Anda di halaman 1dari 13

TURBOPROP ENGINE

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Propulsi II

Disusun Oleh :
Supriyanto (09050047)

Dosen pengampu mata kuliah: Suyitmadi,MT

JURUSAN TEKNIK PENERBANGAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUTJIPTO YOGYAKARTA
Jalan Janti blok R Lanud Adisutjipto telp (0274) 451262 Yogyakarta
2011/2012
PENDAHULUAN

Ketika membahas mesin turboprop tidak dapat dipisahkan dari pembahasan masalah
pesawat udara sebab mesin ini banyak dipakai pada mesin propulsi. Mesin propulsi adalah mesin
yang dipasang pada pesawat udara yang berfungsi untuk memproduksi gaya dorong (thrust).
Prinsip kerja mesin ini adalah merubah energi kimia yang terkandung di dalam bahan bakar
menjadi energi mekanik. Thrust digunakan untuk mendorong pesawat udara sehingga dapat
bergerak maju. Mesin turboprop adalah salah satu jenis mesin turbin yang diterapkan di pesawat
udara. Mesin turbin adalah mesin yang cara kerjanya menerapkan Siklus Brayton sehingga
proses kompresi, pembakaran, dan ekspansi terjadi pada tempat yang berbeda. Sedangkan mesin
piston atau reciprocating adalah mesin yang menerapkan Siklus Otto sehingga proses kompresi,
pembakaran, dan ekspansi dilakukan di tempat yang sama. Mesin turbin ada beberapa macam
jenisnya antara lain: ramjet, scramjet, turbojet, turbofan, turboshaft, propfan, dan turboprop.
Daya mesin turboprop dipergunakan untuk menggerakkan baling-baling (propeller). Hal ini
mirip dengan pada mesin piston dimana daya mesin juga digunakan untuk memutar baling-
baling. Kelebihan mesin turbin adalah kompak (ringkas), ringan, memiliki daya yang besar, dan
bebas vibrasi karena tidak ada bagian mesin yang bergerak translasi. Kelebihan inilah yang
menyebabkan mesin turboprop banyak dipakai di pesawat khususnya di pesawat transport dan
latih. Sedangkan kelebihan mesin piston adalah lebih irit dalam pemakaian bahan bakar. Mesin
piston hanya dipakai di pesawat kecil dan tidak dipakai pada pesawat transport yang besar karena
mesin ini memiliki berat yang cukup besar sehingga secara ekonomi tidak menguntungkan
karena mengurangi beban yang menguntungkan (payload) yaitu penumpang dan barang.

1.Sejarah

Gambar 1.8 menunjukkan bahwa efisiensi thermal, propulsi, dan total (overall) mesin
turboprop dan propfan yang terbesar dibandingkan mesin propulsi jenis lainnya. Gambar 1.8:
Karakteristik Efisiensi Beberapa Mesin Propulsi 1.3. Sejarah Mesin Turboprop Sejarah
perkembangan mesin turboprop dimulai dari mesin turboprop yang pertama yang diberi nama
Jendrassik . Mesin ini dirancang oleh seorang insinyur mesin berkebangsaan Hungaria bernama
Gyrgy Jendrassik. Ia membuat dan melakukan pengujian di Pabrik Ganz di Budapest sekitar
tahun 1939 - 1942. Mesin ini rencananya akan dipasang pada pesawat bomber Varga RMI-1 X/H
buatan Lszl Varga tapi proyek ini akhirnya gagal pada tahun 1940. 1CsInggris pertama kali
mengembangkan mesin turboprop Rolls-Royce RB.50 Trent seperti ditunjukkan oleh gambar
1.9.

Mesin ini memiliki baling-baling dengan diameter 7 feet 11 inchi. Gambar ini diambil pada saat
pengujian di Hucknall pada Maret 1945.

Uni Soviet mengembangkan contra-rotating propellers yang dipasang pada pesawat bomber Tu-
95 'Bear'. Pesawat ini dapat terbang mencapai kecepatan jelajah 575 mph. Pada waktu itu
kecepatan pesawat ini lebih cepat daripada pesawat jet yang pertama. Pesawat ini menjadi simbol
kesuksesan Uni Soviet dalam mengembangkan pesawat militer pada akhir abad 20. USA
mengembangkan pesawat Convair XFY Pogo dan Lockheed XFV Salmon pada tahun 1950 yang
juga bermesin contra-rotating turboprop. Mesin turboprop pertama yang dikembangkan Amerika
adalah General-Electric T-31. Saat ini produsen mesin turboprop yang paling populer adalah
Pratt & Whitney Canada PT6. Produk dari perusahaan ini

sudah mendunia. Bangsa Indonesia adalah salah satu konsumen Pratt & Whitney ketika
merancang pesawat N250.

1.1Cara Kerja Mesin Turboprop

Prinsip kerja mesin turboprop mirip dengan mesin turbojet namun ada perbedaan yang cukup
prinsip, pada mesin turboprop terdapat baling-baling sedangkan pada mesin turbojet tidak
terdapat baling-baling. Biasanya mesin turboprop dipakai pada pesawat dengan kecepatan
subsonik rendah. Komponen utama pada mesin turboprop adalah: intake, kompresor, ruang
bakar, turbin, and nozzle. Cara kerja mesin ini pada awalnya udara masuk dari atmosfer ke dalam
intake. Kemudian tekanan udara tersebut dinaikkan dengan menggunakan kompresor. Tujuan
peningkatan tekanan adalah untuk meningkatkan efisiensi pembakaran sebab pada saat pesawat
udara beroperasi yaitu terbang di ketinggian maka temperatur udaranya sangat rendah sehingga
sangat sulit untuk dilakukan pembakaran. Selanjutnya udara bertekanan tinggi diumpankan ke
ruang bakar dan dicampur dengan bahan bakar kemudian dilakukan pembakaran. Selanjutnya
gas panas hasil pembakaran diumpankan ke turbin. Turbin berfungsi merubah energi panas
(thermal) menjadi energi mekanik. Selain memutar kompresor, turbin juga memutar baling-
baling melalui roda gigi reduksi. Dan akhirnya gas sisa pembakaran dibuang ke atmosfer melalui
nozzle. Gambar 1.1 menunjukkan bagian-bagian dan cara kerja dari mesin Turboprop.
Keterangan gambar 1.1 adalah sebagai berikut:
UA : udara atmosfer RB : ruang bakar
I : intake T : turbin
K : kompresor N : nosel
BB : bahan bakar GB : gas buang
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa aliran udara atmosfer yang berwarna biru setelah melewati
propeller dibagi menjadi 2 (dua) alira yaitu aliran di luar mesin dan aliran di dalam mesin.
Ketika udara melewati ruang bakar berubah menjadi gas setelah melalui proses pembakaran.
Gas hasil pembakaran ditunjukkan dengan warna ungu. Di dalam gear box terdapat roda gigi
reduksi yang berfungsi untuk meningkatkan putaran propeller sehingga putaran propeller
akan lebih cepat dibandingkan dengan putaran turbin. Namun demikian putaran propeller
harus dibatasi dengan menggunakan governor. Posisi governor berada di dekat gear
box. Kecepatan propeller adalah jumlah dari kecepatan pesawat ditambahkan secara vektor
dengan kecepatan akibat putaran propeller. Governor membatasi putaran propeller supaya
kecepatan ujung dari propeller tidak mencapai kacepatan sonic atau supersonic. Jika
kecepatan total propeller mencapai kecepatan sonic atau supersonic akan terjadi gelombang
kejut (shock wave) yang mengakibatkan dragnya membesar sehingga efisiensi propeller
menurun.

1.2 Karakteristik Beberapa Mesin Propulsi


Mesin propulsi dapat berupa mesin piston, mesin turbin, dan roket. Saat ini mesin turbin
pemakaiannya sangat luas baik pada pesawat transport maupun pesawat militer .
Mesin turboprop banyak dipakai pada pesawat udara khususnya yang beroperasi pada
bilangan Mach kurang dari 1.

Koridor terbang beberapa jenis mesin propulsi ditunjukkan pada gambar 1.3 di bawah ini.
Gambar 1.3: Koridor Terbang Beberapa Jenis Pesawat Udara Gambar 1.3 menunjukkan bahwa
wilayah kerja mesin turboprop hampir sama dengan mesin piston dan helikopter yaitu pada
bilangan Mach dan ketinggian terbang yang rendah. Hal ini disebabkan karena ketiga mesin
tersebut memperoleh thrust dari putaran baling-baling dimana efisiensi propulsinya sangat
ditentukan oleh kerapatan udara (air density). Berbeda dengan mesin turbojet, ramjet, dan roket
yang tetap dapat beroperasi dengan efektif di ketinggian yang cukup besar sebab mesin jenis ini
memproduksi thrust dengan cara melontarkan gas buang sekuat-kuatnya.
Gambar 1.4: Efisiensi Propulsi Beberapa

Sistem Propulsi Subsonik


Gambar 1.4 menunjukkan efisiensi propulsi terhadap blangan Mach dari beberapa mesin
propulsi antara lain mesin piston/torak, turboprop, turbofan, dan turbojet. Dari gambar 1.4
dapat disimpulkan urut-urutan mesin propulsi jika dilihat dari efisiensi propulsinya dari yang
terbesar adalah mesin piston/torak, turboprop, turbofan, dan terakhir adalah mesin turbojet.
Pada mesin piston dan torboprop memiliki efisiensi propulsi yang terbesar dikaitkan dengan
grafik pada gambar 1.3 yang menyatakan kedua mesin tersebut beroperasi di ketinggian
rendah sehingga berada di lingkungan dengan kerapatan udara yang terbesar sehingga
produksi thrust lebih mudah dibandingkan jenis mesin lainnya yang beroperasi di ketinggan
besar.

Dari gambar 1.5 dapat disimpulkan bahwa mesin turboprop tergolong mesin yang hemat
bahan bakar walau masih kalah hemat jika dibandingkan dengan mesin piston. Sedangkan
gambar 1.6 menunjukkan bahwa thrust yang dihasilkan mesin turboprop tergolong kecil. Hal
ini cukup logis sebab mesin turboprop sangat irit dalam pemakaian bahan bakar sehingga
tenaga yang dihasilkan juga lebih kecil dibandingkan mesin turbojet yang lebih boros dalam
pemakaian bahan bakar.
Siklus Brayton

Pada tahun 1872 Brayton mulai mempublikasikan mesin temuannya. Berbeda dengan mesin
yang menerapkan siklus Otto atau Diesel, pada mesin ini proses kompresi dan ekspansi terjadi
secara terpisah. Siklus Brayton menjadi dasar pengembangan bagi mesin turbin gas pada era
sekarang. Mesin ini digolongkan sebagai mesin pembakaran dalam (internal combustion engine)
dan termasuk mesin dengan sistem terbuka (open system).

Mesin ini memiliki tiga komponen utama yaitu kompresor, ruang bakar, dan turbin. Kompresor
berfungsi meningkatkan tekanan udara yang ada di dalam ruang bakar. Dengan adanya
peningkatan tekanan udara di ruang bakar maka temperatur udara juga meningkat sehingga
efisiensi pembakaran meningkat. Ruang bakar berfungsi merubah energi kimia yang terkandung
di dalam bahan bakar menjadi energi panas (thermal). Sedangkan turbin berfungsi merubah
energi panas menjadi energi mekanik. Energi mekanik yang dihasilkan turbin pada mesin
turboprop digunakan untuk memutar kompresor dan baling-baling. Model sistem di bawah ini
akan lebih memperjelas cara kerja mesinini.
Gambar 3.1: Model Sistem Turbin Gas Sederhana Udara atmosfer (UA) masuk ke dalam
kompresor (K) melalui titik 1. Udara atmosfer dimampatkan oleh kompresor menjadi udara
bertekanan tinggi di titik 2. Bahan bakar (BB) dimasukkan ke ruang bakar (RB) selanjutnya
dilakukan pembakaran. Proses pembakaran terjadi di ruang bakar menghasilkan gas panas pada
titik 3. Gas panas digunakan untuk memutar turbin (T) dan gas buang (GB) dibuang ke atmosfer
pada titik 4. Turbin dan kompresor dikopel menunjukkan bahwa kerja turbin digunakan untuk
memutar kompresor dan sisanya menjadi energi yang berguna ()netW& untuk kebutuhan yang
lain. Model proses pada sistem turbin gas ideal sederhana ditunjukkan oleh gambar 3.2 di bawah
ini.

Gambar 3.2: Model Proses Turbin Gas Ideal Sederhana Proses kompresi secara isentropik terjadi
pada titik 1 ke titik 2. Proses pembakaran secara isobarik terjadi pada titik 2 ke titik 3.
Sedangkan proses ekspansi secara isentropik terjadi pada titik 3 ke titik 4.
1.3 Kelebihan mesin turboprop

Turboprop sangat efisien pada kecepatan penerbangan di bawah 450 mph karena kecepatan jet
baling-baling (dan buang) relatif rendah. Karena tingginya harga mesin turboprop, mereka sebagian
besar digunakan di mana kinerja tinggi pendek lepas landas dan mendarat ( STOL ) kemampuan dan
efisiensi pada kecepatan penerbangan sederhana diperlukan. Aplikasi yang paling umum dari mesin
turboprop dalam penerbangan sipil di kecil pesawat komuter , di mana keandalan mereka yang lebih
besar daripada mesin reciprocating biaya yang lebih tinggi offset awal mereka. Pesawat turboprop
sekarang beroperasi pada kecepatan yang sama dekat sekecil turbofan pesawat bertenaga namun
[2]
membakar dua pertiga dari bahan bakar per penumpang. Namun, dibandingkan dengan turbojet
(yang bisa terbang pada ketinggian tinggi untuk kecepatan ditingkatkan dan konsumsi bahan bakar) yang
baling-baling pesawat memiliki langit-langit jauh lebih rendah. Turboprop pesawat bertenaga telah
menjadi populer untuk pesawat semak-semak seperti Cessna Caravan dan Quest Kodiak sebagai bahan
bakar jet lebih mudah untuk mendapatkan di daerah terpencil daripada penerbangan kelas bensin

1.4 Kekurangan mesin turboprop

turboprop,jenis ini mempunyai kelemahan yaitu tidak mampu mensupport high speed dan high
altitude,hanya mencapai 25.000feet saja. Dan turbofan ini lah yang bisa menjawab semua requirment
dari airlines yaitu: irit bahan bakar,mempunyai tenaga dorong yang besar.kelemahan propeller tersebut
dapat dikurangi atau di kompresi misalnya dengan memperkecil diameter daun propeller yang
banyak,melakukan ke belakang(sweeping) daun propeller untuk menurun kehilangan Mach relative.Hal
tersebut merupakan prinsip dasar dari pengembangan prop-fan yang mampu beroperasi pada kecepata
tinggi.selanjutnya pengembangan propeller dengan langkah (pith) yang variable (pitch propeller)
merupakan usaha mempertahankan efisiensi propeller dalam daerah operasi yang luas dan landasan
pacu yang pendek.
Referensi:

www.scribd.com/doc/21981396/Dasar2Turboprop

Anda mungkin juga menyukai