Anda di halaman 1dari 31

BAB 14

Pemecahan Masalah,
Kreativitas, & Inteligensi
Manusia
Pemecahan masalah
Pemecahan masalah
suatu pemikiran yang
terarah secara langsung
untuk menemukan
solusi/jalan keluar untuk

suatu masalah spesifik.
Masalah datang ditanggapi memilih menguji respons yang kita dapat untuk memecahkan
masalah.

Psikologi Gestalt & peme


cahan masalah
Gestalt konfigurasi; keseluruhan yang terorganisasi.
Terkenal dengan pemahaman insight dalam memecahkan masalah.
Permasalah ada ketika ketegangan/stres muncul sebagai hasil dari interaksi antara persepsi &
memori.
Max Wertheimer, Kurt Koffka, & Wolfgang Kohler sudut pandang persepsi reorganisasi dalam
aktivitas pemecahan masalah.

Psikologi Gestalt & pemec


ahan masalah
Karl Duncker (1945) konsep functional fixedness kecenderungan untuk mempersepsi-kan
sesuatu sesuai dengan fungsi umumnya.
Set meliputi ide-ide yang berhubungan dengan aktivitas kognitif yang mendahului pemikiran &
persepsi.
Set dapat meningkatkan kualitas persepsi/pe-mikiran melalui partisipasi yang lebih aktif dalam
mengartikan suatu stimulus.

Psikologi Gestalt & pemec


ahan masalah
Set dapat menghambat persepsi atau pemikiran.

Contoh: penelitian teka-teki lilin Duncker (1945)

Penelitian Glucksberg & Danks (1969)

Pemberian label pada objek ke dalam pikiran partisipan dapat memfasilitasi atau justru menghambat
pemecahan masalah.

Representasi permasalaha
n
Tahapan pemecahan masalah Hayes (1989):

Sebagian besar informasi yang kita peroleh melalui sistem visual.


Karena itu, tahap terpenting representasi masalah; khususnya bagaimana informasi
disajikan dlam istilah-istilah visual imajinatif.
Manusia cenderung merepresentasikan sesuatu secara visual dengan prosa yang kaya
imajinasi disebut gambaran kata (Salisbury, 1995).
Penelitian pendukung Marvin Levine (1993).

Representasi
permasalahan
Model representasi internal: Eisenstadt
& Kareev
Mempelajari aspek-aspek pemecahan
masalah manusia yang ditunjukkan
oleh orang-orang yang memainkan
permainan papan (Go & Gomoku).
Fokus penelitian: jenis representasi
internal posisi papan yang dibuat
pemain dan pada representasi
pengetahuan.

Representasi internal & pe


mecahan masalah
Proses pengenalan masalah dalam pen
elitian Eisenstadt & Kareev:
Atas-ke-bawah (top-down) analisis
dimulai dengan usaha yang dibuat
untuk memverifikasi dengan cara
mencari rangsangan diikuti oleh
hipotesis.
Bawah-ke-atas (bottom-up)
rangsangan diperiksa & dicocokkan
dengan komponen struktural.

Representasi internal &


pemecahan masalah
problem solve

PEMECAHAN MASALAH
A. Berpikir
Berpikir merupakan aktivitas kognitif yang lebih tinggi (Higher Order Cognition) dan melibatkan
proses-proses kognitif yang lebih rendah (Lower Order Cognition) misalnya persepsi, ingatan, dan
konsep-konsep. Pada umumnya berpikir diarahkan untuk menghasilkan pemecahan suatu masalah
atau kesulitan.
Pemikiran menggunakan beberapa asumsi :
Setiap komponen proses kognitif tidak dapat dipisahkan dengan komponen lainnya.
Proses-proses kognitif yang lebih tinggi (HOC) didasarkan pada proses-proses yang lebih rendah
(LOC).
Aktivitas pemecahan masalah atau pembentukan konsep melibatkan proses berpikir juga penalaran.
Berpikir dapat didefinisikan sebagai proses menghasilkan representasi mental yang baru melalui transformasi
informasi yang melibatkan interaksi secara komplek antara atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi,
penalaran, imajinasi, dan pemecahan masalah (Glass da Holyoak, 1986; Solso, 1988).
Proses berpikir normal meliputi tiga komponen :
Berpikir adalah aktivitas kognitif yang terjadi dalam mental atau pikiran seseorang.
Berpikir merupaan proses yang melibatkan beerapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif.
Pengetahuan ang pernah dimiliki diabung dengan informasi sehingga mengubah pengetahuan seseorang
mengenai situasi yang sedang dihadapi.
Aktivitas berpikir diarahkan untuk menghasilkan pemecahan masalah.
B. Masalah (Problem)
Masalah/problem merupakan kesenjangan antara situasi yang dihadapi sekarang (present state)
dengan tujuan yang diinginkan (desired goal or future state ). Keadaan sekarang disebut original
state, sedangkan keadaan yang diharapkan disebut final state.
Secara visual suatu masalah melibatkan tiga komponen :
Suatu keadaan sekarang atau yang sedang dihadapi (start).
Keadaan atau tujuan yang diinginkan (goal).
Prosedur atau aturan yang akan ditempuh apakah menurut pendekatan algoritmik atau heuristik.

C. Jenis Masalah
Secara umum masalah dapat dibedakan : masalah yang jelas dan masalah yang tidak jelas. Psikologi
kogniyif mempelajari masalah-masalah yang memiliki tingkat kesulitan sedang, sehingga dapat
diketahui bagaimana proses-proses kognitif yang terlibat di dalamnya. Misalnya, inducing structured,
problem, transformation problem, dan arrangement problem.
Masalah yang jelas dan masalah yang tidak jelas
Berdasarkan tingkat masalah yang dihadapi, Evans (1991) membagi masalah menjadi 4 macam.
a) Masalah-masalah baik situasi sekarang maupun situasi yang diinginkan, keduanya diketahui. Jenis
ini merupakan masalah masalah yang mudah dipecahkan, termasuk masalah yang memiliki struktur
jelas atau structured problem.
b) Masalah yang diketahui hanya pada situasi sekarang, tetapi situasi yang diinginkan tidak
diketahui.
c) Masalah situasi yang diinginkan diketahui, tetapi situasi sekarang tidak diketahui. Jenis kedua dan
ketiga ini termasuk kategori yang memiliki tingkat kesulitan sedang.
d) Masalah-masalah yang baik situasi sekarang maupun situasi yang diinginkan tidak diketahui. Jenis
keempat ini merupakan masalah yang sangat kompleks atau sulit dipecahkan, termasuk
unstructured problem.
Menurut Greeno (dalam Ellis and Hunt, 1993) masalah atau pronblem dibedakan menjadi tiga
macam berdasarkan proses-proses kognitif yang terlibat di dalam pemecahan masalah yaitu :
inducing structured problem, transformation problem dan arrangement problem.
a) Inducing structured problem
Jenis masalah ini meminta seseorang untuk menemukan pola yang akan menghubungkan elemen-
elemen masalah, antara satu elemen dengan yang lain.
b) Transformation Problem
Jenis maslah ini seseorang harus memanipulasi atau mengubah obyek-obyek dan simbol-simbol
menurut aturan tertentu agar diperoleh suatu pemecahan.
c) Arrangement Problem
Jenis masalah ini seseorang harus mengatur atau menyusun ulang elemen-elemen suatu tugas agar
diperoleh pemecahan.
D. Tahapan Pemecahan Masalah
Menurut Evans (1991) pemecahan masalah adalah suatu aktivitas yang berhubungan dengan
pemilihan jalan keluar atau cara yang cocok bagi tindakan dan pengubahan kondisi sekarang
(present state) menuju kondisi yang diharapkan (future state atau desired goal).
Langkah-langkah pemecahan masalah meliputi : pemahaman masalah, mencari beberapa gagasan
bagi pemecahan, memilih salah satu yang paling memungkinkan, kemudian melaksanakan serta
mengevaluasi hasil-hasilnya.
Pemahaman Masalah (Problem Understanding)
Agar dapat diperoleh suatu pemecahan yang benar, seseorang harus terlebih dahulu memahami dan
mengenali gambaran pokok pesolan secara jelas.
Representasi Mental
Representasi masalah menunjuk pada proses mempersepsi dan menginterpretasi pokok persoalan.
Aktivitas akan menghasilkan sejumlah identifikasi yang meliputi : (1) apa yang menjadi permasalahan
sesungguhnya, (2) apa yang menjadi kriteria pemecahan, (3) keterbatasan-keterbatasan tertentu,
dan (4) berbagai acam alternatif bagi pemecahan masalah.
Ruang Masalah
Ruang masalah juga sangat menentukan tingkat kemudahan atau kesulitan seseorang untuk mencari
pemecahannya. Sebagai pegangan bahwa makin luas ruang suatu masalah maka makin sulit mencari
jalan keluar atau pemecahannya.
Kesenjangan antara keadaan sekarang dengan yang diinginkan
Jarak kesenjangan antara keadaa yang sedang dihadapi sekarang (present state) dengan keadaan
yag diinginkan (desired goal) juga mempengaruhi tingkat kemudahan atau kesulitan orang dalam
memecahkan masalah.
E. Cara-Cara Mempresentasikan Masalah
Representasi masalah merupakan hal yang penting baik bagi pemahaman masalah maupun untuk mencari jalan
keluarnya. Cara-cara yang dapat ditempuh untuk mempresentasikan masalah adalah membuat daftar sifat,
metrik, pohon bercabang, grafik dan gambar.

Simbol

Salah satu cara yang dianggap efektif untuk mempresentasikan persoalan yang abstrak ialah melalui simbol.

Daftar

Representasi masalah di dalam bentuk daftar sifat-sifat sangat membantu memecahkan masalah. Namun jika
suatu masalah cukup rumit dan memiliki banyak sifat serta dimensi yang berbeda-beda, seseorang akan
mengalami kesulitan sehingga model ini menjadi tidak efektif lagi untuk mempesentasikan masalah itu.

Metrik

Metrik adalah suatu bagan (chart) yang menunjukkan kemungkinan sejumlah kombinasi. Metrik juga membantu
terutama jika masalah begitu kompleks.

Diagram pohon bercabang hirarkhis

Diagram seperti pohon bercabang menunjukkan duakali lebih sukses seperti juga penggunaan daftar dalam
menghasilkan jawaban yang benar.

Grafik

Jika masalah tidak dapat dipresentasikan dalam bentuk simbol, daftar sifat, metrik, dan diagram pohon
bercabang, namun harus digunakan bentuk representasi yang lain karena dianggap lebih cocok.

F. Metode Pemecahan Masalah


Metode atau strategi pemecahan masalah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Algoritmik
Suatu strategi yang menjamin ditemukan suatu pemecahan. Algoritmik bersifat deterministik.
Contoh strategi algoritmik: penemuan secara acak (random search) baik sistematis maupun tidak
sistematis. Metode penemuan secara acak hanya efisien pada ruang masalah yang sempit.
2) Heuristik
Adalah proses penggunaan pengetahuan seseorang untuk mengidentifikasi sejumlah jalan atau cara
yang akan ditempuh dan dianggap menjanjikan bagi penemuan pemecahan suatu masalah. Strategi
yang bersifat kecenderungan dan masih mengandung kemungkinan gagal. Namun kebanyakan
sehari-hari orang banyak menggunakan strategi heuristik. Heuristik bersifat probalistik. Pendekatan
heuristik pada ruang permasalahan yang luas. Contohnya: metode kedekatan, pengujian hipotesis,
membagi masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, metode pencarian dengan langkah maju
atau mundur, analogi atau pencocokan.
3) Proximity Methods
Seseorang menempuh jalan atau cara yang dipersepsi lebih mendekati tujuan yang diinginkan.
4) Analogi
Analogi merupakan cara yang sering digunakan orang, terutama hal ini sangat berguna bagi masalah
yang relatif baru. Analogi dapat dilakukan dengan cara membandingkan pola masalah yang tengah
dihadapi dengan pola masalah serupa yang pernah dialami baik oleh yang bersangkutan atau orang
lain.
5) Maching
Seseorang memahami situasi yang tengah dihadapi dengan tujuan yang diinginkan.
6) Generate-Test Method
Pemecahan masalah membutuhkan dua tahapan proses. Pertama, satu cara atau strategi
pemecahan yang paling memungkinkan dicari atau dihasilkan. Kedua, gagasan pemecahan yang
dihasilkan itu lalu diuji apakah dapat berjalan dengan baik atau efektif. Jika belum berhasil, akan
dicari pemecahan lain yang paling memungkinkan kemudian diuji atau dipraktekkan. Cara seperti ini
terus dilakukan sampai akhirnya ditemukan jalan pemecahan atas masalah itu.
7) Means-Ends Analysis
Strategi ini memfokuskan perhatian seseorang pada perbedaan antara keadaan yang dihadapi
dengan keadaan yang diinginkan.
8) Backward Search
Strategi ini dilakukan dengan berjalan mundur. Maksudnya, meminta orang memulai pada tujuan
yang diinginkan (goal state)dan bergerak mundur menuju pada keadaan yang dihadapi semula
(original state)
9) Forward Search
Strategi berjalan ke depan. Seseorang mulai dari kenyataan yang dihadapi, kemudian secara
bertahap bergerak menuju pada tujuan akhir yang diinginkan.
G. Penghalang Mental di dalam Proses Pemecahan Masalah
Functional Fixedness
Keterpakuan fungsional berarti seseoarng beranggapan bahwa fungsi dan kegunaan suatu objek
atau benda adalah cenderung stabil dan menetap sepanjang waktu. Dengan kata lain, seseorang
hanya memandang suatu benda berfungsi sebagaimana dirancang atau diinginkan oleh pembuatnya.
Mental Set atau Persistence of Set
Fenomena ini menunjuk pada kecenderungan orang untuk mempertahankan aktifitas mental yang
telah dilakukan secara berulang-ulang dan berhasil ketika ia menghadapi masalah serupa namundi
dalam situasi yang baru atau berbeda.
Perceptual Added Frame
Penambahan bingkai persepsual ini terjadi ketika orang yang menghadapi problem atau masalah
kemudian tanpa sadar seolah-olah ia melihat adanya bingkai tersamar (pembatas) yang mengelilingi
disekitar problem tersebut. Padahal ssungguhnya bingkai itu tidak ada, dan hanya ada di dalam
bayangan persepsi seseorang. Bingkai tersamar ini kemudian membatasi gerak langkah orang
tersebut dalam mencari jalan keluar atas persoalan yang sedang dihadapi.

Informasi yang tidak relevan


Makin lengkap fakta yang dikumpulkan makin baik.Tetapi yang perlu diingat adalah menemukan
fakta-fakta yang penting, bukan semua fakta yang membuat masalah menjadi makin tidak jelas,
karena terjadi campur aduk antara fakta-fakta yang relevan dengan yang tidak relevan terhadap
masalah yang dihadapi.
H. Masalah Yang Tidak Jelas
Ada sejumlah masalah yang salah satu atau lebih dari tiga komponen itu tidak memiliki kejelasan, ini
disebut masalah yang samar atau tidak jelas (ill-defined problem or unstructured problem).
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan orang untuk menghadapi masalah yang tidak jelas.
Pertama, seseorang mula-mula membagi suatu masalah ke dalam beberapa bagian masalah yang
lebih kecil. Selanjutnya, ia mulai mengerjakan masing-masing masalah yang lebih kecil secara
terpisah. Di dalam mengerjakan masalah-masalah yang lebih kecil ini seseorang tidak perlu harus
melakukannya secara berurutan, tetapi dapat melompat. Sesudah semuanya diselesaikan atau
hampir selesai, kemudian ia menggabungkan masing-masing ke dalam keseluruhan masalah yang
tengah dipecahkan.
Kedua, penambahan variabel pembatas lain ke dalam situasi permasalahan, sehingga masalah
menjadi lebih terstruktur. Salah satu hambatan dalam menghadapi masalah yang tidak jelas ialah
adanya beberapa keterbatasan seseorang di dalam memahaminya, dan tentu jug mencari
pemecahan yang tepat. Untuk mencapai suatu pemecahan, bagaimanapun juga orang harus sengaja
membatasi kemungkinan-kemungkinan yang ada pada masalah itu, sehingga tampak menjadi lebih
sederhana (simpler). Cara ini memungkinkan permasalahan dapat ditangani secara lebih mudah
(manageable).
Strategi ketiga, seseorang mulai mengerjakan tugas atau memecahkan masalah meski ia belum
memahami permasalahan dengan baik atau lengkap.
Strategi keempat, seeorang harus berhenti pada saat telah ditemukan suatu pemecahan meskipun
belum merupakan pemecahan yang paling baik. Pada saat yang lain oran itu dapat
menyempurnakannya atau mungkin menemukan alaternatif pmecahan lainyang lebih baik. Perlu
diingat bahwa masalah yang tidaka jelas mengandung ketidakpastian baik kondisi yang sedang
dihadpi maupun tujuan yang diinginkan, sehingga pemecahan yang dianggap baik pada waktu itu
dapat bersifat sementara. Pada waktu yang lain seseorang mungkin dapa menemukan alternatif
pemecahan lain yang lebih baik atsu efektif.

I. Pelatihan Ketrampilan Pemecahan Masalah


John D. Bransford dan Barry S. Stein (1984) mengajukan suatu model yang disebut IDEAL approach
untuk meningkatkan ketrampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
I = Identifikasi masalah
D = Definisi dan representasi masalah
E = Eksplorasi berbagai kemungkinan strategi
A = Aksi berdasarkan strategi yang telah dipilih
L = Lihat kembali dan evaluasi hasil-hasilnya
I = Identifikasi masalah
Identifikasi masalah atau pencarian pokok persoalan. Sepintas tampak sederhana, tapi dalam
kenyataan merupakan aktifitas yang sangat penting dan menentukan tindakan-tindakan berikutnya.
D = Definisi dan representasi masalah
Setelah masalah pokok ditemukan, tindakan berikutnya merumuskan dan menggambarkan
persoalan secermat mungkin. Meskipun batas antara identifikasi masalah dan definisi masalah agak
kabur, namun kedua aspek ini sebenarnya agak berbeda.Pada definisi masalah menunjuk pada
dimana letak permasalahan yang sebenarnya sehingga gambaran konkrit bis dibuat.
E = Ekplorasi berbagai kemungkinan strategi
Aktivitas ini mncakup bagaimana reaksi seseorang terhadap suatu masalah sambil
mempertimbangkan pilihan strategi yang mungkin bisa digunakan.
A = Aksi atau tindakan
Strategi-strategi yang sudah di pilih kemudian diterapkan untuk memperoleh suatu pemecahan atas
masalah yang sedang dihadapi.
L = Lihat efek-efeknya
Pada tahap akhir, orang harus melakukan evaluasi mengenai apakah strategi yang digunakan bisa
berjalan dengan baik atau tidak.
J. Petunjuk Pemecahan Masalah
1) Sikap (Attitudes)
Berpikir positif terhadap masalah
Berpikir positif terhadap kemampuan memecahkan masalah
Berpikir secra sistematis
2) Tindakan (Actions)
Rumuskan masalahnya
Cari dan kumpulkan fakta-fakta
Fokuskan pikiran pada fakta-fakta yang penting
Temukan gagasan masalah untuk pemecahan masalah
Pilih gagasan yang terbaik dan laksanakan

Diposkan oleh Dwi Atmaja, M.Psi di 1/21/2011 01:12:00 PM

Problem Solving

PENDAHULUAN

Hidup ini adalah masalah, di dalam menjalani hidup kita mengalami penuh
dengan berbagai masalah. Oleh karena itu problem solving atau memecahkan
masalah merupakan sesuatu yang biasa dalam hidup manusia. dalam
memecahkan masalah seseorang sering harus melalui berbagai langkah seperti
mengenal setiap unsur dalam masalah itu, mencari aturan-aturan yang
berkenaan dengan masalah itu dan dalam segala langkah pasti memerlukan
sebuah pemikiran. Jadi kebanyakan aktivitas pemecahan masalah itu
melibatkan proses berpikir.
Berpikir adalah aktivitas konitif yang terjadi di dalam mental atau pikiran
seseorang. Dalam hal ini representasi kognitif dibedakan menjadi dua bagian
yang bersifat kesinambungan:
1) Lower order cognition (LOC).
Ialah komponen-komponen yang terletak pada urutan awal proses-proses kogitif
dan masih bersifat lebih dangkal. Misalnya: persepsi, pengenalan pola, dan
ingatan.
2) Higher order cognition (HOC)
Ialah komponen-komponen yang terletak pada urutan akhir atau lebih tinggi
dari keseluruhan proses kognitif manusia. Misalnya: berpikir, pembentukan
konsep, penalaran, bahasa, pembuatan keputusan dan pemecahan masalah.
Jadi pemecahan masalah itu berada pada proses kognitif yang tinggi (HOC).
Sedangkan besar kecilnya tingkat keberhasilan seseorang dalam melakukan
pemecahan masalah dipengaruhi banyak faktor. Dalam makalah ini akan kami
bahas tentang langkah-langkah penyelesaian di dalam problem solving, metode-
metode problem solving, serta hambatan atau penghalang mental di dalam
problem solving dengan harapan agar pembaca memahami dan dapat dijadikan
dasar pijakan di dalam kehidupannya di dalam menghadapi masalah.

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pemecahan masalah oleh Evans (1991) didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang
berhubungan dengan pemilihan jalan keluar atau cara yang cocok bagi tindakan
dan pengubahan kondisi sekarang (present state) menuju kepada situasi yang
diharapkan (future state atau desired goal). Sedangkan menurut Hunsaker,
pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan
atau ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang
diinginkan (Hunsaker, 2005). Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah
adalah pengambilan keputusan (decision making), yang didefinisikan sebagai
memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambilan
keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan
masalah yang dilakukan. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pemecahan masalah adalah suatu aktivitas pengambilan jalan keluar agar
terjadi kesesuaian atara hasil yang diperoleh sekarang dengan hasil yang
diharapkan.

B. Tahapan Pemecahan Masalah


Ada beberapa tahapan penting atau langkah-langkah penyelesaian di dalam
problem solving. Hal itu dikemukakan oleh Dewey dalam langkah-langkah
berpikir reflektif yang sangat terkenal:
1. Kesadaran Atas Adanya Problema
Langkah paling awal dalam memecahkan masalah adalah seseorang harus
menyadari atas adanya permasalahan. Dengan demikian maka individu akan
merasa memiliki kesukaran yang harus diselesaikan melalui tahap-tahap
berikutnya.
2. Pemahaman Terhadap Problema
Setelah dirasakan adanya problema maka yang perlu dilakukan adalah
mendefinisikan masalah yang terjadi. Pada tahap ini, kita perlu melakukan
diagnosis terhadap sebuah situasi, peristiwa atau kejadian, untuk memfokuskan
perhatian kita pada masalah sebenarnya, bukan pada gejala-gejala yang
muncul. Untuk itu diperlukan upaya untuk mencari informasi yang diperlukan
sebanyak-banyaknya, agar masalah dapat didefinisikan dengan tepat.
Representasi masalah merupakan hal yang paling penting baik bagi
pemahamann masalah maupun untuk mencari jalan keluarnya. Cara-cara yang
dapat ditempuh untuk merepresentasikan masalah adalah:
a) Simbol
Salah satu cara yang dianggap paling efektif untuk merepresentasikan persoalan
yang abstrak ialah melalui simbol. Misalnya memecahkan soal aljabar, maka
dapat mengubah kalimat-kalimat aljabar itu ke dalam symbol-simbol
matematika.
b) Daftar
Alternatif lain apabila masalah itu tidak dapat dipresentasikan dengan cara
mengubah ke dalam simbol-simbol adalah dengan jalan menyusun daftar sifat-
sifat masalah.
c) Metrik
Metrik adalah suatu bagan (chart) yang menunjukkan kemungkinan sejumlah
kombinasi. Metrik sangat membantu terutama jika suatu masalah begitu
kompleks.
d) Diagram Pohon Bercabang Hirarkhis
Cara berikutnya yang dapat dilakukan untuk merepresentasikan masalah adalah
dengan membuat diagram bercabang-cabang yang sifatnya hirarkhis.
e) Grafik
Beberapa masalah mungkin tidak dapat direpresentasikan dalam bentuk
symbol, daftar sifat, metric, dan diagram pohon bercabang, namun harus
digunakan bentuk representasi yang lain karena dianggap lebih cocok.
Barangkali cara lain yang dapat ditempuh ialah memakai grafik.
f) Gambaran Mental Visual (Visual Image)
Ialah membayangkan secara visual di dalam pikiran mengenai suatu masalah
terutama sangat berguna atau membantu bagi pemecahan masalah yang baru.
3. Memformulasi Hipotesa-hipotesa
Sepanjang usaha dalam memahami problema, pengumpulan dan penilaian data-
data, langkah selanjutnya adalah menemukan hubungan-hubungan antara data-
data dan menyusun hipotesa. Dalam hal ini kita diharapkan dapat membuat
banyak alternatif solusi-solusi dalam memecahkan masalah agar dihasilkan
solusi yang paling baik dengan banyak pertimbangn dari berbagai alternatif
tersebut. Hipotesa-hipotesa ini harus bersifat fleksibel, tidak boleh kaku.
4. Mengevaluasi Hipotesa-hipotesa
Beberapa ahli ilmu jiwa memberi tiga langkah di dalam mengevaluasi hipotesa
yaitu: Pertama, bahwa seseorang harus menentukan manakah kesimpulan yang
sempurna yang sekiranya cukup memberi kepuasan terhadap tuntutan
problema. Kedua, seseorang harus menemukan kesimpulan-kesimpulan mana
yang sesuai dengan lain-lain fakta dan pentingnya nanti bagi hasil keseluruhan.
Ketiga, seseorang harus dengan sengaja menguji terhadap kesimpulan-
kesimpulan yang kurang meyakinkan yang mungkin dapat membawa keragu-
raguan terhadap pengambilan kesimpulan akhir.
5. Penerapan Cara Pemecahan Masalah
Penerapan hipotesa dalam penyelesaian problema adalah langkah terakhir dari
proses problem solving dan dipergunakan sebagai penguji atas kebenaran cara
penyelesaian yang ditempuh. Dalam upaya menerapkan berbagai solusi
terhadap suatu masalah, kita perlu lebih sensitive terhadap kemungkinan
terjadinya resistansi dari orang-orang yang mungkin terkena dampak dari
penerapan tersebut. Hamper pada semua perubahan, terjadi resistensi. Karena
itulah seorang yang piawai dalam melakukan pemecahan masalah akan secara
hati-hati memilih strategi yang akan meningkatkan kemungkinan penerimaan
terhadap solusi pemecahan masalah oleh orang-orang yang terkena dampak.

C. Metode Pemecahan Masalah


Pada dasarnya tata cara, prosedur atau strategi yang dapat digunakan untuk
memecahkn masalah ada dua macam:
1. Algoritmik
Adalah suatu perangkat aturan atau tata cara yang dapat menjamin pemecahan
suatu masalah. Penemuan dengan strategi algoritmik (acak) adalah cara yang
diaggap paling primitif. Strategi ini dijalankan tanpa pengetahuan khusus yang
dapat membimbing seseorang ke arah pemecahan masalah. Cara ini boleh
dikatakan trial and error secara buta. Dalam hal ini terdapat dua macam
bentuk yaitu:
a) Penemuan acak tidak sistematis (unsystematic random search).
Cara ini ditempuh dengan mencoba semua jalan, sehingga dapat terjadi
pencarian dua kali atau lebih pada jalan atau cara yang sama.
b) Penemuan acak sistematis (systematic random search).
Yaitu setiap jalan atau cara yang pernah ditempuh dicatat, sehingga tidak akan
terjadi pengulangan pada cara yang sama yang dianggap tidak berhasil.
Metode penemuan secara acak hanya efisien pada ruang masalah yang sempit,
sementara ruang permasalahan yang luas barangkali lebih tepat jika digunakan
pendekatan heuristik.
2. Heuristik
Pendekatan heuristik dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan
pengetahuan seseorang untuk mengidentifikasi sejumlah jalan atau cara yang
akan ditempuh dan dianggap menjanjikan bagi penemuan pemecahan suatu
masalah. Ada beberapa metode dalam pendekatan heuristik yaitu:
a) Proximity Methods
Seseorang menempuh jalan atau cara yang dipersepsi lebih mendekati tujuan
yang diinginkan.
b) Analogi
Analagi dapat dilakukan dengan cara membandingkan pola masalah yang tengah
dihadapi dengan pola masalah serupa yang pernah dialami baik oleh orang yang
bersangkutan atau orang lain.
c) Maching
Cara ini hamper sama dengan metode kedekatan. Seseorang memahami situasi
yang tengah dihadapi dengan tujuan yang diinginkan. Lalu ia membandingkan
dengan pengetahuan yang ada di ingatannya.
d) Generate-Test Method
Pemecahan masalah membutuhkan dua tahapan proses. Pertama, satu cara
atau strategi pemecahan yang paling memungkinkan dicari atau dihasilkan.
Kedua, selanjutnya gagasan pemecahan yang dihasilkan itu diuji apakah dapat
berjalan dengan baik atau efektif. Jika belum berhasil, akan dicari cara
pemecahan lain yang paling memungkinkan kemudian diuji atau dipraktekan,
demikian seterusnya sampai diketemukan jalan pemecahan atas masalah itu.
e) Means-Ends Analysis
Orang yang menghadapi masalah mencoba membagi permasalahan menjadi
bagian-bagian tertentu dari permasalahan tersebut.
f) Backward Search
Strategi ini dilakukan dengan berjalan mundur. Maksudnya, meminta orang
memulai pada tujuan yang diinginkan (goal state) dan bergerak mundur ke
belakang menuju pada keadaan yang dihadapi semula (original state).
g) Forward Search
Strategi berjalan ke depan, sebagai kebalikan dari strategi berjalan mundur.
Seseorang memulai dari kenyataan yang dihadapi, kemudian secara bertahap
bergerak menuju pada tujuan akhir yang diinginkan.

D. Penghalang Mental Di Dalam Proses Pemecahan Masalah


Tiga hal penting yang merupakan ganjalan mental yang menghalangi
keberhasilan seseorang dalam proses pemecahan masalah, dua faktor yang
pertama sangat berkaitan dengan sikap mempertahankan gagasan lama yang
bisa menghambat munculnya gagasan baru, sementara itu, satu faktor terakhir
berkaitan dengan pembatasan gerak untuk mencari alternatif pemecahan
masalah. Ketiga faktor itu adalah:
1. Functional fixedness
Keterpakuan fungsional berarti seseorang beranggapan bahwa fungsi dan
kegunaan suatu objek atau benda adalah cenderung stabil dan menetap
sepanjang waktu. Dengan kata lain, seseorang hanya memandang sesuatu
benda berfungsi sebagaimana dirancang atau diinginkan oleh pembuatnya.
2. Mental set
Fenomena ini menunjuk pada kecenderungan orang untuk mempertahankan
aktivitas mental yang telah dilakukan secara berulang-ulang dan berhasil ketika
ia menghadapi masalah serupa namun dalam situasi baru atau berbeda. Hal ini
boleh jadi tidak sesuai lagi dan dapat mengakibatkan kegagalan.
3. Perceptual added frame
Penambahan bingkai persepsual ini terjadi ketika orang yang menghadapi
problem atau masalah kemudian tanpa sadar seolah-olah ia melihat adanya
bingkai tersamar (pembatas) yang mengelilingi di sekitar problem tersebut.
Padahal, sesungguhnya bingkai itu tidak ada, dan hanya ada di dalam bayangan
persepsi seseorang. Bingkai tersemar ini kemudian membatasi gerak langkah
orang tersebut dalam mencari jalan keluar atas persoalan yang sedang
dihadapi.

KESIMPULAN

Pemecahan masalah adalah suatu aktivitas pengambilan jalan keluar agar


terjadi kesesuaian atara hasil yang diperoleh sekarang dengan hasil yang
diharapkan.
Ada beberapa tahapan penting atau langkah-langkah penyelesaian di dalam
problem solving. Hal itu dikemukakan oleh Dewey dalam langkah-langkah
berpikir reflektif yang sangat terkenal:
1. Kesadaran Atas Adanya Problema
2. Pemahaman Terhadap Problema
a) Simbol
b) Daftar
c) Metrik
Representasi masalah: d) Diagram Pohon Bercabang Hirarkhis
e) Grafik
f) Gambaran Mental Visual (Visual Image)
3. Memformulasi Hipotesa-hipotesa
4. Mengevaluasi Hipotesa-hipotesa
5. Penerapan Cara Pemecahan Masalah
Pada dasarnya tata cara, prosedur atau strategi yang dapat digunakan untuk
memecahkn masalah ada dua macam:
A. Algoritmik (tanpa pengetahuan): sistematis & tidak sitematis
-) Proximity Methods
-) Analogi
-) Maching
B. Heuristik (menggunakan pengetahuan):
-) Generate-Test Method
-) Means-Ends Analysis
-) Backward Search
-) Forward Search
Tiga hal penting yang merupakan ganjalan mental yang menghalangi
keberhasilan seseorang dalam proses pemecahan masalah:
a. Functional fixedness (keterpakuan fungsional)
b. Mental set (keajegan secara mental)
c. Perceptual added frame (penambahan bingkai persepsual)

DAFTAR PUSTAKA

Kasijan, Z. Psikologi Pendidikan. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1984.

Lasmahadi, Arbono. www.e-psikologi.com. Jakarta, 2005.

MS, Suharnan. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi, 2005.

Nasution, S. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.


Bumi Aksara, 2006.

Anda mungkin juga menyukai