Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Anak Sehat dan Dimensinya

Definisi sehat menurut UU No.9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan, sehat
adalah sehat badan, rohani (mental), dan sosial, bukan hanya sebatas dari penyakit-penyakit,
cacat, dan kelemahan. Kesehatan rohani atau jiwa adalah kondisi yang memungkinkan
perkembagan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang. Sedangkan
kesehatan jasmani yaitu kondisi yang memungkinkan pertumbuhan serta perkembangan
badan. Sehat itu bisa diartikan sebagai sehat jiwa dan raga.
Jadi, Anak Sehat merupakan suatu kondisi atau keadaan anak yang normal atau stabil,
baik fisik, mental, sosial, maupun ekonomi. Anak sehat itu adalah anak yang normal
intelegensinya yaitu IQ 80 ke atas, sehingga dapat masuk Sekolah Dasar biasa, bahkan yang
lambat belajarnya pun (slow learner) juga bisa masuk sekolah biasa. Berikut anak sehat dapat
dilihat dari tingkat intelegensianya (IQ). Di bawah ini adalah klasifikasi IQ yaitu sebagai
berikut :
a) Lebih dari 140 : Genius
b) Antara 120-139 : Very Superior
c) Antara 110-119 : Superior
d) Antara 90-109 : Normal, rata-rata
e) Antara 80-89 : Subnormal, Bodoh (slow leaner)
f) Antara 70-79 : Garis Batas (borderline)
g) Antara 50-69 : Debil (dapat dididik dan dilatih)
h) Antara 30-40 : Embicil (tidak dapat dididik)
i) Kurang dari 30 : Idiot (tidak dapat dididik dan dilatih).
Anak sehat itu biasanya super aktif dalam tingkah lakunya maupun cara berkomunikasi,
dia lebih suka bergerak daripada diam, biasanya suka jahil terhadap teman-temannya. Jahil
tersebut merupakan proses perkembangan anak yang mempunyai rasa ingin tahunya sangat
tinggi.
Disini ada beberapa ciri-ciri Anak Sehat, Menurut Departemen Kesehatan RI (1993), di
antaranya yaitu:
a) Tumbuh dengan baik, dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan secara teratur
dan proporsional.
b) Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya.
c) Gesit, aktif dan gembira.
d) Mata bersih dan bersinar.
e) Nafsu makan baik.
f) Bibir dan lidah tampak segar.
g) Pernafasan tidak berbau.
h) Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering/kusam.
i) Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.[2]
Bila batasan kesehatan yang terdahulu UU No.9 Tahun 1960 itu hanya mencakup 3
dimensi atau aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial. Maka dalam pengertian anak sehat yang
menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1992, disitu terdapat 4 kategori dimensi anak sehat,
di antaranya yaitu sebagai berikut:
1. Fisik (badan) yaitu tubuh atau raga yang sehat dan bebas dari penyakit.
2. Mental (jiwa) maksudnya adalah seseorang yang memiliki motivasi, perasaan, dan
pemikiran yang kuat dalam menjalani kehidupannya alias dapat mengontrol dirinya agar tetap
stabil.
3. Sosial maksudnya adalah seseoarang yang selalu mampu menyesuaikan diri pada setiap
lingkungan sosial di sekitarnya.
4. Ekonomi maksudnya adalah produktivitas seseorang dalam hidupnya.
Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang itu tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental,
dan sosial saja, akan tetapi diukur juga dari aspek ekonomi atau produktivitasnya dalam arti
mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi.
Segi Fisik

Anak yang sehat dari segi fisik memiliki pertambahan berat dan tinggi badan yang sesuai
dengan usianya. Tulang dan otot anak juga berkembang dengan baik. Selain itu, anak terlihat
aktif dan mampu berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan ketangkasan fisik.

Segi Psikis

Anak yang sehat dari segi psikis umumnya pintar berbicara, peka terhadap sesuatu, responsif
saat diajak berbicara, dan selalu terlihat ceria.

Segi Sosial

Anak yang sehat dari segi sosial akan terlihat mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya, riang gembira saat berada dengan teman-temannya, serta mau berbagi kepada
teman-temannya.

Jagalah kesehatan anak Anda dengan pemberian makanan bergizi dan stimulasi sesuai usia.

Lengkapi menu makanannya dengan berbagai zat yang lengkap dan seimbang, seperti:

Karbohidrat: Nasi, kentang, jagung.


Protein: Makanan laut, daging, unggas, telur, kacang-kacangan, biji-bijian.
Buah: Berikan buah-buahan secara bervariasi (dapat dalam bentuk buah segar, buah beku,
atau buah yang sudah dikeringkan). Hal tersebut lebih baik daripada memberikan jus buah,
karena kandungan vitamin di dalam jus buah sudah berkurang.
Sayur: Berikan berbagai macam sayuran, mulai dari sayuran berwarna hijau, merah, dan
oranye. Semakin bervariasi semakin baik, karena setiap sayur mengandung nutrisi yang
berbeda.
Biji-bijian: Pilih bahan makanan yang mengandung biji-bijian utuh, seperti roti gandum utuh,
oatmeal, quinoa, dan beras merah. Batasi konsumsi biji-bijian olahan.

Anda mungkin juga menyukai