Anda di halaman 1dari 6

Sholihah Ibu A : Ini loh, anak saya belum genap dua tahun paling pintar diantara teman teman

an sebayanya. Sudah bisa lari


lari, udah pinter ngomong, makannya lahap, makanya badannya montok. Duh, senengnya

Ibu B : Baguslah, iya Si A emang pinter ya? Anak saya malah baru bisa jalan lebih dari 15 bulan. Makannya juga susah banget
nih

Malamnya, si A rewel tidak seperti biasanya. Tidak mau menyusu. Kejadian itu berlangsung terus menerus hingga beberapa
bulan lamanya. Tibalah waktunya si A disapih, namun dia masih enggan makan. Sepanjang malam rewel tanpa sebab, sehingga
membuat badannya kurus kering. Sering sakit dan tidak lincah seperti sebelumnya. Setelah periksa ke DSA (Dokter Spesialis
Anak), sang Dokter pun mengatakan tidak ada indikasi medis apapun.

Apa itu Penyakit Ain?


Secara harfiah, penyakit Ain itu diambil dari kata ana-Yainu (bahasa Arab) artinya apabila ia menatapnya dengan matanya.
Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, kemudian diikuti oleh jiwanya yang keji, kemudian menggunakan tatapan
matanya itu untuk menyampaikan racun jiwanya kepada orang yang dipandangnya. Sehingga, apa yang dilihat oleh hati yang
hasad dapat membahayakan orang lain.

Penyakit Ain bukanlah penyakit medis, tetapi dapat mengganggu kesehatan orang yang terkena Ain. Yang paling rentan terkena
penyakit Ain adalah anak anak dan balita, karena mereka masih lemah dan belum bisa membentengi dirinya sendiri dari
pengaruh jahat di sekitarnya. Tidak menutup kemungkinan, akan menimpa orang dewasa, ibu hamil, hewan, bahkan harta
benda.

Dari Ilustrasi kasus di atas, terlihat jelas bahwa Ibu A tengah menceritakan tentang kepintaran anaknya kepada Ibu B. Namun,
kondisi anak Ibu B tidaklah lebih baik dari Si A. Secara tersirat, Ibu B merasa iri dengan perkembangan Si A yang bagus. Dari
perbincangan inilah, panah hasad mengenai si A. Sehingga, menyebabkan malamnya si A rewel. Padahal, dari lisannya
meluncurkan pujian, namun disertai rasa dengki, yang tentu saja, setan turut berperan dalam membidikkan panah Ain, hingga
mengenai sasarannya.

Penyakit yang diderita anak-anak tidak semuanya bisa dideteksi dengan ilmu kedokteran. Ada juga sebab syari yaitu penyakit
ain. Sebagaimana pernah terjadi di zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Beliau pernah melihat anak perempuan di
rumah Ummu Salamah istri beliau. Di wajah anak itu ada warna kehitaman. Beliau kemudian berkata kepada Ummu
Salamah,Ruqyahlah dia, karena dia terkena ain. (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnu Qoyyim rohimahulloh mengatakan bahwa penyakit ain ada dua jenis, yaitu ain insi atau ain yang berunsur manusia, dan
ain jinni atau ain yang berunsur jin.

Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Al-Bukhori dan Muslim serta yang lainnya, diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa
Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah melihat seorang budak wanita di rumahnya yang wajahnya terlihat kusam. Beliau
berkata, Ruqyah wanita ini, ia terkena ain.

Apakah Penyakit Ain Benar Adanya?


Secara hakiki Penyakit Ain itu benar adanya. Dari Ibnu Abbas Radhyallahu anhumma, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, Ain itu benar adanya, andaikan ada sesuatu yang dapat mendahului taqdir maka ain akan mendahuluinya, dan
apabila kalian diminta untuk mandi maka mandilah. (HR. Muslim).

Al-Ain adalah benar yang didatangkan oleh syaitan, dan oleh kehasadan anak adam(Imam Ahmad)
Penyakit ain itu benar-benar ada dan bukan khurafat yang dihubung-hubungkan dengan pujian. Sebagaimana anggapan
sebagian besar masyarakat Indonesia bahwa pujian kepada seorang anak akan menyebabkan sakit. Jadi bukan pujian yang
menyebabkan dampak buruk bagi anak yang dipujinya, melainkan bermula dari pandangan mata sang pemujinya, baik pujian itu
karena ada rasa iri atau karena benar-benar ada kekaguman.

Bagaimana Cara Kerja Penyakit Ain?


Ibnu Hajar berkata : Sebagian orang merasa bingung, mereka bertanya: Bagaimanakah cara kerja ain sehingga bisa
memudharatkan orang dari jarak yang jauh?. Sudah banyak sekali orang yang tertimpa sakit dan kekuatannya melemah hanya
karena pandangan mata, semua itu terjadi karena ALLAH menciptakan di dalam unsur ruh suatu kekuatan yang bisa memberikan
pengaruh, dan karena pengaruh tersebut sangat berkaitan dengan mata maka pengaruh yang ditimbulkannya disebut al-ain
(mata), sebenarnya bukan mata yang memberikan pengaruh akan tetapi yang sebenarnya terjadi adalah pengaruh ruh, maka
pandangan yang keluar melalui mata seorang (yang hasad atau kagum) adalah panah maknawi yang jika mengenai suatu jasad
yang tidak berperisai maka panah tersebut akan mempengaruhi badan dan jika tidak berpengaruh berarti ia tidak mengenai
sasarannya akan tetapi kembali kepada pemiliknya, persis sama dengan panah biasa.
Ilustrasi. (Foto: inet)
Ilustrasi. (Foto: inet)
Oleh karenanya, panah yang keluar dari mata adalah panah berupa ungkapan tentang sifat seseorang, ia adalah racun lisan,
buktinya adalah seorang yang buta bisa menimpakan penyakit ain kepada orang lain, dan Setan yang selalu mengintai melahap
ungkapan lisan yang tidak dibarengi dengan menyebut nama ALLAH sehingga bisa berpengaruh pada jasad orang yang didengki
dengan izin ALLAH jika jasad tersebut tidak dibentengi (dengan Dzikir dan Wirid).

Ibnu Qoyyim rohimahulloh mengatakan bahwa terkadang seseorang bisa mengarahkan ain kepada dirinya sendiri. Pelakunya
termasuk jenis manusia yang paling jahat.

Ibnu Jauzi berkata : Pandangan baik yang bercampur dengan hasad, iri, dengki dan kejelekan lainnya terjadi karena orang yang
memandang tersebut memiliki tabiat dan perilaku yang jelek, laksana sesuatu yang beracun (yang mulai mengalir di dalam
tubuh).

Namun terkadang pengaruh buruk ain terjadi tanpa kesengajaan dari orang yang memandang takjub terhadap sesuatu yang
dilihatnya. Lebih dari itu pengaruh buruk ini juga bisa terjadi dari orang yang hatinya bersih atau orang-orang yang sholih
sekalipun mereka tidak bermaksud menimpakan ain kepada apa yang dilihatnya. Hal ini pernah terjadi diantara para sahabat
Nabi shallallahu alaihi wasallam, padahal hati mereka terkenal bersih, tidak ada rasa iri atau dengki terhadap sesamanya. Akan
tetapi dengan izin Alloh dan takdirnya, pengaruh buruk ain ini dapat terjadi diantara mereka.
Ibnul Qayyim dalam Zaadul Maad (4: 153) berkata,


Ain bukan hanya lewat jalan melihat. Bahkan orang buta sekali pun bisa membayangkan sesuatu lalu ia bisa memberikan
pengaruh ain meskipun ia tidak melihat. Banyak kasus yang terjadi yang menunjukkan bahwa ain bisa menimpa seseorang
hanya lewat khayalan tanpa melihat.

Pada umumnya reaksi pengaruh pandangan mata ini lebih cepat terjadi kepada orang-orang yang kosong dari dzikir kepada
Allah swt. Allah berfirman di dalam Alquran yang artinya: Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir
menggelincirkan kamu dengan pandangan mata mereka, tatkala mereka mendengar Al-Quran dan mereka berkata :
Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila). (QS. Al-Qalam : 51).

Imam Al-Qasthalani berkata : Apabila seseorang itu melihat sesuatu kepada orang lain dengan penuh kekaguman (tanpa
dibarengi dzikrullah) maka bisa terjadi suatu bahaya kepada orang yang dipandangnya. Dan pandangan orang itu seperti panah
beracun yang siap untuk menikam korbanya!!

Bagaimana Cara Mengetahui Seseorang Terkena Ain?


A. Pada Orang Dewasa Yang sehat Jasmani
1.) Kepala pusing
2.) Wajah yang menguning
3.) Banyak berkeringat
4.) Banyak Kencing
5.) Sering ingin muntah dan menguap
6.) Sedikit tidur atau banyak tidur
7.) Tidak mempunyai nafsu makan
8.) Basah pada kedua tangan dan kaki yang disertai dengan kesemutan, hati bergetar, perasaan takut yang tidak normal, marah
dan temperamental yang berlebihan, sedih dan sempit di dalam dada.
9.) Nyeri pada bagian punggung dan antar kedua pundak
10.) Tidak bisa tidur pada waktu malam
Tanda tanda di atas terkadang ada baik semua maupun sebagian, tergantung pada kekuatan ain tersebut dan banyaknya
orang yang menyebabkan penyakit ain, sebagaimana tanda tanda ini juga terdapat pada orang yang tidak terkena penyakit
ain atau karena orang tersebut dijangkiti penyakit medis pada anggota badan atau jiwanya.
B. Pada Bayi, Balita dan Anak anak
1.) Tangisan yang tidak wajar yang tidak kunjung hentiAisyah Radhiyallahu anha berkata : Suatu ketika Nabi masuk (rumahnya)
kemudian mendengar bayi sedang menangis. Beliau berkata,Mengapa bayi kalian menangis? Mengapa tidak kalian bacakan
ruqyah ruqyah (supaya sembuh) dari penyakit ain?) (Shahihul jami 988 n0.5662)
2.) Kejang-kejang tanpa sebab yang jelas
3.) Tidak mau menyusu kepada ibunya tanpa sebab yang jelas
4.) Kondisi tubuh yang sangat kurus kering. Dari Jabir Radhiyallohu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberi
rukhshoh (keringanan) bagi anak-anak Jafar memakai bacaan ruqyah dari sengatan ular. Beliau berkata kepada Asma binti
Umais, Mengapa aku lihat badan anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan? Asma menjawab : Tidak,
akan tetapi mereka tertimpa Ain. Kata beliau, Kalau begitu bacakan ruqyah bagi mereka! (HR Muslim, Ahmad dan Baihaqi).

Perbedaan Ain dengan Sihir


1. Bahwa pengaruh ain lebih berbahaya dari sihir
2. Kasus sihir ada expirednya sedangkan ain tidak
3. Kasus sihir sengaja dimaksudkan untukmencelakakan, sedangkan al-ain tidak dimaksudkan untuk mencelakai bahkan bisa
timbul dari ayah/ibunya sendiri
4.Sihir tidak dilakukan kecuali oleh orang JAHAT sdangkan al-Ain bisa mlesat dari mata orang yang SHALEH
5.Saking bahayanya al-Ain sampai2-sampaiRasulullah bersabda :

Kebanyakan yang mati pada ummatku setelah qadha dan qadarnya Allah adalah karena pengaruh pandangan mata jahat
(HR.Bukhari)

Indikasi Penyakit karena ain menurut ulama


1. Rasa sakit yg berpindah pindah di badan
2. Sebagian besar penyakit kanker/tumor/benjolan
3. Penyakit asma
4. Lumpuh mendadak
5. Mandul
6. Diabetes
7. Tekanan darah tidak stabil
8. Datang bulan tidak teratur
9. Beberapa penyakit dalam seperti usus
10. Beberapa penyakit kejiwaan, seperti sempit hati, was-was, linglung, dsb

Ciri-ciri seseorang yg sudah terkena ain


* Kepala pusing
* Rasa sakit kepala yg berpindah-pindah
* Warna wajah kekuning-kuningan, kadang kemerah-merahan bercampur hitam
* Banyak keluar keringat
* Sering buang air kecil
* Sering ingin muntah
* Tidak ada nafsu makan
* Kedua tangan dan kaki sering berkeringat disertai kesemutan
* Kesemutan
* Rasa panas / dingin di beberapa bagian tubuh
* Jantung berdebar
* Rasa sakit yg berpindah-pundah atau nyeri pada bagian. bawah punggung dan bahu
* Rasa sedih
* Dada sesak
* Berkeringat di malam hari
* Rasa takut yg berlebihan
* Temperamental
* Sering cegukan
* Sering menguap dan Mendesah
* Menyendiri dan suka mengurung diri
* Rasa lemas dan malas
* Rasa ingin tidur terus atau sedikit tidur
* Susah tidur malam
* Badan kurus/susah gemuk
* Ada masalah kesehatan tanpa penyebab yg jelas dan sulit diobati scara medis
*Gatal-gatal pada kulit
*Anak tiba-tiba sering rewel sulit diatur
(Sumber diambil dari kitab Min asbaabi dafi al-bala karya syaikh Abdullah bin Muhammad As Sadhan dan Al Maiin Fii Ilaaj As
Sihr Wal Mass Wal Ain karya syaikh Abu Azzam Musa)

Bagaimana Upaya Orang Tua Agar Anak Terhindar Dari Penyakit Ain?
1. Hendaklah orang tua membiasakan diri mereka membentengi anak-anaknya dari bahaya ain dengan ruqyah-ruqyah (bacaan-
bacaan) yang diajarkan dalam Islam. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu allaihi wa sallam memohon
perlindungan ALLAH untuk Hasan dan Husain dengan doa :




Uidzukuma bi kalimaatillaahit taammati min kulli syaithonin wa haamatin wa min kulli ainin laamatin.
Aku berlindung kepada ALLAH untuk kalian berdua dengan kalimat kalimat ALLAH yang sempurna dari segala syaitan,
binatang yang berbisa dan pandangan mata yang jahat. (HR. Abu Daud)
2. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Imam Ibnul Qoyyim dalam Zadul Maad 4/159, hendaknya para orang tua tidak
menampakkan suatu kelebihan yang menakjubkan yang dimiliki anak-anaknya yang dikhawatirkan akan mengundang rasa iri
atau kedengkian orang yang melihatnya. Lalu Ibnu qoyyim menukil atsar dari Imam Baghowi bahwasanya pernah suatu ketika
Utsman bin Affan Radhyallahu anhu melihat seorang anak kecil yang sangat elok rupanya lagi menawan, kemudian Ustman
berkata, Tutupilah (jangan ditampakkan) lubang dagu (yang membuat orang takjub) pada anak itu. Maka keadaan seperti itu
sangat dikhawatirkan akan terjadinya pengaruh buruk ain. Lebih-lebih kalau ada orang yang terkenal mempunyai sifat iri dan
dengki.
3. Hendaklah para orang tua tidak berlebihan menceritakan kelebihan kelebihan atau kebaikan kebaikan anaknya yang tidak
dimiliki anak-anak lain, sehingga mengundang rasa iri dan dengki siapa saja yang mendengarnya, kemudian berusaha
melihatnya, hingga ALLAH menakdirkan terjadinya pengaruh buruk Ain tersebut.

Upaya Apa Yang Harus Ditempuh Jika Anak Tertimpa Penyakit Ain?
1.) Memandikan Pelaku Ain
Jika telah diketahui pelaku Ain-nya, maka perintahkanlah ia agar mandi kemudian air yang dipakai mandi tersebut diambil dan
disiramkan kepada orang yang terkena Ain dari arah belakangnya.
Dari Umamah bin Sahl bin Hunaif, bahwasannya ayahnya telah menceritakan kepadanya : Bahwa Rasulullah shallallaahu alaihi
wasallam pergi bersamanya menuju Makkah. Ketika sampai di satu celah bukit Kharar di daerah Juhfah, maka Sahl bin Hunaif
mandi. Ia adalah seorang yang yang berkulit sangat putih dan sangat bagus. Maka Amir bin Rabiah kerabat Bani Adi bin Kab
memandangnya ketika ia sedang mandi. Amir berkata : Aku belum pernah melihat seperti sekarang, juga tidak pernah
melihat kulit wanita perawan bercadar. Maka tiba-tiba Sahl jatuh terguling (karena sakit. Maka datag Rasulullah shallallaahu
alaihi wasallam dan dikatakan kepada beliau : Wahai Rasulullah, apa kira-kira yang terjadi pada Sahl ? Ia (Sahl) tidak bisa
mengangkat kepalanya dan sekarang ia belum juga sadar. Kemudian Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bertanya : Apakah
ada seseorang yang kalian curigai ?. Mereka berkata : Amir bin Rabiah telah memandangnya. Kemudian Rasulullah
shallallaahu alaihi wasallam memanggilnya lalu memarahinya dan bersabda : Mengapa salah seorang diantara kalian hendak
membunuh saudaranya ? Mengapa ketika kamu melihat sesuatu hal yang menakjubkanmu, kamu tidak memberkahi ?.
Kemudian beliau berkata kepadanya : Mandilah untuknya !. Kemudian Amir mencuci mukanya, kedua tangannya, kedua
sikunya, kedua lututnya, jari-jari kedua kakinya, dan bagian dalam kainnya di dalam bejana. Kemudian (air bekas mandi itu)
disiramkan kepadanya (Sahl) oleh seseorang ke kepalanya dan punggungnya dari arah belakangnya. Kemudian bejana tersebut
ditumpahkan isinya di belakangnya. Maka setelah hal itu dilakukan, Sahl kembali bersama orang-orang dalam keadaan tidak
kurang suatu apa (sehat kembali). (HR. Ahmad, Malik, dan Nasai)

Bisa juga pelaku Ain cukup berwudhu saja dan kemudian air bekas wudhunya dipakai mandi oleh orang yang terkena Ain.

Dari Aisyah radliyallaahu anhu ia berkata : Orang yang melakukan Ain diperintahkan agar berwudlu kemudian orang yang
terkena Ain mandi dari air (bekas wudlu tadi). (HR. Abu Dawud)
At-Tirmidzi menjelaskan : Pelaku ain diperintahkan untuk mandi dengan menggunakan air dalam baskom. Lalu meletakkan
telapak tangannya di mulut dan berkumur-kumur, lalu disemburkan ke dalam baskom tersebut. Baru setelah itu membasuh
wajahnya dengan air dalam baskom tersebut, lalu memasukkan tangan kirinya dan mengguyurkan air ke lutut kanannya dengan
air baskom tersebut. Kemudian memasukkan tangan kanannya dan menyiramkan air baskom itu ke lutut kirinya. Baru kemudian
membasuh tubuh di balik kain, namun baskom itu tidak usah diletakkan di atas tanah atau lantai. Setelah itu sisa air diguyurkan
ke kepala orang yang terkena ain dari arah belakang satu kali guyuran.
Ilustrasi. (Foto: inet)
Ilustrasi. (Foto: inet)
2.) Meruqyahnya dan Meletakan tangan ke atas kepala penderita Ain dengan membaca :


Dengan nama ALLAH, aku meruqyahmu dari setiap sesuatu yang menyakitimu dan dari kejelekan setiap jiwa atau mata yang
dengki. ALLAH-lah yang menyembuhkanmu. Dengan nama ALLAH aku meruqyahmu (HR. Muslim)




Dengan nama ALLAH, mudah-mudahan Dia membebaskanmu, dari setiap penyakit, mudah-mudahan Dia akan
menyembuhkanmu, melindungimu dari kejahatan orang dengki jika dia mendengki dan dari kejahatan setiap orang yang
mempunyai Ain (mata dengki) (HR. Muslim)
3.) Meletakkan tangan di bagian atas yang sakit dan meruqyah dengan QS. Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas, Ayat Kursi, bagian
penutup surat al Baqarah (dua ayat terakhir), serta mendoakan dengan doa ruqyah yang syari.
4.) Membacakan pada air (dengan bacaan bacaan ruqyah yang syari) disertai tiupan, dan kemudian meminumkan pada
penderita,dan sisanya disiramkan ke tubuhnya. Hal itu pernah dilakukan Rasulullah shollallhu alaihi wa sallam kepada Tsabit bin
Qois. (HR. Abu Daud)
5.) Dibacakan (bacaan) pada minyak dan kemudian minyak itu dibalurkan. (HR Ahmad). Jika bacaan itu dibacakan pada air zam-
zam,maka yang demikian itu lebih sempurna jika air zam-zam itu mudah diperoleh atau kalau tidak, boleh juga dengan air hujan.
Sunnah Sunnah Ketika Memandang Takjub Terhadap Sesuatu
1. Mendoakan keberkahan kepada apa yang dilihatnya
Dari Amir bin Robiah Radhiyallahu anhu :
Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari
saudaranya, pada dirinya atau pada hartanya, maka doakan keberkahan padanya, karena sesungguhnya penyakit ain itu haq
(benar). (HR Ahmad).
Di antara cara mendoakan keberkahan terhada apa yang dilihatnya adalah :


Ya ALLAH Semoga ALLAH memberikan berkah padanya

Ya ALLAH berkahilah atasnya

Ya ALLAH Berkahilah Baginya
2. Hendaknya Mengucapkan :



Sungguh atas kehendak ALLAH lah semua ini terwujud

Kesalahan kesalahan Orang Tua Ketika Anak Tertimpa Ain


Meletakkan gunting di bawah bantal si bayi dengan keyakinan itu akan menjaganya. Sungguh ini termasuk kesyirikan karena
menggantungkan sesuatu pada yang tidak dapat memberi manfaat atau menolak bahaya.
Mengalungkan anak dengan Jimat, Penangkal Tolak Bala, dan lain sebagainya. Ini juga termasuk perbuatan syirik dan hanya akan
melemahkan si anak dan orang tua karena berlindung pada sesuatu selain ALLAH Subhanahu wa Taala. Dan sungguh, amat
dashyat ancaman bagi Pelaku Syirik. Yaitu Dosa Besar Menyekutukan ALLAH dengan selainNya, serta tidak akan diampuni hingga
Pelakunya benar benar bertaubat.

Apakah Memajang Foto Di Facebook Dapat Menyebabkan Penyakit Ain?


Terkena ain tidak harus dengan cara melihat langsung korban ain. Namun bisa juga terjadi dengan membayangkan atau
mengkhayalkan apa yang disampaikan kepadanya. Termasuk dengan melihat foto atau gambar korban ain tersebut.
Ibnul Qoyim rahimahullah mengatakan,


Jiwa orang yang menjadi penyebab ain bisa menimbulkan ain, tanpa harus dengan melihat. Bahkan terkadang ada orang buta,
kemudian diceritakan tentang sesuatu kepadanya, lalu jiwanya bisa menimbulkan ain, meskipun dia tidak melihat sesuatu itu.
Dan ada banyak penyebab ain yang bisa menjadi sebab terjadinya ain, hanya dengan cerita tanpa melihat langsung. (Zadul
Maad, 4/149)
Setelah membawakan keterangan Ibnul Qooyim di atas, dalam Fatwa Islam dinyatakan,


Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahwa penyebab ain bisa jadi ketika melihat gambar seseorang atau melalui televisi,
atau terkadang hanya mendengar ciri-cirinya, kemudian orang itu terkena ain. Kita memohon keselamatan kepada Allah.

Kemudian beliau mengingatkan,




Kami ingatkan, sebagian orang telah menjadi korban was-was dan bisikan. Dia selalu dihantui dengan perasaan seolah terkena
ain ketika mendapat rizki atau mendapat kabar baik. Semacam ini termasuk kelemahan mental. Karena setiap mukmin memiliki
senjata yang bisa dia gunakan untuk melindungi dari ain, hasan dan sihir. Karena itu, selayaknya dia bertawakkal kepada Allah,
memohon perllindungan kepadanya, dan merutinkan dzikir sebagai benteng dari semua kejahatan tersebut.
(Fatwa Islam, no. 122272)

Sebagai bentuk kehati hatian, sebaiknya tidak memajang foto Bayi, anak anak, maupun Wanita di Facebook.

Sikap Terbaik Dalam Menyikapi Bahaya Ain


Perlulah kita selalu mengingat, bahwa sekalipun kita mengetahui bahaya ain memiliki pengaruh besar dan berbahaya, namun
tidaklah semua dapat terjadi kecuali dengan ijin ALLAH Subhanahu wa Taala. Dan kita sebagai orang Islam tidaklah berlebihan
dalam segala sesuatu. Termasuk dalam masalah ain ini, maka seseorang tidak boleh berlebihan dengan menganggap semua
kejadian buruk berasal dari ain, dan juga tidak boleh seseorang menganggap remeh dengan tidak mempercayai adanya
pengaruh ain sama sekali dengan menganggapnya tidak masuk akal. Ini termasuk pengingkaran terhadap hadits-hadits shahih
Nabi shalallahu alaihi wasallam. Sikap yang terbaik bagi seorang muslim adalah berada di pertengahan, yaitu mempercayai
pengaruh buruk ain dengan tidak berlebihan sesuai dengan apa yang dikabarkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Wallahu alam bishawab

Anda mungkin juga menyukai