Anda di halaman 1dari 6

Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan.

Volume 6, Nomor 4, Desember 2018

Peningkatan Populasi Pakan Alami Daphnia Magna Menggunakan Probiotik EM4


(Effective Microorganisme-4) Di Balai Benih Ikan (BBI) Andalas Kota Gorontalo

¹·² Muklisnah Djalil, ² Yuniarti Koniyo, ² Mulis

¹ mukhlisnahdjalil@gmail.com

²Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan


Universitas Negeri Gorontalo

Abstrak
Penelitian ini bertujuan ini untuk mengetahui tingkat efektivitas probiotik EM4 terhadap peningkatan populasi
pakan alami Daphnia magna dan Mengetahui dosis EM4 yang efektif untuk peningkatan populasi pakan alami
Daphnia magna. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga
ulangan. Perlakuan dalam penelitian menggunakan probiotik EM4 (Effective Microorganisme-4) dengan dosis
1 ml untuk perlakuan A, dosis 3 ml untuk perlakuan B. dosis 5 ml untuk perlakuan C dan dosis 7 ml untuk
perlakuan D. Laju pertumbuhan populasi tertinggi terdapat pada perlakuan A dosis 1 ml. Diikuti oleh perlakuan
B dosis 3 ml, perlakuan C dosis 5 ml dan terendah pada perlakuan D dosis 7 ml dengan nilai berturut-turut
sebesar 0,29, 0,09, 0,05 dan 0,03. Hasil analisis ANOVA menunjukkan pemberian probiotik EM4 (Effective
Microorganisme-4) berpengaruh terhadap laju pertumbuhan populasi Daphnia magna. Data hasil uji lanjut
beda nyata terkecil (BNT) menunjukkan perlakuan A berbeda nyata terhadap perlakuan B, C dan D. Perlakuan
B, C dan D tidak berbeda nyata. Hasil pengukuran kualitas air untuk suhu berkisar 26–29°C, pH berkisar 5-6
dan Disolved Oxygen (DO) berkisar 4,4-4,9 mg/liter. Kondisi tersebut merupakan kisaran optimum dalam
kultur Daphnia magna.
Kata kunci: Daphnia Magna., EM4 (Effective Microorganisme-4), Peningkatan populasi,

I. Pendahuluan
Teknik budidaya Daphnia magna sampai saat pada kurun waktu tertentu dalam satu populasi.
ini telah banyak dilakukan pengkajian pada bahan Untuk mencapai hal tersebut maka perlu untuk
nutrisi pakan yang sesuai untuk pertumbuhannya, dicari alternatif lainya, sehingga diperoleh Daphnia
namun masih terdapat kekurangan (Mubarak et al., magna yang berkualitas dan kontinyu.
2010). Oleh sebab, dengan menggunakan Pakan bagi Daphnia selain berupa fitoplankton,
menggunakan pupuk kandang atau sisa sayuran dapat pula berupa partikel organik tersuspensi serta
akan mengakibatkan medium menjadi kurang bakteri (Suwignyo, 1998). Daphnia memerlukan
higenis karena akan menstimulasi renik-renik nutrisi untuk pertumbuhannya. Nutrisi ini dapat
pathogen (Prastya dkk., 2016). diperoleh dari bahan organik tersuspensi, plankton,
Kurang higienisnya media budidaya Daphnia dan bakteri yang diperoleh dari pakan yang
magna dapat mengkontaminasi media budidaya ikan ditambahkan ke dalam media kultur (Prastya dkk.,
yang akan diberi pakan alami Daphnia magna. 2016). Selanjutnya Priyambodo dan Wahyuningsih,
Media dan sumber pakan mengandung nutrisi yang (2001) menambahkan bahwa, Daphnia sp. bersifat
kurang baik merupakan salah satu faktor non selektif filter feeder yakni memakan apa saja
penghambat pertumbuhan populasi Daphnia magna. yang ukuranya sesuai dengan bukaan mulutnya.
Pertumbuhan populasi itu sendiri dapat diartikan Pakan Daphnia sp. adalah bakteri, fitoplankton, alga,
bahwa peningkatan jumlah individu yang banyak diatome, protozoa dan detritus.

316
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - UNG

Teknologi EM4 (Effective Microorganisme-4) menggunakan uji Analisa one-way analysis of


merupakan kultur campuran dari beberapa variance (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh
mikroorganisme yang menguntungkan bagi setiap perlakuan. Perlakuan yang berpengaruh
pertumbuhan tanaman (Winedar dkk., 2006). EM4 selanjutnya diuji menggunakan uji lanjut Beda Nyata
mengandung 90% bakteri Lactobacillus sp. (bakteri Terkecil (BNT) dengan selang kepercayaan 99%
penghasil asam laktat) pelarut fosfat, bakteri untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Dan
fotosintetik, Streptomyces sp, jamur pengurai untuk data kualitas air dianalisis secara deskriptif
selulosa dan ragi. EM4 merupakan suatu tambahan (Putri, 2016). Analisa kuantitatif mempergunakan
untuk mengoptimalkan pemanfaatan zat-zat alat bantu Program Statistik Komputer model
makanan karena bakteri yang terdapat dalam EM4 Microsoft exel 2007 dengan data pembanding
dapat mencerna selulose, pati, gula, protein, lemak menggunakan aplikasi SPSS versi 23.
(Surung, 2008).
III. Hasil Dan Pembahasan
II. Metodologi Penelitian 3.1 Peningkatan Populasi Daphnia Magna
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 Populasi Daphnia magna menggunakan
bulan yakni dari bulan Juli-Agustus 2016. Bertempat penambahan EM4 dengan dosis yang berbeda
di Unit Pengelolaan Teknis Dinas (UPTD) Balai mengalami peningkatan dan penurunan populasi
Benih Ikan (BBI) Kota Gorontalo. yang berbeda. Grafik peningkatan populasi Daphnia
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri magna dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
dari wadah toples, Oxymeter, thermometer, kertas
lakmuas, gelas ukur, sendok makan, blower, selang
aerasi, kran aerasi dan batu aerasi. Bahan yang
digunakan yakni air bersih, EM4 (Effective
Microorganisme-4) dan Daphnia magna.
Variabel yang diamati dalam penelitian ini
meliputi :
1. Jumlah peningkatan Populasi
Penghitungan populasi Daphnia magna
dilakukan secara langsung menggunakan indra
penglihatan (mata) setiap hari pada pagi hari. Toples
diberi cahaya lampu dan dilakukan penghitungan.
Pada saat populasi tidak dapat dihitung lagi Gambar 1. Jumlah populasi Daphnia magna
menggunkan mata. Maka dilakukan penyiponan dan
dihitung dalam cawan petri sampai habis. Berdasarkan Gambar 1 di atas, bahwa
2. Laju Pertumbuhan Populasi peningkatan jumlah populasi tertinggi setelah hari
Jumlah populasi Daphnia magna hasil kesatu sampai dengan hari keempat pada
pengamatan ditabulasi dalam microsoft exel untuk penamabahan EM4 dosis 1 ml, dengan jumlah
menghitung laju pertumbuhan populasi. Menurut populasi sebesar 94 individu/liter, pada akhir
Kusumaryanto (1988) dalam Dina (2002) laju pengamatan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya
pertumbuhan populasi Daphnia dihitung dari hari bahan organik dan bakteri yang terkandung dalam
pertama samapai puncak populasi menggunkan media kultur yang dapat dimanfaatkan langsung
rumus. oleh Daphnia magna sebagai sumber makanannya,
Data hasil perhitungan pertumbuhan sehingga terjadi pertambahan jumlah individu yang
populasi Daphnia magna yang diperoleh diuji baru.

317
Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 6, Nomor 4, Desember 2018

Menurut Darmanto dkk., (2000) kebiasaan yang terkandung dalam probiotik EM4 yang diberikan
makan Daphnia, dengan cara membuat aliran pada secara berlebihan atau disebut dosis lethal.
media, yaitu dengan menggerakan alat tambahan Menurut Rahayu dan Piranti (2011)
yang ada di mulut, sehingga makanan masuk ke ketersediaan oksigen terlarut merupakan salah satu
dalam mulutnya. Jenis makanan yang baik untuk faktor pemicu menurunnya kondisi lingkungan/media
pertumbuhan Daphnia adalah bakteri, fitoplankton kultur Daphnia sehingga berpotensi mengakibatkan
dan detritus. Pernyataan ini diperkuat oleh menurunnya jumlah populasi. Sanyoto (2000)
Mokoginta (2003) Daphnia memakan berbagai menyatakan salah satu penyebab menurunnya
macam bakteri, ragi, alga bersel tunggal, dan populasi Daphnia yakni kematian beberapa Daphnia
detritus. Bakteri dan fungi menduduki urutan dewasa yang tidak mampu beradaptasi dengan
teratas dari nilai nutrisi baginya. Sedangkan lingkungan yang baru.
makanan utama bagi Daphnia adalah alga dan Dina (2002) berpendapat bahwa konsentrasi
protozoa. Daphnia mengambil makanannya dengan pemupukan menggunakan bahan organik yang
cara menyaring makanan atau “filter feeding”. sangat tinggi dapat mencemari media pemeliharaan
Delbare dan Dhert (1996) menyatakan bahwa akibat dari bahan organik yang tidak dapat
hanya pakan yang berukuran kecil saja yang dapat dioksidasi dan dapat menghasilkan gas CO2. Pada
dikonsumsi. Daphnia sp. merupakan kelompok lingkungan yang mengandung bahan organik yang
udang-udangan kecil yang bersifat non selective berlebihan dapat bersifat anaerob yang dapat
filter feeder, mudah dikultur, waktu panen cepat dan menghambat difusi oksigen terlarut oleh Daphnia.
dapat diperkaya dengan bahan-bahan tertentu. Akibatnya Daphnia kekurangan oksigen dan
Selanjutnya Diperkuat oleh pernyataan Priyambodo mengalami kematian.
dan Wahyuningsih (2001), Daphnia sp. bersifat non
3.2 Laju Pertumbuhan Populasi Daphnia magna
selektif filter feeder yakni memakan apa saja yang
Data hasil jumlah populasi Daphnia magna
ukuranya sesuai dengan bukaan mulutnya. Pakan
yang diperoleh selanjutnya ditabulasikan ke dalam
Daphnia sp. adalah bakteri, fitoplankton, alga,
tabel untuk dilakukan perhitungan laju pertumbuhan
diatome, protozoa dan detritus.
populasi Daphnia magna. Data hasil perhitungan
Pada perlakuan B, C dan D dengan
laju pertumbuhan populasi Daphnia magna dapat
penambahan EM4 dosis 3, 5 dan 7 ml, pada hari
dilihat pada Tabel 1 berikut :
kesatu menunjukan penurunan populasi sampai
dengan hari ketiga dan setelah hari ketiga masing-
Tabel 1. Data Hasil Perhitungan Laju Pertumbuhan
masing media kultur menunjukkan peningkatan
Populasi Daphnia magna
jumlah populasi yang tidak jauh berbeda yakni
sebesar 19, 14 dan 12 individu/liter. Penurunan Perlakuan EM4
jumlah populasi Daphnia magna selama Ulangan Dosis Dosis Dosis Dosis
pemeliharaan kemungkinan dipengaruhi oleh dosis 1 ml 3 ml 5 ml 7 ml
EM4 yang ditambahkan telalu banyak. Kepekatan 1 0,40 0,11 0,06 0,03
EM4 pada dosis 3,5 dan 7 ml diduga dapat
menghambat difusi oksigen pada Daphnia magna, 2 0,17 0,09 0,07 0,05
sehingga dari awal pemeliharaan banyak Daphnia
3 0,31 0,08 0,03 0,01
magna dewasa yang ditebar mengalami kematian.
Hal ini nampak terlihat pada media pemeliharaan Rataan 0,29 0,09 0,05 0,03
warna air menjadi pekat. Kepekatan media
pemeliharaan ini kemungkinan dipengaruhi oleh zat
Laju pertumbuhan adalah bertambahnya
jumlah invidu pada waktu tertentu dalam satu

318
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - UNG

populasi. Laju pertumbuhan populasi tertinggi D tidak berbeda nyata dan perlakuan A berbeda
terdapat pada perlakuan A menggunakan EM4 sangat nyata pada perlakuan B, C dan D. Data pada
dengan dosis 1 ml. Hal ini dikarenakan oleh adanya masing-masing perlakuan menunjukkan angaka-
peningkatan populasi yang optimal. Sedangkan angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berarti
untuk perlakuan B dosis 3 ml, C dosis 5 ml dan D berbeda nyata pada taraf α 1%.
dosis 7 ml, pertumbuhan Daphnia magna, terhambat Menurut Zahidah dkk., (2012) pertumbuhan
karena terjadi kematian. Daphnia terdiri dari fase adaptasi, fase
Data hasil perhitungan laju pertumbuhan eksponensial, fase stationer dan fase kematian.
populasi (Tabel 1) di atas, memperjelas hasil Fase adaptasi merupakan tahap untuk Daphnia
pengamatan pada Gambar 1 bahwa, laju magna beradaptasi pada wadah kultur yang baru.
pertumbuhan populasi Daphnia magna tertinggi Fase adaptasi terlihat hasil yang sama antar
yakni pada dosis rendah 1 ml/l air. Sedangkan dosis perlakuan B, C dan D fase adaptasi berlangsung
EM4 3, 5 dan 7 ml rata-rata pertumbuhan Daphnia pada hari ke-0 sampai hari ke-3 dan pada perlakuan
magna terhamabat. Hal ini diduga selain kepekatan A tidak menunjukkan adanya tahap adaptasi
media pemeliharaan yakni Daphnia magna pada (Gambar 4). Pada perlakuan A menunjukkaan
dosis yang lebih tinggi membutuhkan proses Daphnia magna cepat menyesuaikan terhadap
adaptasi yang lebih lama. Tidak menutup wadah kultur yang baru. Ini dikarenakan pemberian
kemungkinan bahwa setelah 4 hari masa adaptasi, EM4 dosis 1 ml optimal untuk pertumbuhan Daphnia
Daphnia magna dapat tumbuh secara pesat. Oleh magna. Fase eksponensial pada perlakuan A terjadi
sebab tersedianya sumber makanan yang melimpa dari hari ke-0 sampai dengan hari ke-4. Untuk
dan belum termanfaatkan. perlakuan B, C dan D terjadi pada hari yang sama
Data laju pertumbuhan populasi Daphnia yakni hari ke-4. Hal Ini diduga oleh tingginya dosis
magna (Tabel 1), pada masing-masing perlakuan EM4 yang diberikan sehingga Daphnia magna
selanjutnya ditabulasi kedalam tabel untuk membutuhkan proses adaptasi yang lebih lama.
melakukan uji statistika Analisis Of Variance Laju pertumbuhan populasi yang tinggi pada
(ANOVA). Data hasil analisis yang diperoleh perlakuan A didukung oleh kemampuan Daphnia
disajikan dalam Tabel 2 berikut : magna yang mampu mengoptimalkan pakan dan
parameter kualitas air di wadah kultur dan juga dosis
Tabel 2. Data Hasil (ANOVA)
EM4 masih dalam kisaran toleransi Daphnia magna.
Hal ini berarti bahwa dengan penambahan dosis
EM4 1 ml bisa meningkatkan laju pertumbuhan
populasi Daphnia magna. Kandungan dan zat hara
yang terkandung didalamnya dapat dimanfaatkan
oleh Daphnia magna untuk tumbuh dan berkembang
biak. Hal ini sesuai dengan penelitian Ruslan dkk.,
Tanda dua bintang (**) pada tabel 2 di atas (2009) dalam Izzah et al., (2014). Hasil penelitiannya
mengindikasikan bahwa pertumbuhan populasi dengan penggunaan EM4 1 ml sebagai hasil yang
harian Daphnia magna dengan padat tebar yang 5, optimum untuk pertumbuhan Daphnia.
10 dan 15 individu/liter berpengaruh sangat nyata Menurut Hardianto (2004) EM4 adalah suatu
pada pada taraf 1%. Sehingga dilakukan uji lanjut larutan yang terdiri atas kultur campuran mikroba
menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hal ini yang bermanfaat dan berfungsi sebagai bioinokulan.
bermaksud untuk melihat sejauh mana letak Adapun organisme utama yang terkandung dalam
perbedaan pada masing-masing perlakuan. Hasil uji kultur EM4 di antaranya: Bakteri fotosintetik, bakteri
BNT (lampiran 4) menunjukkan perlakuan B, C dan asam laktat, ragi, actinomycetes, dan jamur

319
Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 6, Nomor 4, Desember 2018

fermentasi. Kendali dkk., (2015) menambahkan Suhu (⁰C) 29 29


bahwa EM4 mengandung zat hara berupa C-organik
pH 7 7
dan Nitrogen.
Djarijah (1995) menyatakan, makanan utama DO (mg/l) 3,2 3,4
Daphnia terdiri dari tumbuh-tumbuhan renik
(fitoplankton), sisa-sisa (hancuran bahan organik, C Suhu (⁰C) 29 29
dan hewan-hewan renik (zooplankton). Pernyataan pH 6 6
ini diperkuat oleh Rahmawati (2008) bahwa Daphnia
magna termasuk hewan filter feeder yaitu memfilter DO (mg/l) 3,0 3,2
air untuk mendapatkan pakannya berupa berbagai
D Suhu (⁰C) 30 29
macam bakteri, ragi, alga bersel tunggal, detritus
dan bahan organik terlarut. pH 6 6
Pupuk yang sering digunakan dalam kultur
Daphnia adalah pupuk organik yang berasal dari
kotoran ternak, jenis yang sering digunakan adalah Data kualitas air di atas (Tabel 3) menunjukkan
kotoran ayam. Proses penguraian (dekomposisi) bahwa pH dan Suhu merupakan kisaran optimum
pupuk organik ini akan menumbuhkan bakteri yang untuk budidaya Daphnia magna. Akan tetapi kisaran
pada gilirannya akan dimanfaatkan sebagai pakan DO air pada perlakuan B, C dan D dibawah dari
bagi Daphnia (Zahidah dkk., 2012). Djarijah (1995) batas optimum. Sehingga menghambat
menyatakan jumlah pupuk 2-5 gram kotoran ayam pertumbuhan Daphnia magna. Berdasarkan hasil
kering dan 0.2 gram tepung bungkil kelapa/liter air penelitian Prastya dkk., (2016) oksigen terlarut
dapat digunakan untuk kultur Daphnia. berkisar antara 3,93-4,23 mg/l, pH 8,7-92 dan suhu
28,1-28,4 merupakan kisaran optimum untuk kultur
3.3 Kualitas Air Daphnia magna. Diperkuat oleh Delbare dan Dhert
Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air (1996) bahwa, Suhu 22-32⁰C, DO > 3,5 mg/l, pH 6-8
yang dilakukan selama penelitian dapat dilihat pada optimum untuk pertumbuhan Daphnia.
Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Hasil Pengukuran Kualitas Air Selama IV. Kesimpulan dan Saran
Penelitian Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
Pemberian Probiotik EM4 (Effective Microorganisme-
Parameter Pengukuran Hari
Ke- 4) memberikan pengaruh terhadap laju pertumbuhan
Perlakuan Kualitas
populasi Daphnia magna. Laju pertumbuhan
Air Awal Akhir populasi Daphnia magna tertinggi terdapat
DO (mg/l) 4,4 3,6 perlakuan A dengan dosis EM4 1 ml.

A Suhu (⁰C) 25 29 Sesuai dengan penelitian ini maka


sebaiknya dalam budidaya Daphnia magna
pH 7 7 digunakan probiotik EM4 dengan dosis 1 ml/liter air,
dan perlu dilaukan penelitian lebih lanjut dengan
B DO (mg/l) 3,4 3,4
waktu pengamatan yang lebih lama.

320
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - UNG

Daftar Pustaka

Darmanto, Satyani Darti, Putra Adhisa, Chumaidi dan D, Rochjat Mei. 2000. Budidaya Pakan Alami Untuk
Benih Ikan Air Tawar. Bdan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Instalasi Penelitian dan
Pengkajian. Teknologi Pertanian Jakarta.
Delbare, D. And P. Dhert. 1996. Cladocerans, Nematodes and Trochophora Larvae. FAO Fisheries Technical
Paper. FAO.
Dina Ansaka. 2002. Pemanfaatan Ampas Sagu Metroxylon sagu Rottb dan Eceng Gondok Eichhornia
crasspies Dalam Kultur Daphnia sp. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
Bogor IPB.
Djarijah, A.S. 1995. Pakan Ikan Alami. Yogyakarta : Kanisius.
Hardianto, R. 2004. Petunjuk Teknis Rakitan Teknologi BPTP Karangploso.
Izzah, N. Suminto and Herwanti, E. V. 2014. Journal of aquaculture management and techbology.
Kendali Wongso Aji. 2015. Pengaruh Penambahan EM4 (Effective Microorganisme-4) Pada Pembuatan Viogas
Dari Eceng Gondok dan Rumen Sapi. Tugas Akhir. Program Studi Teknik Kimia. Fakultas
Teknik. Universitas Negeri Malang.
Mokoginta dan Pelawi. 2003. Pengaruh Pemberian Daphnia sp. Yang Diperkaya dengan Sumber Lemak yang
Berbeda Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Nila, Oreochromis
niloticus.Jurnal Akuakultur Indonesia, 2(1) : 7-11.
Prastya Wahyu, Dewiyanti Irma dan Ridwan T. 2016. Pengaruh Pemberian Dosis Hasil Fermentasi Tepung Biji
Kedelai Dengan Ragi Terhadap Pertumbuhan Populasi Daphnia magna. Jurnal Ilmiah Mahasiwa
Kelautan Perikanan Unsyiah. Volume 1. Nomor 1. Universitas Syiah Kuala Lumpur Darusalam. Banda
Aceh.
Priyambodo, K. dan T. Wahyuningsih. 2001. Budidaya Pakan Alami untuk Ikan. Penebar Swdaya, Jakarta.
Putri Endang Pebrihanifa. 2016. Pemanfaatan Bioflok Sebagau Sumber Pakan Daphnia sp. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Lampung.
Rahayu, D.R.U.S., dan N. Andriyani. 2011. Produksi ephipum Daphnia (Daphnia sp) dan Teknik Pasca
Panennya. Makalah Prosiding Seminar Nasional “Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan
Kearifan Lokal Berkelanjutan 2011”. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Rahmawati. 2008. Ekotoksisitas biodiesel dari minyak jelantah (sumber: rumah makan cepat saji) dengan
Bioindikator daphnia magna linn. Skripsi. Program studi biologi. Fakultas sains dan teknologi.
Universitas islam negeri. Syarif hidayatullah. Jakarta.
Sanyoto Hari Mardi Panca. 2000. Konsentrasi Kotoran Kuda Optimum Terhadap Pertumbuhan Puncak
Populasi. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor IPB.
Surung, M.Y., 2008. Pengaruh Dosis EM4 ( Effective Microorganisms-4) dalam Air Minum Terhadap Berat
Badan Ayam Buras. Jurnal Agrisitem. Desember 2008,vol4.No2. Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian (STPP).
Suwignyo, S. 1998..Avertebrata Air. Lembaga Sumberdaya Informasi.
Widayati Sri, Rochmah Nur Siti dan Zubedi. 2009. Biologi SMA/MA Kelas X. Departemen Pendidikan Nasional.
Pusat Perbukuan. Jakarta.
Zahidah, W. Gunawan, dan Subhan, U. 2012.Pertumbuhan populasi Daphnia sp yang diberi pupuk
limbahbudidaya keramba jarring apung (KJA) di waduk cirata yang telah di fermentasi EM4. Jurnal
Akuatika.

321

Anda mungkin juga menyukai