Moina SP
Moina SP
PENDAHULUAN
Perkembangan usaha budi daya ikan saat ini semakin meningkat. Hal ini
asupan gizi. Pemanfaatan hasil perikanan pada saat ini masih cenderung dari alam,
tanpa merusak populasi ikan yang ada di alam dibutuhkan suatu usaha budi daya,
baik budidaya tambak, keramba, maupun kolam.Dalam usaha budi daya saat ini
telah banyak di lakukan oleh masyarakat, baik sekala rumah tangga maupun
Salah satu faktor yang menentukan usaha budi daya ikan berhasil adalah
waktu dan tempat yang terjangkau serta harga yang relative murah sangat
Usaha budi daya secara intensif maupun skala rumah tangga di kalangan
masyarakat saat ini masih jauh dari yang di harapkan, ini dapat di lihat dari
permintaan pasar yang terus meningkat, namun petani tidak dapat memenuhi
kebutuhan pasar secara kontinyu. Dalam usaha pembenihan ikan, kendala yang
harus dihadapi begitu komplek salah satunya adalah ketersediaan benih, ini karena
1
ketersediaan benih yang di butuhkan untuk usaha budi daya tidak mencukupi,
makanan larva dalam usaha pembenihan telah banyak di gunakan makanan alami
maupun buatan, makanan alami yang banyak dimanfaatkan oleh petani pada
umumnya tubifex sp yang di peroleh dari alam, namun keadaan ini juga belum
pakan yang berkualitas, ketersediaannya ada setiap saat dan mudah di kultur serta
sesuai dengan bukaan mulut larva sehingga mudah di cerna oleh larva yang
fisiknya masih lemah yaitu berupa makanan alami (live food), sehingga mortalitas
dapat di tekan sekecil mungkin dan meningkatkan produksi dan kualitas benih
Moina sp merupakan makanan alami yang potensial bagi benih ikan air
tawar, karena nilai gizinya yang tinggi, mudah di cerna serta mempunyai daya
produksi yang tinggi, yaitu cepat berkembang biak dan mudah di kembangkan
serta memiliki ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut ikan (JOHAN dkk,
2002).
2
PRIYAMBODO dkk (2002), mengatakan bahwa kandungan gizi Moina sp terdiri
dari 90.60% air, 37.38% protein, 13.29% lemak, dan 11.00% abu.
a. Mendapatkan dosis yang optimal dari Pupuk Organik Cair Raja Ikan
manfaat :
alami.
sekala besar.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Sachlan, 1980).
Adapun ciri khas Moina sp adalah bentuk tubuh yang pipih ke samping,
bagian tubuh berserta anggota-anggota tubuh pada kedua sisinya.Bentuk tubuh ini
(MUDJIMAN, 2008).
aktif dengan alat geraknya yaitu kaki renang (PRIAMBODO dkk, 2002).
Selanjutnya di jelaskan bahwa bentuk tubuh moina membulat dengan garis tengah
perbedaan dengan jenis kutu air lainnya, namun antara Moina sp dengan Daphnia
4
sp mempunyai sedikit perbedaan pada ukurannya, Moina sp 500-1000 mikron
telurnya.
parit, rawa-rawa, dan air tergenang. Plankton ini tersebar luas yang di sebabkan
oleh aliran air dan terbawa oleh binatang lainnya.Hal ini di mungkinkan karena
telur Moina sp tersebut mampu bertahan pada kondisi perairan yang sangat buruk,
bahkan perairan yang sedikit berair. Apabila kondisi perairan telah memenuhi
perkembangan populasi Moina sp dapat terjadi pada kolam atau bak yang terbuat
dari tanah, plastic, kaca, fiber glass, dan kombinasi bahan tersebut. Bahan-bahan
logam seperti seng kurang baik bila di jadikan sebagai wadah kultur, karena akan
Selain media kultur, yang perlu di perhatikan adalah bibit yang akan di
gunakan. Bibit Moina sp yang akan di budidayakan sebaiknya yang tidak terlalu
5
tua atau terlalu muda. Menurut MUDJIMAN (2008) bahwa Moina yang baik di
gunakan sebagai bibit berukuran lebih dari 500 mikron, sehat, tidak lemah, dan
telur sebanyakn 10-20 butir, apabila lingkungan mendukung telur akan menetas
menjadi hewan betina. Selain itu Moina sp dapat juga berkembang biak secara
kawin. Dengan cara ini hewan betina akan menghasilkan telur sebanyak 1 2
dalam jumlah yang banyak bila di banding dengan individu betina, atau juga bisa
induk betina ditampung di dalam kantung telur yang terletak di atas punggung.Di
dalam kantong telur, embrio berkembang terus sehingga ketika dikeluarkan sudah
dalam waktu 5 hari dari total umurnya yaitu 30 hari. Setiap dua hari sekali, Moina
6
beriklim panas juga sering terjadi pergantian sistem perkembangbiakan dan dapat
2.5. Makanan
air yang membawa makanan ke arahnya. Ketika makanan berada di dekat mulut,
2008).
2.6. Pemupukan
bahan organik yang dapat berupa pupuk kandang (baik kotoran ayam, sapi,
kambing, kuda, kotoran kakus) daun-daun serta sampah dapur, bertujuan untuk
2005).
7
Selanjutnya CHOLIIK dkk dalam KARTIKA, (2005) menyatakan
bahwa pupuk dari limbah ternak (pupuk kandang) dapat meningkatkan produksi
Pupuk kandang dikatakan siap pakai untuk memupuk tanah apabila tidak
berbau tajam (bau amoniak), terasa dingin jika dipegang, berwarna gelap, kering,
tanah dan air kolam. ARSYAD dkk dalam KARTIKA, (2005) menyatakan
dengan pupuk organik seperti pupuk kandang dengan dosis 500-800 gr/m2 dan
pupuk anorganik (urea dan TSP) dengan dosis masing-masing 10 gr/ m2.
8
Pupuk Organik
Dimakan
Diserap oleh
micro bentos
Dimakan Dimakan
Tumbuhan Air Phytoplankton
macro bentos Zooplankton
Kotoran ikan
Terurai kembali
menjadi hara
Adapun kandungan unsur hara yang terdapat pada beberapa kotoran hewan
KANDUNGAN HARA
No JENIS PUPUK
N P K
1. Kotoran Ayam 1.00 % 0.80 % 0.40 %
2. Kotoran Puyuh 1.00 % 0.65 % 0.80 %
3. Kotoran Sapi 0.40 % 0.20 % 0.10 %
4. Kotoran Kambing 0.06 % 0.30 % 0.17 %
Sumber : Lingga (1998)
9
Tabel 2.1. Jenis dan kandungan hara dalam pupuk kandang
KANDUNGAN HARA
No JENIS PUPUK
Nitrogen (N) Fosfor (P) Potasium (K)
1. Kotoran Sapi 0.97 % 0.69 % 1.66 %
2. Kotoran Kuda 0.50 % 0.74 % 0.84 %
3. Kotoran Biri-biri 2.04 % 1.66 % 1.83 %
4. Kotoran Ayam 2.71 % 6.31 % 2.01 %
5. Kotoran Itik 0.83 % 1.80 % 0.43 %
6. Kotoran Kambing 0.60 % 0.30 % 0.17 %
7. Kotoran Domba 0.75 % 0.50 % 0.45 %
8. Kotoran Babi 1.25 % 1.85 % 0.75 %
Sumber : Anonimus (2007)
KANDUNGAN HARA
No JENIS PUPUK
N P K
1. Kotoran Ayam 4.13 % 0.02 % 0.15 %
2. Kotoran Puyuh 3.93 % 16.56 % 0.16 %
3. Kotoran Sapi 1.83 % 16.42 % 0.14 %
Sumber : Laboratorium BPTP RIAU dalam KARTIKA, ( 2005)
dari tiap-tiap kotoran ternak berbeda, hal ini disebabkan oleh sumber makanan
yang dimakan oleh hewan tersebut berbeda pula. Sesuai dengan pendapat
SUTEDJA dalam KARTIKA, (2005) bahwa kotoran ternak yang diberi makanan
protein, multivitamin, mineral dan ginseng yang evektif untuk budidaya ikan air
tawar (ikan lele, gurami, nila, patin dan ikan mas). Pupuk yang diproduksi oleh
10
TAMASINDO FARMA ANIMAL AND PLANT HEALTH CARE. ini
Kandungan unsur hara yang lengkap yang terdapat dalam pupuk raja ikan
11
BAB III
BAHAN DAN METODE
tanggal 17 Maret 4 April 2013 di Balai Benih Ikan (BBI) Fakultas Pertanian
3.2.1. Moina sp
dengan kepadatan 30 ind/l yang di peroleh dari kolam-kolam yang ada di balai
benih ikan (BBI) fakultas pertanian universitas islam riau perhentian marpoyan
pekanbaru.
Pupuk yang digunakan dalam praktikum ini adalah pupuk kotoran sapi
yang diperoleh dari peternak dan pupuk organik cair Raja Ikan yang diproduksi
Media kultur yang digunakan adalah air sumur bor yang ada di Balai
3.2.3. Alat
12
Tabel 1. Alat yang digunakan selama praktikum
menggunakan toples ukuran 5 liter sebanyak 12 toples, dengan jumlah air setiap
sebagai pupuk dasar media kultur serta pupuk organic cair Raja Ikan yang di
gunakan sebagai bahan uji dalam praktikum dan segala peralatan yang di gunakan
dalam pengkulturan moina sp, seperti lampu neon, aerasi, batu aerasi, selang dan
sebagainya.
13
Setelah wadah kultur disiapkan, kegiatan selanjutnya menimbang pupuk
kotoran sapi dengan dosis 3 gr/l air sebagai pupuk dasar. Selanjut nya pupuk
kotoran sapi yang telah di timbang sesuai jumlah yang di tentukan masing-masing
organism lainnya yang dapat mengganggu dalam kultur moina sp. Setelah pupuk
subtratnya tidak terbawa dalam media kultur. Selanjutnya pupuk kotoran sapi
yang telah di saring tersebut dimasukan pada setiap wadah kultur, sampai airnya 3
liter. Langkah selanjutnya memasukan pupuk organik cair Raja Ikan dengan dosis
yang berbeda sesuai dengan perlakuan yang di berikan, yakni dosis 0,13 ppm,
0,26 ppm, 0,39 ppm/liter air serta tanpa pemberian pupuk organik cair Raja Ikan.
Setelah wadah kultur di isi air dengan pupuk kotoran sapi dan dua hari
kemudian di susul pemberian pupuk organik cair Raja Ikan, maka media kultur di
biarkan selama lebih kurang satu minggu, supaya pakan alami yang ada dalam
media kultur dapat tumbuh dan berkembang yaitu dari berbagai jenis
moina sp, pada setiap wadah penelitian di beri aerasi sebagai sumber oksigen serta
lampu neon sebagai sumber cahaya untuk proses fotosintesis. Kemudian setelah 6-
7 hari baru di masukan bibit moina sp sebanyak 30 ind/liter air untuk setiap wadah
kultur.
air secara keseluruhan dari masing-masing wadah kultur, dengan cara melakukan
14
dengan planktonnet tersebut di ambil sebanyak 5 ml, yang seterusnya di letakan
handy counter.
kultur dan nilai yang di ambil untuk analisis adalah nilai rata-rata dari setiap
terdapat dalam wadah penelitian selama di lakukan pengkulturan. Air sampel yang
Untuk parameter kualitas air yang diukur seperti suhu, keasaman (pH) air
pengukurannya dimulai pada awal praktikum yakni disaat bibit Moina sp akan
hari. Pengukuran oksigen terlarut (DO), suhu, pH, dilakukan pada pagi, siang, dan
sore. Selanjutnya untuk mengukur parameter kualitas air lainnya seperti kadar
15
3.4. Rancangan Percobaan
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode sampling, dan
P1 = Pemberian Pupuk Organik Cair Raja Ikan dengan dosis 0,13 ml/ppm/liter
P2 = Pemberian Pupuk Organik Cair Raja Ikan dengan dosis 0,26 ml/ppm/liter
P3 = Pemberian Pupuk Organik Cair Raja Ikan dengan dosis 0,39 ml/ppm/liter
1985). Adapun model umum rancangan acak lengkap adalah sebagai berikut:
Yij = U + Ti + Eij
16
2. Bibit Moina sp memiliki kemampuan memanfaatkan makanan
dianggap sama.
Data yang dianalisis adalah populasi Moina sp dari hasil praktikum pada
Apabila F hitung < F table 5 % berarti tidak ada pengaruh dari ke empat
perlakuan terhadap rata-rata populasi Moina sp. Sedangkan bila F hitung > F table
5 % berarti ada pengaruh yang sangat nyata dari keempat perlakuan pemberian
untuk mengetahui frekuensi pemberian pupuk yang terbaik dari ketiga perlakuan
Rjk error
Syi
n
17
BAB IV
HASIL
(kontrol), sedangkan pada wadah P1 (Raja Ikan dosis 0,13 cc), wadah P2 (Raja
Ikan dosis 0,26 cc), dan pada wadah P3 (Raja Ikan dosis 0,39 cc) puncak populasi
terjadi pada hari ke 7. Perkembangan Moina sp pada fase awal terjadi pningkatan
populasi secara drastis untuk lebih jelas mengenai peningkatan dan terjadinya
puncak populasi Moina sp dari masing-masing perlakuan dapat di lihat pada tabel
IV.1.
Hari Perlakuan
Ke P0 P1 P2 P3
0 90 90 90 90
1 273 282 284 282
3 288 295 313 302
5 275 327 370 353
7 490* 920* 570* 470*
9 195 90 87 78
Keterangan : * Terjadinya puncak populasi
18
Gambar IV.1. Rata-rata perkembangan populasi Moina sp (ind/l) pada masing-
1000
900
800
700
600 p0
500 p1
400 p2
300 p3
200
100
0
0 1 3 5 7 9
Selain kandungan unsur hara, faktor kualitas air juga memiliki peranan
yang cukup besar dalam menunjang perkembangan populasi dan lamanya untuk
bertahan hidup Moina sp dalam media kultur. Adapun hasil analisi kualitas air
tabel IV.2, selama praktikum berlangsung terjadi fluktuasi yang sangat signifikan.
1. Suhu 24 310C
2. Derajat keasaman (pH) 6-7
3. Oksigen terlarut (O2) 2.57 11,23 ppm
dalam media kultur dilakukan pada akhir praktikum. Adapun tujuan dilakukannya
19
dan jenis makanan alami yang tumbuh dalam media kultur tersebut dimana
mengetahui jenis organisme apa saja yang dapat tumbuh dari pemupukan Raja
Ikan.
Jasad renik yang terdapat dalam media kultur yang banyak dimanfaatkan
yang banyak dijumpai dalam tiap wadah, selain kedua jenis tersebut tumbuh juga
Eudorina wallichii.
Keadaan Suhu ( C )
Hari/Tanggal P0 P1 P2 P3
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Minggu/17/03/13 25 30 28 25 30 27 25 29 27 25 30 27
Slasa/19/03/13 24 30 27 25 30 27 25 30 28 25 30 28
Kamis/21/03/13 26 30 27 25 30 28 25 30 27 25 30 27
Sabtu/23/03/13 25 30 27 25 31 27 25 31 27 25 31 28
Senin/25/03/13 25 29 28 26 30 27 26 29 27 25 29 28
Rabu/27/03/13 26 29 27 26 29 28 29 30 28 26 29 27
Jumat/29/03/13 26 29 28 26 29 30 26 29 29 26 29 28
Minggu/31/03/13 26 30 28 25 29 30 26 30 29 25 30 28
Selasa/02/04/13 25 30 27 26 30 29 26 30 29 25 31 29
Kamis/04/04/13 25 29 27 26 31 29 25 29 29 26 31 29
20
Tabel IV.4.Kecerahan Air yang telah di ukur selama praktikum.
Warna Air
P0 P1 P2 P3
No Hari/Tanggal
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Minggu/17/03/13 - - - - - - - - - - - -
5 Senin/25/03/13 H H H.M H H H H H H H H H
6 Rabu/27/03/13 H H H H H H H H H H H H
7 Jumat/29/03/13 H H H H H H H H H H H H
8 Minggu/31/03/13 H.M H.M H.B H H H H H H H H H
9 Selasa/02/04/13 H.B H.B B H H H H H H H H H
10 Kamis/04/04/13 H.B B B H.M H.M H.M H.M H.M H.M H.M H.M H.M
Keterangan :
21
BAB V
PEMBAHASAN
pada hari ke 3 hingga hari ke 5 terjadi perkembangan yang relatif lambat dan pada
sebanyak 163 ind/l, P1 sebanyak 306 ind/l, P2 sebanyak 183 ind/l, dan P3
media kultur.
puncak. Populasi tertinggi terjadi yaitu pada hari ke 7 pada P1 (pupuk dengan
dosis 0,13 cc), diikuti P2 (pupuk dengan dosis 0,26 cc) dan P0 (kontrol),
22
Perbedaan jumlah populasi pada masing-masing perlakuan ini disebabkan
perbedaan dosis yang diberikan, dalam praktikum ini ternyata semakin tinggi
dosis yang diberikan tingkat populasi semakin rendah. Sedangkan pada perlakuan
pemupukan suatu perairan agar pemberiaannya tidak terlalu banyak atau terlalu
populasi dan apabila pupuk yang diberikan dalam jumlah yang sedikit maka tidak
nampak pengaruhnya karena makanan yang tersedia tidak terdapat dalam jumlah
yang cukup.
Kualitas Air
23
karena oksigen terlarut masih diluar minimal ambang batas toleransi yakni 2.57
ppm.
Jenis-jenis Plankton
yang terdapat dalam media kultur adalah Chlorella sp dan Cylops strenus yang
banyak dijumpai dalam tiap wadah, selain kedua jenis tersebut tumbuh juga jenis
Eudorina wallichii.
24
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
di dalam ruang belum menunjukkan hasil yang baik sehingga disarankan agar
25
DAFTAR PUSTAKA
Ikan.Kanisius.Yogyakarta. 89 hal
Johan,I dan Rosyadi. 2002. Uji Penggunaan Bokashi Pupuk Kandang Terhadap
(tidak diterbitkan)
Mudjiman, A. 2008. Makanan Ikan Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 192
hal
26
Nurzaman. 2002 Pengaruh Frekuensi Pemberian Pupuk Bokashi terhadap
hal
27
LAMPIRAN
28
Lampiran 1.Data perkembangan populasi Moina sp. dari masing-masing
Perlakuan ( Ind/l )
Hari ke Ulangan
P0 P1 P2 P3
90 90 90 90
1 92 95 95 91
1 2 90 92 91 93
3 91 95 98 98
Jumlah 273 288 284 282
Rerata 91 96 94 94
1 98 99 101 98
3 2 94 97 97 97
3 96 99 115 107
Jumlah 288 295 313 302
Rerata 96 98 104 100
1 100 110 125 108
5 2 80 117 121 116
3 95 100 124 129
Jumlah 275 327 370 353
Rerata 91 109 123 117
1 190 290 70 170
7 2 210 250 230 200
3 90 380 270 100
Jumlah 490 920 570 470
Rerata 163 306 190 156
1 108 30 9 9
9 2 39 30 39 9
3 48 30 39 60
Jumlah 195 90 87 78
Rerata 65 30 29 26
29
Lampiran 2. Denah wadah kultur pada masing-masing perlakuan selama
praktikum.
Perlakuan
Ulangan
P0 P1 P2 P3
1 190 290 70 170
2 210 250 230 200
3 90 380 270 100
Jumlah 490 920 570 470
Rerata 163 306 190 156
30
Lampiran 4. Analisa variansi perkembangan populasi Moina sp, dari masing-
masing perlakuan.
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rerata
1 2 3
P0 190 210 90 490 163.3
P1 290 250 380 920 306.7
P2 70 230 270 570 190
P3 170 200 100 470 156.6
Jumlah 720 890 840 2450
Rerata 240 296.6 280 816.6
Y 2
190 2 210 2 90 2 ........ 100 2 588900 500208.33
88691.67
2450 2
Ry 500208.33
12
490 2 920 2 570 2 470 2
Py 544100 500208.33
3
43891.67
Ey 88691.67 43891.67 44800
Analisa Variansi
F-Tabel
SK DB JK KT F-hitung
5% 1%
Jk Prlkuan 3 43891.67 14630.55 2.61 4.07 7.59
JK Galat 8 44800 5600
Jumlah 11 88691.67
31
Lampiran 5. Pengukuran Suhu dan Derajat Keasaman (pH)
Jam 08:00 Jam 12:00 Jam 16 : 00 O NH
No Hari/ Tgl Perlakuan pH Suhu pH Suhu pH Suhu
P0 6 25 30 28
1 Minggu/17/03/13 P1 6 25 30 27
P2 6 25 29 27
P3 6 25 30 27
P0 6 24 30 27
2 Selasa/19/03/13 P1 6 25 30 27
P2 6 25 30 28
P3 6 25 30 28
P0 6 26 30 27
3 Kamis/21/03/13 P1 6 25 30 28
P2 6 25 30 27
P3 6 25 30 27
P0 6 25 30 27
4 Sabtu/23/03/13 P1 6 25 31 27
P2 6 25 31 27
P3 6 25 31 28
P0 6 25 29 28
5 Senin/25/03/13 P1 6 26 30 27
P2 6 26 29 27
P3 6 25 29 28
P0 6 26 29 27
6 Rabu/27/03/13 P1 6 26 29 28
P2 6 29 30 28
P3 6 26 29 27
P0 6 26 29 28
7 Jumat/29/03/13 P1 6 26 29 30
P2 6 26 29 29
P3 6 26 29 28
P0 7 26 30 28
8 Minggu/31/03/13 P1 7 25 29 30
P2 7 26 30 29
P3 7 25 30 28
P0 7 25 30 27
9 Selasa/02/04/13 P1 7 26 30 29
P2 7 26 30 29
P3 7 25 31 29
P0 7 25 29 27
10 Kamis/04/04/13 P1 7 26 31 29
P2 7 25 29 29
P3 7 26 31 29
32
Lampiran 6. Parameter kualitas air yang di ukur : rata-rata Oksigen Terlarut (O2)
33
Lampiran 7. Gambar Mikroskop untuk melihat plankton jenis Phytoplankton
34