Pada awal kemerdekaan Indonesia telah menerapkan sistem demokrasi namun tidak
berjalan dengan baik karena masih adanya Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia.
Selanjutnya Indonesia menerapkan demokrasi parlementer, pada demokrasi parlementer ini
dimana parlemen mendominasi sehingga menyebabkan terbentuknya banyak partai politik
yaitu ada sekitar 40 partai politik. Dengan terbentuknya banyak partai politik, tiap-tiap partai
politik cenderung condong pada partai politik masing-masing sehingga secara tidak langsung
tidak fokus pada politik nasional. Demokrasi parlementer tidak bisa bertahan di indonesia
karena, jika suatu negara memiliki terlalu banyak partai politik dapat menimbulkan
pertentangan partai politik dan dapat mempengaruhi stabilitas politik.
Setelah runtuhnya demokrasi orde baru Indonesia memasuki demokrasi pada masa
refromasi. Demokrasi pada asa reformasi ini berlaku hingga sekarang, demokrasi pada masa
reformasi ini menerapkan demokrasi pancasila. Penerapan demokrasi pancasila pada masa
reformasi lebih terlihat, seperti pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis
dari yang sebelumnya,kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampai pada
tingkat desa sehingga pembagian kekuasaan merata,pola rekruitmen politik untuk pengisian
jabatan politik dilakukan secara terbuka tidak dipilih/diangkat langsung oleh presiden dan
sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat.