baik didalam poly plant
demikian juga pencucian feed dengan soda dapat dilakukan di unit tersebut.
2. Reaktor.
Bagian ini berfungsi mengadakan reaksi antara iso butan dengan olefin
(butylin) membentuk alkylasi dengan katalis H2SO4 pada kondisi temperatur
7 10oC, reaktor yang dipakai berupa kolom vetikal dilengkapi piringan-
piringan berlubang kecil vaporated plate. Vaporated plate digunakan untuk
mendapatkan mixing yang baik antara hidrokarbon dan asam sulphat. Didalam
reaktor jenis ini mixing tersebut digunakan oleh pompa emulsi sirkulasi.
Fresh feed dicampur dengan iso butan untuk mendapatkan ratio iso butan dengan
butilin kemudian diinjeksi dengan H2SO4 sebagai pembentuk emulsi
3. Refregeration
Bagian ini berfungsi untuk mendapatkan suhu rendah yang diperlukan untuk
reaksi alkylasi. Refregerator yang dipakai adalah propan yang baik yaitu
bebas air karena air didalam propan dapat menyebabkan kebuntuan dalam
systim akibatnya pembekuan air pada suhu rendah kadar propan dalam refregeren
minimum 90%.

4. Treating
Bagian ini berfungsi menetralkan acid yang terdapat pada reaktor produk
dengan coustik soda sebelum dipisahkan didalam bagian fraksinasi. Untuk
menghilangkan coustik soda yang terbawa reaktor prodak setelah coustik
washing biasanya dilakukan water washing.

5. Fraksionasi dan kadang-kadang dilengkapi dengan bagian pembuatan asam


sulphate

Bagian ini berfungsi memisahkan propan, iso butane dan normal butan dari
alkylat dan juga memisahkan light alkilat dan heavy alkylat.
L. Kondisi proses yang umum untuk Alkilasi Isobutana/Butena

Keterangan Proses H2SO4 Proses HF

Temperatur (k) 277-283 298-313

Tekanan (bar) 2-6 8-20

Waktu tinggal (min) 20-30 5-20

Rasio Umpan i-butana/butena 8-12 10-20

Kekuatan Asam (b%) 88-95 80-95

Asam dalam emulsi (v%) 40-60 25-80

Konsumsi asam per massa 70-100 0,4-1


alkilat (kg/t)

M. Pengaruh Variabel Operasi

1. Temperatur
Reaksi alkylasi yang baik pada suhu 0 s/d 20 0C, dibawah 0
menyebabkan kenaikan viscositas dan emolsi asam hydro carbon sehingga
terjadi pembekuan asam sehingga mengganggu fluiditi. Diatas 20oC terjadi
reaksi polimerisasi antara olefin akibatnya menambah konsumsi asam,
mengurangi produk alkylate dan menurunkan angka oktan alkylate disamping
itu terbentuk senyawa ester antara lain acid dan olefin yang menyebabkan
korosi pada peralatan karena terurainya ester setelah pemanasan. Suhu reaksi
alkylasi yang optimal adalah 4 16oC.
2. Tekanan (Bar)
Tekanan tidak berpengaruh terhadap jumlah produk alkylat tetapi tekanan
pada proses alkylasi harus cukup tinggi, maksudnya untuk mempertahankan agar
hidro karbon tetap fase cair. Selama reaksi disamping itu bermanfaat untuk
menjamin aliran dari vesel ke peralatan berikutnya. Tekanan operasi pada
alkylasi adalah 100 s/d 200 psig.

3. External Iso Butane


Ratio iso butan butiline dalam feed ke reaktor dipertahankan antara 5 s/d 6.
Pada ratio dibawah 3 ini berarti bahwa olefine berlebihan, maka akan
terjadi reaksi polimerisasi akibatnya konsumsi dari asam akan naik produk
alkylat berkurang serta angka oktan turun.

4. Ratio Acid Hydro Carbon


Tidak berpengaruh besar pada hasil dan mutu alkylat dan acid lain,
walaupun demikian 50 60 % vol acid dipertahankan pada inlet reaktor. Pada 40
43% vol acid akan terjadi inversi fase emulsi dari hydro asam menjadi asam hidro
carbon ini akan menghasilkan emulsi yang stabil yang akan menyulitkan
pemisahan asam hidrokarbon hasil dari reaktor.

5. Keasaman H2SO4
Pada konsentrasi dibawah 88% berat akan terjadi polimerisasi antara
butiline sehingga akan mengurangi hasil alkylat. Demikian juga kualitas dan acid
lain. Nitril ester akan menaikkan kecepatan korosi alat-alat dan ini terjadi
pada konsentrasi dibawah 88% makin tinggi % acid pada dasarnya makin besar
produk alkylat serta mutunya dan makin besar acid lainnya. Dalam praktek
konsentrasi dipertahankan antara 90 s/d 96%.

6. Resident Time

Untuk alkylasi butiline terhadap iso butane resident time yang optimal
adalah 30 menit. Resident time yang lebih besar 30 menit akan mengurangi
produk alkylasi karena terpecahnya alkylat olefine.

7. Composisi Feed Stock

Macam olefin yang akan dipakai sebagai gugus alkyl mempengaruhi


produk alkylate, kualitas dan acid lain. Pada kondisi yang sama hasil dari alkylasi
olefin akan berbeda.
Daftar Pustaka

https://www.scribd.com/document/260284823/Makalah-Alkilasi-Termis

http://dokumen.tips/documents/makalah-alkilasi-termis.html

https://www.scribd.com/doc/183529861/alkilasi-fix-docx

https://www.scribd.com/doc/131920148/Alkilasi-Polimerisasi-Dan-Isomerisasi-FIX

https://www.slideshare.net/abrahamumankumank/alkilasi

http://doanddoo.blogspot.com/2011/12/minyak-bumi-alkilasi-polimerisasi.html (diakses pada


7 november 2013)
http://sherchemistry.wordpress.com/kimia-x-2/minyak-bumi/ (diakses pada 7 november
2013)

Anda mungkin juga menyukai