Anda di halaman 1dari 1

Metode SOAP Sederhana untuk Praktek

Farmasi Klinik
Praktek farmasi klinik memerlukan metodologi yang tepat guna dan tepat sasaran. Penggunaan
SOAP untuk menulis di rekam medis pasien merupakan salah satu cara efektif untuk
mengkomunikasikan hasil telaah apoteker farmasi klinik terhadap pasien. Sebelum menulis di
rekam medis, hendaknya apoteker farmasi klinik mengumpulkan data-data sebagai bahan
bakunya. Data tersebut dapat bersumber dari pemeriksaan laboratorium maupun keluhan pasien
secara langsung. Metode SOAP akan sangat membantu apoteker farmasi klinik di dalam
menyusun kerangka pikir bertindak dan sebagai alat untuk mempermudah proses telaah status
pasien di hari berikutnya.

SOAP merupakan singkatan dari Subjektif, Objektif, Asesmen, dan Plan. Data yang berupa
keluhan pasien yang diperoleh selama visite merupakan data yang bersifat subjektif. Ciri-ciri data
yang bersifat subjektif adalah tidak adanya ukuran yang pasti dan persepsi masing-masing orang
bisa saja berbeda terhadap hal yang sama. Misalnya pada saat visite pasien mengatakan bahwa
setelah minum obat terasa mual. Rasa mual ini merupakan data subjektif karena persepsi masing-
masing orang tidaklah sama, dan tidak bisa dikonfirmasikan dengan bukti tertulis karena hanya
dirasakan oleh pasien.

Sebaliknya, data yang bersifat objektif merupakan data yang dapat dikonfirmasikan kebenarannya
dengan orang lain, misalnya data hasil pemeriksaan laboratorium. Contoh kasus adalah pasien
yang mengalami efek samping hipokalemia akibat penggunaan obat diuretika. Hipokalemia
ditandai dengan penurunan kadar kalium serum di bawah ambang normal berdasarkan
pemeriksaan laboratorium. Hipokalemia ini dapat diketahui kebenarannya dan dapat dibaca oleh
siapa saja dengan cara melihat hasil pemeriksaan laboratorium. Selain hasil pemeriksaan
laboratorium, hasil pemeriksaan radiologis juga dapat dijadikan sebagai data objektif. Lingkup
data objektif juga termasuk obat-obatan yang digunakan pasien selama perawatan.

Setelah mengetahui dan menuliskan data subjektif dan objektif, maka selanjutnya dilakukan
asesmen atau penilaian. Pada bagian asesmen ini, seorang apoteker farmasi klinik akan
menganalisis permasalahan berdasarkan data subjektif dan objektif yang telah diperoleh
sebelumnya. Kesimpulan analisis ditulis sebagai asesmen. Misalnya pasien dengan data objektif
berupa mual setelah minum obat, data subjektif berupa pasien mengalami hipokalemia dan
pasien mendapat obat aspirin dan furosemid, maka asesmen yang dapat dituliskan adalah
diduga mual karena aspirin dan diduga hipokalemia karena furosemid. Untuk mendukung
asesmen, sertakan pula skor Naranjo yang dapat memberikan derajat efek samping obat (bila ada)
yang dialami pasien.

Setelah menuliskan asesmen, langkah selanjutnya adalah menuliskan plan atau rencana. Plan
merupakan rekomendasi yang dibuat berdasarkan asesmen. Pada kasus ini, plan yang ditulis
adalah gunakan aspirin setelah makan untuk meminimalkan efek mual dan rekomendasikan
penggunaan suplemen kalium selama pasien menggunakan furosemid. Plan atau rencana
hendaklah rasional dan mampu dilaksanakan. Komunikasikan pula rencana atau plan tersebut
dengan tenaga kesehatan lain secara lisan maupun tertulis di rekam medis pasien.

Anda mungkin juga menyukai