Term Okimi A
Term Okimi A
TERMOKIMIA
OLEH :
(1608511050)
KELOMPOK B
MEJA 21
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
TERMOKIMIA
I. Tujuan Percobaan
1. Mengenal alat kalorimeter tekanan tetap dan memahami cara kerja alat
tersebut.
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan
energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang
dikandung setiap unsur atau senyawa. Perubahan energi dapat terjadi dalam suatu
sistem maupun lingkungan. Sistem dapat berupa gas, uap air dan uap dalam
kontak dengan cairan (Atkins, 1990). Secara umum sistem dibagi 3 macam yaitu:
3. Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak ada pertukaran energi maupun
materi ke lingkungan.
(Brady, 1999).
Kalor adalah perpindahan energi termal. Kalor mengalir dari satu bagian ke
bagian lain atau dari satu sistem ke sistem lain, karena adanya perbedaan
temperatur. Besarnya kalor reaksi bergantung pada ( Alberty dan Daniels, 1992 ) :
b. Keadaan fisika
c. Temperatur
d. Tekanan
Suatu sistem termodinamika adalah suatu masa atau daerah yang dipilih
untuk dijadikan obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai
lingkungan. Batas antara sistem dengan lingkungannya disebut batas sistem
(boundary), aplikasinya batas sistem merupakan bagian dari sistem maupu
lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat berubah posisi atau bergerak.Penerapan
hukum termodinamika pertama dalam bidang kimia merupakan bahan kajian dari
termokimia. Hukum I Termodinamika menyatakan:Energi tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, atau
energi alam semesta adalah konstan. (Anonim,2012).
Perubahan entalpi untuk reaksi kimia bergantung pada keadaan zat-zat yang
terlibat dalam pembentukan karbondioksida dengan pembakaran karbon. Harga
H yang diberikan untuk karbon padat itu adalah dalam bentuk grafik. Harga lain
dari H akan diperoleh jika karbon padat itu dalam bentuk intan. Untuk suatu
cairan atau padatan keadaan standar ialah zat murni 1 atm, sedangkan untuk suatu
gas ialah gas ideal (Keenan, dkk., 1984).
Definisi perubahan entalpi atau yang biasa disebut entalpi reaksi (enthalpy of
reaction) adalah selisih antara entalpi produk dan entalpi reaktan.
Entalpi reaksi dapat bernilai positif atau negatif, bergantung pada prosesnya.
Untuk proses endotermik ( kalor diserap oleh sistem dari lingkungan), H bernilai
positif yaitu H>0. Untuk proses eksotermik ( kalor dilepaskan oleh sistem
kelingkungan ), H bernilai negatif yaitu H<0 ( Chang, 2004).
Dalam laboratorium pertukaran kalor dalam proses fisika dan kimia diukur
dengan kalorimeter yaitu suatu wadah tertutup yang dirancang secara khusus
untuk tujuan ini. Pembahasan tentang kalorimetri pengukuran perubahan kalor
akan bergantung pada pemahaman tentang kalor jenis dan kapasitas kalor. Kalor
jenis suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaiikan suhu satu
gram zat sebesar satu derajat celcius. Kapasitas kalor suatu zat adalah jumlah
kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sejumlah zat sebesar satu derajat
celcius (Chang, 2004).
q = C . t (2)
q = m . . t .(4)
dimana m merupakan massa dalam gram dari zat yang menyerap kalor dan c
= m. (Chang, 1995).
Alat ini sangat sederhana, terdiri dar dua cangkir styrofoam, termometer, dan
pengaduk. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur kalor reaksi netralisasi dan
kalor reaksi pengenceran. Karena pengukuran dilangsungkan di bawah kondisi
tekanan atmosfir, maka kalor reaksinya dinamakan entalpi. Dalam pengukuran
kalor reaksi dengan alat ini, tidak ada kalor yang dilepaskan ke lingkungan, maka
dapat ditulis persamaan (Team Kimia Dasar, 2017) :
Sehingga :
3.1 Alat
Gelas ukur
Gelas kimia
Labu ukur
Termometer
Batang pengaduk
3.2 Bahan
CaCl2
HCl
NaOH
Aquades
4.1 Percobaan 1
Percobaan pertama adalah penentuan kapasitas kalor dari suatu
kalorimeter. Sebuah gelas plastik bertutup disiapkan dengan gelas becker
kecil yang diletakan dalam gelas plastik tersebut. Suhu dari 50 ml larutan
HCl 1 M diukur suhunya dengan menggunakan termometer. Dalam gelas
kimia yang lain 50 ml larutan NaOH 1 M diukur suhunya dengan
menggunakan termometer. Kedua larutan tersebut, HCl dan NaOH
dimasukkan ke kalorimeter secara bersamaan dan diaduk dengan
menggunakan batang pengaduk. Pada saat yang sama, diukur temperatur
campuran kedua larutan dengan termometer. Percobaan diatas diulang
sebanyak 3 kali dan dicatat dalam lembar pengamatan.
4.2 Percobaan 2
Percobaan kedua adalah penentuan kalor reaksi larutan. Kalorimeter
(gelas plastik) pada percobaan pertma kembali digunakan. Sebanyak 5
gram serbuk CaCl2 dimasukkan ke kalorimeter. Ke dalam kalorimeter
ditambahkan 50 ml air, namun sebelum penambahan temperatur air diukur
dan dicatat. Larutan diaduk dengan menggunakan batang pengaduk pada
saat air dimasukan dalam kalorimeter berisi serbuk CaCl2 dan dicatat
temperatur maksimal yang dicapai oleh larutan CaCl2. Setelah diperoleh
temperatur yang stabil dari larutan CaCl2, 50 ml air ditambahkan kembali
sabil diaduk. Kemudian temperatur larutan diukur dan dicatat kembali.
V. Data Pengamatan
5.1 Percobaan 1
1 50 ml larutan HCl 1 M 29
50 ml larutan NaOH 1 M 29
2 50 ml larutan HCl 1 M 29
50 ml larutan NaOH 1 M 29
3 50 ml larutan HCl 1 M 29
50 ml larutan NaOH 1 M 29
5.2 Percobaan 2
No. Uraian Temperatur Pengamatan (oC)
1 Air 28,8
Larutan CaCl2 * 35
Larutan CaCl2 ** 34
2 Air 28,8
Larutan CaCl2 * 35
Larutan CaCl2 ** 33
VI. Pembahasan
6.1 Perhitungan
Diketahui :
V HCl 1 M = 50 mL = 0,05 L
V NaOH 1 M = 50 mL = 0,05 L
air = 1 gr/ml
c = 4,184 J/goC
Ditanya : Ckal = . ?
Crata-rata = .?
Jawab :
V1 . M1 + V2 . M2 = V3 . M3
0,05 L . 1M + 0,05 L . 1M = 0,1 L . M3
M3 = 1 M
n=M.V
= 1 x 0,1 = 0,1 mol
qreaksi = -56,2 kJ/mol x 0,1 mol
= -5,62 kJ/mol = -5620 joule
qlarutan = m.c. t1
= 100gr x 4,184 J/gC x 6C
= 2510,4 J = 2,5104 kJ
qreaksi = -( qlar + qkal )
qkal 58,7104
Ckal = = = 9,7851 kJ/oC
t 6
Diketahui :
m CaCl2 = 5 gram
m air = 1 gr/ml x 50 ml = 50 gram
mtotal = 55 gram
Total volume air = 100 ml
Ckal = 0,5182 kJ/C
Ditanya :
qreaksi dan qpengenceran =?
Jawab :
Pengamatan 1 :
qlarutan = m . c. (takhir tawal)
= 55 gram x 4,184 J/gC x (35C -28,8C)
= 55 gram x 4,184 J/gC x 6,2C
= 1426,74 J = 1,4267 kJ
qkal = Ckal . (takhir tawal)
= 0,5182 kJ/C x (35C -28,8C)
= 0,5182 kJ/C x 6,2C
= 3,21284 kJ
qreaksi = - (qlarutan + qkal)
= - (1,4267 kJ + 3,21284 kJ)
= - 4,63954 kJ
qlarutan = m . c. (takhir tawal)
= 55 gr x 4,184 J/gC x (32C 34C)
= 55 gr x 4,184 J/gC x (-2)C
= -460,24 J
= -0,46024 kJ
Pengamatan 2 :
qlarutan = m . c. (takhir tawal)
= 55 gram x 4,184 J/gC x (35C -28,8C)
= 55 gram x 4,184 J/gC x 6,2C
= 1426,74 J = 1,4267 kJ
qkal = Ckal . (takhir tawal)
= 0,5182 kJ/C x (35C -28,8C)
= 0,5182 kJ/C x 6,2C
= 3,21284 kJ
qreaksi = - (qlarutan + qkal)
= - (1,4267 kJ + 3,21284 kJ)
= - 4,63954 kJ
qlarutan = m . c. (takhir tawal)
= 55 gr x 4,184 J/gC x (32C 33C)
= 55 gr x 4,184 J/gC x (-1)C
= -230,12 J
= -0,23012 kJ
qkal = Ckal . (takhir tawal)
= 0,5182 kJ/C x (32C 33C)
= 0,5182 kJ/C x (-1)C
= - 0,5182 kJ
qpengenceran = - (qlarutan + qkal)
= - (-0,23012 kJ + (- 0,5182 kJ) )
= 0,74832 kJ
Pada praktikum kali ini membahas tentang Termokimia dan digunakan
beberapa larutan yang disediakan, diantaranya HCl, NaOH, air dan larutan CaCl2 .
Pada percobaan pertama diukur temperatur dari masing masing larutan dan
didapatkan bahwa temperatur 50 ml HCl 1M sebesar 29C dan temperatur 50 ml
larutan NaOH 1M sebesar 29C. Kedua larutan tersebut, HCl dan NaOH
dimasukkan kedalam kalorimeter secara bersamaan dan diaduk dengan
menggunakan batang pengaduk. Pada saat yang sama, diukur temperatur
campuran kedua larutan dengan termometer. Didapatkan suhu campurannya
sebesar 35C. Percobaan diulangi kembali dan didapat temperatur 50 ml HCl 1M
sebesar 29C begitupula temperatur 50 ml larutan NaOH 1M sebesar 29C. Kedua
larutan tersebut, HCl dan NaOH dimasukkan kembali ke dalam kalorimeter secara
bersamaan dan diaduk dengan menggunakan batang pengaduk. Pada saat yang
sama, diukur temperatur campuran kedua larutan dengan termometer. Didapatkan
suhu campurannya sebesar 35C. Percobaan dilakukan kembali untuk yang ketiga
kalinya dan didapatkan temperatur 50 ml HCl 1M sebesar 29C dan temperatur 50
ml larutan NaOH 1M sebesar 29C. Kedua larutan tersebut, HCl dan NaOH
dimasukkan kedalam kalorimeter secara bersamaan dan diaduk dengan
menggunakan batang pengaduk. Pada saat yang sama, diukur temperatur
campuran kedua larutan dengan termometer. Didapatkan suhu campurannya
sebesar 35C.
Apabila suhu awal dari masing-masing larutan serta suhu maksimal campuran
larutan telah diketahui, maka dilakukan pengukuran kapasitas kalorimeter yaitu
sebesar 9,7851 kJ/oC.
Percobaan kedua menggunakan air dan larutan CaCl2. Diukur temperatur air
dan didapatkan bahwa temperatur air sebesar 28,8C. Kemudian, air dan CaCl2
dimasukkan kedalam kalorimeter secara bersamaan dan diaduk dengan
menggunakan batang pengaduk. Pada saat yang sama, diukur temperature
maksimal dan temperatur stabil dari campuran kedua larutan dengan termometer.
Didapatkan suhu maksimal yang dicapai campurannya sebesar 35C dan stabil
pada 34C. Kemudian ditambahkan kembali 50 ml air dan dihitung temperaturnya
dengan menggunakan termometer. Didapatkan temperaturnya yaitu 32C.Kalor
reaksi untuk larutan CaCl2 diperoleh sebesar -4,63954 kJ, sedangkan kalor
pengenceran diperoleh sebesar 1,49664 kJ.
Percobaan ini diulangi sekali lagi, dimulai dari pengukuran suhu air,
didapatkan bahwa temperatur air sebesar 28,8C. Lalu, air dan CaCl2 dimasukkan
kedalam kalorimeter secara bersamaan dan diaduk dengan menggunakan batang
pengaduk. Pada saat yang sama, diukur temperature maksimal dan temperatur
stabil dari campuran kedua larutan dengan termometer. Didapatkan suhu
maksimal yang dicapai campurannya sebesar 35C dan stabil pada 33C.
Kemudian ditambahkan kembali 50 ml air dan dihitung temperaturnya dengan
menggunakan termometer. Didapatkan temperaturnya yaitu 32C. Kalor reaksi
untuk larutan CaCl2 diperoleh sebesar - 4,63954 kJ, sedangkan kalor pengenceran
diperoleh sebesar 0,74832 kJ.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya kalor baik yang diterima
maupun dilepaskan yaitu sumber kalor, karena adanya sumber kalor mempengaruhi
proses penyampaian kalor tersebut. Selain itu karena massa atau berat dari benda
tersebut, dimana semakin berat benda yang menerima atau melepaskan kalor maka
semakin banyak pula jumlah energi panas atau kalor yang diberikan. Selanjutnya
adalah faktor jenis dari zat tersebut, karena untuk menentukan suatu kalor maka
diperlukan kalor jenis dari benda yang hanya didapat dengan menentukan jenis zat.
Terakhir adalah faktor perubahan suhu karena besar atau kecilnya kalor bergantung
pada tinggi rendahnya suhu.
VII.Simpulan
Brady, J.C . 1999 . Kimia Universitas : Asas dan Struktur Jilid I Edisi 5
Penerjemah : Sukmanah, Ramiarti, Anas dan Sally . Jakarta : Binarupa
Aksara.
Alberty, R.A dan Daniel F . 1992 . Kimia Fisika Jilid I Edisi 5 Penerjemah :
Sudja . Jakarta: Erlangga.
Keenan, CW. Kleifelter, DC & Nood, JH. 1984 . Ilmu Kimia untuk Universitas
Edisi 6 Jilid 1 Alih Bahasa : Pudjaatmaka. Jakarta : Erlangga.
Chang, R. 2004 . Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi 3 Jilid 2 Alih Bahasa:
Muhammad Abdul Kadir Martoprawiro, Ph.D. dkk. Jakarta : Erlangga.
Bird, T. 1993 . Kimia Fisik untuk Universitas . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Chang, R. 1995 . Chemistry. USA : Random House.
Team Kimia Dasar . 2017 . Penuntun Praktikum Kimia Dasar II . Bukit Jimbaran :
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana.