Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah
Sejarah Indonesia yang membahas tentang Kerajaan Kediri ini.
Makalah yang kami buat ini meliputi : Sejarah Perkembangan Kerajaan
Kediri, Letak Kerajaan, Nama-nama Rajanya, Kehidupan Kerajaan, dan
Kemunduran/Kehancuran dari Kerajaan Kediri ini. Selain itu, disini kami juga
melampirkan isi yang singkat sehingga mudah untuk dipahami.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula makalah yang kami
buat ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,
kami mohon saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Jatisari, Oktober 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar. ............................................................................................... i


Daftar Isi ......................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan ................................................................................... 1-2


A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 2

BAB II Pembahasan ................................................................................... 3-18


A. Letak Kerajaan Kediri .............................................................. 3
B. Sumber Sejarah Kerajaan Kediri .............................................. 3
C. Nama-nama Raja Kerajaan Kediri ........................................... 4
D. Kehidupan Kerajaan Kediri ..................................................... 8
E. Kemunduran/Kehancuran Kerajaan Kediri ............................. 18

BAB III Penutup .......................................................................................... 19


A. Simpulan ................................................................................ 19
B. Saran ....................................................................................... 19

Daftar Pustaka ............................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pelajaran sejarah di SD & SMP, kita pernah belajar tentang
kerajaan-kerajaan Hindu-Budha yang pernah berdiri di Indonesia, salah satunya
adalah Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri adalah kerajaan besar di Jawa Timur
yang berdiri pada abad ke-12, tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan ini
merupakan bagian dari Kerajaan Mataram kuno. Pusat kerajaannya terletak di
dekat tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang
ramai. Ibukota kerajaan ini adalah Daha (yang berarti kota api), yang terletak di
sekitar kota Kediri sekarang. Untuk lebih jelasnya, kami membuat makalah ini
dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui tentang Kerajaan Kediri, sehingga
pembaca dapat memahami dan mengetahui salah satu kerajaan besar di Jawa
Timur ini.

B. Rumusan Masalah
1. Dimana letak lokasi Kerajaan Kediri?
2. Apa saja sumber sejarah Kerajaan Kediri?
3. Siapa saja Raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Kediri?
Siapakah pendiri Kerajaan Kediri?
Siapakah Raja yang paling terkenal di Kerajaan Kediri?
Siapakah Raja terakhir yang memerintah di Kerajaan Kediri?
4. Bagaimana aspek kehidupan Kerajaan Kediri?
Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di bidang politik?
Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di bidang agama?
Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di bidang ekonomi?
Bagaimana kehidupan Kerajaan Kediri di bidang sosial budaya?
Apa saja hasil budaya dari Kerajaan Kediri?
5. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Kediri?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Umum : Untuk mengetahui tentang berdiri Kerajaan Kediri, masa
pemerintahan Kerajaan Kediri, aspek kehidupan di Kerajaan Kediri, dan
masa kehancuran atau kemunduran Kerajaan Kediri.
2. Khusus : Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia
mengenai materi kelas X tentang Kerajaan-Kerajaan pada masa Hindu-
Budha di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. LETAK KERAJAAN KEDIRI


Letak Kerajaan Kediri terdapat di Jawa Timur, berada di sebelah selatan
sungai Brantas, Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar kota
Kediri sekarang.

B. SUMBER SEJARAH KERAJAAN KEDIRI


1). Prasasti
Prasasti Sirah Keting (1104 M), yang memuat tentang pemberian hadiah
tanah kepada rakyat desa oleh Raja Jayawarsa.
Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono yang berisi
masalah keagamaan, diperkirakan berasal dari Raja Bameswara (117-1130
M).
Prasasti Ngantang (1135), yang menyebutkan tentang Raja Jayabaya yang
memberikan hadiah kepada rakyat Desa Ngantang sebidang tanah yang
bebas dari pajak.
Prasasti Jaring (1181 M) dari Raja Gandra yang memuat tentang sejumlah
nama-nama hewan seperti Kebo Waruga dan Tikus Finada.

3
Prasasti Kamulan (1194 M), yang menyatakan bahwa pada masa
pemerintahan Raja Kertajaya, Kerajaan Kediri telah berhasil mengalahkan
musuh yang telah memusuhi istana di Katang-katang.

2). Berita Asing


Berita asing tentang Kerajaan Kediri sebagian besar diperoleh dari berita
Cina. Berita cina ini merupakan kumpulan berita dari para pedagang Cina yang
melakukan kegiatan perdagangan di kerajaan Kediri. Seperti Kronik Cina
bernama Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua (1220 M). buku ini banyak
mengambil cerita dari buku Ling Wai Tai Ta (1778 M) karangan Chu Ik Fei.
Kedua buku ini menerangkan keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan
ke-13 M.

C. RAJA-RAJA KERAJAAN KEDIRI


AIRLANGGA
Airlangga (Bali, 990 - Belahan, 1049) atau sering pula ditulis Erlangga,
adalah pendiri Kerajaan Kahuripan, yang memerintah 1009-1042 dengan gelar
abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga
Anantawikramottunggadewa. Sebagai seorang raja, ia memerintahkan Mpu
Kanwa untuk mengubahKakawin Arjunawiwaha yang menggambarkan
keberhasilannya dalam peperangan. Di akhir masa pemerintahannya, kerajaannya
dibelah dua menjadi Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Janggala bagi kedua putranya.
Nama Airlangga sampai saat ini masih terkenal dalam berbagai cerita rakyat, dan
sering diabadikan di berbagai tempat di Indonesia.

a. SAMARAWIJAYA (1042)
Samarawijaya adalah putra Airlangga. Ia merupakan Raja pertama
sekaligus pendiri Kerajaan Kediri, Samarawijaya tidak diketahui dengan pasti
berlangsung berapa lama masa pemerintahannya. Kemungkinan Raja
Samarawijaya memulai pemerintahannya pada saat pemisahan Kerajaan oleh

4
Airlangga, yaitu sekitar tahun 1042. Tahun itu merupakan tahun yang sama
dengan tahun yang tertulis di Prasasti Pamwatan.

b. JAYASWARA (1104-1115)
Raja kedua Kerajaan Kediri adalah Sri Jayawarsa, yang disebut dalam
Prasasti Sirah Keting (1104), namun belum dipastikan bahwa ia pengganti
langsung Samarawijaya atau bukan. Ia merupakan Raja yang sangat giat
memajukan sastra sehingga ia dikenal dengan gelar Sastra Prabu (Raja Sastra).
Pada masanya Kresnayana dikarang Mpuh Triguna.

c. BAMESWARA (1115-1135)
Raja ketiga Kerajaan Kediri adalah Sri Bameswara yang disebut dalam
Prasasti Pandegelan I (sekitar 1116/ 1117), Prasasti Panumbangan (1120), dan
Prasasti Tangkilan (1130).

d. JAYABHAYA (1135-1157)
Raja keempat sekaligus Raja terbesar Kerajaan Kediri adalah Sri
Jayabhaya yang disebutkan dalam Prasasti Hantang (1135), Prasasti Talan (1136),
dan Kakawin Bharatayuddha (1157). Jayabhaya merupakan Raja yang menjadi
kenangan bagi rakyatnya, karena pada masa pemerintahnnya Kerajaan Kediri
berhasil menaklukan Kerajaan Jenggala dan berhasil mencapai puncak kejayaan
Kerajaan Kediri.

e. SARWESWARA (1159-1169)
Raja kelima Kerajaan Kediri adalah Sri Sarweswara yang disebutkan dalam
Prasasti Pandegelan II (1159) dan Prasasti Kahyunan (1161).

f. ARYESWARA (1169-1180/1181)
Raja keenam Kerajaan Kediri adalah Sri Aryeswara yang disebutkan dalam
Prasasti Meleri (1169) dan Prasasti Angin Tahun (1171).

5
g. SRI GANDHRA (1181-1182)
Raja ketujuh Kerajaan Kediri adalah Sri Gandhra yang disebutkan dalam
Prasasti Jaring (1181), masa pemerintahannya selama kurang lebih satu tahun.

h. KAMESWARA (1182-1194)
Raja kedelapan Kerajaan Kediri adalah Sri Kameswara yang disebutkan dalam
Prasasti Ceker (1182) dan dalam Kakawin Smaradhana. Dalam Kakawin
dikisahkan tentang perkawinan antara Kameswara dengan Putri Jenggala.

i. KERTAJAYA (1194-1222)
Raja kesembilan sekaligus Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Kertajaya
yang disebut dalam Prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194),
Prasasti Palah (1197), Prasasti Wates Kulon (1205), dan Kakawin
Negarakertagama serta Kakawin Pararaton.
Dalam Kakawin dikisahkan tentang perang Ganter saat masa akhir
pemerintahan Raja Kertajaya. Raja ini memiliki gelar Sri Maharaja Sri
Sarweswara Triwikramawatarananindita Srengga Digjayattunggadewanama.
Dalam tahun 1122 M Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok. Dengan kekalahan
Kertajaya itu berakhir pula kerajaan Kediri.

j. JAYAKATWANG (1292-1293)
Jayakatwang juga merupakan Raja yang berhasil membangun kembali
Kerajaan Kediri setelah berhasil memberontak terhadap Singosari sekaligus
membunuh Raja Kertanegara. Namun, keberhasilannya hanya bertahan setahun
akibat serangan menantu Kertanegara dan pasukan Mongol, sehingga runtuhlah
Kerajaan Kediri.

6
Dari Raja-Raja di atas, dapat diperoleh informasi, bahwa:
Pendiri Kerajaan Kediri adalah Airlangga, dengan Raja Pertamanya adalah
Samarawijaya.

Raja terkenal di Kerajaan Kediri adalah Jayabhaya.

Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Kertajaya, namun berhasil dibangun


kembali oleh Jayakatwang meskipun hanya bertahan satu tahun saja. Jadi bisa
dikatakan juga bahwa raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Jayakatwang.

7
D. KEHIDUPAN KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan Kediri merupakan kerajaan yang berdiri pada abad XI Masehi
dan merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang Kamulan yang didirikan oleh
Mpu Sindok dari Dinasti Isyana. Kerajaan ini terletak di wilayah pedalaman Jawa
Timur. Kerajaan ini merupakan hasil dari pembagian wilayah Kerajaan Medang
Kamulan yang dibagi menjadi dua yakni Panjalu dan Jenggala.
Nama Keraajaan Kediri sebelumnya adalah Panjalu.

Adapun kehidupan politik, agama, ekonomi, sosial dan budaya pada masa
Kerajaan Kediri adalah sebagai berikut :
a. Kehidupan Politik
Raja pertama Kediri adalah Samarawijaya. Selama menjadi Raja Kediri,
Samarawijaya selalu berrselisih paham dengan saudaranya, Mapanji Garasakan
yag berkuasa di Jenggala. Keduanya merasa berhak atas seluruh takhta Raja
Airlangga (Kerajaan Medang Kamulan) yang meliputi hampir seluruh wilayah
Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah. Akhirnya perselisihan tersebut
menimbulkan perang saudara yang berlangsung hingga tahun 1052. Peperangan
tersebut dimenangkan oleh Samarawijaya dan berhasil menaklukan Jenggala.
Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan
Jayabaya. Saat itu wilayah kekuasaan Kediri meliputi seluruh bekas wilayah
Kerajaan Medang Kamulan. Selama menjadi Raja Kediri, Jayabaya berhasil
kembali menaklukan Jenggala yanga sempat memberontak ingin memisahkan diri

8
dari Kediri. Keberhasilannya tersebut diberitakan dalam prasasti Hantang yang
beraangka tahun 1135.
Prasasti ini memuat tulisan yang berbunyi Panjalu jayati yang artinya
Panjalu menang. Prasasti tersebut dikeluarkan sebagai piagam pengesahan
anugerah dari Jayabaya untuk penduduk Desa Hantang yang setia pada Kediri
selam perang melawan Jenggala.
Sebagai kemenangan atas Jenggala, nama Jayabaya diabadikan dalam
kitab Bharatayuda. Kitab ini merupakn kitab yang digubah oleh Mpu Sedah dan
Mpu Panuluh. Bharatayuda memuat kisah perang perbutan takhta Hastinapura
antara keluarga Pandhawa daan Kurawa. Sejarah pertikaian anatar Panjalu dan
Jenggala mirip dengan kisah tersebut sehingga kitab Bharatayuda dianggap
sebagai legitimasi (klaim) Jayabaya untuk memperkuat kekuasaannya atas seluruh
wilayah bekas Kerajaan Medang Kamulan.
Selain itu, untuk menunjukkan kebesaran dan kewibawaan sebagai Raja
Kediri, Jayabaya menyatakan dirinya sebagai keturunan Airlangga dan titisan
Dewa Wisnu. Selanjutnya ia mengenakan lencana narasinga sebagai lambang
Kerajaan Kediri.
Pada masa pemerintahan Ketajaya Kerajaan Kediri mulai mengalami
kemunduran. Raja Kertajaya membuat kebijakan yang tidak populer dengan
mengurangi hak-hak brahmana. Kondisi ini menyebabkan banyak brahmana yang
mengungsi ke wilayah Tumapel yang dkuasai oleh Ken Arok. Melihat kejadian ini
Kertajaya memutuskan untuk menyerang Tumapel. Akan tetapi pertempuran di
Desa Ganter, pasukan Kediri mengalami kekalahan dan Kertajaya terbunuh. Sejak
saat itu Kerajaan Kediri berakhir dan kedudukannya digantikan oleh Singasari.

b. Kehidupan Agama
Masyarakat Kediri memiliki kehidupan agama yang sangat religius.
Mereka menganut ajaran agama Hindu Syiwa. Hal ini terlihat dari berbagai
peninggalan arkeolog yang ditemukan di wilayah Kediri yakni berupa arca-arca di
candi Gurah dan Candi Tondowongso. Arca-arca tersebut menunjukkan latar
belakang agama Hindu Syiwa. Para penganut agama Hindu Syiwa menyembah

9
Dewa Syiwa, karena merekaa mempercayai bahwa Dewa Syiwa dapat menjelma
menjadi Syiwa Maha Dewa (Maheswara), Dewa Maha Guru, dan Makala. Salah
satu pemujaan yang dilakukan pendeta adalah dengan mengucapkan mantra yang
disebut Mantra Catur Dasa Syiwa atau empat belas wujud Syiwa.

c. Kehidupan Ekonomi
Perekonomian di Kediri bertumpu pada sektor pertanian dan perdagangan.
Sebagai kerajaan agraris, Kediri memiliki lahan pertanian yang baik di sekitar
Sungai Brantas. Pertanian menghasilkan banyak beras dan menjadikannya
komoditas utama perdagangan. Sektor perdagangan Kediri dikembangkan melalui
jalur pelayaran Sungai Brantas. Selain beras, barang-barang yang diperdagangkan
di Kediri antara lian emas, perak, kayu cendana, rempah-rempah, dan pinang.
Pedagang Kediri memiliki peran penting dalam perdagangan di wilyah
Asia. Mereka memperkenalkan rempah-rempah diperdagangan dunia. Mereka
membawa rempah-rempah ke sejumlah Bandar di Indonesia bagian barat, yaitu
Sriwijay daan Ligor. Selanjutnya rempah-rempah dibawa ke India, Teluk Persia,
Luat Merah. Komoditas ini kemudian diangkut oleh kapal-kapal Venesia menuju
Eropa. Dengan demikian, melalui Kediri wilayah Maluku mulai dikenal dalam
lalu lintas perdagangan dunia.

d. Kehidupan Sosial Budaya


Pada masa pemerintahan Raja Jayabaya, struktur pemerintahan Kerajaan
Kediri sudah teratur. Berdasarkan kedudukannya dalam pemerintahan, masyarakat
Kedri dibedakan menjadi tiga golongan sebagai berikut :
1. Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat yang terdapat
dalam lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok
pelayannya.
2. Golongan masyarakat thani (daerah), yaitu golongan masyarakat yang
terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilyah thani (daerah).

10
3. Golongan masyarakat nonpemerintah, yaitu golongan masyarakat yang
tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara
resmi.

Kehidupan budaya Kerajaan Kediri terutama dalam bidang sastra


berkembang pesat. Pada masa pemerintahan Jayabaya kitab Bharatayuda berhasil
digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Selain itu Mpu Panuluh menulis kitab
Hariwangsa dan Gatotkacasrayaa. Selanjutnya pada masa pemerintahan
Kameswara muncul kitab Smaradhahana yang ditulis oleh Mpu Dharmaja serta
kirab Lubdaka dan Wertasancaya yang ditulis oleh Mpu Tanakung. Pada masa
pemerintahan Kertajaya terdapat Pujangga bernama Mpu Monaguna yang menulis
kitab Sumansantaka dan Mpu Triguna yang menulis kitab Kresnayana.

e. Hasil Budaya
adapun hasil budaya dari Kerajaan Kediri antara lain :
1. Candi Penataran

Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat daya
Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter dpl. Dari
prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini dibangun pada
11
masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut
digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan
Majapahit sekitar tahun 1415

2. Candi Gurah

Candi Gurah terletak di kecamatan di Kediri, Jawa Timur. Pada tahun 1957
pernah ditemukan sebuah candi yang jaraknya kurang lebih 2 km dari Situs
Tondowongso yang dinamakan Candi Gurah namun karena kurangnya dana
kemudian candi tersebut dikubur kembali

3. Candi Tondowongso

Situs Tondowongso merupakan situs temuan purbakala yang ditemukan pada


awal tahun 2007 di Dusun Tondowongso, Kediri, Jawa Timur.
Situs seluas lebih dari satu hektare ini dianggap sebagai penemuan terbesar
untuk periode klasik sejarah Indonesia dalam 30 tahun terakhir (semenjak

12
penemuan Kompleks Percandian Batujaya), meskipun Prof.Soekmono pernah
menemukan satu arca dari lokasi yang sama pada tahun 1957. Penemuan situs ini
diawali dari ditemukannya sejumlah arca oleh sejumlah perajin batu bata
setempat.
Berdasarkan bentuk dan gaya tatahan arca yang ditemukan, situs ini diyakini
sebagai peninggalan masa Kerajaan Kediri awal (abad XI), masa-masa awal
perpindahan pusat politik dari kawasan Jawa Tengah ke Jawa Timur. Selama ini
Kerajaan Kediri dikenal dari sejumlah karya sastra namun tidak banyak diketahui
peninggalannya dalam bentuk bangunan atau hasil pahatan.

4. Arca Buddha Vajrasattva

Arca Buddha Vajrasattva ini berasal dari zaman Kerajaan Kediri (abad X/XI).
Dan sekarang merupakan Koleksi Museum fr Indische Kunst, Berlin-Dahlem,
Jerman

5. Prasasti Kamulan

13
Prasasti Kamulan ini berada di Desa Kamulan, Trenggalek, Jawa Timur.
Prasasti ini dibuat dan dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Kertajaya, pada
tahun 1194 Masehi, atau 1116 Caka. Melalui prasasti ini disebutkan bahwa hari
jadi dari Kabupaten Trenggalek sendiri tepatnya pada hari Rabu Kliwon, tanggal
31 Agustus 1194.

6. Prasasti Galunggung

Prasasti Galunggung memiliki tinggi sekitar 160 cm, lebar atas 80 cm, lebar
bawah 75 cm. Prasasti ini terletak di Rejotangan, Tulungagung. Di sekeliling
prasasti Galunggung banyak terdapat tulisan memakai huruf Jawa kuno. Tulisan
itu berjajar rapi. Total ada 20 baris yang masih bisa dilihat mata. Sedangkan di sisi
lain prasasti beberapa huruf sudah hilang lantaran rusak dimakan usia. Di bagian
depan, ada sebuah lambang berbentuk lingkaran. Di tengah lingkaran tersebut ada
gambar persegi panjang dengan beberapa logo. Tertulis pula angka 1123 C di
salah satu sisi prasasti.

7. Prasasti Jaring

14
Prasasti Jaring yang bertanggal 19 November 1181. Isinya berupa pengabulan
permohonan penduduk desa Jaring melalui Senapati Sarwajala tentang anugerah
raja sebelumnya yang belum terwujud.vDalam prasasti tersebut diketahui adanya
nama-nama hewan untuk pertama kalinya dipakai sebagai nama depan para
pejabat Kadiri, misalnya Menjangan Puguh, Lembu Agra, dan Macan Kuning.

8. Candi Tuban

Pada tahun 1967, ketika gelombang tragedi 1965 melanda Tulungagung. Aksi
Ikonoklastik, yaitu aksi menghancurkan ikon ikon kebudayaan dan benda yang
dianggap berhala terjadi. Candi Mirigambar luput dari pengrusakan karena adanya
petinggi desa yang melarang merusak candi ini dan kawasan candi yang dianggap
angker.
Massa pun beralih ke Candi Tuban, dinamakan demikian karena candi ini
terletak di Dukuh Tuban, Desa Domasan, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten
Tulungagung. Candi ini terletak sekitar 500 meter dari Candi Mirigambar. Candi
Tuban sendiri hanya tersisa kaki candinya. Setelah dirusak, candi ini dipendam
dan kini diatas candi telah berdiri kandang kambing, ayam dan bebek.
Menurut Pak Suyoto, jika warga mau kembali menggalinya, maka kira kira
setengah sampai satu meter dari dalam tanah, pondasi Candi Tuban bisa
tersingkap dan relatif masih utuh. Pengrusakan atas Candi Tuban juga didasari
legenda bahwa Candi Tuban menggambarkan tokoh laki laki Aryo Damar,

15
dalam legenda Angling Dharma dan jika sang laki laki dihancurkan, maka dapat
dianggap sebagai kemenangan.
9. Prasasti Panumbangan

Pada tanggal 2 Agustus 1120 Maharaja Bameswara mengeluarkan prasasti


Panumbangan tentang permohonan penduduk desa Panumbangan agar piagam
mereka yang tertulis di atas daun lontar ditulis ulang di atas batu. Prasasti tersebut
berisi penetapan desa Panumbangan sebagai sima swatantra oleh raja sebelumnya
yang dimakamkan di Gajapada. Raja sebelumnya yang dimaksud dalam prasasti
ini diperkirakan adalah Sri Jayawarsa.

10. Prasasti Talan

16
Prasasti Talan/ Munggut terletak di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar. Prasasti ini
berangka tahun 1058 Saka (1136 Masehi). Cap prasasti ini adalah berbentuk
Garudhamukalancana pada bagian atas prasasti dalam bentuk badan manusia
dengan kepala burung garuda serta bersayap. Isi prasasti ini berkenaan dengan
anugerah sima kepada Desa Talan yang masuk wilayah Panumbangan
memperlihatkan prasasti diatas daun lontar dengan cap kerajaan Garudamukha
yang telah mereka terima dari Bhatara Guru pada tahun 961 Saka (27 Januari
1040 Masehi) dan menetapkan Desa Talan sewilayahnya sebagai sima yang bebas
dari kewajiban iuran pajak sehingga mereka memohon agar prasasti tersebut
dipindahkan diatas batu dengan cap kerajaan Narasingha.
Raja Jayabhaya mengabulkan permintaan warga Talan karena kesetiaan yang
amat sangat terhadap raja dan menambah anugerah berupa berbagai macam hak
istimewa.

E. KEMUNDURAN/KEHANCURAN KERAJAAN KEDIRI


Kerajaan Kediri runtuh pada masa pemerintahan Kertajaya, dan dikisahkan
dalam Pararaton dan Nagarakertagama. Pada tahun 1222 Kertajaya sedang
berselisih melawan kaum Brahmana, perselisihan ini terjadi karena Raja Kertajaya
memerintahkan kaum Brahmana untuk menyembah dia sebagai raja, namun para
kaum Brahmana menolak dan kemudian meminta perlindungan Ken Arok akuwu
Tumapel. Kebetulan Ken Arok juga bercita-cita memerdekakan Tumapel yang
merupakan daerah bawahan Kediri. Perang antara Kediri dan Tumapel terjadi
dekat Desa Ganter. Pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan pasukan
Kertajaya. Dengan demikian, berakhirlah masa Kerajaan Kediri, yang sejak saat
itu kemudian menjadi bawahan Tumapel atau Singhasari.
Setelah Ken Arok mengangkat Kertajaya, Kediri menjadi suatu wilayah
dibawah kekuasaan Singhasari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya
sebagai bupati Kediri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama
Sstrajaya. Pada tahun 1271 Sastrajaya digantikan putranaya, yaitu Jayakatwang.
Jayakatwang memberontak terhadap Singhasari yang dipimpin oleh Kertanegara,
karena dendam masa lalu dimana leluhurnya Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok.

17
Setelah berhasil membunuh Kertanegara, Jayakatwang membangun kembali
kerajaan Kediri, namun hanya bertahan satu tahun dikarenakan serangan
gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Mongol dan pasukan menantu
Kertanegara, Raden Wijaya.

18
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan analisa kami dari sejumlah referensi yang saya baca, kami dapat
menyimpulkan beberapa hal tentang Kerajaan Kediri yaitu :
Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan yang besar yang pernah berkuasa
di Nusantara. Kerajaan Kediri sudah ada sebelum Raja Airlangga membagi
Kerajaan Mataram Kuno menjadi dua bagian.
Kerajaan Kediri sempat menjadi kerajaan yang kaya dan disegani di Asia.
Kerajaan Kediri mengalami 2 kali pendirian masa, yang pertama saat Airlangga
membagi Kerajaan Mataram Kuno, yang kedua saat Jayakatwang berhasil
mengalahkan Kertanegara.

B. SARAN
Sebenarnya terbentuknya Kerajaan Kediri ini dapat kita telusuri dari
sejarah Kerajaan Medang Kamulan, yaitu merupakan Kerajaan lanjutan dari
Mataram Lama di Jawa Tengah. Letak Kerajaan Medang Kamulan berada di
wilayah Jawa Timur. Kerajaan Medang Kamulan menjadi kerajaan tersendiri
sejak Mpu Sindok membentuk Dinasti Baru yaitu Isyana.
Menurut Ir. Soekarno beliau berkata JASMERAH Jangan Lupakan
Sejarah, maka kita penerima warisan (sejarah) hendaknya lebih giat lagi mencari
pengetahuan mengenai sejarah-sejarah masa lampau. Contoh kecil adalah mencari
peristiwa apa saja yang terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Dengan demikian kita akan menambah rasa patriotisme (cinta tanah air) yang
sebagai pemuda-pemudi bangsa sangat penting memiliki jiwa tanah air, guna
membangun bangsa yang lebih baik lagi.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/PurnaSenda/kerajaan-kediri-15219260?related=1
http://kumsej.blogspot.com/2012/11/dinasti-kediri_18.html
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:iLha9ZnvvHsJ:macheda.
blog.uns.ac.id
http://id.wikipedia.org/wiki/kerajaan_panjalu_ciamis
http://taniacaroline.wordpress.com/2010/08/18/kerajaan-medang-kamulan/
http://tatkalam.blogspot.com
http://ilhamblogindonesia.blogspot.com/2013/08/10-benda-benda-dan-bangunan-
peningalan.html#ixzz3Jec3BzxC
http://id.wikipedia.org/wiki/Airlangga
http://sejarahn.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://okkybrawid.blogspot.com/
http://ainuttijar.blogspot.com/2010/12/sejarah-kerajaan-kerajaan-di-
indonesia.html
http://ainuttijar.blogspot.com/2010/12/sejarah-kerajaan-kerajaan-di-
indonesia.html
http://www.google.co.id/image
http://www.materisma.com/2014/08/sejarah-kerajaan-kediri-kehidupan.html?m=1
http://juragansejarah.blogspot.in/2012/05/sejarah-kerajaan-kediri.html?m=1
http://pendidikan4sejarah.blogspot.in/2011/01/kerajaan-kediri.html?m=1
https://prezi.com/ojv9wlodr9sp/sejarah-kerajaan-kediri/
https://indriblb.wordpress.com/2013/06/26/raja-raja-di-kerajaan-kediri/comment-
page-1/
http://www.eastjava.com/tourism/kediri/ina/history.html
http://sejarahn.blogspot.in/2012/05/normal-0-false--false-false-in-x-none-
x.html?m=1
http://jaluherlambang.blogspot.in/2012/11/makalah-kerajaan-kediri.html?m=1

20

Anda mungkin juga menyukai